LP Gizi Buruk
LP Gizi Buruk
BAB 1
PENDAHULUAN
utama terjadinya gizi buruk. Kurangnya asupan gizi bisa disebabkan oleh terbatasnya jumlah
makanan yang dikonsumsi atau makanannya tidak memenuhi unsur gizi yang dibutuhkan
karena alasan sosial dan ekonomi yakni kemiskinan (Republika, 2009). Selain kemiskinan,
faktor lingkungan dan budaya turut andil dalam kasus gizi buruk. Surabaya adalah salah satu
kota yang memiliki kasus gizi buruk yang relatif tinggi.
Keperawatan keluarga berkaitan erat dengan upaya keluarga mempunyai kemampuan
dalam menolong dirinya sendiri dalam bidang kesehatan. Perawat dapat menbantu keluarga
dalam memecahkan masalah kesehatannya sehingga mencapai keadaan keluarga yang
optimal.
Suatu peran penting keluarga terkait dengan perawatan anak adalah peran pengasuhan
(parenting role), yang sama dalam menjalankan peran ini keluarga sangat dipengaruhi oleh
faktor usia orang tua, keterlibatan ayah atau suami dala pengasuhan anak, latar belakang
pendidikan orang tua, pengalaman sebelumnya dalam mengasuh anak, stress yang dialami
orang tua, dan hubungan suami istri. Berkaitan dengan perawatan anak di rumah sakit,
keluarga punya tugas adaptif, yaitu meneriama kondisi anak, mengelola kondisi anak,
memnuhi kebutuhan perkembangan anak, memenuhi kebutuhan perkembangan keluarga,
menghadapi stressor dengan positif, membatu keluarga untuk mengelola perasaanyang
ada,mendidik anggota keluarga yang lain tentang kondisi anak yang sedang sakit, dan
mengembangkan sisitem dukungan social keluarga dengan anak prasekolah.
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Dapat memperoleh pengalaman nyata dalam memberakin asuhan keperawatan
keluarga dengan salah satu anggota keluarga menderita penyakit gizi buruk secara
komprehensif dengan menggunakan proses keperawatan
1.2.2 Tujuan khusus
Setelah dilakukan asuhan keperawatan keluarga, mahasiswa mampu:
a. Mengkaji dan menganalisa data yang telah didapat melalui anamnesa dari klien
dan kluarga lainnya.
b. Menentukan masalah keperawatan dari analisa data.
c. Memprioritaskan masalah keperawatan keluarga.
d. Menentukan intervensi dari masing-masing masalah keperawatan.
e. Mengimplementasikan dari rencana yang telah disusun.
f. Mengevaluasi dari pemberian asuhan keperawatan
3
BAB 2
TINJAUAN TEORI
KONSEP KELUARGA
2.1 DEFINISI
Keluarga merupakan orang lain yang dihubungkan oleh ikatan perkawinan adopsi
kelahiran yang bertujuan menciptakan dan mempertahankan budaya yang umum
meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional dan sosial dari setiap anggotanya
(Duvail). Keluarga sebagai unit utama dan menyangkut kehidupan masyarakat, keluarga
merupakan kelompok yang dapat menimbulkan, mencegah,mengabarkan,dan memperbaiki
masalah kesehatan.
Keluarga adalah dua atau lebih individu yang hidup dalam satu rumah tangga karena
hubungan darah, perkawinan/adopsi, mereka saling interaksi satu dengan yang lain
mempunyai peran dan menciptakan dan mempertahankan budaya (Ballon dan mablaya).
2.2 TIPE KELUARGA
2.2.1 Tipe Keluarga Tradisional
a. Keluarga inti (nuclear family)
Keluarga yang terdiri dari suami, istri dan anak
b. Keluarga besar (extended)
Dimana suatu keluarga yang terdiri dari keluarga inti ditambah dengan keluarga lain
c. Keluarga dyad
Dimana keluarga terdiri dari suami, istri,tanpa disertai anak
d. Keluarga single paren
Satu orang tua dengan anak akibat kematian
e. Single adult
Keluarga yang Terdiri dari satu orang tua
f. Keluarga usila
Dimana keluarga terdiri dari suami dan istri yang sudah lansia
2.2.2 Tipe Keluarga Non Tradisional
a. Commune family
Dimana suatu keluarga tanpa pertalian darah yang hidup serumah
b. Suami, istri, anak hidup satu rumah tanpa perkawinan
c. Homoseksual
Dua individu sejenis hidup bersama dalam satu rumah
5
2.6 Pengkajian
Adalah suatu tahapan dimana seorang perawat mengambil informasi secara terus menerus
terhadap anggota keluarga yang dibinanya. Metode yang digunakan dan tahapan pengkajian
adalah :
a. Wawancara keluarga
b. Observasi vasilitas rumah
c. Pemeriksaan fisik anggota keluarga
d. Data sekunder yang bisa di ambil dari hasil lab, foto ray, dsb
Yang perlu dikaji dalam keluarga adalah :
a. Data umum
1. Pengkajian terhadap data umum keluarga meliputi:
Nama kepala keluarga sebagai penanggung jawab keputusan keluarga, alamat dan
nomor telepon, menentukan demografi wilayah lingkungan dan memudahkan
menghubungi keluarga dalam menggali kesehatan. Pendidikan KK diketahui untuk
landasan komunikasi dan tingkatan pengetahuan dalam menerima pengetahuan
kesehatan serta pengetahuan untuk mengubah perilaku yang kurang sehat.
