Askep Hemoroid

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.

DENGAN HEMOROID

DI RUANG BEDAH

RSUD SULTAN SURIANSYAH BANJARMASIN

OLEH :

AGUS RIZKY MAULANA

NIM : 2014901110005

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANJARMASIN


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN PROFESI NERS
BANJARMASIN
2021
ASUHAN KEPERAWATAN

Hari/Tanggal : Rabu, 17 Februari 2021


Ruangan : Bedah

I. PENGKAJIAN
A. IDENTITAS
IDENTITAS PASIEN
Nama (inisial) : Tn. R
Usia / tanggal lahir : 52 tahun / 01 Dese 1968
Jenis kelamin : Laki-laki
Alamat : JL. Muning
Pendidikan : SD
Pekerjaan / sumber penghasilan : Sopir/taksi gambut
Status pernikahan : Menikah
Agama / keyakinan : Islam
Suku / bangsa : Madura
Tanggal masuk : 15 Februari 2021
Tanggal pengkajian : 17 Februari 2021
Diagnosa medik : Hemoroid
No. RM : 0-01-38-34

IDENTITAS PENANGGUNG JAWAB


Nama : Ny. K
Usia : 18 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Pekerjaan / sumber penghasilan : Pelajar
Alamat : JL. Muning
Hubungan dengan klien : Anak Klien

B. RIWAYAT KESEHATAN
1. Keluhan utama
Saat dilakukan pengkajian pada hari Rabu tanggal 17 Februari 2021 pukul 11.00
WITA pasien dalam keadaan umum lemah. Pasien mengeluh nyeri P : nyeri terdapat
pada daerah hemorid, Q: Perih, ditusuk-tusuk, R: rektum da anus, S: 4 (sedang)
(skala 1-10), T: Hilang timbul (± 30 detik). Keluarga pasien mengatakan pasien
kadang nampak gelisah dan cemas. Pasien mengatakan perasaan tidak nyaman
dengan situasi saat ini.

2. Riwayat Kesehatan /penyakit sekarang


Keluarga pasien mengatakan pada hari Senin 15 Februari 2021 keluarga pasien
membawa klien ke IGD RSUD Sultan Suriansyah Banjarmasin dengan keluhan
pasien mengatakan nyeri pada bagian anusnya dan timbul daging serta keluar darah
pada saat BAB maupun pada saat tertidur dan duduk. Setelah di IGD kemudian
pasien di bawa ke ruang Bedah untuk dirawat inap.

3. Riwayat Kesehatan/penyakit dahulu


Pasien mengatakan bahwa sudah merasakan sakit seperi ini sebelumnya sekitar 2
tahun yang lalu dan belum pernah masuk RS. Tidak ada riwayat kecelakaan, tidak
ada riwayat operasi, tidak ada alergi terhadap makanan dan obat-obatan dan pasien
jarang berobat ke pelayanan kesehatan. Pasien tidak memiliki riwayat penyakit
DM, Hipertensi dan Asma.

4. Riwayat Kesehatan/Penyakit Keluarga


Pasien mengatakan dalam keluarganya tidak memiliki riwayat penyakit DM,
Hipertensi dan Asma.

Genogram :
Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
: Klien
: Meninggal
: Serumah

C. PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan umum
Pasien tampak lemah. Tingkat kesadaran composmentis dengan nilai GCS : E(4)
bisa membuka mata spontan, V(5) dapat berbicara, orientasi baik dan sesuai, M(6)
baik, mengikuti perintah. Saat dikaji klien hanya berbaring di tempat tidur, pasien
terpasang infus.

Tanda-tanda vital:
- Tekanan darah: 119/76 mmHg
- Nadi : 60 x/m
- Respirasi : 20 x/m
- Suhu : 36,7 ̊C
- SPO2 : 98%
- Tinggi badan : 160 cm
- Berat badan : 60 kg

1. Kulit
Berdasarkan hasil inspeksi keadaan kulit pasien terlihat berwarna sawo matang,
keadaan bersih, dan lembab. Turgor kulit baik (kembali kurang dari 2 detik), tidak
ditemui adanya lesi.

