Tugas UAS - PROPOSAL PTK - Marisa Ulfa (180101114)

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 18

PROPOSAL

UAS PENELITIAN TINDAKAN KELAS

“Upaya Meningkatkan Kemampuan Belajar Pada Operasi Hitung Matematika dengan


Menggunakan Metode Bermain Rengtak (Kelereng Kotak ) Pada Siswa Kelas 3 SDN 3
Gunung Rajak “

Dosen Pengampu : Ibu Raehanah. M.Pd.

Di Susun Oleh :

Nama: MARISA ULFA

NIM: 180101114

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN (FTK)

UNIVERSITAS ISLAM NEGRI (UIN)

MATARAM

T/P : 2020

1
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
2. Rumusan Masalah
3. Tujuan Penelitian
4. Manfaat Penelitian (Teoritis dan Praktis )

BAB II LANDASAN TEORI

1. Kajian Pustaka
2. Penelitian Terdahulu yang Relevan
3. Kerangka Berfikir
4. Hipotesis Tindakan

BAB III METODE PENELITIAN

1. Setting Penelitian
2. Variabel Penelitian
3. Pendekatan Penelitian
4. Prosedur Tindakan
5. Instrumen Pengumpulan Data
6. Teknik Pengumpulan Data
7. Teknik Analisis Data
8. Indikator Keberhasilan

DAFTAR PUSTAKA

2
BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Jika dilihat sekarang ini, dunia pendidikan dewasa ini memerlukan usaha yang
optimal untuk dapat menghasilkan peserta didik yang berkualitas, guna menghadapi
era ilmu pengetahuan dan tekhnologi, menerapkan bahakan mampu mengembangkan
ilmu pengetahuan dan tekhnologi agar indonesia dapat setara dengan negara-negara
maju lainnya.
Pelajaran matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan pada
jenjang pendidikan dasar dan menengah yang bertujuan untuk mempersiapkan siswa
agar sanggup untuk menghadapi perubahan keadaan dan trampil serta cakap
menyikapinya. Dalam hal ini pembelajaran matematika yang diterapkan disekolah
merupakan dasar yang sangat penting dalam keikut sertaanya mencerdaskan
kehidupan bangsa.
Namun pada kenyataan nya, yang terjadi saat ini menunjukkan bahwa mata pelajaran
matematika tidak begitu diminati oleh para siswa, dan hanya diminati oleh siswa-
siswa tertentu saja. karan menurut siswa yang tidak bisa melakukan operasi hitung
matematika adalah pelajaran yang sulit dan menakutkan, seolah-olah matematika
adalah momok yang menyeramkan, dan yang lebih disayangkan lagi prestasi siswa
dibidang matematika masih relatif rendah.
Pada penerapan pelajaran operasi hitung pada pelajaran matematika, siswa
memerlukan alat bantu berupa media dan alat peraga yang dapat memperjelas apa
yang disampaikan oleh guru, sehingga siswa lebih cepat dipahami oleh siswa. Proses
belajar guru yang monoton dapat mempersulit siswa dalam memahami materi,
sehingga guru harus punya inisiatif sendiri untuk mensiasati pemahaman siswa dalam
belajar operasi hitung.
Pelajaran operasi hitung pada matematika, dimata sebagian besar siswa SDN 3
Gunung Rajak Kelas 3 itu pelajaran yang membosankan, rumit dan sering sekali siswa
mengeluh akan pelajaran tersebut karna kesulitan dalam memahami pelajaran. Hal ini
ditunjukkan siswa dalam setiap kali pelajaran matematika, sebagian siswa tidak

