BAB 3kelompok 10 - Laporan Laba Rugi Dan Laporan Laba Ditahan
BAB 3kelompok 10 - Laporan Laba Rugi Dan Laporan Laba Ditahan
BAB 3kelompok 10 - Laporan Laba Rugi Dan Laporan Laba Ditahan
Akuntansi Keuangan I
Laporan Laba Rugi dan Laporan Laba Ditahan
Oleh :
Kelompok 10
Anggota:
Ayu Ade Bintang Maharani (2007531279)
Anak Agung Sri Dewi Kusuma Wahyuni (2007531289)
Ida Ayu Amanda Triana Strari (2007531293)
UNIVERSITAS UDAYANA
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
DENPASAR
2021
A. Laporan Laba Rugi
1. Pengertian Laporan Laba Rugi
Laporan laba rugi (Inggris: Income Statement atau Profit and Loss
Statement) adalah bagian dari laporan keuangan suatu perusahaan yang
dihasilkan pada suatu periode akuntansi yang menjabarkan unsur-unsur
pendapatan dan beban perusahaan sehingga menghasilkan suatu laba (atau
rugi) bersih. Laporan laba rugi dapat dibuat pada periode satu bulan, satu
tahun, berdasarkan konsep perbandingan (matching concept) yang disebut juga
konsep pengaitan atau pemadanan, antara pendapatan dan beban yang terkait.
Konsep ini diterapkan dengan memadankan beban dan pendapatan yang
dihasilkan dalam periode terjanya beban tersebut. Selain itu, pada laporan laba
rugi juga disajikan tentang perbandingan antara pendapatan dengan
baban perusahaan. Artinya, laba terjadi jika pendapatan perusahaan tersebut
lebih besar dari beban yang dikeluarkan, sebaliknya jika beban perusahaan
lebih besar dari pendapatan maka perusahaan tersebut dapat dikatakan rugi.
Laporan laba rugi harus dibuat setiap akhir bulan maupun akhir tahun sekali
atau berdasarkan interval yang disetujui berbagai pihak, hal ini dikarenakan
ada fungsi-fungsi khusus yang diharapkan muncul darinya jika dilakukan
perhitungan secara berkala dan sesuai jadwal. Berikut ini akan dijelaskan
fungsi-fungsi apa saja yang dimaksud:
Fungsi yang ketiga dari laporan laba rugi adalah untuk mengatur langkah
kebijakan atasan terkait dengan pembiayaan. Jika di dalam laporan
tersebut, kerugian terbanyak akibat alat produksi yang tidak bekerja, maka
di tahun berikutnya, bisa diganti dengan aplikasi yang lebih
menguntungkan.
a. Perusahaan menghiangkan pos dari laporan laba rugi yang tidak dapat
diukur secara andal
a. Pendapatan (Revenue)
b. Beban (Expenses)
c. Keuntungan (Profit)
Penyusun harga pokok penjualan yaitu bahan baku, biaya para pekerja,
persediaan barang dalam proses dan persediaan barang jadi.
3. Laba kotor
Laba kotor adalah laba yang didapatkan suatu perusahaan setelah dikurangi
biaya pembuatan dan penjualan produk.
4. Beban usaha
Beban usaha meliputi beberapa hal seperti beban air, listrik, telepone,
beban pemasaran, penjualan, beban gaji, beban sewa.
5. Penghasilan keuangan
6. Laba usaha
Laba usaha adalah laba bersih yang menjadi ukuran sukses suatu
perusahaan.
8. Laba bersih
9. Beban pajak
Pos Tidak Biasa yang memengaruhi Laporan Laba Rugi Periode Berjalan
Pos Tidak biasa yang memengaruhi Laporan Laba Rugi Periode Sebelumnya
Kesalahan
Perubahan dalam prinsip akuntansi
Pos tidak biasa yang memengaruhi laporan laba rugi periode berjalan mencakup
penurunan nilai aset tetap, biaya restrukturasi, operasi dalam penghentian, dan
pos luar biasa. Penurunan nilai aset dan biaya restrukturisasi, kadang kala
memakai istilah biaya khusus saat digabungkan akan dibahas lebih dahulu.
Contoh Kasus Perhitungan Laba per Saham (Earning per Share atau EPS)
Berikut ini adalah contoh perhitungan Laba per lembar saham dengan
menggunakan Rumus EPS yang disebutkan diatas.
Contoh 1
Perusahaan XXZZ mempunyai saham yang beredar sebanyak 1 juta lembar
pada tahun 2016, Laba bersih setelah pajak adalah Rp. 1 miliar. Perusahaan
A kemudian memutuskan untuk membagikan 10% dividen atau sekitar Rp.
