BAB 3kelompok 10 - Laporan Laba Rugi Dan Laporan Laba Ditahan

Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 22

Rangkuman Materi Kelas

Akuntansi Keuangan I
Laporan Laba Rugi dan Laporan Laba Ditahan

Oleh :
Kelompok 10
Anggota:
Ayu Ade Bintang Maharani (2007531279)
Anak Agung Sri Dewi Kusuma Wahyuni (2007531289)
Ida Ayu Amanda Triana Strari (2007531293)

UNIVERSITAS UDAYANA
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
DENPASAR
2021
A. Laporan Laba Rugi
1. Pengertian Laporan Laba Rugi
Laporan laba rugi (Inggris: Income Statement atau Profit and Loss
Statement) adalah bagian dari laporan keuangan suatu perusahaan yang
dihasilkan pada suatu periode akuntansi yang menjabarkan unsur-unsur
pendapatan dan beban perusahaan sehingga menghasilkan suatu laba (atau
rugi) bersih. Laporan laba rugi dapat dibuat pada periode satu bulan, satu
tahun, berdasarkan konsep perbandingan (matching concept) yang disebut juga
konsep pengaitan atau pemadanan, antara pendapatan dan beban yang terkait.
Konsep ini diterapkan dengan memadankan beban dan pendapatan yang
dihasilkan dalam periode terjanya beban tersebut. Selain itu, pada laporan laba
rugi juga disajikan tentang perbandingan antara pendapatan dengan
baban perusahaan. Artinya, laba terjadi jika pendapatan perusahaan tersebut
lebih besar dari beban yang dikeluarkan, sebaliknya jika beban perusahaan
lebih besar dari pendapatan maka perusahaan tersebut dapat dikatakan rugi.

2. Fungsi Laporan Laba Rugi

Laporan laba rugi harus dibuat setiap akhir bulan maupun akhir tahun sekali
atau berdasarkan interval yang disetujui berbagai pihak, hal ini dikarenakan
ada fungsi-fungsi khusus yang diharapkan muncul darinya jika dilakukan
perhitungan secara berkala dan sesuai jadwal. Berikut ini akan dijelaskan
fungsi-fungsi apa saja yang dimaksud:

1. Untuk Dijadikan Bahan Evaluasi Keuangan

Jika keuangan tersebut dicatat lengkap dengan transaksinya tentu atasan


bisa mengetahui secara jelas asal usul munculnya data finansial tersebut.
Sehingga bisa dilakukan penghitungan lebih menyeluruh ketika evaluasi
nanti.

2. Untuk Mengetahui Perkembangan Perusahaan


Perusahaan sedang berkembang bisa dilihat dari kondisi keuangan di
perusahaan tersebut. Jika lebih besar keuntungan atau laba dibandingkan
rugi, tentu prospek perusahaan ke depan akan semakin meningkat. Maka
dari itu, dibuatlah laporan laba rugi yang bisa dijadikan tolak ukur
perkembangan atau sebaliknya.

3. Untuk Mengatur Langkah Kebijakan Atasan

Fungsi yang ketiga dari laporan laba rugi adalah untuk mengatur langkah
kebijakan atasan terkait dengan pembiayaan. Jika di dalam laporan
tersebut, kerugian terbanyak akibat alat produksi yang tidak bekerja, maka
di tahun berikutnya, bisa diganti dengan aplikasi yang lebih
menguntungkan.

3. Jenis-jenis Laporan Laba Rugi

a. Laporan Laba Rugi Single Step

Pendapatan total dan keuntungan serta kegiatan operasional ditempatkan


di awal laba rugi. Lalu kemudian diikuti dengan beban dan kerugian dalam
kegiatan operasional.
Laba operasi = Selisih Pendapatan dengan Keuntungan dan Beban
Total serta Kerugian

b. Laporan laba rugi Multiple Step

Terjadi pemisahan antara transaksi operasional dan non-operasional.


Kemudian membandingkan biaya serta beban dengan pendapatan. 