3
semangat dalam mengikuti pelajaran matematika, dan ada juga siswa yang cenderung
takut dan hal tersebut ditnjukkan siswa ketika guru menerangkan materi, siswa
cenderung diam dan ketika diberikan tugas menghitung bilangan atauapun soal latihan
lainnya siswa akan cenderung takut salah dalam mengerjakannya karna ketidak
mampuannya dalam memahami oprasi hitung bilangan.
Berdasarkan beberapa permasalahan yang dialami oleh siswa kelas 3 SDN 3 Gunung
Rajak tersebut perlu diatasi dengan menerapkan metode belajar matematika yang
disesuaikan dengan tingkat perkembangan berpikir anak dan kurikulum dalam
penddidikan sekolah dasar. Salah satu media yang tepat dalam perkembangan anak
adalah dengan metode bermain yaitu menggunakan media “Rengtak” (Kelereng
Kotak) karna hal tersebut merupakan barang atau benda yang sering kali dikaitkan
dengan permainana anak-anak dan mudah untuk di dapatkan dimanapaun. Sehingga
dengan menggunakan metode dan media belajar tersebut siswa bisa diharapkan lebih
mampu untuk memahami operasi hitung pada pelajaran matematika disekolah.
2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas,hal yang bisa dijadikan sebagai rumusan
masalah adalah sbb :
1. Bagaimanakah minat siswa dalam oprasi hitung matematika dengan
menggunakan media bermain rengtak (kelereng kotak ) ?
2. Apakah pembelajaran matematika pada operasi hitung dengan menggunakan
media bermain rengtak bisa meningkatkan kemampuan belajar siswa ?
3. Bagaimanakah respon siswa terhadap pembealajaran operasi hitung pada
pelajaran matematika dengan menggunakan media bermain rengtak (kelereng
kotak ) ?
4. Bagaimana cara penerapan media bermain rengtak pada operasi hitung
matematika di kelas 3 SDN 3 Gunung Rajak ?
3. Tujuan Penelitian
Tujuan diadakannya penelitian ini adalah Untuk mengetahui apakah dengan
menggunakan tekhnik belajar dengan bermain Rengtak (kelereng kotak ) bisa
meningkatkan kemampuan siswa kelas 3 SDN 3 Gunung Rajak dalam operasi hitung
pada Matematika.
4. Manfaat penelitian
1. Manfaat teoritis

4
 Sebagai penambah wawasan tentang penggunaan media bermain rengtak
(kelereng kotak ) dalam kemampuan menghitung siswa
 Sebagai ajang latihan guru dalam menerapkan media belajar bermain
rengtak pada pelajaran operasi hitung.
 Hasil penelitian tersebut dapat dijadikan sebagai refrensi teoritik tentang
media belajar bermain rengtak tersebut.
 Hasil penelitian tersebut diharapkan bisa memberikan masukan dalam
pengembangan ilmu pengetahuan, khususnya yang berkaitan langsung
dengan peningkatan kemampuan belajar matematika di sekolah dasar.
 Hasil penelitian tersebut diharapkan bisa menjadi motivasi untuk
meningkatkan proses belajar mengajar.
2. Manfaat praktis
a. Bagi siswa
 Dapat meningkatkan minat dalam belajar matematika pada
operasi hitung.
 Siswa merasa senang dan enjoy dalam mengikuti pelajaran
matematika pada operasi hitung.
 Melatih siswa untuk bisa menggunakan benda-benda sederhana
yang ada disekeliling nya sebagai media belajarnya.
 Mempermudah siswa dalam operasi hitung matematika.
b. Bagi guru
 Guru memiliki kreatifitas dalam mengembangkan model
pembelajaran
 Guru akan lebih terbiasa menciptakan situasi belajar yang aktif,
kreatif, efektif dan menyenagkan.
c. Bagi sekolah
Untuk meningkatkan dan mendorong peningkatan kinerja guru dalam
menagjar pada ruang lingkup yang lebih luas, pemahaman dan
pembahasan yang lebih mendalam guna meningkatkan mutu
pendidikan.

