Quiz Hukum Pengangkutan
Quiz Hukum Pengangkutan
Quiz Hukum Pengangkutan
5. Perbedaannya yaitu jika di pasal 191, letak tanggung jawab atas kerugian
yang diderita penumpang/pemilik barang berada di perusahaan
pengangkutan. Tetapi jika dibandingkan oleh pasal 234 ayat (1), letak
tanggung jawab atas kerugian berada di tanggung jawab pengemudi pribadi
tersebut.
C. Pengangkut dapat dimintai tanggung jawab, Hal ini diatur dalam Pasal 234
ayat (1) UU No. 22/2009, yang mana dalam pasal tersebut dinyatakan bahwa
yang dapat bertanggung jawab adalah Pengemudi, Pemilik kendaraan
bermotor dan/atau Perusahaan Angkutan Umum.
D. Sistem Tanggung Jawab yang dapat digunakan dalam kasus ini, yaitu :
- Based On Fault : karena kasus ini melibatkan pihak ke-3 (Rumah
Penduduk Pemilik Rumah), yang mana tidak ada perjanjian antara pemilik
rumah dengan pengangkut. Maka, pemilik rumah dapat menuntut atas
dasar Pasal 1365, dan selaku pihak ke-3 harus membuktikannya karena
sesuai dalam bunyi Pasal 1865 “Siapa yang memdalilkan maka ialah yang
harus membuktikannya”
E. Jumlah penggantian ganti rugi sesuai dengan pasal 192 ayat (2)UU no 2
Tahun 2009 Lalu lintas dan Jalan menggunakan prinsip limitation of non
liability. Yang dijelaskan di pasal tersebut hitung dari kerrugian nyata yang
dialami atau biaya perrawatan.
F. Supir tidak bisa dituntut secara perdata berdasarkan Pasal 191 UU No.
2/2009, ini merupakan pasal lex specialis dari Pasal 1367 KUHPER.