Laba operasi = Terlihat Perbedaan Aktivitas Biasa dan Tidak Biasa


(Insidentil)
4. Batasan Laporan Laba Rugi

a. Perusahaan menghiangkan pos dari laporan laba rugi yang tidak dapat
diukur secara andal

b. Jumlah laba rug dipengaruhi oleh metode akuntansi yang digunakan

c. Pengukuran laba melibatkan penilaian

B. Format Laporan Laba Rugi

1. Usur Laporan Laba Rugi :

a. Pendapatan (Revenue)

Revenue adalah meningkatnya aktiva atau arus masuk perusahaan yang


berasal dari kegiatan operasional. 

Total Pendapatan Kotor – Potongan Harga atau Diskon, Retur,


Tunjangan Lain

b. Beban (Expenses)

Expenses adalah penggunaan aktiva atau aris keluar atau kemunculan


liablitias (kewajiban) dalam sebuah periode karena produksi barang atau
pengiriman.

c. Keuntungan (Profit)

Profit adalah meningkatnya ekuitas akibat transaksi atau investasi pemilik


atau pendapatan.
d. Kerugian (Loss)

Loss  adalah menurunnya ekuitas akibat transaksi atau beban serta


pendistribusian kepada pemilik.

2. Komponen Laporan Laba Rugi

laporan laba rugi terdiri dari beberapa komponen penyusunnya seperti :

1. Pendapatan atau penjualan

Semakin besar pendapatan yang diperoleh maka perusahaan akan semakin


berkembang lagi dikemudian hari. dari hasil pendapatan ini berfungsi untuk
ekspansi, membayar utang dan menutup biaya-biaya perusahaan.

2. Harga pokok penjualan

Penyusun harga pokok penjualan yaitu bahan baku, biaya para pekerja,
persediaan barang dalam proses dan persediaan barang jadi.

3. Laba kotor

Laba kotor adalah laba yang didapatkan suatu perusahaan setelah dikurangi
biaya pembuatan dan penjualan produk.

4. Beban usaha

Beban usaha meliputi beberapa hal seperti beban air, listrik, telepone,
beban pemasaran, penjualan, beban gaji, beban sewa.

5. Penghasilan keuangan

Penghasilan keuangan adalah suatu hasil yang diperoleh dari penghasilan


bunga berbunga.

6. Laba usaha
Laba usaha adalah laba bersih yang menjadi ukuran sukses suatu
perusahaan.

7. Laba sebelum pajak

Laba sebelum pajak memberikan informasi analisis investasi yang


berfaedah mengevaluasi kinerja operasi perusahaan tanpa adanya beban
pajak.

8. Laba bersih

Laba bersih adalah suatu kelebihan pendapatan bersih atas segala


pengeluaran perusahaan.

9. Beban pajak

Beban pajak adalah sejumlah tanggungan biaya yang harus ditanggung


perusahaan sebagai beban pajak.

C. Pelaporan Pos-pos Tidak Biasa

Prinsip akuntansi berterima umum mengharuskan pos-pos tertentu yang tidak


biasa dilaporkan secara terpisah di laporan laba rugi periode berjalan atau periode
sebelumnya. Pos-pos tersebut dapat digolongkan ke dalam pos-pos yang
memengaruhi laporan laba rugi periode berjalan dan laporan laba rugi periode
sebelumnya seperti ditunjukkan berikut ini.

Pos Tidak Biasa yang memengaruhi Laporan Laba Rugi Periode Berjalan

 Penurunan nilai aset tetap


 Biaya Restrukturisasi
 Operasi dalam Penghentian
 Pos Luar Biasa

Pos Tidak biasa yang memengaruhi Laporan Laba Rugi Periode Sebelumnya

 Kesalahan
 Perubahan dalam prinsip akuntansi

Pos tidak biasa yang memengaruhi laporan laba rugi periode berjalan mencakup
penurunan nilai aset tetap, biaya restrukturasi, operasi dalam penghentian, dan
pos luar biasa. Penurunan nilai aset dan biaya restrukturisasi, kadang kala
memakai istilah biaya khusus saat digabungkan akan dibahas lebih dahulu.