5
BAB II

LANDASAN TEORI

1. Kajian Pustaka
A. Pembelajaran
Belajar menurut The Liang Gie adalah segenap rangkaian kegiatan atau aktifitas
yang dilakukan secara sadar oleh pengetahuan dan kemahiran yang sifatnya permanen.
1
Pendapat tersebut mengatakan bahwa dalam belajar terdapat indikator yaitu belajar
dilakukan secara sadar, belajar ditandai dengan adanya perubahan dan perubahan yang
didapatkan dari belajar bersifat permanen. Mengajar dilukiskan sebagai proses
interaksi antara guru dan murid dimana guru mengharapkan peserta didiknya dapat
mengetahui pengetahuan, keterampilan dan sikap-sikap yang benar-benar diinginkan
oleh guru. Menurut Oemar Hamalik, ada empat konsep pembelajaran yaitu :
1. Pembelajaran adalah upaya menyamapikan pengetahuan kepada peserta didik .
2. Pembelajaran adalah mewariskan kebudayaan kepada generasi muda melalui
lembaga penddidikan sekolah.
3. Pembelajaran adalah upaya mengorganisassi lingkungan untuk menciptakan
kondisi belajar peserta didik.
4. Pembelaajaran adalah upaya mempersiapkan peserta didik untuk menjadi warga
dan masyarakat yang baik.2
B. Matematika
Matematika berasal dari bahasa Latin Manchanein atau mathema yang berarti
belajar atau yang dipelajari. Menurut Al Kirmanto mengemukakan bahwa matematika
ditemuakn dan dibangun oleh manusia sehingga dalam mempelajari matematika harus
lebih baik dibangun oleh siswa dari padda ditanamkan oleh guru.
Siti Partini mengemukakan bahwa pada siswa SD, anak memerlukan kegiatan
bekerja dengan objek yang berupa benda-benda kongkrit untuk memanipulasi,
menyentuh, meraba dan merasakan. Pembelajaran matematika di SD, hendaknya
memperhatikan karakteristik siswa SD. Muhibbin Syah mengemukakan bahwa masa
anak-anak (Late Childhood) berlangsung anatara usia 6-12 tahun dengan ciri-ciri
utama sbb:
1
The Liang Gie. Cara Belajar Yang Efisien . Yogyakarta. Gajah Mada University Press.

2
Oemar Hamalik. Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar (Jakarta: Bina Aksara 2003)
hal 58-65.

6
1. Memiliki dorongan untuk keluar dari rumah dan memasuki kelompok sebaya.
2. Keeadaan isik yang memungkinkan atau mendorong anak untuk memasuki dunia
permainan dan pekerjaan yang membutuhkan keterampilan jasmani .
3. Memiliki dorongan mental untuk memasuki dunia konsep, logika, simbol dan
komunikasi yang luas. 3
C. Metode Bermain
Bermain adalah segala kegiatan yang dapat menimbulkan kesenangan bagi anak,
yang dilakukan dengan suka rela tanpa adanya paksaan dan tekanan dari orang lain.
4
Permainan bisa dijadikan sebagai salah satu strategi pembelajaran karna permainan
memegang peranan penting dalam proses perkembangan anak.
Permainan matematika pada operasi hitung bertujuan untuk menanamkan konsep
operasi hitng bagi siswa.
D. Minat
Minat adalah kecendrungan yang menetap untuk memperhatikan bebrapa aktiitas.
Seseorang yang berminat terhadap suatu aktiitas akan memperhatikan aktifitas
tersebut dengan konsisten. Minat tidak hanya diekspresikan melalui pernyataan, tetapi
dapat diimplementasikan melalui partisipasi aktif dalam kegiatan belajar. Winkel
berpendapat bahwa minat adalah kecendrungan yang agak menetap dalam subyek
tertentu, merasa tertarik pada bidang atau hal tertentu dan merasa senang
berkecimplung dibidang tersebut. 5
E. Prestasi Belajar
Prestasi belajar menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah penguasaan
pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan melalui mata pelajaran untuk
memperoleh tujuan tertentu, serta untuk mengetahui prestasi yang lazimnya
ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru. 6Winkel
mengatakan bahwa, prestasi belajar adalah suatu bukti keberhasilan belajar atau
kemampuan seorang siswa dalam melakukan kegiatan belajarnya sesuai dengan bobot
ayng dicapainya. 7

3
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru.( Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006)
hlm.51.
4
Hibana S Rahman, Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Yogyakarta : PGTKI Press.