2. Kepala dan leher


Berdasarkan hasil inspeksi, kepala pasien tampak bersih, tidak ada ketombe, warna
rambut hitam, keadaan rambut tumbuh merata. Keadaan kulit kepala baik, tidak ada
lesi. Pasien tampak menggerakkan kepala ke kanan dan kiri. Sedangkan
berdasarkan hasil palpasi, bentuk kepala pasien simetris dan tidak ada benjolan.
Pengkajian leher tidak adanya pelebaran vena jugularis, tidak terjadi pembesaran
limfe, tidak ada keterbatasan gerak leher.

3. Penglihatan dan Mata


Berdasarkan hasil inspeksi, keadaan mata tampak bersih, bentuk mata kiri dan
kanan simetris, sklera tidak ikterik. Tidak terdapat peradangan. Konjungtiva tidak
anemis. Pasien tidak menggunakan alat bantu penglihatan, tidak ada gangguan saat
melihat.

4. Penciuman dan hidung


Berdasarkan hasil inspeksi, keadaan hidung pasien tampak bersih, bentuk simetris
antara kiri dan kanan, tidak ada polip, tidak ada sinus, tidak ada perdarahan, tidak
ada peradangan, tidak ada kesulitan bernafas dan fungsi penciuman baik.

5. Pendengaran dan telinga


Berdasarkan hasil inspeksi, keadaan daun telinga normal dan simetris antara kiri
dan kanan, tidak ada terlihat kotoran telinga, dan bagian telinga terlihat bersih.
Fungsi pendengaran baik ditandai dengan pasien mendengar suara perawat dan
berkomunikasi dengan lancar.

6. Mulut dan gigi


Berdasarkan hasil inspeksi, kebersihan cukup, mukosa bibir tampak pucat, tidak
ada perdarahan dan peradangan, fungsi mengunyah dan menelan baik, jumlah gigi
pasien lengkap.

7. Dada, Pernafasan dan sirkulasi


a. Hidung
Inspeksi : Lubang hidung tampak simetris, tidak timbul cuping hidung saat
bernapas dan tidak terlihat menggunakan otot bantu napas, tidak
terdapat sekret, darah dan polip pada hidung, tidak terpasang NGT,
pasien tidak menggunakan alat bantu nafas, dan fungsi penciuman
baik..
b. Dada
Inspeksi : Bentuk dada pasien normal dan gerakan dinding dada simetris.
Tidak terlihat ictus cordis, tidak ada retraksi dinding dada.
Palpasi : Pada pemeriksaan taktil premitus getaran teraba pada seluruh
permukaan dada, iktus cordis teraba tapi tidak kuat angkat.
Perkusi : Terdengar bunyi sonor saat diperkusi.
Auskultasi : Suara nafas vesikuler Tidak terdengar suara nafas tambahan
c. Jantung
Inspeksi : Tidak terlihat iktus cordis
Palpasi : Taktil premitus teraba antara kiri dan kanan, iktus cordis
teraba tapi tidak kuat angkat
Perkusi : Terdengar redup saat diperkusi
Auskultasi : Suara jantung S1, S2 tunggal
Sirkulasi perfusi darah ke perifer normal, warna ujung jari normal, CRT < 2
detik, akral teraba dingin.

8. Abdomen
Inspeksi : Perut tidak terlihat bengkak dan tidak terdapat benjolan dan lesi.
Auskultasi : Bising usus 12x/menit
Perkusi : Suara abdomen terdengar tympani
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan pada abdomen, tidak teraba ada benjolan

9. Genetalia dan reproduksi


Pasien berjenis kelamin laki-laki, tidak tampak terpasang DC. Pasien tidak memiliki
masalah pada sistem reproduksi.

10. Ekstrimitas atas dan bawah


Kemampuan melakukan mobilisasi pasien dibantu keluarga pasien.

