LP Napza
LP Napza
LP Napza
Oleh:
Gusmilasari
2014901059
PENDIDIKAN PROFESI NERS
JURUSAN KEPERAWATAN TANJUNGKARANG
POLTEKKES TANJUNGKARANG
2020/2021
LAPORAN PENDAHULUAN
PANYALAHGUNAAN NAPZA
A. MASALAH UTAMA
Penyalahgunaan NAPZA
B. PROSES TERJADINYA MASALAH
1. Definisi
Narkotika, Psikotropika, Psikotropika, dan Zat Adiktif Adiktif Lain (NAPZA) (NAPZA) adalah bahan atau zat atau
obat yang bila masuk ke dalam tubuh manusia akan mempengaruhi tubuh terutama otak atau susunan saraf pusat,
sehingga menyebabkan gangguan kesehatan fisik, psikis, dan fungsi sosialnya karena terjadi kebiasaan, ketagihan
(adiksi) serta ketergantungan (dependdensi) terhadap NAPZA. Istilah NAPZA umumnya digunakan oleh sektor
pelayanan kesehatan yang menitikberatkan pada upaya penanggulangan dari sudut kesehatan fisik, psikis, dan sosial.
NAPZA sering disebut juga psikis, dan sosial. NAPZA sering disebut juga sebagai zat psikoaktif, yaitu zat gai zat
psikoaktif, yaitu zat yang bekerja pada otak sehingga menimbulkan perubahan perilaku, perasaan, dan pikiran.
Ada kata lain yang sering berhubungan dengan NAPZA, yaitu NARKOBA, NARKOBA, yang merupakan merupakan
singkatan singkatan dari Narkotika Narkotika dan Obat / Berbahaya. Istilah ini sangat populer di masyarakat termasuk
media massa dan aparat penegak hukum yang sebenarnya mempunyai makna yang sama dengan NAPZA. Ada juga
yang menggunakan istilah “Madat” untuk NAPZA, namun istilah ini tidak disarankan karena istilah tersebut hanya
berkaitan dengan penggunaan jenis narkotika turunan opium saja.
2. Penyebab
Beberapa faktor yang dapat menyebabkan penyalahgunaan NAPZA adalah:
a. Faktor Individual
Kebanyakan penyalahgunaan NAPZA dimulai pada saat remaja, sebab masa remaja merupakan masa transisi dimana
seseorang mengalami perubahan biologi, psikologi maupun sosial yang pesat.
b. Faktor Lingkungan
Faktor lingkungan meliputi faktor keluarga dan lingkungan pergaulan, baik sekitar rumah, sekolah, teman seba baik
sekitar rumah, sekolah, teman sebaya, maupun ya, maupun lingkungan sosial atau lingkungan sosial atau masyarakat.
c. Lingkungan Keluarga
Terdiri dari berbagai kondisi seperti komunikasi antar anggota keluarga yang kurang baik, hubungan antar anggota
keluarga yang kurang harmonis, kurangnya sosok di keluarga yang menjadi teladan dalam hidupnya, kurangnya
kehidupan beragama, kegiatan masing-masing anggota keluarga yang terlampau sibuk dan kurangnya perhatian antar
sesama anggota keluarga.
d. Lingkungan Sekitar
Faktor lingkungan sekitar yaitu keluarga / sekolah / tempat kerja yang kurang disiplin, tempat tinggal / sekolah /
tempat kerja yang terletak dekat dengan tempat hiburan, keluarga / sekolah / tempat kerja yang kurang memberi
kesempatan pada masing-masing individu untuk mengembangkan diri secara kreatif dan positif, dan adanya anggota
keluarga / teman sekolah / teman sebaya / teman kerjanya yang juga pengguna NAPZA.
e. Lingkungan Pergaulan
berteman dengan penyalahguna atau adan berteman dengan penyalahguna atau adanya tekanan a ya tekanan
atauancaman dari tauancaman dari orang lain.
f. Lingkungan Masyarakat / Sosial : lemahnya penegak hukum, situasi politik, sosial dan ekonomi yang kurang
mendukung.