100 juta kepada pemegang sahamnya. Berapakah Earning Per Share (EPS)
atau Laba per lembar sahamnya ?
Diketahui :
Jumlah Saham yang beredar = 1.000.000 lembar saham
Laba bersih setelah Pajak = Rp. 1.000.000.000,-
Dividen yang dibagikan = Rp. 100.000.000,-
Laba per Saham = ?
Jawaban :
Laba per Saham (EPS) = (Laba Bersih setelah Pajak – Dividen) / Jumlah
Saham yang Beredar
Laba per Saham (EPS) = (Rp. 1.000.000.000 – Rp. 100.000.000) / 1.000.000
Laba per Saham (EPS) = Rp. 900.000.000 / 1.000.000
Laba per Saham (EPS) = Rp. 900,-
Jadi Laba per Saham atau Earning per Share (EPS) PT. XXZZ adalah
sebesar Rp. 900,-
Besaran laba ditahan sendiri akan dipengaruhi oleh banyak sebab. Beberapa
yang sering dijumpai adalah karena perubahan pajak perusahaan, perubahan
strategi bisnis, perubahan harga pokok penjualan, perubahan penerimaan
bersih, perubahan jumlah uang yang akan dibayar pada investor dalam bentuk
dividen, serta perubahan biaya administrasi.
Laba ditahan ibarat akun tetap yang ada dalam neraca keuangan perusahaan
yang diberi nama Modal Pemegang Saham. Metode perhitungannya memiliki
beberapa cara tergantung informasi apa yang bisa didapat. Berikut metode
perhitungan laba ditahan tersebut:
Laba bersih sebelum pajak dihitung dengan mengurangi laba operasi dengan
bunga, depresiasi, dan amortisasi. Depresiasi dan amortisasi sendiri adalah
penyusutan nilai aktiva (berwujud dan tidak berwujud) selama masa
ekonomisnya. Dua hal ini dicatat sebagai biaya dalam laporan rugi laba.
Misalkan perusahaan membeli alat seharga Rp 100.000.000 dengan masa
ekonomis 10 tahun, maka akan ada biaya depresiasi sebesar Rp
10.000.000/tahun (asumsi nilai terdepresiasinya merata).
Misalkan tarif pajak adalah 10%, maka biaya pajak yang harus dibayar
adalah sebesar 10% x Rp 68.000.000 = Rp 6.800.000.
Lalu, kurangkan dengan laba bersih sebelum pajak. Maka hasilnya adalah
Rp 68.000.000 – Rp 6.800.000 = Rp 61.200.000.
Laba ditahan (R/E) memiliki keterkaitan yang kuat dengan dividen. Dividen
adalah hak pemegang saham atas raihan laba yang dihasilkan perusahaan.
Laba ditahan sesungguhnya merupakan hak milik pemegang saham yang
masih dipegang perusahaan untuk ekspansi bisnis. Ketika laba ditahan
tersebut diputuskan untuk didistribusikan ke pemegang saham, barulah
disebut sebagai pembagian dividen. Pembagian dividen berdasarkan jumlah
lembar saham yang dimiliki tiap-tiap pemegang saham.
1. Dividen Kas, adalah jenis dividen yang lazim diberikan oleh perusahaan
kepada para pemegang saham
2. Dividen Aktiva selain Kas, adalah jenis dividen yang berupa surat-surat
berharga maupun aktiva lainnya. Pada kasus ini, pemegang saham akan
menerima dividen sesuai dengan nilai dari pasar aktiva
3. Dividen Utang, adalah jenis dividen yang muncul ketika laba yang tidak
dibagikan memiliki cukup saldo untuk pembagian dividen, namun saldo
kas tidak mencukupi. Pada kondisi ini, pihak perusahaan akan
menerbitkan dividen utang yang akan dibayarkan pada saat saldo sudah
mencukupi
4. Dividen Saham, adalah jenis dividen di mana perusahaan membagikan
saham tambahan tanpa adanya pembayaran yang dibebankan kepada para
pemegang saham
5. Dividen Likuidasi, adalah jenis dividen yang sebagian dari total
pembagian tersebut merupakan pembagian modal. Penting sekali disini
untuk para pemegang saham dapat mengetahui mana yang merupakan
pembagian laba dan mana yang merupakan pembagian modal. Dengan
begitu, para pemegang saham dimungkinkan untuk dapat menurunkan
nilai investasi
Dari data-data tersebut maka dapat dibuat Laporan Laba Ditahan sebagai berikut:
F.
G. Laba Komprehensif
1. Pengertian Laba Komprehensif
Laporan laba-rugi komprehensif adalah salah satu laporan keuangan
yang mengukur seberapa besar keberhasilan perusahaan dalam periode
tertentu.