D. Laba Per Lembar Saham (EPS)


Pengertian EPS (Earning per Share atau Laba per Saham) dan Rumus
EPS – Laba per Saham atau dalam bahasa Inggris disebut dengan Earning per
Share yang disingkat dengan EPS adalah bagian dari laba perusahaan yang
dialokasikan ke setiap saham yang beredar. Laba per saham atau Earning per
Share ini merupakan indikator yang paling banyak digunakan untuk menilai
profitabilitas suatu perusahaan.
Laba per saham adalah ukuran profitabilitas yang sangat berguna dan
apabila dibandingkan dengan Laba per Saham pada perusahaan sejenisnya, Laba
per Saham ini akan memberikan suatu gambaran yang sangat jelas tentang
kekuatan profitabilitas antara perusahaan yang bersangkutan dengan perusahaan
pembandingnya. Pertumbuhan EPS (Earning per Share) merupakan ukuran
penting kinerja perusahaan karena menunjukan berapa banyak uang yang
dihasilkan perusahaan untuk pemegang sahamnya. Tidak hanya karena perubahan
keuntungan namun juga setelah semua dampak penerbitan saham baru.
 Rumus EPS (Earning per Share atau Laba per Saham)
EPS (Earning per Share atau Lembar per Saham) dihitung dengan membagi
laba bersih setelah pajak dan dividen yang dibagikan dengan jumlah saham
yang beredar. Earning per Share ini dapat dinyatakan dengan rumus EPS
dibawah ini :
Laba per Saham (EPS) =  (Laba Bersih setelah Pajak – Dividen)  /
Jumlah Saham yang Beredar
Jika terjadi perubahan struktur modal (contohnya perubahan jumlah saham)
selama perioda pelaporan, maka saham yang beredar harus dihitung
berdasarkan rata-rata tertimbang saham (weighted average share) yang
beredar selama tahun berjalan.

 Contoh Kasus Perhitungan Laba per Saham (Earning per Share atau EPS)
Berikut ini adalah contoh perhitungan Laba per lembar saham dengan
menggunakan Rumus EPS yang disebutkan diatas.

Contoh 1
Perusahaan XXZZ mempunyai saham yang beredar sebanyak 1 juta lembar
pada tahun 2016, Laba bersih setelah pajak adalah Rp. 1 miliar. Perusahaan
A kemudian memutuskan untuk membagikan 10% dividen atau sekitar Rp.
100 juta kepada pemegang sahamnya. Berapakah Earning Per Share (EPS)
atau Laba per lembar sahamnya ?
Diketahui :
Jumlah Saham yang beredar = 1.000.000 lembar saham
Laba bersih setelah Pajak = Rp. 1.000.000.000,-
Dividen yang dibagikan = Rp. 100.000.000,-
Laba per Saham = ?
Jawaban :
Laba per Saham (EPS) =  (Laba Bersih setelah Pajak  – Dividen)  / Jumlah
Saham yang Beredar
Laba per Saham (EPS) =  (Rp. 1.000.000.000 – Rp. 100.000.000) / 1.000.000
Laba per Saham (EPS) = Rp. 900.000.000 / 1.000.000
Laba per Saham (EPS) = Rp. 900,-
Jadi Laba per Saham atau Earning per Share (EPS) PT. XXZZ adalah
sebesar Rp. 900,-

E. Laporan Laba Ditahan

1. Pengertian Laba Ditahan

Laba Ditahan (Retained Earnings) merupakan istilah untuk laba yang


tidak dibagi, maksudnya adalah sebagian atau keseluruhan laba yang
diperoleh perusahaan yang tidak dibagikan oleh perusahaan kepada
pemegang saham dalam bentuk dividen. Dividen sendiri adalah pembagian
pada pemegang saham perusahaan yang sejajar dengan jumlah saham yang
dimiliki.

Jumlah laba yang tidak dibagi merupakan keputusan bersama dalam


Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Biasanya laba ditahan ini akan
digunakan oleh perusahaan sebagai investasi atau cadangan biaya, tambahan
modal agar kegiatan operasional perusahaan terjamin keberlangsungannya,
biaya untuk mengembangkan perusahaan di masa depan,  atau bisa juga
untuk membayar utang perusahaan.

