Bab II Manajemen Pendidikan Kejuruan

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 13

BAB II MANAJEMEN PENDIDIKAN KEJURUAN

A. Pengertian Manajemen dan Administrasi Pendidikan Kejuruan

Antara manajemen dan administrasi dapat diartikan sama, tetapi juga dapat
diartikan berbeda. Dalam arti yang sama, administrasi dan manajemen merupakan
kata yang sinonim dan penggunaannya dapat digunakan secara bergantian
(interchangeable).

Dalam arti yang berbeda, kedudukan administrasi (dalam arti luas) lebih tinggi
dari pada manajemen. Administrasi menentukan kebijakan ke mana organisasi
akan dibawa, sedangkan manajemen merumuskan bagaimana melaksanakan
kebijakan yang telah digariskan oleh administrator. Administrasi menentukan
“what” dan “policy-making” sedangkan manajemen menentukan “how” dan
“policy executing”.

Kast & Rosenzweig menyatakan bahwa perbedaan administrasi dan manajemen


terletak pada di mana aktivitas manajemen itu berada. Kata adminitrasi
berkonotasi pada bidang pemerintahan dan organisasi nonprofit, sedangkan kata
manajemen lebih banyak digunakan pada bidang bisnis.

Bush (1995), menyatakan bahwa manajemen Pendidikan adalah suatu bidang


kajian, dan suatu kegiatan organisasi Pendidikan. Clarke (1994), menyatakan
tujuan dari manajemen pendidikan adalah menerapkan prinsi-prinsip manajemen
yang baik untuk mengelola sekolah atau organisasi pendidikan, sehingga sekolah
atau organisasi pendidikan dapat mencapai visinya dalam mendidik murid. Dekan,
Kepala Sekolah, Wakil Kepala Sekolah dan Adminitrator Senior adalah contoh
manajer pendidikan.

Pekerjaan manajemen pendidikan adalah menyiapkan laporan, membuat


kebijakan, review materi pembelajaran dan kurikulum, menyiapkan dan
melakanakan pekerjaan untuk mencapai tujuan-tujuan yang spesifik,
mengalokasikan sumber-sumber daya sekolah, menyiapkan dan monitoring
pelaksanaan standar akademik, penentuan staf sekolah, mencatat berbagai
kebutuhan staf dan murid, kerjasama dengan pemangku kepentingan luar (stake
holder) seperti dengan keluarga dan komite sekolah (Rush, 2003)

Berdasarkan pengertian tentang manajemen pendidikan tersebut dapat


dikemukkana di sini, bahwa pada dasarnya manajemen pendidikan itu berupa
bidang kajian dan proses kegiatan organisasi pendidikan; dalam melaksanakan
kegiatan menggunakan prinsip atau fungsi manajemen yang baik, yaitu
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian; sumber daya yang
dikelola adalah personil/staf (sumber daya manusia) dan sumber-sumber daya
yang lain; tujuan pendidikan dicapai secara efektif dan efisien untuk memenuhi
standar akademik yang telah ditentukan.

Dengan demikian manajemen pendidikan kejuruan dapat diartikan sebagai proses


pengelolaan sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan pendidikan dalam
pendidikan kejuruan.

B. Bidang Manajemen Kejuruan

1. Pengertian Pendidikan Kejuruan

Pendidikan kejuruan adalah pendidikan menengah yang mempersiapkan


peserta didik terutama untuk bekerja dalam bidang tertentu. pendidikan
kejuruan adalah bagian dari sistem pendidikan nasional yang bertujuan
mempersiapkan tenaga yang memiliki keterampilan dan pengetahuan sesuai
dengan kebutuhan persyaratan lapangan kerja dan mampu mengembangkan
potensi dirinya dalam mengadopsi dan beradaptasi dengan perkembangan
teknologi. Defenisi pendidikan kejuruan menurut para ahli:

