Alks Kel 3-1
Alks Kel 3-1
Alks Kel 3-1
Disusun Oleh :
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Proses akuntansi yang dimulai dari identifikasi kejadian dan transaksi hingga
penyajian dalam laporan keuangan memerlukan sebuah kerangka dasar penyusunan
dan penyajian laporan keuangan. Kerangka dasar serta kerangka konseptual akuntansi
adalah suatu sistem yang melekat dengan tujuan-tujuan serta sifat dasar yang
mengarah pada standar yan konsisten dan terdiri atas sifat, fungsi dan batasan dari
akuntansi keuangan dan laporan keuangan. Kerangka konseptual diperlukan agar
dihasilkan standar dan aturan yang koheren, dan disusun atas dasar yang sama
sehingga menambah pengertian dan kepercayaan para pengguna laporan keuangan
serta dapat dibandingkan di antara perusahaan yang berbeda atau periode yang
berbeda.
Telah banyak peneliti di bidang akuntansi, baik muslim maupun non muslim
yang menelaah teori maupun penelitian tentang tujuan maupun kerangka dasar atas
laporan keuangan syariah. Misalnya AAOIFI (Accounting and Auditing Organization
For Islamic Financial Institutions), sebagai organisasi yang mengembangkan
akuntansi dan auditing bagi lembaga keuangan sayariah di tingkat dunia telah
mengeluarkan pernyataan akuntansi Nomor 1 dan 2 tentang tujuan akuntansi
keuangan dan konsep akuntansi keuangan untuk bank dan lembaga keuangan syariah.
Sementara itu, Dewan Standar Akuntansi Indonesia (DSAK) menyusun PSAK
Syariah tentang konsep dasar penyusunan penyajian laporan keuangan syariah.
Untuk itu penuliasn dalam bab ini dibagi menjadi dua bagian, bagian pertama
menjelaskan tentang kerangka dasar dan laporan keuangan sesuai PSAK sehingga
besar insinya adalah mengenai PSAK. Bagian kedua tentang kerangka dasar dan
laporan keuangan menurut AAOIFI dan para pemikir akuntansi islam.
B. Rumusan Masalah
1. Apa Tujuan Akuntansi Keuangan dan Laporan Keuangan?
2. Bagaimana Paradigma Asas dan Karakteristik Transaksi Syariah?
3. Bagaimana Bentuk Laporan Keuangan Syariah?
4. Apa Saja Syarat Kualitatif Menurut AAOIFI dan Pemikiran Islam?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui tujuan akuntansi keuangan dan laporan keuangan.
2. Untuk menjelaskan paradigama asas dan karakteristik transaksi syariah.
3. Untuk menjelaskan bentuk laporan keuangan syariah.
4. Untuk mengetahui syarat kualitatif menurut AAOIFI dan pemikiran islam.
BAB II
PEMBAHASAN
1
Sri Nurhayati dan Wasilah, Akuntansi Syariah Di Indonesia Edisi 4, Salemba Empat, 2015. Hlm 115-116
- Untuk meningkatkan kemampuan manejerial dan produktivitas dari lembaga
keuangan syariah.
- Untuk menyiapkan informasi laporan keuangan yang berguna kepada
pengguna laporan keuangan sehingga mereka dapat membuat keputusan yang
tepat dalam berhubungan dengan lembaga keuangan.
b. Tujuan Laporan Keuangan kepada pengguna informasi luar, sebagai berikut:
- Memberikan informasi tentang kepatuhan lembaga keuangan syariah terhadap
syariah islam, termasuk informasi tentang pemisahan antara pendapatan dan
pengeluaran yang boleh dan menurut syariah islam.
- Memberikan informasi tentang sumber daya ekonomi dan kewajiban lembaga
keuangan syariah.
- Memberikan informasi kepada pihak yang terkait dengan penerimaan dan
penyaluran zakat pada lembaga keuangan syariah.
- Memberikan informasi untuk mengetimas arus kas yang dapat direalisasikan,
waktu realisasi dan risiko yang mungkin timbul dari transaksi dengan lembaga
keuangan syariah.
- Memberikan informasi agar penguna laporan keuangan dapat menilai dan
mengevaluasi lembaga keuangan syariah apakah telah menjaga dana sera
melakukan investasi dengan tepat termasuk memperoleh imbal hasil yang
memuaskan.
- Memberikan informasi tentang pelaksanaan tanggung jawab sosial dari
lembaga keuangan syariah.