Skala kekuatan otot : 4444 4444


4444 4444
Keterangan :
- 0 = tidak ada kontraksi otot sama sekali
- 1 = terlihat/teraba getaran kontraksi otot tetapi tidak ada getaran sama sekali
- 2 = dapat menggerakan anggota gerak dan mampu melawan gravitasi
- 3 = dapat menggerakkan anggota gerak dan dapat melawan gravitasi
- 4 = dapat menggerakan sendi dengan aktif dan mampu melakukan tahanan
sedang
- 5 = dapat menggerakan sendi dengan gerakan penuh dan mampu melawan
gravitasi dengan tahanan penuh.

A. KEBUTUHAN FISIK, PSKOLOGI, SOSIAL DAN SPRITUAL


1. Aktivitas dan istirahat (di rumah/sebelum sakit dan di rumah sakit/saat sakit)
Di rumah : Pasien mengatakan selama di rumah beraktivitas dengan mandiri tidak
ada gangguan saat beristirahat.
Di RS : Pasien hanya beristirahat di tempat tidur, tidak ada melakukan aktivitas
lain, dan tidak ada gangguan saat beristirahat.
Skala aktivitas
Kemampuan Merawat Diri 0 1 2 3 4

Makan dan Minum √

Mandi √

Toileting √

Berpakaian √

Mobilitas di Tempat Tidur √

Berpindah √

Ambulasi/ROM √

Naik tangga √

Keterangan:
1 : Mandiri
1 : Di bantu sebagian
2 : Dibantu Orang Lain
3 : Dibantu Orang Lain dan Alat
4 : Ketergantungan / tidak mampu

2. Personal hygiene
Di rumah : Pasien mengatakan selama di rumah pasien mandi 3x sehari, mencuci
rambut dan gosok gigi, mengunting kuku setiap minggu.
Di RS : Selama di RS pasien diseka dan gosok gigi 1x sehari dengan dibantu
keluarga pasien.

3. Nutrisi
Di rumah : Pasien mengatakan selama di rumah makan 3 kali sehari, minum air
putih biasanya ± 4 gelas perhari dan tidak ada pantangan makan dan
minum. Pasien makan dengan mandiri dan selalu menghabiskan porsi
makan yang diberikan.
Di RS : Selama di RS pasien makan 3 kali sehari dan hanya dapat menghabiskan
setengah dari porsi makan yang diberikan, dan minum air putih ± 1
gelas perhari

4. Eliminasi
Di rumah : Pasien mengatakan selama di rumah BAB dan BAK mandiri dan
normal, frekuensi BAB 1 kali sehari pagi hari teratur dan BAK 4-5 kali
sehari. Tidak ada kesulitan saat BAB dan BAK.
Di RS : Selama di rawat di RS sampai hari pengkajian pasien belum ada BAB
dan BAK 4-5 kali sehari.

5. Seksualitas
Pasien berjenis kelamin laki-laki, sudah menikah dan memiliki 3 orang anak. Tidak
ada gangguan dalam seksualitas.

6. Psikososial
Hubungan pasien dengan keluarga baik, hubungan pasien dengan pasien lain
dirumah sakit baik, hubungan pasien dengan tenaga medis baik. Pasien berharap
kondisi pasien lekas pulih agar bisa lekas pulang ke rumah.

7. Spritual
Pasien beragama islam, selama di RS pasien tidak bisa melakukan sholat 5 waktu.
Keluarga selalu mendoakan untuk kesembuhan pasien.

I. DATA FOKUS
Data Subyektif :
- Pasien mengeluh nyeri
- P : Nyeri terdapat pada daerah rektum dan anus
Q: Perih, ditusuk-tusuk
R: Rektum dan anus
S: 4 (sedang) (skala 1-10)
T: Hilang timbul (± 30 detik)
- Keluarga pasien mengatakan pasien kadang nampak gelisah dan cemas
- Pasien juga mengatakan perasaan tidak nyaman dengan situasi saat ini

Data Objektif :
- Pasien tampak lemah
- Pasien tampak gelisah
- Pasien tampak menahan nyeri
- Pasien tampak berbaring ditempat tidur
- Pasien dalam melakukan aktivitas dibantu sebagian keluarga pasien