a) Menurut Soeharto (1988:1) mengemukakan vocational education


(pendidikan kejuruan) adalah pendidikan khusus yang program-
programnya atau materi pelajarannya dipilih untuk siapapun yang tertarik
untuk mempersiapkan diri bekerja sendiri, atau untuk bekerja sebagai
bagian dari suatu grup kerja.
b) Menurut Muliati (2007:7) mengemukakan pendidikan kejuruan adalah
bagian dari sistem pendidikan yang mempersiapkan seseorang agar lebih
mampu bekerja pada satu kelompok pekerjaan atau satu bidang pekerjaan
daripada bidang -bidang pekerjaan lain.
c) Menurut Djohar (2007:128) mengemukakan pendidikan kejuruan adalah
suatu program pendidikan yang menyiapkan individu peserta didik
menjadi tenaga kerja yang professional.
d) Menurut Roy W. Robert (dalam Soeharto, 1988:2) adalah pendidikan
kejuruan yang bidang keahliannya meliputi masalah teknik industri.
Dijelaskan pula bahwa pendidikan teknik yang dilaksanakan di berbagai
fakultas teknik di lingkungan perguruan tinggi tidak termasuk di
dalamnya.

Dari pendapat ahli di atas dapat disimpulkan bahwa pendidikan kejuruan


merupakan suatu sistem pendidikan yang mempersiapkan individu-individu
profesional agar lebih mampu bekerja pada satu kelompok pekerjaan atau satu
bidang pekerjaan dan menjadi manusia yang produktif dan memiliki skill.

2. Fungsi dan Tujuan Pendidikan Kejuruan

Salah satu fungsi pendidikan kejuruan adalah untuk menumbuhkan sikap


responsif dan antisipatif, baik bagi pendidik/guru maupun bagi peserta. Secara
umum pendidikan kejuruan bertujuan untuk memberikan kesempatan kepada
personalia dalam meningkatkan kecakapan dan keterampilan mereka, terutama
dalam bidang-bidang yang berhungan dengan kepemimpinan atau manajerial
yang diperlukan dalam pencapaian tujuan. Peraturan Pemerintahan (PP)
Nomor 101 tahun 2000 tentang pendidikan kejuruan menjelaskan bahwa
tujuan pendidikan kejuruan adalah:

a) Meningkatkan pengetahuan, keahlian, keterampilan dan sikap untuk dapat


melaksanakan tugas jabatan secara professional dengan di landasi
kepribadian dan etika sesuai dengan kebutuhan.
b) Menciptakan personil yang mampu berperan sebagai pembaharuan dan
perekat persatuan dan kesatuan bangsa.
c) Menetapkan sikap dan semangat pengabdian yang berorientasi pada
pelayanan, pengayoman dan pemberdayaan masyarakat.
d) Menciptakan kesamaan visi dan dinamika pola pikir dalam melaksanakan
tugas.

Tujuan pendidikan Kejuruan yang berkaitan dengan indikator dari kinerja


yaitu:

1. Melatih dan meningkatkan mekanisme kerja dan kepekaan melaksanakan


tugas berkaitan dengan indikator kinerja yaitu kualitas dan inisiatif dalam
bekerja.
2. Meningkatkan ilmu pengetahuan dan keterampilan kerja berkaitan dengan
indikator kinerja yaitu pengetahuan
3. Meningkatkan kepribadian dan semangat pengabdian kepada organisasi
dan masyarakat berkaitan dengan indikator kinerja yaitu tanggung jawab.

3. Jalur dan Jenjang Pendidikan Kejuruan

Menurut UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003, jalur pendidikan terdiri atas


pendidikan formal, nonformal, dan informal yang dapat saling melengkapi dan
memperkaya. Contoh pendidikan formal: sekolah-sekolah umum. Contoh
pendidikan nonformal: les, bimbingan belajar, privat. Contoh pendidikan
informal: pendidikan yang didapat dari lingkungan keluarga dan masyarakat.