5
Winkel. Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar. (Jakarta: Gramedia, 1996) hlm. 3

6
Dediknas, Kamus Besar Bahasa Indonesia,( Jakarta : Balai Pustaka, 2007 ) hal 895

7
Berdasarkan pengertian diatas, maka dapat dijelaskan bahwa prestasi belajar
merupakan tingkat penguasaan yang dimiliki siswa dalam menerima, menolak dan
menilai informasi-informasi yang diperoleh dari proses belajar mengajar. prestasi
siswa dapat diketahui setelah dilakukan nya evaluasi, hasil dari evaluasi tersebut dapat
memperlihatkan tentang tinggi atau rendahnya prestasi siswa tersebut.
Kemampuan seseorang dalam melaksanakan kegiatan belajar selalu berbeda-beda
dan otomatis prestasi belajar yang diperolehnya pun berbeda- beda pula antara siswa
yang satu dengan yang lain. Ada dua faktor yang emnyebabkan hal tersebut terjadi
yaitu adanya faktor dari diri siswa itu sendiri atau individu yang sedang belajar
(internal), dan faktor dari luar siswa (eksternal). 8
Faktor yang berasal dari diri individu dikelompokkan menjadi dua yaitu aktor
psikis dan faktor fisik. Faktor fsikis antara lain adalah kognitif, afektif,psikomotor,
campuran, kepribadian, tingkat kecerdasan, sikap siswa, minat dan motivasi siswa.
Sedangkan faktor fisik antara lain kondisi panca indera, anggota badan, kondisi tubuh
dan organ-organ dalam tubuh siswa. Sedangkan yang menjadi faktor eksternal nya
adalah faktor lingkungan dan adanya faktor sosial – ekonomi (guru, teman, dan orang
tua ).
2. Penelitian Terdahulu yang Relevan
Penelitian yang dilakukan oleh Dwi Hartati mahasiswi Universitas Negeri Yogyakarta
dalam skripsinya yang berjudul “ Efektifitas Penggunaan Metode Permainan dalam
Pemahaman Konsep Berhitung Siswa Kelas I dan II sdn Klegung 1 Temepel Tahun
Pelajaran 2000 /2001” menunjukkan bahwa pengajaran matematika terdapat perbedaan
prestasi siswa yang diajar dengan menggunakan metode permainan dalam pemahaman
konsep berhitung, dibandingkan dengan prestasi siswa yang diajar tanpa menggunakan
metode permainan. 9
Penelitian yang dilakukan oleh Ratnaningsih mahasiswi Universitas Negeri
Yogyakarta tentang “ Efektifitas Penggunaan Permainan Dalam Pembelajaran
Matematika Siswa Kelas II SDN Sinduadi 1 Tahun Pelajaran 2006/2007”. Pada pokok

7
Winkel. Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar. (Jakarta: Gramedia, 1996) hlm.6

8
Tim Penulis Buku Psikilogi Pendidikan. psikologi Pendidikan. (Yogyakarta:UPP UNY 1993)

9
Dwi Hartati, “Efektifitas Penggunaan Metode Permainan dalam Pemahaman Konsep Berhitung Siswa
Kelas I dan II sdn Klegung 1 Temepel Tahun Pelajaran 2000 /2001” Skripsi. (Yogyakarta :FMIPA
UNY, 2001)