2. Kegunaan Laba Komprehensif
Kegunaan dari laporan laba-rugi komprehensif adalah membantu
melakukan prediksi di masa depan tentang profit yang akan didapat, nilai
investasi yang dikeluarkan, dan kekayaan kredit. Kegunaan lain dari laporan
ini antara lain:
a. Investasi
Dengan laporan ini, investor bisa mendapatkan informasi
mengenai prediksi laba dan arus kas di masa depan yang bisa dijadikan
patokan untuk menentukan harga jual saham dan deviden yang dimiliki
perusahaan di masa depan.
b. Pinjaman modal
Dengan laporan ini, Anda juga bisa mendapatkan pinjaman modal
dari kreditor lebih mudah. Karena mereka akan melihat seberapa kuat
Anda untuk membayar pinjaman pokok beserta beban bunga sehingga
tidak terjadi kredit macet.
c. Manajemen
Dapat mengukur keberhasilan perusahaan apakah telah mencapai
target yang sudah ditentukan.
a. Hasil laporan dari penghasilan dan beban tidak bisa diukur dengan
andal, sehingga tidak bisa dimasukan ke dalam laporan laba-rugi
lainnya. Dalam Standar Akuntansi Keuangan (SAK) memberikan
syarat bahwa penghasilan atau beban bisa diakui kalau bisa diukur
dengan andal.
b. Penghasilan atau laba yang dilaporkan akan berpengaruh dengan
metode akuntansi yang digunakan, sehingga beda metode hasilnya
akan berbeda. Standar Akuntansi Keuangan (SAK) memberikan
kebebasan kepada perusahaan untuk memilih metode untuk
menyusutkan aset tetap sesuai dengan kebijakan perusahaan yang
telah disetujui.
c. Hasil dari perhitungan penghasilan dan beban diharuskan melibatkan
pertimbangan (judgment) dari pihak manajemen.
a. Penghasilan
b. Beban
Laporan laba-rugi memiliki dua bentuk laporan yaitu model tunggal dan
ganda. Berikut penjelasannya:
a. Bentuk Tunggal
Dalam buku Pengantar Standar Akuntansi Keuangan (PSAK),
menyebutkan bahwa ada beberapa pos minimum yang harus disajikan
dalam laporan bentuk tunggal, yaitu pendapatan yang diperoleh, biaya
keuangan, bagian dari laporan laba rugi dari entitas asosiasi, beban
pajak yang harus dibayarkan, jumlah laba/rugi setelah dikurangi beban
pajak, hasil laba/rugi, komponen pendapatan komprehensif lainnya
menurut sifatnya, pendapatan komprehensif lain dari entitas asosiasi
dan ventura, dan total semua laba-rugi komprehensif.
Contoh :
b. Bentuk Ganda
Contoh :
Daftar Pustaka
https://id.wikipedia.org/wiki/Laporan_laba_rugi
https://accurate.id/akuntansi/laporan-laba-rugi/
https://www.jurnal.id/id/blog/cara-membuat-laporan-laba-rugi-perusahaan/
https://www.kompasiana.com/fatim/55484e08547b61b2122523cd/laporan-labarugi-
komprehensif
https://www.beecloud.id/berikut-komponen-komponen-laba-rugi/
https://www.jurnal.id/id/blog/ekuitas-pemegang-saham/
https://www.google.com/url?sa=i&url=https%3A%2F%2Fmanajemenkeuangan.net
%2Flaporan-laba-ditahan%2F&psig=AOvVaw0bMxSJFWqsXSo45f--
9muZ&ust=1613919489926000&source=images&cd=vfe&ved=2ahUKEwjzi7Xg3Pj
uAhV9HbcAHS40BJQQr4kDegUIARCiAQ
https://www.jurnal.id/id/blog/2018-pembahasan-laporan-laba-rugi-komprehensif-
beserta-kegunaan-batasan-elemen-dan-jenisnya/
https://www.google.com/url?sa=i&url=https%3A%2F%2Fmanajemenkeuangan.net
%2Flaporan-laba-rugi%2F&psig=AOvVaw21oWtWKibbm-
EJcRfktGSb&ust=1613923148179000&source=images&cd=vfe&ved=0CAIQjRxqF
woTCLDr1bXq-O4CFQAAAAAdAAAAABAD
https://www.google.com/url?sa=i&url=https%3A%2F%2Fmodify3.blogspot.com
%2F2019%2F09%2Fcontoh-laporan-keuangan-
hotel.html&psig=AOvVaw1GnqCUeloRqc2vrsMy8Ucn&ust=1613923027887000&s
ource=images&cd=vfe&ved=0CAIQjRxqFwoTCKiS-sfr-
O4CFQAAAAAdAAAAABAD