Jenjang pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan


menengah, dan pendidikan tinggi.

a) Pendidikan dasar

Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan yang melandasi jenjang


pendidikan menengah. Pendidikan dasar berbentuk: Sekolah Dasar (SD)
dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) atau bentuk lain yang sederajat; serta
Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Madrasah Tsanawiyah (MTs), atau
bentuk lain yang sederajat.

b) Pendidikan menengah

Pendidikan menengah merupakan lanjutan pendidikan dasar. Terdiri atas:


sekolah Menengah Kejuruan (SMK), dan Madrasah Aliyah Kejuruan
(MAK), atau bentuk lain yang sederajat.

c) Pendidikan tinggi

Jenjang pendidikan tinggi di pendidikan kejuruan terdiri dari:

1. D1

Masa kuliah di jenjang D1 adalah 1 tahun atau 2 semester dengan 32


SKS. Tugas akhir yang menjadi syarat kelulusan berupa kerja praktik
dan laporan karya ilmiah. Saat berkuliah di jenjang diploma, kamu
akan dipersiapkan untuk menguasai suatu kemampuan atau skill
tertentu, sehingga kamu akan dibekali dengan banyak sekali praktik
yang bisa digunakan di dunia kerja. Lulusannya akan mendapat gelar
A.P atau Ahli Pratama dengan kualifikasi tenaga terampil di dunia
kerja dan diharapkan bisa langsung terjun ke dunia kerja.

2. D2

Masa kuliah yang harus kamu tempuh di jenjang D2 adalah 2 tahun


atau 4 semester dengan 64 SKS. Sama seperti D1, tugas akhir yang
menjadi syarat kelulusan berupa kerja praktik dan laporan karya
ilmiah. Di jenjang D2 ini kamu akan dibekali dengan lebih banyak
praktik dibandingkan teori yang bertujuan untuk mengasah skill.
Setelah lulus, kamu akan mendapatkan gelar A.Ma atau Ahli Muda
dengan kualifikasi tenaga terampil di dunia kerja yang diharapkan bisa
langsung terjun ke dunia kerja.
3. D3

Durasi untuk menyelesaikan masa kuliah D3 adalah 3 tahun atau 6


semester dengan 112 SKS. Tugas akhir yang menjadi syarat kelulusan
dari jenjang D3 pun tak jauh berbeda dengan diploma lainnya Squad.
Kamu juga harus menyelesaikan praktik kerja dan juga laporan karya
ilmiah. Lulusannya dari jenjang D3 akan memiliki gelar A.Md atau
Ahli Madya.

4. D4

Biasanya, diploma empat sering disamakan dengan program sarjana.


D4 pun kerap disebut sebagai sarjana terapan, karena untuk
menyelesaikan jenjang ini kamu memerlukan waktu sekitar 4 tahun
dengan menyelesaikan 144 SKS, sama seperti sarjana. Bedanya dengan
pendidikan sarjana atau S1, D4 lebih mempelajari ilmu-ilmu praktik
atau ilmu-ilmu terapan. Tugas akhir yang harus dipenuhi pun sama
dengan program diploma lainnya, kamu harus menyelesaikan kerja
praktik dan juga laporan karya ilmiah. Lulusannya akan mendapatkan
gelar S.ST atau Sarjana Sains Terapan.

5. SP 1

Spesialis adalah jenjang pendidikan tinggi sebagai lanjutan dari


pendidikan profesi yang bertujuan untuk penguasaan keprofesian yang
mantap dalam bidang tertentu yang dilandasi kemampuan akademik
yang komperhensif. Pendidikan Spesialis dibagi menjadi dua tingkatan
yaitu spesialis dan superspesialis. Dalam KKNI, program pendidikan
spesialis 1 setara dengan pendidikan magister yaitu berada di KKNI
Level 8.

6. SP 2
Program pendidikan spesialis 2 adalah program pendidikan lanjutan
bagi lulusan spesialis 1. Jenjang pendidikan spesialis 2 adalah
pendidikan spesialis tertinggi dalam pendidikan profesi. Dalam KKNI,
pendidikan spesialis 2 setara dengan jenjang Pendidikan Doktor S3
yang berada di KKNI Level 9.

4. Model Pendidikan Kejuruan

Dalam pendidikan kejuruan terdapat beberapa model penyelenggaraannya,


yaitu:

a. Model sekolah

Pada model ini pembelajaran dilaksanakan sepenuhnya di sekolah. Model


ini berasumsi bahwa segala hal yang terjadi di tempat kerja dapat diajarkan
di sekolah dan semua sumber belajar ada di sekolah. Model ini banyak di
adopsi di Indonesia sebelum Repelita VI.

b. Model magang

Pada model ini pembelajaran dasar-dasar kejuruan dilaksanakan di sekolah


dan inti kejuruannya diajarkan di industri melalui sistem magang. Model
ini banyak diadopsi di Amerika Serikat.