8
bahasan operasi hitung menunjukkan bahwa dalam pembelajaran matematika pada pokok
bahasan opersi hitung melalui permainan lebih efektif. Keterlibatan siswa secara akti
dalam pembelajaran juga meningkat dibandingkan tanpa menggunakan permainan. 10
3. Kerangka Berfikir
Dalam proses belajar mengajar, keaktifan siswa dan pemahaman siswa terhadap suatu
materi pelajaran sangat diharapkan oleh para guru, namun jika dilihat dari keadaan
pembelajaran saat ini, ada beberapa guru atau siswa yang tidak bisa mengikuti
pembelajaran dengan baik sesuai dengan rencana pendidikan sebelumnya, kurang nya
keaktifan dan partisiasi siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar dan cara
mengajar guru yang terkadang bersifat monoton, dan ketidaktahuan guru mata pelajaran
tertentu untuk lebih kreatif dalam menerapkan metode belajar tertentu agar siswa tidak
merasa bosan dan siswa diharapkan bisa memahami pelajaran dengan mudah. Terlebih
lagi dengan pelajaran operasi hitung matematika yang mungkin bagi siswa SD
merupakan pelajaran yang sulit karna perlu pemahaman yang betul untuk bisa memahami
pelajaran matematika tersebut.
Untuk itu penerapan metode bermain rengtak (kelereng kotak ) pada mata pelajaran
operasi hitung matematika pada siswa kelas 3 SDN dapat diharapkan bisa memberikan
pemahaman dan pengalaman baru dan diharapkan siswa akan lebih menikmati proses
berlangsung nya pembelajaran didalam kelas, tanpa ada nya rasa bosan, takut salah
ataupun hal-hal buruk yang sering menghampiri siswa dalam belajar operasi hitung pada
matematika.
Berdasarkan pemaparan diatas, maka kerangka berpikir pada penelitian ini dapat di
gambarkan sbb :
1. Keadaan awal
Dalam proses pembelajaran, guru masih menjadi objek utama pembelajaran,
penyampaian guru dalam memaparkan materi masih bersifat monoton dan metode
serta media pembelajaran yang digunakan guru masih bersifat itu-itu saja, sehingga
dapat dikatakan prestasi belajar siswa pada operasi hitung matematika masih
dibilang rendah.
2. Tindakan
Hal utama yang harus dilakukan adalah dengan cara guru memperkenalkan atau
menjelaskan tentang metode bermain rengtak (kelereng kotak ) itu seperti apa,
10
Ratnaningsih,” Efektifitas Penggunaan Permainan Dalam Pembelajaran Matematika Siswa Kelas II
SDN Sinduadi 1 Tahun Pelajaran 2006/2007”. Skripsi (Yogyakarta: PMIPA UNY, 2007

9
setelah itu guru mencoba untuk praktik kan langsung bagaimana cara penerapan
metode bermain tersebut dan guru juga bisa mengikut sertakan beberapa orang
siswa untuk memperaktekkan nya langsung di depan kelas tentunya dengan adanya
bimbingan dari guru mata pelajaran matematika.
Dalam penerapan metode bermain rengtak (kelereng kotak tersebut ) guru dan
siswa hanya membutuhkan beberapa buah kotak kecil dan beberapa buah kelereng
untuk di jadikan sebagai alat hitung dalam operasi hitung (perkalian,
pembagian,penjumlahan dan pengurangan bilangan ) . setelah itu guru bisa
menanyakan pada siswa terkait dengan metode tersebut, apakah ada siswa yang
belum paham dan siswa bisa menanyakan nya langsung pada guru. Setelah
pemaparan dan praktik cara penggunaan metode tersebut, selanjutnya guru bisa
memberikan contoh soal kepada siswa nya, tujuannya untuk mengetahui sejauh
mana pemahaman siswa dalam penerapan metode belajar tersebut, selain itu dengan
memberikan contoh soal ataupun latihan soal diharapkan sebagai ajang untuk
mengasah berfikir siswa dan diharapkan bisa memberikan pemahaman baru dalam
belajar operasi hitung pada matematika.
3. Hasil akhir
Peningkatan keaktifan siswa, atau antusias siswa dalam mengikuti pembelajaran
dikelas tersebut bisa juga di jadikan sebagai hasil dari penerapan metode belajar
tersebut. Selain itu kemampuan siswa dalam mengiplementasikan hasil belajar nya
secara langsung dan peningkatan prestasi belajar siswa dari prestasi belajar
sebelumnya bisa juga dijadikan sebagai catatan hasil akhir dari penerapan metode
tersebut.
4. Hipotesis Tindakan
Penggunaan media bermain rengtak (kelereng kotak) untuk meningkatkan
kemampuan belajar siswa kelas 3 SDN 3 Gunung Rajak pada operasi hitung
Matematika.

BAB III

METODE PENELITIAN

1. Setting Penelitian ( Lokasi, waktu dan subjek penelitian )

10
Lokasi penelitian dilakukan di SDN 3 Gunung Rajak Sakra Barat Kabupaten
Lombok Timur. Waktu pelaksanaan dilakukan pada periode pelajaran tahun 2020/
2021, dan subjek penelitian tertuju pada siswa dan siswi kelas III di SDN 3 Gunung
Rajak Kecamatan Sakra Barat, Kabupaten Lombok Timur.