Seiring waktu dengan melihat perkembangan ekonomi dunia, telah


diberlakukan adanya batasan pada laba ditahan. Batasan tersebut meliputi
batas hukum (berdasarkan hukum yang berlaku), batas kontraktual (batasan
jumlah laba ditahan yang dicadangkan untuk kebutuhan mendatang), dan
batas voluntary. Pembatasan laba ditahan ini dimaksudkan untuk menjaga
agar saldo yang dibagi tidak semuanya beralih sebagai dividen. Pembatasan
laba ditahan ini bisa dilakukan dengan dua metode, yaitu :

1. Membuat jurnal yang berfungsi mencatat batasan laba ditahan. Nantinya,


jumlah laba ditahan memiliki dua rekening yaitu rekening laba ditahan
bebas dan dana ditahan yang dibatasi.
2. Tidak membuat jurnal dari pembatasan laba ditahan.

Pembatasan laba ditahan ini sendiri setidaknya memiliki tiga sebab


diberlakukannya, yaitu :

1. Memenuhi perjanjian utang jangka panjang

2. Sebagai perencanaan keuangan (investasi pabrik, modal kerja, pembelian


mesin)

3. Cadangan kerugian/ketidakpastian di masa depan

2. Faktor Yang Mempengaruhi Laba Ditahan

Adanya laba ditahan tentunya karena ada faktor-faktor yang


mempengaruhinya, yaitu sebagai berikut:

1. Koreksi kesalahan dalam laporan keuangan periode

2. Penyesuaian dari periode yang lalu (prior-period adjustments/catch up


adjustment), yaitu memberlakukan jumlah rupiah yang mempengaruhi
operasi pada periode masa lalu yang diketahui pada periode sekarang
sebagai penyesuaian laba ditahan awal periode sekarang

3. Pengaruh perubahan akuntansi (accounting changes) yang terdiri atas 3


macam yaitu perubahan prinsip/metode akuntansi, perubahan taksiran
akuntansi, dan perubahan kesatuan/subjek pelaporan.

4. Kuasai reorganisasi, yaitu mekanisme untuk menghilangkan defisit dan


menjadikan perubahan seakan-akan baru berdiri dengan modal yuridis baru.

Besaran laba ditahan sendiri akan dipengaruhi oleh banyak sebab. Beberapa
yang sering dijumpai adalah karena perubahan pajak perusahaan, perubahan
strategi bisnis, perubahan harga pokok penjualan, perubahan penerimaan
bersih, perubahan jumlah uang yang akan dibayar pada investor dalam bentuk
dividen, serta perubahan biaya administrasi.

3. Metode Perhitungan Laba Ditahan

Laba ditahan ibarat akun tetap yang ada dalam neraca keuangan perusahaan
yang diberi nama Modal Pemegang Saham. Metode perhitungannya memiliki
beberapa cara tergantung informasi apa yang bisa didapat. Berikut metode
perhitungan laba ditahan tersebut:

1. Mengumpulkan Data dari Laporan Keuangan Perusahaan

Keberadaan dokumentasi keuangan adalah modal penting dalam


mengetahui jumlah laba ditahan, laba bersih, dan dividen yang sudah
dibayar. Jika dokumentasi riwayat keuangan ini sudah diperoleh, kalian
bisa menghitung laba ditahan dengan rumus :

Laba ditahan = Laba bersih – dividen yang dibayar

Selanjutnya untuk menghitung laba bersih kumulatif, tambahkan angka


laba ditahan hasil perhitungan rumus diatas dengan saldo laba yang ditahan
yang sudah ada.

2. Menghitung Laba Kotor

Menghitung laba kotor dipakai ketika kalian tidak mempunyai informasi


tentang laba bersih. Laba kotor merupakan angka yang dihasilkan dari
perhitungan pengurangan uang hasil penjualan dengan harga pokok
penjualan.