Komposisi keluarga untuk mengetahui siapa saja orang yang tinggal dalam
keluarga dan sejauh mana masalah kesehatan keluarga mempengaruhi komposisi
kesehatan keluarga dalam mengambil prioritas masalah kesehatan yang dihadapai yang
perlu diketahui: nama, jenis kelamin, hubungan dengan keluarga, tingkat pendidikan,
status imunisasi, dan keterangan.
2. Genogram
Untuk menentukan dari status keturunan dalam keluarga adalah resiko penyakit
yang dihadapi keluarga adalah penyakit keturunan/menular, menjelaskan tentang siapa
saja yang tinggal satu rumah serta tidak adanya pengaruh terhadap masalah yang
dihadapi.
3. Tipe keluarga
Menjelaskan mengenai jenis type, beserta kendala masalah yang terjadi dengan
type keluarga tersebut (keluarga inti, keluarga besar, keluarga ayad, single parent,
single adult, keluarga usila).
4. Suku bangsa
Mengkaji asal suku bangsa keluarga tersebut serta mengidentifikasi budaya, suku
bangsa, tersebut terkait dengan kesehatan.
5. Agama
Mengkaji agama yang dianut oleh keluarga serta kepercayaan yang dapat
mempengaruhi kesehatan.
10
b) Sejauh mana keluarga memanfaatkan sumberdaya yang ada dimasyarakat dalam upaya
peningkatan status keseehatan keluarga
e. Fungsi perawatan kesehatan
Menanyakan keluhan utama yang dirasakan sasaran/anggota keluarga yang sakit
hipertensi.
2.11 Untuk etiologi menanyakan dari tugas keluarga dalam bidang kesehatan meliputi:
a. Mengenal masalah
a) Menanyakan pada keluarga tentang penyakit/masalah meliputi:
b) Pengertian penyakit: keluarga tidak mengetahui tentang pengertian penyakit hipertensi.
c) Penyebab: keluarga tidak mengetahui penyebab tentang penyakit hipertensi.
d) Tanda dan gejala: keluarga tidak mengetahui tanda dan gejala penyakit hipertensi.
e) Predisposisi penyakit: keluarga tidak mengetahui predisposisi penyakit hipertensi.
b. Mengambil keputusan
a) Menanyakan pada keluarga meliputi: keputusan yang telah atau akan dilakukan
berkaitan penyakit/masalah.
b) Dampak penyakit: keluarga tidak mengetahui tentang dampak penyakit hipertensi.
c) Serta komplikasi penyakit bila tidak dilakukan pengambilan keputusan
c. Merawat anggota keluarga yang sakit
a) Menanyakan pada keluarga meliputi: subyektif cara perawatan penyakit
(penatalaksanaan penyakit)
b) Obyektif: demonstrasi dari perawatan yang dilakukan keluarga
d. Memelihara lingkungan
a) Menanyakan pada keluarga meliputi: pemeliharaan lingkungan fisik: kebersihan,
penataan ruangan, ventilasi dan pencahayaan (apa sudah memenuhi rumah sehat/tidak.
Pemeliharaan lingkungan psikologis: hubungan antar angggota keluarga.
e. Memanfaatkan pelayanan
a) Menanyakan pada keluarga meliputi: fungsi pelayanan, macam-macam layanan yang
diberikan, pemanfaatan terhadap layanan, ada konflik/trauma dengan tempat pelayanan
kesehatan yang digunakan.
