Makalah Tafsir Al-Fatihah
Makalah Tafsir Al-Fatihah
Makalah Tafsir Al-Fatihah
DISUSUN OLEH
DOSEN PENGAMPU
H. Ismail.M.Pd
SEMESTER : 4( Empat)
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur saya ucapkan kehadirat Allah SWT Tuhan yang Maha
Esa, karena berkat Rahmat dan Hidayah-Nya, saya dapat menyelesaikan makalah
yang berjudul Pentingnya kesehatan tepat pada waktunya. Sholawat serta Salam
senantiasa selalu teruntaikan kepada baginda Nabi Agung Muhammad SAW,
yang telah membawa umatnya dari zaman kegelapan menuju zaman terang-
benderang.
Selanjutnya, makalah ini disusun guna untuk memenuhi tugas mata kuliah
Tafsir dengan Dosen Pengampu H. Ismail, M.Pd.Sebagaimana telah disebutkan
sebelumnya, makalah ini saya susun untuk menjelaskan bagaimana PENTINGNYA
KESEHATAN.
Makalah yang Kami susun ini masih jauh dari kata sempurna, akan tetapi
kami telah berusaha semaksimal mungkin dalam pembuatan makalah ini. Oleh
karena itu, kami juga ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu dalam pembuatan makalah ini sampai selesai. Serta ucapan
terima kasih saya sampaikan juga kepada Ibu Dosen Pengampu Nurlina,M.Pd
yang telah memberikan tugas ini kepada Kami.
Akhir kata, Kami berharap makalah ini dapat bermanfaat bukan hanya
bagi Kami sendiri, namun juga dapat bermanfaat bagi semua orang yang
membaca makalah ini untuk menambah wawasannya. Kritik dan saran yang
membangun sangat saya harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
ii
1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Al-Quran sebagai sumber utama yang Allah turunkan dalam bahasa arab, memiliki makna yang sangat
luas dan beragam, maka memerlukan suatu ilmu pengetahuan yang mengupas makna lafazh dalam al-
Quran. Ilmu Tafsir adalah ilmu yang bertugas memaparkan dan juga menjelaskan tentang segala sesuatu
yang terkandung dalam al-Quran. Dalam definisi yang lebih luas, tafsir diartikan sebagai dialog antara
teks al-Quran yang mencakup cakrawala makna dengan horizon pengetahuan manusia dan juga menjadi
suatu problem dalam kehidupan yang selalu mengalamai perubahan beserta dinamika yang tidak pernah
berhenti. Oleh karena itu, kekayaan dan signifikansi teks al-Quran sangat bergantung terhadap
pencapaian-pencapaian pengetahuan para mufasir. Maka dengan semakin tinggi tingkat pengetahuan
dan keilmuan seorang mufasir, semakin beragama dan signifikan juga makna yang dihasilkannya.
Tujuan dalam mempelajari ilmu tafsir tidak lain dan tidak bukan yaitu untuk mengetahui pesan,
informasi, petunjuk, dan khususnya untuk mengetahui hukum-hukum secara tepat sebagaimana yang
dimaksud Allah dalam al-qur’an. Maka dari itu, Ilmu Tafsir merupakan sebuah alat untuk menafsirkan
ayat-ayat Al-Qur’an. Dengan demikian, kebutuhan mengenai tafsir itu tidak bisa dipungkiri maupun
dihindari. Dari hal tersebut jelas digambarkan kepada umat bahwa Al-Qur’an itu menjadi sebuah teks
yang ddidalamnya memungkinkan banyak para pembaca untuk melihat makna yang beragam).
Pengertian Tafsir yang disampaikan oleh para Ulama Tafsir sangatlah beragam. Banyak yang
berpendapat bahwa Tafsir merupakan sebuah proses ilmu untuk mengungkap dan menjelaskan lafazh-
lafazh yang ada dalam al-Quran, sehingga, lafazh yang terkandung dalam al-Quran bisa kita fahami dan
kita amalkan dalam kehidupan sehari hari. Namun banyak juga Ulama Tafsir berpendapat bahwa Tafsir
adalah sebuah produk keilmuan dari tsaqofah keilmuan para Ulama, yang nantinya, penjelasan
mengenai ayat atau lafazh dalam al-Quran itu disesuaikan dari latar belakang kelimuan seorang Mufasir.