Akuntansi syariah memberikan penekanan kepada dua hal, yaitu akuntabilitas
dan pelaporan. Akuntabilitas tercermin melalui tauhid bahwa segala sesuatu di dalam
dunia ini harus berjalan sesaui dengan aturan Allah SWT dan melalui fungsi manusia
sebagai khalifah Allah di bumi. Pada saat yang sama akuntansi merupakan bentuk
pertanggungjawaban manusia kepada Allah di mana seluruh aturan dalam melakukan
kegiatan bisns dan personal harus seduai dengan atauran Syariah Islam.
c. Pemakai dan kebutuhan informasi menurut AAOIFI antara lain sebagai
berikut:
1. Pemegang saham
2. Pemegang investasi
3. Pemilik dana
4. Pemilik dana tabungan
5. Pihak yang melakukan transaski bisnis
6. Pengelola zakat
7. Pihak yang mengatur
2. Paradigma, Asas dan karakteristik transaksi keuangan
1. PARADIGMA
Transaksi Syariah didasarkan paradigma dasar bahwa alam semesta diciptakan
oleh Allah SWT sbagai amanah (kepercayaan illahi) dan sarana kebahagiaan hidup
bagi seluruh umat manusia untuk mencapai kesejahteraan hakiki secara material dan
spiritual (al-falah).Substansinya adalah bahwa setiap aktivitas umat manusia
memiliki akuntabilitas dan nilai illahiah yang menempatkan perangkat syariah dan
akhlak sebagai parameter baik dan buruk,benar dan salahnya aktivitas usaha.Dengan
cara ini akan terbentuk integritas yang akhirnya akan membentuk karakteristik tata
kelola yang baik (good governance) dan disiplin pasar (market discipline)yang baik.2
2. ASAS TRANSAKSI SYARIAH
4
Ikatan Akuntansi Indonesia, Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan, PSAK No.100,
(Jakarta: DSAK-IAI, 2007). Hlm 9
menggunakan dua transaksi bersamaan yang berkaitan (Ta’alluq) dalam satu
akad
Tidak ada distorsi harga melalui rekayasa permintaan (najasy),maupun melalui
rekayasa penawaran (ihtikar),dan
Tidak mengandung unsur kolusi dengan suap menyuap (risywah)
3. Bentuk laporan keuangan
Bentuk laporan keuangan yang diminta oleh AAOIFI pada prinsipnya sama
dengan yang terdapat pada PSAK, tetapi AAOIFI secara tegas menyatakan bahwa
laporan keuangan yang dimaksud adalah laporan keuangan untuk perbankan syariah.
Laporan keuangan yang diminta oleh AAOIFI antara lain sebagai berikut:
a. Laporan posisi keuangan
b. Laporan laba rugi
c. Laporan perubahan ekuitas
d. Laporan arus kas
e. Laporan investasi yang dibatasi dan ekuivalennya
f. Laporan sumber dan penggunaan dana zakat serta dana sumbangan
g. Laporan sumber dan penggunaan dana qard hasan5
5
Sri Nurhayati dan Wasilah, Akuntansi Syariah di Indonesia, (Jakarta: Salemba Empat, 2014), hlm. 101
e) Catatan dan schedule tambahan, merupakan penampung dari informasi tambahan
yang relevan termasuk pengungkapan tentang risiko dan ketidakpastian yang
mempengaruhi entitas.6
8
Sri Nurhayati dan Wasilah, Akuntansi Syariah Di Indonesia Edisi 4, Salemba Empat, 2015. Hlm 121-122
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Tujuan Akuntansi Keuangan; menentukan hak dan kewajiban dari pihak yang terlibat
menjaga aset dan hak-hak lembaga keuangan syariah, meningkatkan kemampuan manejerial
dan produktivitas dari lembaga keuangan syariah, menyiapkan informasi laporan keuangan
yang berguna kepada pengguna laporan keuangan.
Transaksi Syariah didasarkan paradigma dasar bahwa alam semesta diciptakan oleh
Allah SWT sebagai amanah (kepercayaan illahi) dan sarana kebahagiaan hidup bagi seluruh
umat manusia untuk mencapai kesejahteraan hakiki secara material dan spiritual (al-falah).
Asas transaksi syariah berdasarkan pada, Asas Persaudaraan, Keadilan, Kemaslahatan,
Keseimbangan, Universalisme. Karakteristik transaksi syariah, dilakukan berdasarkan prinsip
saling paham dan saling ridha, bertransaksi diakui sepanjang objeknya halal dan baik, Uang
hanya berfungsi sebagai alat tukar dan satuan pengukur nilai bukan sebagai komoditas, Tidak
mengandung unsur riba, kezaliman, maysir, gharar, haram, najasy, ihtikar, risywah, Transaksi
dilakukan berdasarkan suatu perjanjian yang jelas dan benar.
Laporan keuangan yang diminta oleh AAOIFI antara lain, Laporan posisi keuangan,
Laporan laba rugi, Laporan perubahan ekuitas, Laporan arus kas, Laporan investasi yang
dibatasi dan ekuivalennya, Laporan sumber dan penggunaan dana zakat serta dana
sumbangan, Laporan sumber dan penggunaan dana qard hasan.
Bentuk laporan keuangan syariah terdiri atas, Posisi Keuangan Entitas Syariah, disajikan
sebagai neraca, Informasi Kinerja Entitas Syariah, Informasi Perubahan Posisi Keuangan
Entitas Syariah, Informasi lain, Catatan dan schedule tambahan Syarat kualitatif laporan
keuangan menurut AAOIFI, Relevan, Dapat diandalkan, Dapat dibandingkan, Konsisten,
Dapat dimengerti.
Nurhayati, Sri dan Wasilah. 2015. Akuntansi Syariah Di Indonesia. Jakarta: Salemba Empat.
Ikatan Akuntansi Indonesia. 2007. Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan
Keuangan, PSAK No.100. Jakarta: DSAK-IAI.