3. Rentang respon
Respon adaptif - maladaptif dari rentang respon penggunaan zat kimiawi sebagai kopingadalah sebagai berikut :
a. Beberapa NAPZA secara alamiah ada di dalam individu (endorphin), berguna untuk kebutuhan hidup sehari-hari
seperti melakukan aktivitas fisik, meditasi, tetapi dalamkadar yang selalu ada pada keseimbangan Beberapa individu
mengkonsumsi NAPZA seperti: tembakau, kafein, alkohol, obat-obatresep, dan terlarang dengan penggunaan jarang,
sehingga terjadi ketidakseimbanganakibat adanya peningkatan kadar zat di dalam tubuh
b. Penggunaan zat semakin sering dan ketagihan
c. Ketergantungan zat adiktif (dependence)
Ketergantungan zat adiktif (dependence) adalah kondisi penyalahgunaan yang lebih berat, telah terjadiketergantungan
fisik dan psikologis. Ketergantungan fisik ditandaidengan kondisi toleransi dan sindroma putus zat.
d. Penyalahgunaan zat adiktif (substance abuse)
Penyalahgunaan zat adiktif (substance abuse) adalah penggunaan zat yang bersifat patologis, relative digunakan lebih
sering dari biasanya, walupun pengguna menderitacukup serius akibat penggunaan tersebut tetapi individu tidak
mampu untuk menghentikan, penggunaan telah berlangsung kurang lebih 1 bulan, sehingga terjadi penyimpangan
perilaku dan mengganggu fungsi sosial, pekerjaan, dan pendidikan
e. Sindroma putus zat (withdrawal)
Pada pemakaian yang terus menerus akan tercapai tingkat dosis toleransi yang cukuptinggi, jika pengguna
menghentikan akan timbul gejala-gejala tertentu sesuai jenis zatyang disalahgunakannya
4. Proses Terjadinya Masalah
a. Faktor predisposisi
1) Faktor biologis
Kecenderungan keluarga, terutama orang tua yang menyalahgunakan kan NAPZA
Bahan metabolit alkohol yang mengakibatkan respon fisiologis yang tidak nyaman
penyakit kronis: asma bronkial, kanker, penyakit lain dengan masa sakit yang menahun
2) Faktor psikologis
Kepribadian yang tergantung
harga diri yang rendah terutama untuk ketergantungan alkohol, sedatif-hipnotik yang diikuti oleh rasa bersalah
pembawa keluarga: kondisi keluarga yang tidak stabil, role model yang negatif
kurang dipercaya, dan orang tua yang ketergantungan zat adiktif
individu dengan perasaan tidak aman
individu dengan krisis identitas: kecenderungan homoseksual, krisis identitas dengan menggunakan obat untuk
menunjukkan kejantanan
cara pemecahan masalah yang menyimpang
3) Faktor Sosiokultural
Sikap masyarakat yang ambivalensi terhadap penggunaan nafza seperti nikotin ganja, alkohol
norma kebudayaan suku bangsa menggunakan alkohol untuk upacara adat dan keagamaan
lingkungan tempat yang rentang untuk transaksi napza seperti diskotik tempat hiburan malam Mall lokasi
pelacuran, lingkungan rumah yang kumuh dan padat
b. Stressor presipitasi
Penggunaan zat atau penyalahgunaan zat seringkali merupakan suatu cara dari seseorang untuk mengatasi stres yang
ada dalam kehidupannya. Tanpa disadari kondisi atau cara ini merupakan suatu lingkaran untuk mendapatkan stress
selanjutnya akibat dari penggunaan zat tersebut. Semakin banyak penggunaan zat adiktif, semakin banyak pula stress
yang ditimbulkan akibat tergantungnya fungsi bio psiko sosial sebagai dampak penggunaan zat adiktif
4. Tanda dan gejala
a. Perubahan Fisik
Gejala fisik yang terjadi tergantung dari jenis zat yang digunakan, tapi
secara umum dapat digolongkan sebagai berikut :
1) Pada saat menggunakan NAPZA ; jalan sempoyongan, bicara pelo (cadel), apatis (acuh tak acuh), mengantuk,
agresif, curiga.
2) Bila kelebihan dosis (overdosis) : napas sesak, denyut jantung dan nadi lambat, kulit teraba dingin, napas lambat
atau berhenti, meninggal.
3) Bila sedang ketagihan (putus zat / sakau) : mata dan hidung berair, berair, menguap menguap terus menerus,
menerus, diare, rasa sakit di seluruh seluruh tubuh, takut air sehingga malas mandi, kejang, kesadaran menurun.
4) Pengaruh jangka panjang : penampilan tidak sehat, tidak peduli terhadap kesehatan dan kebersihan, gigi tidak
terawat dan keropos, terdapat bekas suntikan pada lengan atau bagian tubuh lain (pada para pengguna jarum
suntik).