2.12 Stres dan koping keluarga
Stres jangka pendek dan jangka panjang
a. Stressor jangka pendek yaitu stresor yang dialami keluarga yang memerlukan penyelesaian
dalam waktu < 6 bulan
b. Stressor jangka panjang yaitu stressor yang dialami keluarga yang memerlukan
penyelesaian dalam waktu > 6 bulan
a) Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi atau stressor
Hal yang perlu dikaji adalah sejauh mana keluarga berespon terhadap stressor.
b) Strategi koping yang digunakan
13
Dalam suatu keluarga dapat saja perawat menemukan lebih dari 1 diagnosa
keperawatan keluarga. Untuk menemukan prioritas terhadap diagnosis keperawatan
keluarga yang ditemukan dihitung dengan menggunakan cara berikut:
4. Menonjol masalah 1
Skala: - Masalah berat harus di atasi 2
- Ada masalah tapi tidak perlu ditangani 1
- Masalah tidak dirasakan 0
Scoring:
a. Tentukan score untuk setiap kriteria
b. Score dibagi dengan angka tertinggi dan kalikan dengan bobot
Skore
Angka tertinggi
x bobot
2.18 Pengertian
18
Gizi adalah suatu suatu proses organism yang menggunakan makanan yang dikonsumsi
secara normal melalui proses digesti, absorbs, dan tranfortasi, penyimpanan metabolisme dan
pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan untuk mempertahankan kehidupan dan fungi normal
dari organ-organ serta menghasilkan energy (supariasa, 2011)
Menurut Moehji, S (2003) gizi kurang adalah kekurangan bahan-bahan nutrisi seperti
protein,karbohidrat,lemak dan vitamin yang dibutuhkan oleh tubuh.
Gizi buruk adalah keadaan kekurangan energi dan protein tingkat berat akibat kurang
mengkonsumsi makanan yang bergizi dan atau menderita sakit dalam waktu lama. Itu ditandai
dengan status gizi sangat kurus ( menurut BB terhadap TB ) dan atau hasil pemeriksaan klinis
menunjukkan gejala marasmus , kwashiorkor atau marasmik kwashiorkor.
2.19 Klasifikasi
a. Kwarshiorkor
Kata “kwarshiorkor” berasal dari bahasa Ghana-Afrika yang berati “anak yan kekurangan
kasih sayang ibu”. Kwashiorkor adalah salah satu bentuk malnutrisi protein berat yang
disebabkan oleh intake protein yang inadekuat dengan intake karbohidrat yang normal
atau tinggi.
Tanda-tanda Tanda-tanda yang sering dijumpai pada pada penderita Kwashiorkor yaitu :
a) Gagal untuk menambah berat badan
b) wajah membulat dan sembap
c) Rambut pirang, kusam, dan mudah dicabut
d) Pertumbuhan linear terhenti
e) Endema general (muka sembab, punggung kaki, dan perut yang membuncit).
f) Diare yang tidak membaik
g) Dermatitis perubahan pigmen kulit
h) Perubahan warna rambut yang menjadi kemerahan dan mudah dicabut
i) Penurunan masa otot
j) Perubahan mentak seperti lathergia, iritabilitas dan apatis yang terjadi
k) Perlemakan hati, gangguan fungsi ginjal, dan anemia
l) Pada keadaan akhir (final stage) dapat menyebabkan shok berat, coma dan berakhir
dengan kematian.
b. Marasmus
Marasmus adalah berasal dari kata Yunani yang berarti kurus-kering. Sebaliknya walau
asupan protein sangat kurang, tetapi si anak masih menerima asupan hidrat arang
(misalnya nasi ataupun sumber energi lainnya). Marasmus disebabkan karena kurang
kalori yang berlebihan, sehingga membuat cadangan makanan yang tersimpan dalam
tubuh terpaksa dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan yang sangat diperlukan untuk
kelangsungan hidup.
19
b. Faktor sosial
20
Dimasyarakat pedesaan masih memegang tradisi yang sebenarnya salah bila dilihat dari
segi kesehatan, pantangan untuk menggunakan bahan makanan tertentu banyak sekali di
temukan, dapat mempengaruhi status gizi terutama anak-anak, faktor sosial yang lain
diantaranya keluarga yang mempunyai banyak anak dan berpenghasilan rendah.
c. Faktor infeksi/ penyakit
Penyakit infeksi apapun dapat memperburuk keadaan gizi karena di sebabkan karena
penurunan daya tubuh terutama pada anak karena asupan yang kurang akibat anak tidak
nafsu makan
d. Faktor kemiskinan.
Kemiskinan merupakan dasar penyakit KEP, serta penghasilan masyarakat negara yang
rendah dapat menyebabkan ketidakmampuan masyarakat memenuhi bahan makanan
sendiri di tambah dengan banyak timbulnya penyakit infeksi dan lingkungan yang kotor,
maka timbul gejala KEP lebih cepat.