1.3 Tujuan
2
II. Pembahasan
اياك نعبد وايا ك نستعين اھدناالصراط المستقيم * صراط الذين انعمت عليھم غير المغضوب عليھم
.والالضآ لين
Terjemah :
“Dengan menyebut nama Allah Yang Maha pemurah lagi Maha Penyayang”.
“Hanya kepada-Mu kami menyembah dan hanya kepada-Mu kami memohon pertolongan”
“Yaitu jalan orang-orang yang telah engkau anugrahkan nikmat ; bukan jalan orang-orang yang
dimurkai dan bukan pula jalan orang-orng yang sesat”
Dalam surat Al-Fatihah mencakup semua makna di atas dalam satu kesatuan yaitu:
Ayat ini menunjukkan bahwa setiap pujian hanya bersumber dari kenikmatan-Nya. Tidak akan terwujud
kenikmatan tersebut kecuali apabila nama-Nya dimulyakan . kenikmatan yang peling penting adalah
3
kenikmatan mengadakan dan mendidik. Hal itu di tegaskan dalam firman-Nya رب العالمينdan
disempurnakan dengan firman-Nya.
Dengan demikian, berarti agama adalah balasan, adakalanya balasan kepada orang yang berbuat baik
dan hukuman bagi orang yang berbuat jahat.
“hanya kepada engkau kami menyembah dan hanya kepada engkaulah kami memohon
pertolongan”
Maksudnya adalah bahwa kebahagian tersebut tidak akan didapatkan secara sempurna kecuali dengan
mengikuti jalan yang lurus. Barang siapa membelakanginya atau berpaling daripada Allah maka ia akan
binasa dan tempatnya adalah neraka.
“yaitu jalan orang-orang yang telah engkau anugrahkan nikmat kepada mereka”
Ini adalah satu petunjuk bahwa Allah mensyariatkan agama untuk membimbing manusia. Oleh sebab
itu, ikutilah petunjuk-Nya dan berjalanlah pada ketentuan-Nya.
6. Orang yang tidak dapat mendapat kenikmatan sebagaimana disyariatkan dalam ayat
“... bukan jalan mereka yang dimurkai dan bukan pula jalan mereka yang sesat”
4
Orang yang tidak diberi kenikmatan dibagi dua golongan yaitu:
golongan yang keluar dari jalan yang haq setelah mereka mengetahuinya kemudian berpaling
dan menolak apa yang telah diwariskan oleh nenek moyang mereka.
Golongan yang tidak mengetahui haq.
*سم هللا الرحمن الرحيم* الحمد هللا رب لعا لمين * الرحمن الرحيم
5
3. KAJIAN EMPAT MUFASIR MENGENAI SURAT AL-FATIHAH
Menurut empat mufasir ya’ni Ibnu katsir, Al Munir, Al Maroghi, dan Nurul Quran mengenai surat Al-
Fatihah sebagai berikut:
a) Ayat Pertama
“Dengan menyebut nama Allah Yang Maha pemurah lagi Maha Penyayang”.
Kajian tafsir menurut Al Munir bahwa lafad “Basmallah” adalah termasuk kedalam ayat.bahwa
penapsiran “Basmallah” ini, merupakan pendorong bagi hamba allah Supaya memperbanyak dzikir.
sebab inti ilmu hikmah yang dieiridkan oleh orang-orang soleh dan Waliyullah terdahulu adalah terletak
pada lafad basmalah.
Menurut Al Maroghi dalam kitab tafsirnya mengemukakan bahwa sebagaian sahabat (Abu Huraeroh,
Ali, Ibnu Abbas, Ibnu Umar), Tabi’in (Said bin Jubair, Atho, Zuhry, Ibnu Mobarok), Fuqoha, ahli-ahli
qiroat Mekkah dan kufah berpendapat bahwa Basmalah merupakan ayat dari setiap surat dalam Al-
Qur’an.
Allah memerintahkan kita untuk berdzikir dan bertasybih sebagaimana dalam firman-Nya yang
artinya “Sebutlah nama Tuhanmu dan beribadahlah kepada-Nya dengan penuh ketekunan” (Q.S Al-
Mujammil: 8)
Menyebutkan nama Allah harus disertai dengan hati dan lisan untuk mengingat keagungan dan nikmat-
nikmat-Nya yang telah diberikan pada hamba-Nya, berdzikir kepada Allah dengan lisan artinya
membaca asmaul husna.