2. Variabel penelitian

a. Variabel bebas

Karakteristik guru dan peserta didik meliputi usia tertentu, dengan masa
pelajaran selama satu semester, dan pelatihan dengan memberikan tugas yang
diberikan guru kepada siswa selama mengikuti proses pembelajatran disekolah.
Selain itu kinerja mental siswa selama proses pembelajaran dan permasalahan para
siswa dalam mengikuti pelajaran tersebut mendukung peneliti untuk melakukan
penelitian tersebut.

b. Variabel Terikat

Adapun yang menjadi variabel terikat dari penelitian ini adalah terkait pada
kemampuan pemahaman belajar siswa, prestasi belajar siswa berkaitan dengan
permasalahan belajar matematika yang dialami oleh siswa kelas III SDN 3 Gunung
Rajak Kabupaten Lombok Timur.

3. Pendekatan penelitian

Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kualitatif dan menyertakan alasan-


alasan tertentu mengapa penelitian ini dilakukan, selain itu dikemukakan juga dengan
orientasi teoritik yaitu penggunaan landasan berfikir, dan landasan teori untuk
menguatkan suatu hasil penelitian.

4. Prosedur tindakan

a. Perencanaan (planning)

11
 Peneliti melakukan diskusi dengan teman- teman untuk membahas
masalah yang dihadapi oleh guru dikelas, tentunya pembahasannya tidak
lain tentang apa tema yang akan diteliti.

 Selanjutnya, peneliti mulai menyusun tindakan yang akan dilakukan


untuk mengatasi masalah dalam penelitian tersebu, untuk kemudian
disampaikan kepada kepala sekolah sebagai bentuk awal dalam
perizinan untuk melakukan penelitian disekolah tersebut.

 peneliti harus menyusun angket, lembaran observasi, menyiapkan alat


peraga sesuai dengan kebutuhan dari materi yang akan dibahas dalam
penelitian tersebut.

 Selanjutnya, peneliti membagikan angket tersebut terhadap para siswa,


dengan tujuan untuk mengetahui motivasi belajar siswa pada materi
tersebut.

b. Tindakan (action)

Dalam melakukan penelitian tindakan kelas, para peneliti berperan sebagai


guru sementara, sekaligus menjadi seorang observer bagi peserta didik didalam
kelas tersebut, guna untuk mengamati dan merasakan langsung hal-hal yang
menjadi kendala guru mata pelajaran dalam mengatasi permasalahan belajar
matematika di kelas tersebut. Untuk itu, hal yang diamatai oleh observer dalam
melaksanakan tindakan kelas adalah sbb :

 Respon siswa dalam mendengarkan penjelasan guru.

 Aktivitas siswa dalam berlangsung nya proses pembelajaran didalam

Kelas tersebut.

 Keaktifan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran .

 Kendala siswa dalam mengikuti proses pembelajaran dikelas tersebut.

 Respon siswa, ataupun keaktifan siswa ketika diberlakukan nya


penerapan metode bermain Rengtak (Kelereng Kotak) dalam
pembelajaran operasi hitung matematika dikelas III tersebut.

12
 Hasil pengajaran dalam penerapan metode belajar tersebut, apakah
mendapatkan respon yang baik atau tidak .

c. Refleksi (Reflekcing)

Pada tahap ini, guru mata pelajaran dan peneliti melakukan diskusi dengan
tujuan untuk mengetahui respon yang didapatkan selama melakukan observasi,
penelitian atau selama proses pembelajaran berlangsung didalam kelas tersebut.
Apakah terjadi perubahan atau tidak, sehingga perlu adanya kerja sama antara
guru mata pelajaran, peneliti dan siswa untuk mengetahui hasil dari kegiatan
penlitian tersebut. Peran siswa sangat dibutuhkan dalam hal ini, sehingga siswa
bisa memberikan masukan atau respon apa yang harus dilakukan dan diperbaiki
lagi untuk bisa mendapatkan hasil penelitian yang maksimal .

Jika solusi pada tahap awal siswa belum menunjukkan perubahan apapun,
maka guru harus menerapkan solusi tahap berikutny untuk mendapatkan hasil
yang maksimal , hingga dapat memperoleh hasil atau solusi yang tepat terhadap
permasalan dalam penelitian tersebut.

