Penilaian Saham
Penilaian Saham
Penilaian Saham
SAHAM
NILAI INTRINSIK DAN NILAI PASAR
Dalam penilaian saham dikenal adanya tiga
jenis nilai, yaitu:
Nilai buku.
Nilai yang dihitung berdasarkan pembukuan
perusahaan penerbit saham (emiten).
Nilai pasar.
Nilai saham di pasar.
Nilai intrinsik (teoritis) saham.
Nilai saham yang sebenarnya atau
seharusnya terjadi.
ILUSTRASI NILAI NOMINAL, NILAI
BUKU, DAN NILAI PASAR
Nilai nominal, nilai buku, dan nilai pasar (harga penutupan) akhir tahun pada tahun
2001 s.d. 2003 (dalam rupiah per lembar saham).
PT Telekomunikasi Tbk
2001 2002 2003
Nilai nominal: 500 500 500
Nilai buku: 925 1.450 1.718
Nilai pasar: 3.200 3.850 6.750
PT Indofood Sukses Makmur Tbk
2001 2002 2003
Nilai nominal: 100 100 100
Nilai buku: 389 390 434
Nilai pasar: 625 600 800
PT Astra International Tbk
2001 2002 2003
Nilai nominal: 500 500 500
Nilai buku: 1.011 2.492 2.902
Nilai pasar: 1.950 3.150 5.000
PT Bank Central Asia Tbk
2001 2002 2003
Nilai nominal: 500 250 250
Nilai buku: 3.287 1.912 2.059
Nilai pasar: 1.475 2.500 3.325
PT Ekadharma Tape Industry Tbk
2001 2002 2003
Nilai nominal: 500 500 500
Nilai buku: 1.040 1.086 1.113
Nilai pasar: 450 500 950
NILAI INTRINSIK DAN NILAI PASAR
Investor berkepentingan untuk mengetahui
ketiga nilai tersebut sebagai informasi penting
dalam pengambilan keputusan investasi yang
tepat.
Dalam membeli atau menjual saham, investor
akan membandingkan nilai intrinsik dengan
nilai pasar saham bersangkutan (overvalued
atau undervalued).
NILAI INTRINSIK DAN NILAI PASAR
PV CF1 k1
PV CF2 k2
PV CFt kt
PV CFn kn
Vo
n
CFt dimana:
t 1 ( 1 k t )
t Vo
CFt
= Nilai sekarang dari suatu saham
= Aliran kas yang diharapkan pada periode t
kt = return yang disyaratkan pada periode t
n = jumlah periode aliran kas
MODEL DISKONTO DIVIDEN
Model ini untuk menentukan estimasi harga
saham dengan mendiskontokan semua aliran
dividen yang akan diterima di masa datang.
Perumusan model secara matematis:
D1 D2 D3 D
P̂0 ........
(1 k) (1 k) 2 (1 k) 3 (1 k)
Dt
P̂0 (1 k)
t 1
t
dimana:
P̂0 = Nilai intrinsik saham dengan model diskonto dividen
D1, D2, … D = Dividen yang akan diterima di masa datang
k = tingkat return yang disyaratkan
MODEL PERTUMBUHAN NOL
Model ini berasumsi bahwa dividen yang
dibayarkan perusahaan tidak akan mengalami
pertumbuhan.
Rumus untuk menilai saham dengan model ini
adalah:
D0
P̂0
k
MODEL PERTUMBUHAN NOL
Contoh: misalkan saham A menawarkan dividen
tetap sebesar Rp. 800. Tingkat return yang
disyaratkan investor adalah 20%.
800
P̂0 Rp. 4000
0,20
A B
D0= Rp. 1.000 D1= Rp. 1.200 D2= Rp. 1.440 D3= Rp. 1.728 D4= Rp. 1.900,8
Rp. 1.043,48 k
D4 1.900,8
1.088,85 k P̂3
k - g c 0,15 - 0,10
1.136,19 k
24.996,14 = Rp. 38.016
k
Rp. 28.264,66
MENENTUKAN RETURN YANG
DISYARATKAN
Tingkat return yang disyaratkan, k, digunakan
sebagai tingkat diskonto dalam model diskonto
dividen.
Tingkat return yang disyaratkan merupakan
tingkat return minimal yang diharapkan
investor sebagai kompensasi atas risiko untuk
bersedia berinvestasi.
MENENTUKAN RETURN YANG
DISYARATKAN
Untuk berinvestasi pada aset yang berisiko,
investor akan mensyaratkan adanya tambahan
return sebagai premi risiko.
Tingkat return yang disyaratkan (k) merupakan
tingkat return minimal yang diharapkan
investor sebagai kompensasi atas risiko untuk
bersedia berinvestasi.
Jawab:
Dividend payout perusahaan adalah Rp200 /
Rp500 = 0,4 atau 40 persen. Maka rasio tingkat
laba ditahan adalah 1 – 0,40 = 0,60 atau 60
persen. Dengan demikian tingkat pertumbuhan
berkelanjutan adalah 10 persen x 60 persen =
0,40 x 60 persen = 24 persen.
PENERAPAN MODEL DISKONTO DIVIDEN