c. Model sistem ganda

Model ini merupakan kombinasai pemberian pengalaman belajar di


sekolah dan pengalaman kerja di dunia usaha. Dalam sistem ini sistem
pembelajaran tersistem dan terpadu dengan praktik kerja di dunia
usaha/industri.

d. Model school-based enterprise


Model ini di Indonesia dikenal dengan unit produksi. Modul ini pada
dasarnya adalah mengembangkan dunia usaha di sekolahnya dengan
maksud sesain untuk menambah penghasilan sekolah, juga untuk
memberikan pengalaman kerja yang benar-benar nyata pada siswanya.
Model ini dilakukan untuk mengurangi ketergantungan sekolah kepada
industri.

C. Fungsi dan Lingkup Manajemen Pendidikan Kejuruan

Pengertian dari Fungsi Manajemen Pendidikan Kejuruan adalah elemen-elemen


dasar yang akan selalu ada dan melekat di dalam proses manajemen yang akan
dijadikan acuan oleh manajer dalam melaksanakan kegiatan pendidikan kejuruan
untuk mencapai tujuan yang efektif dan efisien.

Fungsi Manajemen Pendidikan secara umum yang banyak dikenal masyarakat


yaitu:

1. Perencanaan (planning), memikirkan apa yang akan dikerjakan dengan sumber


yang dimiliki
2. Pengorganisasian (organizing), dilakukan dengan tujuan membagi suatu
kegiatan besar menjadi kegiatan-kegiatan yang lebih kecil. Pengorganisasian
mempermudah manajer dalam melakukan pengawasan dan menentukan orang
yang dibutuhkan untuk melaksanakan tugas yang telah dibagi-bagi.
3. Pelaksanaan (actuating), tindakan untuk mengusahakan agar semua anggota
kelompok berusaha untuk mencapai sasaran sesuai dengan perencanaan
manajerial dan usaha.
4. Pengendalian (controlling), aktivitas menilai kinerja berdasarkan standar yang
telah dibuat untuk kemudian dibuat perubahan atau perbaikan jika diperlukan.

Ruang lingkup dari manajemen pendidikan secara umum yaitu:

1. Menurut Wilayah kerja, ruang lingkupnya meliputi: manajemen seluruh


negara, manajemen satu propinsi, manajemen satu unit kerja, dan manajemen
kelas.
2. Menurut Objek garapan, ruang lingkupnya meliputi : Manajemen siswa,
manajemen ketenaga pendidikan, manajemen sarana-prasarana, manajemen
tata laksana pendidikan, mqanajemen pembiayaan dan manajemen humas.
3. Menurut Fungsi Kegiatan, ruang lingkupnya meliputi : Merencanakan,
mengorganisasikan, mengarahkan, mengkoordinasikan, mengko-munikasikan,
mengawasi atau mengevaluasi.

Dalam konteks ini, fungsi dan ruang lingkup manajemen pendidikan secara
umum, dilakukan dalam pendidikan kejuruan

D. Standar Nasional Pendidikan Kejuruan

Standar Nasional Pendidikan Kejuruan telah diatur dalam Peraturan Menteri


Pendidikan dan Kebudayaan No 34 Tahun 2018 Tentang Standar Nasional
Pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan / Madrasah Aliyah Kejuruan. Peraturan
ini menggantikan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No 40 Tahun
2008 Tentang Standar Sarana Dan Prasarana Untuk Sekolah Menengah Kejuruan/
Madrasah Aliyah Kejuruan (SMK/MAK). Di dalam peraturan ini termuat 5 pasal
dan 10 lampiran.

Pasal 1

Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan:

1. Standar Nasional Pendidikan Sekolah Menengah


Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan, yang selanjutnya disingkat
SNP SMK/MAK adalah kriteria minimal tentang sistem
pendidikan pada tingkat Sekolah Menengah
Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan di seluruh wilayah hukum
Negara Kesatuan Republik Indonesia agar tercapai kompetensi
lulusan sesuai kebutuhan pengguna lulusan.
2. Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang pendidikan dan kebudayaan.