1) Prestasi sekolah ataupun kerja menurun, sering tidak mengerjakan tugas-tugas yang diberikan, membolos, pemalas, kurang
bertanggung jawab.
2) Pola tidur berubah, begadang, sulit bangun di pagi hari, mengantuk di siang hari.
3) Sering bepergian sampai larut malam, kadang tidak pulang tanpa memberi tahu terlebih dahulu.
4) Sering mengurung diri, berlama-lama di kamar mandi, menghindar bertemu dengan anggota keluarga lain di rumah.
5) Sering mendapat telepon dan didatangi oleh orang yang tidak dikenal oleh keluarga, kemudian menghilang.
6) Sering berbohong dan meminta banyak uang dengan berbagai alasan yang tidak jelas penggunaannya, mengambil dannmenjual
barang berharga milik sendiri atau milik keluarga, mencuri, terlibat tindak kekerasan atau berurusan dengan polisi.
7) Sering bersikap emosional, mudah tersinggung, marah, kasar, sikap bermusuhan, tertutup dan penuh rahasia.
5. Akibat
Beberapa aspek yang timbul sebagai akibat langsung penyalahgunaan NAPZA antara lain :
a. Secara Fisik
Penggunaan NAPZA akan mengubah metabolisme tubuh seseorang. Hal ini terlihat dari peningkatan dosis yang
semakin lama semakin besar dan gejala putus obat. Keduanya menyebabkan seseorang untuk berusaha terus menerus
mengkonsumsi NAPZA.
b. Secara Psikis
Berkaitan dengan berubahnya beberapa fungsi mental, seperti rasa bersalah, bersalah, malu danperasaan
danperasaan nyaman yang timbul dari mengkonsumsi mengkonsumsi NAPZA. NAPZA. Cara yang kemudian
kemudian ditempuh ditempuh untuk beradaptasi beradaptasi dengan perubahan mental itu adalah dengan
mengkonsumsi NAPZA lagi.
c. Secara Sosial
Dampak sosial yang memperkuat pemakaian NAPZA. Proses ini biasanya diawali dengan perpecahan di dalam
kelompok sosial terdekat seperti keluarga, sehingga muncul konflik dengan orangtua teman-teman, pihak sekolah
atau pekerjaan. Perasaan dikucilkan oleh pihak-pihak ini kemudian menyebabkan si penyalahguna bergabung dengan
kelompok orang-orang serupa, yaitu para penyalahguna NAPZA juga.
6. Mekanisme koping
Penyalahgunaan zat adiktif adalah suatu representasi dari mekanisme pertahanan diri yang tidak sukses dan tingkah laku
adaptif yang tidak adekuat atau tidak berkembang. Mekanisme yang biasa digunakan pada penyalahgunaan zat adiktif
adalah
a. Daniel dari masalah
b. Proyeksi merupakan tingkah laku untuk melepaskan diri dari tanggungjawab.
c. Rasionalisasi
7. Penatalaksanaan
a. Detoksifikasi tanpa substitusi klien ketergantungan putau atau heroin yang berhenti menggunakan zat yang mengalami
gejala putus zat tidak diberi obat untuk menghilangkan gejala putus zat tersebut. Klien hanya dibiarkan saja sampai
gejala putus zat tersebut berhenti sendiri
detoksifikasi dengan substitusi, putau atau heroin dapat di subtitusikan dengan memberikan jenis opiat misalnya
kodein, bufrenorfhine dan metode substitusi bagi pengguna sedatif-hipnotik dan alkohol dapat dari jenis antiansietas,
misalnya diazepam. pemberian substitusi adalah dengan cara menurunkan dosis secara bertahap sampai berhenti sama
sekali selama pemberian substitusi dapat juga diberikan obat yang menghilangkan gejala simptomatik, misalnya obat
penghilang rasa nyeri rasa mual dan obat tidur atau sesuai dengan gejala yang timbul akibat putus zat tersebut.
b. Rehabilitasi
Rehabilitasi adalah upaya kesehatan yang dilakukan secara utuh dan terpadu melalui pendekatan non medis,
psikologis sosial dan religius agar pengguna napsa yang menderita sindroma ketergantungan dapat mencapai
kemampuan fungsional seoptimal mungkin. Tujuannya pemulihan dan perkembangan pasien baik fisik mental sosial
dan spiritual. Sarana rehabilitasi yang disediakan harus memiliki tenaga kesehatan sesuai dengan kebutuhan.
8. Pohon masalah
Ketidakefektifan koping