Tanda-tanda vital :
Tekanan darah : 119/76 mmHg
Nadi : 60 x/m
Respirasi : 20 x/m
Suhu : 36,7 ̊C
SPO2 : 98%

II. PEMERIKSAAN PENUNJANG


1. EKG
2. Thorax PA
3. Pemeriksaan Laboratorium

Hari/Tanggal : Senin, 15 Februari 2021


Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Normal
HEMATOLOGI
Leukosit 6.86 10ˆ/uL L : 3.70-11.66 P : 3.5-11.9
Eritrosit 4.87 10ˆ/uL L : 4.41-6.53 P : 3.8-5.8
Haemoglobin 15.0 g/dL L : 12.7-17.9 P : 10.5-15.7
Haematokrit 43.0 % L : 38.1-52.9 P : 32.7-46.7
MCV 88.3 fL L : 72.3-94.7 P : 70.7-96.3
MCH 30.8 Pg L : 23.6-32.8 P : 22.4-32.8
MCHC 34.9 g/dL L : 31.0-36.6 P : 30.2-35.8
Trombosit 262 10ˆ/uL L : 150.8-415.6 P : 169.8-
473.4
Difcount
Basofil 1.2 % 0-1
Eosinofil 14.6 % 2-4
Neutrofil 47.0 % 50-70
Limfosit 30.3 % 25-40
Monosit 6.9 % 2-8

Neutrofil Absolut 3.23 10ˆ/uL


Limfosit Absolut 2.08 10ˆ/uL
NLR 1.55 <3.13
HFLC 0.4 % 0.0-1.4

KIMIA DARAH
Karbohidrat
Glukosa sewaktu (Stik) 90 mg/dL <200
Faal Ginjal
Urea 26.7 mg/dL Anak-anak : 11-40
Dewasa : 13-44
Lansia : 17-50
Kreatinin 1.45 mg/dL L : 0.9-1.3 P : 0.6-1.1
Faal Hati
SGOT/AST 22.8 u/L 13-31
SGOT/ALT 12.8 u/L L: 10-40 P : 7-35
KIMIA DARAH
Faal Jantung
Troponin I <0.1 Ng/mL <0.3

III. TERAPI FARMAKOLOGI (OBAT-OBATAN)


Nama Obat Komposisi Golongan Indikasi/Kontaindikasi Dosis Cara
Obat Pemberian
Inf. RL Osmolaritas Elektrolit Indikasi : 20 tpm IV
(mOsm/L)=2 Mengembalikan keseimbangan 500 ml
73. Natrium elektrolit pada keadaan
(mmol/L)=1 dehidrasi dan syok
30 hipovolemik.

Kontraindikasi :
a. Hipernatremi
b. Kelainan ginjal
c. Kerusakan sel hati
d. Asidosis laktat.
Inj. Omeprazol Omeprazole Pronton Indikasi : 40 IV
20 mg Pump - Pengobatan jangka pendek mg/24
Inhibitor penderita tukak duodenal jam
(PPI) - Pengobatan jangka pendek
tukak lambung
- Pengobatan reefluks
esofagitis erosive
- Infeksi lambung disebabkan
oleh bakteri Helicobacter
Pylori

Kontraindikasi :
Hipersensitifitas terhadap
komponen omeprazole.
Inj. Ketorolac Tromethami Anti Indikasi: (K/P) IV
ne Inflamasi Untuk penatalaksanaan nyeri
Non Steroid akut yang berat jangka pendek
(OAINS) (<5 hari)