2.21 Tanda dan Gejala
Menurut Suprijadi (2009), tanda dan gejala kekurangan gizi adalah :
a. Pertumbuhan kegagalan. Ini dapat dinyatakan sebagai kegagalan untuk tumbuh pada
tingkat diharapkan normal dalam hal berat, tinggi atau keduanya
b. Lekas marah, kelesuan dan berlebihan menangis bersama dengan perubahan perilaku
seperti kecemasan, perhatian defisit umum pada anak-anak dengan kekurangan gizi.
c. Kulit menjadi kering dan keripik dan rambut dapat mengubah kering, membosankan dan
jerami seperti dalam penampilan. Selain itu, mungkin ada rambut rontok juga.
d. Otot pemborosan dan kurangnya kekuatan dalam otot. Anggota badan mungkin tampak
tongkat seperti.
e. Bengkak perut dan kaki. Perut bengkak karena kurangnya kekuatan otot-otot perut. Hal ini
menyebabkan isi perut menonjol keluar membuat perut bengkak. Kaki bengkak karena
edema. Hal ini disebabkan karena kurangnya nutrisi penting. Gejala ini dua terlihat pada
anak-anak dengan parah kekurangan gizi.
f. Ada klasik dua jenis malnutrisi energi protein (PEM) pada anak-anak. Ini adalah
Marasmus dan Kwashorkor.
g. Marasmus mungkin ada jelas berat badan dengan membuang-buang otot. Ada sedikit atau
tidak ada lemak di bawah kulit. Lipatan kulit tipis dan wajah muncul mencubit seperti
orang tua atau monyet. Rambut jarang atau rapuh.
h. Dalam Kwashirkor anak adalah antara 1 dan 2 dengan rambut yang berubah warna
menjadi merah lesu, abu-abu atau simbol. Wajah muncul bulat dengan perut bengkak dan
kaki. Kulit kering dan gelap dengan perpecahan atau stretch mark seperti garis-garis di
mana membentang.
i. Dalam gizi dwarfisme pasien muncul kerdil dalam pertumbuhan.
2.22 Patofisologi
21
Gizi kurang biasanya terjadi pada anak balita dibawah usia 5 tahun. Gizi kurang
umumnya terjadi pada balita dengan keadaan lahir BBLR (bayi berat lahir rendah) atau
dengan berat lahir kurang dari 2500 gram. Tidak tercukupinya makanan dengan gizi
seimbang serta kondisi kesehatan yang kurang baik dengan kebersihan yang buruk
mengakibatkan balita atau anak-anak menderita gizi kurang yang dapat bertambah menjadi
gizi buruk atau kurang energi kalori. Pada akhirnya anak tersebut akan mengalami
gangguan pertumbuhan dan perkembangan (Suprijadi,2009).
2.23 Komplikasi
a. Hipotemi
b. Hipoglikemi.
c. Infeksi
d. Diare dan Dehidrasi
e. Syok
2.2.4 Penatalaksanaan gizi buruk di rumah
a. Mencegah Hipotermi dan Hipoglikemi
a) Suhu kamar hangat
(a) Atap , bocor dinding , berlubang
Hewan : daging yang gemuk, ayam telur, ikan,kerang, udang , cumi, dan sumber
laut lainnya
Nabati : tempe, tahu, oncom dan kacang-kacangan
(c) Semua jenis sayuran : yang berwarna hijau dan merah sebagai sumber vitamin A
dan Fe seperti kangkung, daun katuk, bayam, wortel,kembang kol, sawi, selada
22
(d) Buah-buahan atau sari buah sumber vitamin A dan vitamin C seperti ; jeruk, apel,
papaya, melon, jambu air, salak, semangka, belimbing.