6
b) Ayat kedua
Kajian tafsir menurut Al Munir bahwa lafad الحمدditafsirkan dengan “As-Syukru“ karena memuji
kepada allah artinya Bersyukur kepadanya atas limpahan nikmat yang luar biasa. adapun nikmat yang
paling utama yaitu “Hidayah Iman”yang diberikan kepada kita.lafad رب لعا لمينmentafsirkan kedalm
tiga pengertian:
c. Allah adalah Dzat yang berkuasa mengubh suatu keadaan kepada keadaan lain.
Menurut Al Maroghi berpendapat bahwa dalam Al-Atsar diterangkan bahwa “Al-Hamdu” adalah pokok
bersyukur. Berkenaan dengan syukur, Allah adalah yang hak untuk diibadahi dan Rabb yang menjadi
sandaran segenap mahluk-Nya karena Allah memelihara manusia.
c) Ayat ketiga
الرحمن الرحيم
Kajian Tafsir menurut Al Munir lafad “ ”الرحمنdiartikan dengan lafad “Allatif” yaitu Dzat yang maha
pengasih Kepada semua mahluknya. baik pada orang yang berbuat kebaikan maupun pada yang berbuat
kemunkaran.Sedangkan lafad “ ”الرحيمyaitu yang mengampuni dosa di dunia dan memberi rahmat
diakhirat nanti bagi yang dikehendakinya.
Menurut Tafsir Nurul Qur’an istilah الرحمنdan الرحيمyang digunakan setelah bacaan rabbil alamin
mengacu pada makna bahwa Dia dengan kekutan mutlaqnya tetap maha penyayang kepada semua
7
mahluknya.sipat yang Allah miliki ini menarik hamba-hambanya sehingga mereka dengan senang hati
mengucap “Arrahman dan Arrahim”.
d) Ayat keempat
Yaitu ada dua cara bisa memanjangkan huruf “mim” jadi ما لكyang artinya bahwa allah SWT adalah
tuhan yang mengatur segala sesuatu di akhirat. dan bisa memendekan huruf “mim” nya jadi ملكdengan
makna tuhan yang memerin tah diakhirat dengan perintah dan larangan-Nya.
Kajian Tarsir Menurut Ibnu Katsir tentang ayat ini yitu bahwamenurut Ad dahhaq dari ibnu Abbas
bahwa “”ما لك يوم الدينitu hari perhitungan amal-mal mahluk, yakni hri kiamat yang kedaan mereka nanti
tergantung atas amal perbuatanya.jika mereka mempunyai amal jahat maka mereka akan bernasib jelek,
kecuali yang mendapat ampunan. Hal ini sesuai dengan pendapat sebagaian besar para sahabat, tabi’in
dan ulama salaf.
e) Ayat kelima
“Hanya kepada-Mu kami menyembah dan hanya kepada-Mu kami memohon pertolongan”
Kajian Tafsir menurut Al Munir bahwa lafad” ”ايا ك نعبدyaitu dengan mengartikan “ kami Tidak
Menghambakan diri pada sesuatu selain Allah.sedangkan lafad” ”وايا ك نستعينyaitu hanya kepadamu
kami memohon pertolongan untuk mengabdikan diri dalam artian tidak ada kemampuan untuk
menghindarkan diri untuk maksiat kecuali dengan pertolongan-Mu.
Menurut Al Maroghi, ibadah adalah ketundukan, yang lahir dari sinar hati dengan I’tikad mengagumkan
yang dipuja karena dia mempunyaikekuasaan yang tidak dapat dicapai oleh akal yang tidak bisa oleh
8
akal pikiran manusia, barang siapa yang merendahkan diri terhadap raja, dia tidak disebut abid-Nya,
tetapi takut karena siksaan-Nya atau mengharapkan kemurahan-Nya.