Contohnya adalah perusahaan A mendapat angka penjualan 200 juta rupiah


tetapi harus mengeluarkan 100 juta rupiah untuk keperluan produksi.
Artinya laba kotor dalam periode tersebut adalah Rp 200.000.000  – Rp
100.000.000 = Rp 100.000.000. Selanjutnya adalah dengan menghitung
Laba Operasi.
3. Menghitung Laba Operasi

Laba operasi adalah cerminan dari laba perusahaan setelah membayar


biaya penjualan dan operasional seperti upah. Menghitung laba operasi ini
dengan mengurangi laba kotor dengan biaya operasional perusahaan
(bukan termasuk harga pokok penjualan).

Sebagai contoh dari hasil poin 2, perusahaan A menghasilkan laba kotor Rp


100.000.000 dan harus membayar biaya-biaya administrasi sebesar Rp
20.000.000, maka Laba Operasi perusahaan adalah Rp 100.000.000 – Rp
20.000.000 = Rp 80.000.000. Setelah mendapatkan nilai ini, dilanjutkan
dengan perhitungan Laba Bersih sebelum pajak.

4. Menghitung Laba Bersih Sebelum Pajak

Laba bersih sebelum pajak dihitung dengan mengurangi laba operasi dengan
bunga, depresiasi, dan amortisasi. Depresiasi dan amortisasi sendiri adalah
penyusutan nilai aktiva (berwujud dan tidak berwujud) selama masa
ekonomisnya. Dua hal ini dicatat sebagai biaya dalam laporan rugi laba.
Misalkan perusahaan membeli alat seharga Rp 100.000.000 dengan masa
ekonomis 10 tahun, maka akan ada biaya depresiasi sebesar Rp
10.000.000/tahun (asumsi nilai terdepresiasinya merata).

Melanjutkan dari poin 3, Laba operasi perusahaan adalah Rp 80.000.000.


Jika perusahaan membayar bunga sebesar Rp 2.000.000 dan biaya
depresiasi sebesar Rp 10.000.000, maka laba bersih sebelum pajak
perusahaan adalah Rp 80.000.000 - Rp 2.000.000 - Rp 10.000.000 = Rp
68.000.000. Langkah berikutnya adalah menghitung laba bersih setelah
pajak.

5. Menghitung Laba Bersih Setelah Pajak

Langkah selanjutnya adalah menghitung laba bersih setelah pajak.


Perhitungan pertama adalah dengan mengalikan tarif pajak perusahaan
dengan laba bersih sebelum pajak. Lalu, untuk menghitung laba bersih
setelah pajak yaitu mengurangi angka hasil perkalian ini dari angka laba
bersih sebelum pajak.

Misalkan tarif pajak adalah 10%, maka biaya pajak yang harus dibayar
adalah sebesar 10% x  Rp 68.000.000 = Rp 6.800.000.

Lalu, kurangkan dengan laba bersih sebelum pajak. Maka hasilnya adalah
Rp 68.000.000 – Rp 6.800.000 = Rp 61.200.000.

6. Mengurangi Dengan Jumlah Dividen yang Telah Dibayar

Setelah didapat laba bersih setelah pajak, perhitungan terakhir adalah


menguranginya dengan dividen yang sudah dibayarkan. Contoh, perusahaan
membayar dividen kepada investor sebesar Rp 6.200.000 pada periode
bersangkutan, maka laba ditahan untuk periode tersebut adalah Rp
61.200.000 – Rp 6.200.000 = Rp 55.000.000.

4. Menghitung Saldo Akhir dari Akun Laba Ditahan

Seperti yang sudah diungkap sebelumnya, laba ditahan adalah akun


kumulatif sejak berdirinya perusahaan sampai saat ini. Maka untuk
mengetahui besarnya laba ditahan keseluruhan tersebut adalah dengan
menambahkan laba ditahan dari periode berjalan dengan saldo akhir laba
ditahan pada periode pembukaan yang lalu.