Kontraindikasi:
Hipersensitif terhadap
ketorolac tromethamine dan
pernah menunjukan reaksi
alergi terhadap aspirin atau
obat AINS lainnya.
Inj. Asam Asam Anti Indikasi: 2x1 IV
Tranexsamat tranexsamat fibrinolitik Gangguan visual dan okular 1 g/6-8
100 mg/mL (gangguan penglihatan warna), jam
vena retina atau oklusi arteri,
konjungtivitis lignus, kejadian
tromboemboli, kejang-kejang.
Kontraindikasi:
Penyakit tromboemboli aktif,
riwayat trombosis vena atau
arteri. Gangguan ginjal berat
Inj. Dexamethas kortikosteroi Indikasi: 3x1 IV
Dexamethason on 5 mg/mL d 5 mg
Kontraindikasi:
Tidak boleh diberikan pada
penderita jamur sistemik.
Tidak boleh diberikan
bersamaan dengan pemberian
vaksin
Ardium Micronized Antihemoroi Indikasi: 3x1 gr PO
purified d (wasir) Mengobati pembesaran
flavonoid pembuluh darah di rektum
(wasir) akut kronis
fraction
1000 mg. Kontraindikasi:
Pasien yang memiliki alergi
terhadap komponen obat ini.
Pasien dengan gangguan
perdarahan.

Sucralfate Sucralfate Antasida Indikasi: 3x1 gr PO


500 mg Menurunkan penyerapan
digoxin. Meningkatkan kadar
sukralfat di dalam darah jika
digunakan bersama suplemen
vit D.

Kontraindikasi:
Konstipasi. Sakit kepala.
Mulut kering. Pusing. Diare.
Insomnia. Perut kembung.
Mual atau muntah.

II. ANALISIS DATA


NO Tanggal / Data Fokus Etiologi Problem
Jam
1. 17 Februari DS : Agens cedera Nyeri akut (00132)
2021/11.00 - Pasien mengeluh biologis Domain 12
nyeri Kelas 1 (hal. 445)
- P : Nyeri terdapat
pada daerah anus
Q: Perih, ditusuk-
tusuk
R: Rektum dan anus
S: 4 (sedang) (skala
1-10)
T: Hilang timbul (±
30 detik)

DO :
- Pasien tampak
menahan nyeri
- Pasien tampak
berbaring
ditempat tidur
- TTV
TD : 119/76 mmHg
N : 60 x/m
R : 20 x/m
T : 36,7ºC
SPO2 : 98%
2. 17 Februari DS : Ancaman pada status Ansietas (00146)
2021/11.00 terkini Domain 9
- Keluarga pasien Kelas 2 (hal. 324)
mengatakan pasien
kadang nampak gelisah
dan cemas.
- Pasien mengatakan
perasaan tidak nyaman
dengan situasi saat ini

DO :

- Pasien tampak cemas


- Pasien tampak gelisah

III. PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN


1. Domain 12 Kenyamanan
Kelas 1 Kenyamanan Fisik
Kode Diagnosis 00132
Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera biologis (NANDA 2018-2020)
2. Domain 9 Koping/toleransi Stres
Kelas 2 Respons Koping
Kode Diagnosis 00146
Ansietas berhubungan dengan ancaman pada status terkini (NANDA 2018-2020)