3. Pemerintah Daerah adalah kepala daerah sebagai unsur


pennyelenggara Pemerintahan Daerah yang memimpin
pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan
daerah otonom.

4. Sekolah Menengah Kejuruan, yang selanjutnya disingkat SMK


adalah pendidikan formal pada jenjang pendidikan menengah
yang menyelenggarakan program kejuruan.

5. Madrasah Aliyah Kejuruan, yang selanjutnya disingkat MAK


adalah pendidikan formal pada jenjang pendidikan menengah
yang menyelenggarakan program kejuruan dalam lingkup
kementerian yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di
bidang agama.

Pasal 2

(1) SNP SMK/MAK terdiri atas:

a. standar kompetensi lulusan;

b. standar isi;

c. standar proses pembelajaran;

d. standar penilaian pendidikan;

e. standar pendidik dan tenaga kependidikan;

f. standar sarana dan prasarana;

g. standar pengelolaan; dan

h. standar biaya operasi.


Pasal 3

Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan masyarakat penyelenggara


pendidikan sesuai dengan kewenangan wajib menyelenggarakan
SMK/MAK sesuai dengan SNP SMK/MAK.

Pasal 4

Penyelenggaraan pendidikan SMK/MAK wajib menyesuaikan


dengan ketentuan Peraturan Menteri ini dalam jangka waktu
paling lama 3 (tiga) tahun sejak Peraturan Menteri ini mulai
berlaku.

Pasal 5

Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku:

a. ketentuan dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor


22 Tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan
Dasar dan Menengah sepanjang yang mengatur mengenai
standar isi pada SMK/MAK dicabut dan dinyatakan tidak
berlaku;

b. ketentuan dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor


23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan untuk
Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah sepanjang yang
mengatur mengenai standar kompetensi lulusan pada SMK/MAK
dicabut dan dinyatakan tidak berlaku;
c. ketentuan dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor
24 Tahun 2006 tentang Pelaksanaan Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang
Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah dan
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23 Tahun 2006
tentang Standar Kompetensi Lulusan untuk Satuan Pendidikan
Dasar dan Menengah sepanjang yang mengatur mengenai
pelaksanaan standar isi dan standar kompetensi lulusan pada
SMK/MAK dicabut dan dinyatakan tidak berlaku;

d. ketentuan dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor


16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan
Kompetensi Guru sepanjang yang mengatur mengenai Guru
SMK/MAK dicabut dan dinyatakan tidak berlaku;

e. ketentuan dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor


19 Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan Pendidikan oleh
Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah sepanjang yang
mengatur mengenai standar pengelolaan SMK/MAK dicabut dan
dinyatakan tidak berlaku;

f. ketentuan dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor


41 Tahun 2007 tentang Standar Proses untuk Satuan
Pendidikan Dasar dan Menengah sepanjang yang mengatur
mengenai standar proses pada SMK/MAK dicabut dan
dinyatakan tidak berlaku;

g. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 40 Tahun 2008


tentang Standar Sarana dan Prasarana untuk Sekolah Menengah
Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan (SMK/MAK) dicabut dan
dinyatakan tidak berlaku;

h. ketentuan dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor


69 Tahun 2009 tentang Standar Biaya Operasi Nonpersonalia
Tahun 2009 untuk Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI),
Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah
(SMP/MTs), Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah
(SMA/MA), Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), Sekolah Dasar
Luar Biasa (SDLB), Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa
(SMPLB), dan Sekolah Menengah Atas Luar Biasa (SMALB)
sepanjang yang mengatur mengenai standar biaya operasi
nonpersonalia SMK/MAK dicabut dan dinyatakan tidak berlaku;

i. ketentuan dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan


Kebudayaan Nomor 21 Tahun 2016 tentang Standar Isi
Pendidikan Dasar dan Menengah (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2016 Nomor 954) sepanjang yang mengatur
mengenai standar isi pada SMK/MAK dicabut dan dinyatakan
tidak berlaku; dan

j. ketentuan dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan


Kebudayaan Nomor 22 Tahun 2016 tentang Standar Proses
Pendidikan Dasar dan Menengah (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2016 Nomor 955) sepanjang yang mengatur
mengenai standar proses pada SMK/MAK dicabut dan
dinyatakan tidak berlaku.

Anda mungkin juga menyukai