5. Kaitan Laba Ditahan dengan Dividen

Laba ditahan (R/E) memiliki keterkaitan yang kuat dengan dividen. Dividen
adalah hak pemegang saham atas raihan laba yang dihasilkan perusahaan.
Laba ditahan sesungguhnya merupakan hak milik pemegang saham yang
masih dipegang perusahaan untuk ekspansi bisnis. Ketika laba ditahan
tersebut diputuskan untuk didistribusikan ke pemegang saham, barulah
disebut sebagai pembagian dividen. Pembagian dividen berdasarkan jumlah
lembar saham yang dimiliki tiap-tiap pemegang saham.

Dividen sendiri terbagi ke dalam beberapa jenis, yaitu:

1. Dividen Kas, adalah jenis dividen yang lazim diberikan oleh perusahaan
kepada para pemegang saham
2. Dividen Aktiva selain Kas, adalah jenis dividen yang berupa surat-surat
berharga maupun aktiva lainnya. Pada kasus ini, pemegang saham akan
menerima dividen sesuai dengan nilai dari pasar aktiva
3. Dividen Utang, adalah jenis dividen yang muncul ketika laba yang tidak
dibagikan memiliki cukup saldo untuk pembagian dividen, namun saldo
kas tidak mencukupi. Pada kondisi ini, pihak perusahaan akan
menerbitkan dividen utang yang akan dibayarkan pada saat saldo sudah
mencukupi
4. Dividen Saham, adalah jenis dividen di mana perusahaan membagikan
saham tambahan tanpa adanya pembayaran yang dibebankan kepada para
pemegang saham
5. Dividen Likuidasi, adalah jenis dividen yang sebagian dari total
pembagian tersebut merupakan pembagian modal. Penting sekali disini
untuk para pemegang saham dapat mengetahui mana yang merupakan
pembagian laba dan mana yang merupakan pembagian modal. Dengan
begitu, para pemegang saham dimungkinkan untuk dapat menurunkan
nilai investasi

Contoh pembuatan laporan laba ditahan:

PT Manajemen Keuangan Network melaporkan hasil-hasil berikut ini untuk


periode yang berakhir pada tanggal 31 Maret 2018.

Laba ditahan, 1 April 2017 = Rp 3.000.000.000

Laba bersih = Rp 250.000.000


Dividen tunai yang diumumkan = Rp 50.000.000

Dividen saham yang diumumkan = Rp 100.000.000

Dari data-data tersebut maka dapat dibuat Laporan Laba Ditahan sebagai berikut:

F.

Laporan Ekuitas Pemegang Saham


1. Pengertian Ekuitas Pemegang Saham
Ekuitas pemegang saham adalah jumlah uang yang diberikan kepada
pemegang saham ketika aset perusahaan dilikuidasi serta hutang dibayar.
Ekuitas juga diartikan sebagai modal karena berupa harta yang
dikeluarkan oleh perusahaan untuk digunakan sebagai biaya operasional
perusahaan. 

2. Fungsi Laporan Ekuitas Pemegang Saham


Pelaporan dari ekuitas perusahaan berfungsi untuk menyediakan
informasi untuk pihak yang berkepentingan tentang efisiensi dan
kepengurusan manajemen perusahaan.

3. Klasifikasi Ekuitas Pemegang Saham


Klasifikasi dari ekuitas pemegang saham atas dasar sumber dibagi
menjadi 2, yaitu:
a. Modal Setoran
b. Laba Ditahan.
Penyajian klasifikasi ekuitas atas dasar sumber merupakan yang paling
tradisional atau yang paling banyak digunakan oleh banyak perusahaan.
Alasannya adalah banyak perusahaan yang pada saat merintis usaha
dimulai dengan mendapatkan modal pemilik perusahaan terlebih dahulu.
Dana yang dikumpulkan tersebut menjadi modal berdirinya
perusahaan. Kemudian seiring berjalannya waktu dan perusahaan semakin
besar, sumber modal datang dari banyak pihak yang membuat perhitungan
ekuitas berubah setiap tahunnya.
Berikut adalah penjelasan dari klasifikasi ekuitas pemegang saham
berdasarkan sumbernya:

2.1 Laba ditahan


Laba ditahan adalah hasil dari perhitungan akumulasi akun
laba dan rugi, laba yang ditahan perusahaan dan tidak dibayarkan
kepada pemegang saham sebagai dividen. Laba ditahan digunakan
untuk membiayai operasional perusahaan. Pembiayaan dilakukan
baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang.