5. Instrumen pengumpulan data

1. Dari segi proses

a. Instrumen input

Dalam hal ini hal yang perlu dilakukan oleh peneliti adalah dengan
menyiapkan angeket terkait dengan penelitian tersebut, angket
dibagikan kepada siswa untuk diisi dan tugas peneliti adalah untuk
menganalisis hasil dari pengisian angket tesebut, sehingga dari sana
pula peneliti bisa mengetahui pengetahuan awal dari siswa .

b. Instrumen proses

Dalam tahap ini, alat atau instrumen yang bisa dipersiapkan oleh
peneliti adalah berupa LCD proyektor, dan leptop untuk digunakan
sebagai alat dalam pemaparan materi terkait dengan penelitian
tersebut, serta sebagai salah satu cara peneliti untuk menarik minat

13
belajar siswa di kelas tersebut yaitu dengan menerapkan suasana yang
baru bagi para siswa.

c. Instrumen output

Dalam hal ini hal yang perlu dilakukan oleh peneliti adalah dengan
menyiapkan lembaran soal yang terdiri dari beberapa nomor soal
untuk kemudian dibagikan kepada para siswa di dalam kelas tersebut,
tujuannya adalah untuk mengetahui pengetahuan dari para siswa
didalam kelas tersebut dalam memahami materi operasi hitung pada
pelajaran matematika.

Selain itu peneliti juga bisa melakukan Instrumen yaitu dengan


cara melakukan kuesioner terrkait penelitian tersebut, dan
memberikan hadiah kepada siswa yang berhassil menjawab kuesioner
tersebut dengan benar , sehingga dengan cara itu dapat memicu siswa
untuk aktif dan semangat dalam berfikir untuk mencari jawaban yang
benar.

Dan tugas selanjutnya bagi peneliti adalah mengevaluasi dan


menganalisis kembali hasil dari proses penerapan metode bealajar
tersebut, apakah ada perubahan atau tidak setelah diterapkan nya
metode belajar matematika dengan menggunakan meetode bermain
rengtak (kelereng kotak ).

6. Tekhnik Pengumpulan data

Tekhnik pengumpulan data adalah cara yang digunakan peneliti dalam


mengumpulkan data penelitiannya, dalam penelitian ini peneliti menggunakan tekhnik
yaitu sbb :

a. Observasi

Observasi atau pengamatan adalah cara pengumpulan data dengan


mensurvei atau melihat lansgsung kelapangan terhadap objek yang akan diteliti
(populasi atau sample ). Tujuan dilakukan nya observasi adalah untuk
memperoleh gambaran bagaimana kondisi selama proses pembelajaran

14
berlangsung, metode dan sumber belajar yang digunakan oleh guru, aktifitas
serta minat siswa selama mengikuti proses pembelajaran di dalam kelas.

b. Wawancara

Wawancara adalah pengumpulan data yang dilakukan dengan tanya jawab


yang tujuan nya adalah untuk mendapatkan informasi seperti minat siswa
terhadap pelajaran matematika dan keterlaksanaan metode bermain rengtak
yang dilakukan oleh guru.

c. Jurnal harian

Jurnal harian digunakan untuk mencatat setiap kejaduian-kejadian penting


yang muncul pada saat berlangsung nya proses pembelajaran operasi hitung
pada matematika yang mungkin belum terangkum atau belum didapatkan pada
lembar observasi dan wawancara yang dilakukan nya.

d. Latihan soal / tes prestasi belajar

Tujuan diberlakukan nya latihan soal disini adalah sebagai alat untuk
mengetahui kemampuan dan hasil belajar siswa serta untuk mengetahui
peningkatan ataupun penurunan prestasi dalam setiap siklus belajar siswa
tersebut.

e. Kartu senyum ataupun kotak saran

Kartu senyum digunakan peneliti untuk mengetahui bagaimana perasaan siswa


setelah pembelajaran matematika dengan menggunakan metode bermain
rengtak (kelereng kotak ). Kartu senyum ini berbentuk lingkaran dengan
gambar emoticon muka senyum di bagian depan dan gambar wajah murung
dibagian belakang.