Lafad “Isti’anah” adalah memohon pertolongan dan bantuan atas kesempurnaaan perbuatanya
sebab ia rtidak mampu kekal dengan pekerjaannya sendiri. Dari ayat lain Alloh memerintahkan
kita agar tidak beribadah selain kepada-Nya, karena Dialah yang mandiri karena itu tidak patut
dalam ibadah, Allah disekutukan dengan lain dan tidak dapat pula mengagumkan yang selainnya
sebagaimana Allah memerintahkan pula agar tidak memohon pertolongan kecuali kepada-Nya
f) Ayat keenam
اھدناالصراط المستقيم
Kajian tafsir Menurut Akl Munir lafad ini diartikan bahwa permohonan atau do’a kepada Allah
dengan dua pengertian:
Menurut tafsir Nurul Quran, jalan yang lurus ini merupakan ajaran ilahiyah itu sendirir memiliki
beberapa tingkat semua orang tidaklah memiliki persiapan tingkat spiritual yang penting untuk
menggapai tingkat-tingkat ini penting untuk diketahui bahwa jalan yang lurus selalu satu, tidak lebih
dari itu karena jarak yang paling dekat antara dua titik hanya ada satu garis lurus. Ketika Al-Qur’an
mengungkapkan bahwa jalan yang benar adalah kenyakinan itu sendiri kepada agama ilahiyah dengan
aspek-aspek praktis dan moralnya.
g) Ayat ketujuh
9
صراط الذين انعمت عليھم غير المغضوب عليھم والالضآ لين
“yaitu jalan orang-orang yang telah engkau anugrahkan nikmat; bukan jalan orang-orang yang
dimurkai dan bukan pula jalan orang-orng yang sesat”
Kajian Tafsir Menurut Al Munir bahwa lafad ini” “ صراط الذين انعمت عليھمadalah agama orang-orang yang
telah dianugrahi kenikmatan dari kalangan para nabi,shiddikin,syuhada dan sholihin.sedangkan lafad
“”غير المغضوب عليھمyakni bukanlah agama orang yahudi yang dimarahi.lalu lafad “”والالضآ لينyakni bukan
orang-orang yang sesat,dan bukan orang-orang nashoro yang sesat dari islam.serta orang yang dimurkai
allah itu adalah orang-orang kafir.
Menurut Ibnu Katsir, lafad “Shirotol ladzina an’amta ‘alaihim” ialah orangorang yang diberi nikmat
oleh Allah sebagaimana terdapat dalam surat An-Nisa ayat 69-70. Menurut riwayat Ad-Dahak yang
diterima oleh ibnu Abbas berkata “nikmat yang dilimpahkan pada mereka itu berupa taat dan ibadah
kepada Allah, malaikat, Para Nabi dan orang-orang yang shaleh. Sedangkan lafad “Ghoiril Magdhobi
‘alaihim wa laa dhoolliin” yaitu orang-orang yang mengetahui hak kebenaran tetapi merekaberpaling
dari padanya dan bukan pula jalan orang-orang yang sesat yaitu orang yang tidak berpengatahuan.
Lafad “Adh-Dholin” sendiri merupakan dua jalan yang fasid yaitu jalan orang-orang Yahudi dan
Nashrani.
Syekh An-Nawawi memberikan petunjuk kepada orang yang telah membaca surat Al-
Fatihah.Hendaklah ia membaca lafad “ “ آمينartinya “semoga Allah SWT menyebabkan atau berkenan
menerima atau memenuhi segala permohonan”.
Dari uraian tafsir Al-Fatihah di atas, maka penulis menganalisa pendapat mufasir sebagai berikut:
10
Dalam tafsir Al Marogi, kandungan surat Al-Fatihah antara lain keimanan kepada allah, pahala bagi
orang-orang yang beriman dan berbuat kebaikan, ancaman siksa bagi orang-orang yang durhaka dan
menjauhi ajaran-Nya cara mendapatkan kebaikan dan kebahagiaan di dunia dan di akhirat.
Dalm tafsirAl Munir kandungan surat Al-Fatihah semuanya telah tercakup hal yang berkenaan dengan
masalah ibadah, baik ibadah amaliah atau ibadah badaniah dalam kehidupan manusia sebai pengabdian
kepada allah maka telah cukup dalam isi surat Al-Fatihah.