2.2 Modal Setoran


Modal setoran terbagi menjadi 2, yaitu :
a. Modal Yuridis.
Yuridis atau yang disebut juga dengan Legal
Capital muncul karena adanya ketentuan hukum
yang mengharuskan adanya sejumlah dana yang
dipertahankan perusahaan untuk perlindungan
terhadap pihak lain
b. Modal Setoran Lain.
Modal Setoran Lain sering disebut
dengan paid-in surplus atau stock. 
Modal setoran dapat mengalami penurunan
dan mengakibatkan adanya perubahan nilai
terhadap ekuitas.
Beberapa hal yang menyebabkan penurunan
modal setoran lainm yaitu :
1. Pemesanan Saham.
2. Obligasi Terkonversi.
3. Saham Istimewa Terkonversi.
4. Dividen Saham.
5. Hak Beli Saham.
6. Saham Treasure. 
Namun, modal setoran tidak akan semata-
mata mengalami penurunan kecuali terjadi
likuidasi dalam perusahaan.

Contoh Laporan Ekuitas Pemegang Saham :

G. Laba Komprehensif
1. Pengertian Laba Komprehensif
Laporan laba-rugi komprehensif adalah salah satu laporan keuangan
yang mengukur seberapa besar keberhasilan perusahaan dalam periode
tertentu.
2. Kegunaan Laba Komprehensif
Kegunaan dari laporan laba-rugi komprehensif adalah membantu
melakukan prediksi di masa depan tentang profit yang akan didapat, nilai
investasi yang dikeluarkan, dan kekayaan kredit. Kegunaan lain dari laporan
ini antara lain:
a. Investasi
Dengan laporan ini, investor bisa mendapatkan informasi
mengenai prediksi laba dan arus kas di masa depan yang bisa dijadikan
patokan untuk menentukan harga jual saham dan deviden yang dimiliki
perusahaan di masa depan.

b. Pinjaman modal
Dengan laporan ini, Anda juga bisa mendapatkan pinjaman modal
dari kreditor lebih mudah. Karena mereka akan melihat seberapa kuat
Anda untuk membayar pinjaman pokok beserta beban bunga sehingga
tidak terjadi kredit macet.

c. Manajemen
Dapat mengukur keberhasilan perusahaan apakah telah mencapai
target yang sudah ditentukan.

3. Keterbatasan Laba Komprehensif


Laporan ini disusun dengan asumsi dan kebijakan tertentu sehingga
memiliki beberapa keterbatasan yang dimilikinya, berikut beberapa
keterbatasan laporan rugi laba komprehensif :

a. Hasil laporan dari penghasilan dan beban tidak bisa diukur dengan
andal, sehingga tidak bisa dimasukan ke dalam laporan laba-rugi
lainnya. Dalam Standar Akuntansi Keuangan (SAK) memberikan
syarat bahwa penghasilan atau beban bisa diakui kalau bisa diukur
dengan andal.
b. Penghasilan atau laba yang dilaporkan akan berpengaruh dengan
metode akuntansi yang digunakan, sehingga beda metode hasilnya
akan berbeda. Standar Akuntansi Keuangan (SAK) memberikan
kebebasan kepada perusahaan untuk memilih metode untuk
menyusutkan aset tetap sesuai dengan kebijakan perusahaan yang
telah disetujui.
c. Hasil dari perhitungan penghasilan dan beban diharuskan melibatkan
pertimbangan (judgment) dari pihak manajemen.  

4. Elemen Laba Komprehensif

Terdapat 2 elemen penting yaitu penghasilan dan beban. Berikut


penjelasannya :

a. Penghasilan

Penghasilan adalah adanya kenaikan manfaat ekonomi dalam periode


waktu tertentu yang ditandai dengan kenaikan aset neto (ekuitas) dalam
bentuk penambahan aset dan penurunan hutang yang dihasilkan dari
bisnis perusahaan bukan dari pemilik modal.

b. Beban

Beban adalah adanya penurunan manfaat ekonomi dalam waktu


periode tertentu yang menyebabkan aset neto (ekuitas) menjadi
berkurang dan beban utang semakin bertambah.