V. PERENCANAAN KEPERAWATAN

NO No. Diagnosa Nursing Outcome Nursing Intervention Rasional


Dx
1. 00132 Nyeri Setelah dilakukan 1. Lakukan pengkajian 1. Mengetahui skala
tindakan keperawatan nyeri secara nyeri pasien
akut b.d
selama 1 x 24 jam nyeri komperehensif 2. Mengetahui reaksi
agen akut pada pasien teratasi, 2. Observasi reaksi non nyeri non verbal
cidera dengan kriteria hasil: verbal dari 3. Mengetahui
1. Mampu mengontrol ketidaknyamanan kondisi TTV
biologis nyeri 3. Monitor TTV pasien
2. Mampu mengenali 4. Kontrol lingkungan 4. Mengurangi rasa
nyeri yang dapat nyeri pasien
3. Menyatakan rasa mempengaruhi rasa 5. Meringankan rasa
nyaman setelah nyeri nyeri nyeri pasien
berkurang 5. Ajarkan teknik nafas 6. Memberikan terapi
4. Nyeri hilang dengan dalam yang tepat kepada
skala nyeri 0-2 6. Kolabarasi dalam pasien
5. Penurunan rasa nyeri penanganan nyeri
dari skala 4 sampai
skala nyeri 2 dengan
skala pengukuran
( Numerik Rating
Scale).
2. 00146 Ansietas Setelah dilakukan 1. Gunakan pendekatan 1. Pasien merasa
b.d tindakan keperawatan yang menenangkan nyaman dan tidak
ancaman selama 1 x 24 jam 2. Dengarkan dengan terganggu
pada ansietas teratasi, dengan penuh perhatian 2. Pasien merasa
status kriteria hasil: 3. Bantu pasien diperhatikan
terkini 1. Mampu mengenal situasi yang 3. Mengkaji masalah
mengidentifikasi dan menimbulkan yang dihadapi
mengungkapkan gejala kecemasan pasien
cemas. 4. Instruksikan pasien 4. Kondisi pasien
2. Mengidentifikas,meng menggunakan teknik menjadi lebih
ungkapkan dan relaksasi dan teknik tenang dan pikiran
menunjukkan tehnik guided imagery pasien teralihkan
untuk mengontol 5. Menciptakan 5. Pasien merasa
cemas. lingkungan yang tenang
3. Postur tubuh, ekspresi tenang 6. Pasien merasa rileks
wajah, bahasa tubuh 6. Mengajak pasien
dan tingkat aktivfitas untuk bersantai dan
menunjukkan membiarkan sensasi
berkurangnya terjadi
kecemasan   

IV. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN


Hari /Tanggal: Rabu, 17 Februari 2021
NO Jam No Dx Tindakan Evaluasi Tindakan Paraf
Tindak
an
1. 16.00 00132 1. Melakukan pengkajian 1. P : Nyeri terdapat pada
nyeri secara komperehensif daerah rektum dan anus
Tindakkan : Mengkaji nyeri
Q: Perih, ditusuk-tusuk
dengan menggunakan
PQRST R: Rektum dan anus
2. Melakukan observasi reaksi S: 4 (sedang) (skala 1-10)
non verbal dari T: Hilang timbul (± 30
ketidaknyamanan detik)
Tindakkan : Mengobservasi
2. Pasien tampak menahan
keadaan pasien terhadap
nyeri
nyeri yang dirasakan
3. TTV
3. Memonitor TTV
TD : 119/76 mmHg
Tindakkan : Dengan
N : 60 x/m
mengukur TD, nadi, RR,
R : 20 x/m
suhu, dan SPO2
T : 36,7ºC
4. Melakukan kontrol
SPO2 : 98%
lingkungan yang dapat
4. Amankan lingkungan
mempengaruhi rasa nyeri
yang dapat memicu
Tindakkan : Membatasi
nyeri muncul
kunjungan pasien, dan
5. Pasien memahami cara
mengatur suhu ruangan
teknik nafas dalam
dalam keadaan normal agar
tidak memicu nyeri pasien
muncul.
5. Mengajarkan teknik nafas
dalam
Tindakkan : Mengatur
posisi pasien dalam keadaan
nyaman minta pasien
meletakkan satu tangan di
perut dan satu lagi di dada.
Kemudian minta pasien
tarik napas melalui hidung
selama dua detik, rasakan
udara bergerak mengisi
perut. Instruksikan paisen
merasakan perut semakin
penuh bergerak membesar.
Perut harus bergerak lebih
banyak dibandingkan dada.
Minta pasien
menghembuskan napas
selama dua detik melalui
bibir yang terbuka kecil
sambil merasakan perut
mengempis. Ulangi 10 kali.
Tetap lemaskan bahu paisen
sepanjang pengulangan, dan
jaga punggung tetap tegak
selama berlatih pernapasan
diafragma
6. Melakukan kolabarasi
dalam penanganan nyeri
Tindakkan : Mendiskusikan
dengan dokter tentang obat
untuk penanganan nyeri
2. 16.00 00146 1. Menggunakan pendekatan 1. Pasien tampak percaya,
yang menenangkan tenang dan tidak merasa
Tindakkan : Bina terganggu
. hubungan saling percaya 2. Pasien menceritakan
kepada pasien semua apa yang
2. Mendengarkan dengan dirasakannya. Pasien
penuh perhatian tampak merasa nyaman
Tindakkan : Mendengarkan dan tidak terganggu
dengan empati jangan 3. Pasien cemas terhadap
sampai simpati dengan penyakitnya
pasien 4. Pasien mampu
3. Membantu pasien mengenal memahami dan
situasi yang menimbulkan mempraktekkan teknik
kecemasan relaksasi dan teknik
Tindakkan : Mengkaji guided imagery yang
factor apa saja yang dapat telah diajarkan oleh
memicu kecemasan pasien perawat dan pasien
4. Menginstruksikan pasien merasa lebih tnang dari
menggunakan teknik sebelumnya
relaksasi dan teknik guided 5. Keluarga pasien dan
imagery kerabat pasien masuk
Tindakkan : Mengajarkan keruangan secara
pasien teknik relaksasi bergantian agar tidak
dengan cara menarik napas memenuhi ruangan yang
melalui hidung dan mulut dapat memicu
ditutup kemudian tahan kecemasan pasien
selama 3 detik dan muncul. Suhu ruangan
kemudian hembuskan sudah dalam keadaan
secara perlahan melalui normal, dan
mulut seperti meniup balon pencahayaan ruangan
dan lakukan sebanyak 3 sudah pas.
kali. 6. Pasien tampak rileks
Mengajarkan teknik guided
imagery dengan cara
anjurkan pasien untuk .
menutup mata kemudian
minta pasien utuk focus
mendengarkan ucapan
perawat dan rasakan setiap
kata yang diucapkan.
5. Menciptakan lingkungan
yang tenang
Tindakkan : Membatasi
kunjungan pasien, mengatur
suhu ruangan dalam
keadaan normal, dan
mengatur pencahayaan
ruangan yang tidak akan
memicu kecemasan pasien
muncul.
6. Mengajak pasien untuk
bersantai dan membiarkan
sensasi terjadi
Tindakkan : Mengajak
pasien bersantai dan rileks
untuk tidak memikirkan
sesuatu yang dapat memicu
munculnya cemas. Dan
ajarkan pasien untuk selalu
berpikiran positif tentang
hal apapun.