7. Tekhnik analisis data

Dalam tekhnik analisis data, peneliti menggunakan tekhnik analisis data kualitatif
dengan menggunakan pendekatan analisis teori grounded, dimana peneliti tidak
memiliki hipotesis awal atau hasil sementara pada tahap awal untuk memulai
melakukan penelitian, sehingga peneliti harus melakukan observasi langsung ke

15
lapangan untuk mendapatkan hasil yang maksimal . hal yang dilakukan peneliti dalam
tekhnik analisis data yaitu sbb:

1. Koding, proses koding bisa disebut juga dengan indexing, dimana peneliti
memberikan kode pada teks atau narasi (data ) yang ditemukan dilapangan.
Misalnya dengan wawancara, transkif wawancara imajiner yang menunjukkan
penelitian tersebut.

2. Membuat konsep, hasil dari koding data tersebut dikaitkan langsung dengan
permasalahan yang ingin diteliti, untuk memastikan langsung apakah dari
hasil wawancara tersebut sesuai dengan bukti dilapangan atau tidak.

3. Membuat kategori, setelah konsep yang digunakan itu jelas, peneliti bisa
menyusun kategori, misalnya dengan membuat daftar pertanyaan terkait
dengan penelitian yang dilakukan saat itu.

4. Membuat hipotesis, dalam penelitian, seorang peneliti harus melakukan


hipotesis dari suatu penelitian untuk kemudian di evaluasi kembali hasil dari
hipotesisi-hipotesis sebelumnya, tujuannya utuk mendapatkan hasil yang
akurat setelah melakukan observasi langsung dilapangan.

5. Memperoleh hasil, untuk bisa memperoleh hasil yang maksimal dari penelitian
dilakukan observasi atau peninjauan langsung berulang kali, hingga di rasa
peneliti mendapatkan hasil yang sesuai ataupun sesuai dengan hasil yang
diharapkan oleh peneliti. Hasil dari analisis tersebut merupakan hassil studi
yang siap di uji dan dipresentasikan kepada orang lain.

8. Indikator keberhasilan

Setelah melakukan penelitian ini, peneliti dapat menyusun proposal Penelitian


Tindakan Kelas (PTK) ini dengan hasil yang teoritis, dan rasional serta
penyusunannya dapat memenuhi kaidah dari penulisan dan penyusunan proposal.
Dapat disimpulkan bahwa hasil dari PTK tentang “Upaya Meningkatkan Kemampuan
Belajar Pada Operasi Hitung Matematika dengan Menggunakan Metode Bermain
Rengtak (Kelereng Kotak ) Pada Siswa Kelas III SDN 3 Gunung Rajak “ adalah sbb :

1. Mampu menjelaskan kriteria masalah dalam penelitian dengan baik.

16
2. Mampu mengatasi permasalahan dalam penelitian dengan benar.

3. Mampu menyusun unsur-unsur dalam proposal penelitian dengan baik .

4. Mampu memberikan solusi dari permasalahan dalam penelitian tersebut.

17
DAFTAR PUSTAKA

The Liang Gie. Cara Belajar Yang Efisien . Yogyakarta. Gajah Mada University Press.

Oemar Hamalik. 2003. Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar.
Jakarta: Bina Aksara.

Muhibbin Syah, 2006. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: Remaja
Rosdakarya.

Ratnaningsih,2007. ”Efektifitas Penggunaan Permainan Dalam Pembelajaran


Matematika Siswa Kelas II SDN Sinduadi 1 Tahun Pelajaran 2006/2007”. Skripsi
(Yogyakarta: PMIPA UNY.

Dwi Hartati, 2001 “Efektifitas Penggunaan Metode Permainan dalam Pemahaman


Konsep Berhitung Siswa Kelas I dan II sdn Klegung 1 Temepel Tahun Pelajaran 2000
/2001” Skripsi. (Yogyakarta :FMIPA UNY.

Hibana S Rahman, Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Yogyakarta : PGTKI Press.

Winkel. 1996. Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar. Jakarta: Gramedia.

Dediknas, 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.

Tim Penulis Buku Psikilogi Pendidikan. 1993. psikologi Pendidikan. Yogyakarta:UPP


UNY .

18

Anda mungkin juga menyukai