Dalam tafsir Nurul Quran, surat Al-Fatihah memiliki keutamaan ketimbang surat-surat lain dalam Al-
Qur’an karena surat Al-Fatihah sebanding dengan keseluruhan isi Al-Qur’an.tujuh ayat dalam surat Al-
fatihah menyimpulkan seluruh Al-qur’an, sebagaimana terdapat dalam firman Allah yang artinya” Dan
kami telah berikan kepadamu tujuh ayat yang dibaca berulang-ulang dan Al-qur’an yang agung”(Q.S
Al-hijr:87).
Dalam tafsir Ibnu Katsir,surat Al-Fatihah yakni menurut pendapt yng kuat(sahih),surat Al-Fatihah tujuh
ayat,menurut umar bin ubaid berjumlah delapan ayat.nama-nama lain surat ini adalah ummul
kitab,alhamdu,ash-sholat,asy-syifa,ar-ru’yah,as saul Qur’an,al waafiyah,as-sab’ul matsani,al kanzu dan
Al Qur’an serta al-kaafiyah.swurat ini termasuk surat madaniyah,dan ada pula yang mengatakan
makiyyah.Al ftihah termasuk surat yang paling mulia dalam al qur’an dan menurut jumhur
ulama,membacanya merupakan syarat sahnua shlat.menurut jumhur ulama membaca isti’anah sebelum
membaca surat Al-Fatihah adalah sunnah,sedangkan menurut ar-razi adalah wajib,jika hendak
melaksanakan shalat dan membaca Al-Qur’an.
III. PENUTUP
1. Kessimpulan
Al-Quran sebagai sumber utama yang Allah turunkan dalam bahasa arab, memiliki makna yang sangat
luas dan beragam, maka memerlukan suatu ilmu pengetahuan yang mengupas makna lafazh dalam al-
Quran. Ilmu Tafsir adalah ilmu yang bertugas memaparkan dan juga menjelaskan tentang segala sesuatu
yang terkandung dalam al-Quran. Dalam surat Al-Fatihah mencakup semua makna di atas dalam satu
kesatuan yaitu:
11
1. Mengenai masalah tauhid ditunjukan dalam firman-Nya
2. . Janji dan ancaman tercakup dalam firman-Nya
3. Masalah ibadah
6. Orang yang tidak dapat mendapat kenikmatan sebagaimana disyariatkan dalam ayat
Dari uraian tafsir Al-Fatihah di atas, maka penulis menganalisa pendapat mufasir sebagai berikut:
Dalam tafsir Al Marogi, kandungan surat Al-Fatihah antara lain keimanan kepada allah, pahala bagi
orang-orang yang beriman dan berbuat kebaikan, ancaman siksa bagi orang-orang yang durhaka dan
menjauhi ajaran-Nya cara mendapatkan kebaikan dan kebahagiaan di dunia dan di akhirat.Dalm tafsirAl
Munir kandungan surat Al-Fatihah semuanya telah tercakup hal yang berkenaan dengan masalah
ibadah, baik ibadah amaliah atau ibadah badaniah dalam kehidupan manusia sebai pengabdian kepada
allah maka telah cukup dalam isi surat Al-Fatihah.Dalam tafsir Nurul Quran, surat Al-Fatihah memiliki
keutamaan ketimbang surat-surat lain dalam Al-Qur’an karena surat Al-Fatihah sebanding dengan
keseluruhan isi Al-Qur’an.tujuh ayat dalam surat Al-fatihah menyimpulkan seluruh Al-qur’an,
sebagaimana terdapat dalam firman Allah yang artinya” Dan kami telah berikan kepadamu tujuh ayat
yang dibaca berulang-ulang dan Al-qur’an yang agung”(Q.S Al-hijr:87). Dalam tafsir Ibnu Katsir,surat
Al-Fatihah yakni menurut pendapt yng kuat(sahih),surat Al-Fatihah tujuh ayat,menurut umar bin ubaid
berjumlah delapan ayat.nama-nama lain surat ini adalah ummul kitab,alhamdu,ash-sholat,asy-syifa,ar-
ru’yah,as saul Qur’an,al waafiyah,as-sab’ul matsani,al kanzu dan Al Qur’an serta al-kaafiyah.swurat ini
termasuk surat madaniyah,dan ada pula yang mengatakan makiyyah.Al ftihah termasuk surat yang
paling mulia
12
13