V. EVALUASI KEPERAWATAN (CATATAN PERKEMBANGAN/SOAP)


Hari /Tanggal: Rabu, 17 Februari 2021
NO Jam No. Dx Respon Respon Objektif (O) Analisis Masalah Perencanaan Paraf
Evalu Subjektif (S) (A) Selanjutnya (P)
asi
1. 11.00 00132 1. Pasien 1. Pasien tampak Masalah nyeri Lanjutkan
mengataka masih lemah akut teratasi intervensi 1, 2,
n masih 2. Pasien tampak
sebagian 3, 6
nyeri masih menahan
pada nyeri
bagian 3. TTV
rektum TD : 119/76
mmHg
dan
N : 60 x/m
anusnya. R : 20 x/m
2. Pasien T : 36,7ºC
mengataka SPO2 : 98%
n masih
merasakan
nyeri
seperti
perih,
ditusuk-
tusuk
3. Pasien
mengataka
n masih
merasakan
nyeri pada
Bagian
rektum
dan
anusnya.
4. Pasien
mengataka
n jika
dinilai
dengan
angka 1 –
10, yaitu
dengan
nilai 3
atau nyeri
ringan
5. Pasien
mengataka
n nyeri
hilang
timbul
dalam
waktu ±
30 detik
2. 11.00 00146 1. Pasien 1. Keadaan umum Masalah Intervensi
mengataka baik ansietas dihentikan
n merasa
2. Pasien tampak teratasi
lebih
nyaman lebih tenang
2. Pasien 3. Pasien tampak
mengataka lebih rileks
n 4. Pasien
pikiranny
menjadi memahami dan
rileks mengerti teknik
relaksasi dan
teknik guided
imagery
Banjarmasin, 17 Februari 2021
Preseptor Akademik, Preseptor Klinik,
Solikin, Ns.,M.Kep. Sp. Kep.MB Gusti Herita, S.Kep. Ns

Anda mungkin juga menyukai