Lp. MH (BK4)
Lp. MH (BK4)
Lp. MH (BK4)
OLEH
M. HASIM JAYA,S.Kep
70900115067
PERSEPTOR LAHAN
PERSEPTOR INSTITUSI
LAPORAN PENDAHULUAN
MORBUS HANSEN
A. KONSEP DASAR
I. Pengertian
Morbus Hansen adalah penyakit kronis yang disebabkan infeksi
Mycobocterium Leprae. (M. Leprae). (Arief Mansjor, 1999)
Morbus Hansen (kusta, lepra) adalah penyakit infeksi yang kronik,
penyebabnya adalah Mycobocterium Leprae yang intraselular obligat. Saraf
perifer sebagai afinitas pertama, lalu kulit dan mokusa traktus respiratorius
bagian atas, kemudian dapat ke organ lain kecuali susunan saraf pusat. (FKUI)
II. Etiologi
M. lepra merupakan basil tahan asam, obligat intrasesuler yang dapat
bereprroduksi secara maksimal pada suhu 27-30C. Mikroba ini berkembang
biak dengan baikpada jaringan dengan suhu rendah, seperti kulit, saraf periper,
saluran pernapasan atas dan testis. Jalur transmisinya masih belum jelas,
diperkirakan transmisi terjadi melalui droplet, vektor serangga, atau kontak
dengan tanah dengan mikrobayang bersangkutan. Faktor resiko penyakit ini
antara lain tinggal diarea endemis, kontak dengan pengidap lepra dan
kemiskinan.
Kuman penyebabnya adalah Mycobocterium Leprae yang ditemukan
oleh G. A. HANSEN pada tahun 1874 di Norwegia, yang sampai sekarang
belum juga dapat dibiakkan dalam media artifisial. M. Leprae berbentuk basil
dengan ukuran 3 8 Um x 0,5 Um, tahan asam dan alkohol, serta
positif gram.
III. Gejala Klinis
1. Kelainan syaraf tepi
Kerusakan syaraf tepi bisa bersifat sensorik, motorik dan
autonomik. Sensorik biasanya berupa hipoestesi ataupun anestesi pada lesi
3. Pemeriksaan Sesologi
- Lepromin test : untuk mengetahui imunitas seluler dan membantu
menentukan tipe kusta.
- MLPA (Mycobacterium Lepra Particle Agglutination) : untuk mengetahui
imunitas humoral terhadap antigen yang berasal dari M. Leprae.
- PCR (Polimerase Chain Reaction)
Sangat sensitif
Dapat mendeteksi 1 10 kuman
Seiaan diambil biasanya pada jaringan
4. Pemeriksaan Histopatologi
Sebagai pemeriksa penunjang untuk diagnosis dan menentukan tipe kusta.
VI. Klasifikasi Penderita Kusta
Klasifikasi Pbdan MB menurut Depkes RI, 1999
Kelainan kulit dan hasil
1.
Tipe PB
Tipe MB
pemeriksaan bakteriologis
Bercak (Makula)
A.
Jumlah
15
Banyak
B.
Ukuran
Kecil
C.
Distribusi
onilateran atau
Bilateral, simetri
bilateral asimetris
D.
Permukaan
E.
Batas
F.
Gangguan sinsibilitas
Halus, berkilat
Tegas
Kurang tegas
G.
Kehilangan kemampuan
nerkeringat,
bulu
rontok
Bercak masih
pada bercak
2.
Infiltrat
rontok
A.
Kulit
B.
Tidak ada
tersumbat,
perdrahan
dihidung)
3.
Nodulus
4.
Penebalan syaraf
Tidak ada
5.
Deformatis (cacat)
Kadang ada
asimetris
6.
Sediaan apus
7.
Ciri-ciri khusus
Biasanya asimetris
terjadi dini
lanjut
Cental healing
penyembuhan
ditengah
1.
Lesi kulit
Tipe PB
1 5 lesi
hipopigmentasi
Tipe MB
> 5 lesi
/-
distribusi
eritema
-
lebih
simetris
distribusi
tidak -
Hilangnya sensai
simentris
-
hilangnya
sensari
yang jelas
2.
kerusakan
(menyebabkan
syaraf -
hilangnya saraf
2. Muti basiler
-
VIII. Komplikasi
Cacat merupakan komplikasi yang dapat terjadi pada Px kusta baik akibat
kerusakan fungsi saraf tepi maupun karena neuritis sewaktu terjadi reaksi
kusta.
B. ASUHAN KEPERAWATAN
I. Pengkajian
Pengkajian merupakan pemikiran dasar dari proses keperawatan yang
bertujuan untuk mengumpulkan informasi, atau data tentang klien, agar dapat
mengidentifikasi, mengenai masalah kebutuhan kesehatan dan keperawatan
klien baik fisik, mental, sosial dan lingkungan. (nasrul Effendi, 1995)
a. Pengumpulan Data
1. Identitas klien
Penyakit kusta (MH) dapat menyerang semua umur, anak-anak lebih rentan
dari pada orang dewasa frekuensi tertinggi pada kelompok dewasa
(umur 25 35 tahun), sedangkan pada kelompok anak umur 10 12 tahun,
dan biasanya pada keluarga yang sosial ekonomi rendah dan berpendidikan
rendah.
2. Keluhan utama
Biasanya Kx dengan penyakit kusta mengeluh ada bercak-bercah merah
pada kulit di tangan, kaki, atau diseluruh badan dan wajah kadang disertai
dengan tangan (jari-jari) dan kaki kaku dan bengkak kadang-kadang disertai
nyeri atau mati rasa, kadang juga disertai suhu tubuh meningkat.
3. Riwayat penyakit sekarang
Adanya keluhan kaku pada jari-jari tangan dan kaki, nyeri pada
pergelangantangan, tangan dan kaki bengkak disertai dengan suhu tubuh
meningkat. Ada juga Kx kusta dengan ulkus yang sudah membesar dan
dalam baru. Biasanya klien dengan penyakit kusta tidak dapat mengeluarkan
keringat dan mati rasa.
4. Riwayat penyakit dahulu
Implementasi
Pada tahap ini pengolahan dan perwujudan dari rencana keperawatan yang telah
disusun pada tahap perawatan yang telah ditentukan dengan tujuan untuk
memenuhi secara optimal.
V.
Evaluasi
Adalah langkah terakhir dalam proses keperawatan yaitu kegiatan yang disengaja
dan terus menerus melibatkan Kx, perawat dan anggota kesehatan lain. Tujuan
evaluasi yaitu untuk menilai apakah tujuan dalam rencana tindakan keperawatan
tercapai atau tidak atau bahkan timbul masalah baru serta untuk melaksanakan
pengkajian ulang.
DAFTAR PUSTAKA
Standar Asuhan