Dalam penyajian laporan laba-rugi komprehensif dapat dilakukan dengan


beberapa cara agar informasi bisa dengan mudah diterima oleh pengguna laporan
keuangan. Perusahaan juga diberikan kebebasan untuk memberikan istilah-istilah
yang biasa dipakai dan perubahan penulisan urutan dari setiap pos-pos yang ada
jika memang diperlukan untuk lebih memudahkan dalam menjelaskan laporan
kinerja keuangan.

5. Jenis Laba Komprehensif

Laporan laba-rugi memiliki dua bentuk laporan yaitu model tunggal dan
ganda. Berikut penjelasannya:

a. Bentuk Tunggal
Dalam buku Pengantar Standar Akuntansi Keuangan (PSAK),
menyebutkan bahwa ada beberapa pos minimum yang harus disajikan
dalam laporan bentuk tunggal, yaitu pendapatan yang diperoleh, biaya
keuangan, bagian dari laporan laba rugi dari entitas asosiasi, beban
pajak yang  harus dibayarkan, jumlah laba/rugi setelah dikurangi beban
pajak, hasil laba/rugi, komponen pendapatan komprehensif lainnya
menurut sifatnya, pendapatan komprehensif lain dari entitas asosiasi
dan ventura, dan total semua laba-rugi komprehensif.

Contoh :

b. Bentuk Ganda

Jika perusahaan memilih menggunakan sistem ganda, maka


perusahaan diharuskan untuk membuat dua laporan. Laporan pertama
berisi laporan rugi laba yang sedang berjalan dan laporan kedua berisi
laporan rugi laba komprehensif dan pendapatan komprehensif.
Beberapa pos minimum yang harus ada dalam laporan bentuk ganda
yaitu pendapatan yang diperoleh, biaya pendanaan, bagian dari laba-
rugi entitas asosiasi dan ventura, beban pajak, jumlah laba-rugi setelah
dikurangi pajak, dan total laba-rugi.

Contoh :

Daftar Pustaka
https://id.wikipedia.org/wiki/Laporan_laba_rugi

https://accurate.id/akuntansi/laporan-laba-rugi/

https://www.jurnal.id/id/blog/cara-membuat-laporan-laba-rugi-perusahaan/

https://www.kompasiana.com/fatim/55484e08547b61b2122523cd/laporan-labarugi-
komprehensif
https://www.beecloud.id/berikut-komponen-komponen-laba-rugi/
https://www.jurnal.id/id/blog/ekuitas-pemegang-saham/
https://www.google.com/url?sa=i&url=https%3A%2F%2Fmanajemenkeuangan.net
%2Flaporan-laba-ditahan%2F&psig=AOvVaw0bMxSJFWqsXSo45f--
9muZ&ust=1613919489926000&source=images&cd=vfe&ved=2ahUKEwjzi7Xg3Pj
uAhV9HbcAHS40BJQQr4kDegUIARCiAQ
https://www.jurnal.id/id/blog/2018-pembahasan-laporan-laba-rugi-komprehensif-
beserta-kegunaan-batasan-elemen-dan-jenisnya/
https://www.google.com/url?sa=i&url=https%3A%2F%2Fmanajemenkeuangan.net
%2Flaporan-laba-rugi%2F&psig=AOvVaw21oWtWKibbm-
EJcRfktGSb&ust=1613923148179000&source=images&cd=vfe&ved=0CAIQjRxqF
woTCLDr1bXq-O4CFQAAAAAdAAAAABAD
https://www.google.com/url?sa=i&url=https%3A%2F%2Fmodify3.blogspot.com
%2F2019%2F09%2Fcontoh-laporan-keuangan-
hotel.html&psig=AOvVaw1GnqCUeloRqc2vrsMy8Ucn&ust=1613923027887000&s
ource=images&cd=vfe&ved=0CAIQjRxqFwoTCKiS-sfr-
O4CFQAAAAAdAAAAABAD

Anda mungkin juga menyukai