(e) Susu penuh full cream , yoghurt, susu kacang, keju, mayones
BAB 3
ASUHAN KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
1. Data Umum
a.Nama Kepala Keluarga : Tn.S
b. Alamat: RT 02 RW 01 Dusun Kedung Baru, Desa
Gintangan
c. Telpon : -
d. Pekerjaan : Karyawan Swasta
e. Pendidikan : SMP
f. Komposisi : 3 Orang (KK, Istri, Anak)
2. Genogram
Keterangan :
: Laki-laki hidup
: Perempuan hidup
: Penderita
: Garis Keturunan
: Garis Pernikahan
: Tinggal serumah
3. Tipe Keluarga
Type keluarga Tn.S Extended Family
25
Keluarga Tn.S merupakan keluarga dengan tipe extended family karena Tn.S tinggal
bersama istri, anak, orang tua, dan ketiga adiknya
4. Suku Bangsa
Suku Osing
Tn.S berkata “ Saya bersama keluarga termasuk suku Osing, bahasa yang digunakan
sehari-hariya kita bahasa Osing saja. Tidak ada kebiasaan keluarga yang dipengaruhi oleh
suku yang dapat mempengaruhi kesehatan saya”
5. Agama
Islam
Keluarga Tn.S mengatakan seluruh anggota keluarganya beragama islam dan
melaksanakan sholat lima waktu
PENGKAJIAN LINGKUNGAN
1. Karakteristik rumah
Jenis rumah : Permanen
Kepemilikan : Numpang karang milik orang tua Tn.S
Luas rumah : 12 x 4 m2
Ruang yang ada
- Ruang tamu
- Ruang tengah
- Kamar tidur 3
- Dapur
- Kamar Mandi
- Garasi sepedah motor
Lantai : Plesteran, kecuali dapur masih berlantai tanah
Dinding : Tembok
Atap : Genteng / Bamboo
Ventilasi : >10% Luas
Suasana : Ramai
Kebersihan : Bersih
Penataan ruang : Cukup baik
Denah rumah
27
4 U
5 3
6 1 2 S
Keterangan :
1 : Ruang Tamu : Sumur
2 : Kamar Tidur : WC
3 : Ruang Keluarga
4 : Dapur
5 : Kamar Mandi
6 : Garasi sepedah
2. Karakteristik tetangga dan komunitas RW
Keluarga mengatakan: “ Tn.S tinggal dilingkungan yang ramai penduduk, tetapi untuk jarak
masing-masing rumah tidak begitu banyak gandeng, beberapa masih memiliki halaman
rumah. Kami juga sering berkumpul dengan tetangga-tetangga saat sore hari”
STRUKTUR KELUARGA
1. Komunikasi keluarga
28
Keluarga mengatakan : “ bahasa yang digunakan sehari-hari adalah bahasa Osing, interaksi
dalam keluarga paling sering dilakukan pagi hari, pola komunikasi terbuka pada masing-
masing anggota keluarga. Apabila ada masalah keluarga biasanya setiap anggota kelurga
selalu berdiskusi bersama”.
2. Struktur kekuatan keluarga
Keluarga mengatakan : “ meskipun saya tinggal dengan orang tua dan adik, saya diberi
kepercayaan untuk bisa menjadi kepala keluarga dari semuanya yang ada di rumah ini,
biasanya saya salalu musyawarah dalam mengambil sebuah keputusan. Dan
alhamdulillahnya, keluarga yang lain ya dapat nurut dengan kepitusan-keputan yang saya
buat atau yang sudah disepakati bersama. Contohnya ya kalau setiap keluar kemanapun,
pamitan dan harus cium tangan atau salim”
3. Struktur peran
Keluarga mengatakan :
“Tn.S sebagai kepala keluarga, tugasnya ya mencukupi smeua kebutuhan keluarga, sebagai
penjaga atau melindungi semua yang ada dirumah”.
“ Ny.P sebagai istri, memenuhi tugas seorang istri menjaga anak dan selalu mengurus
kebutuhan rumah tangga.”
“An.S sebagai anak dari keluarga Tn.S yang masih beraktivitas bermain dan belum
memasuki usia sekolah, namun perannya sebagai anak yang masih Balita, An.S belum
mampu berperan layaknya balita seusianya, karena sejauh ini peran An.S yang sudah dapat
berkumpul dengan teman-temannya atau berjalan bemain, belum dapat dilakukan karena
adanya keterlambatan tumbuh kembang”
4. Norma keluarga
Keluarga mengatakan : “keluarga menerapkan nilai-nilai agama pada setiap anggota
keluarga seperti sholat lima waktu, berpuasa saat bulan ramadhan. Selain itu, teruntuk Ny.P
untuk tidak membawa keluar An.S bermain terlalu jauh, jikapun harus ada kepentingan
apapun diminta untuk ijin terlebih dahulu, karena Tn.S begitu khawatir jika terjadi apa-apa
kepada An.S”
FUNGSI KELUARGA
1. Fungsi afektif
Keluarga mengatakan :”semua anggota keluarga saya sangat menyayangi An.S karena
An.S merupakan anak pertamanya, apalagi melihat kondisinya yang seperti saat ini”
29
2. Fungsi sosialisasi
Keluarga Tn.S membiasakan semua anggota keluarganya untuk bersosialisasi dengan
tetangga. Tn.S juga sering kali mengobrol dengan tetangga juga berkumpul dengan
temannya saat setelah sholat jum’atan. Begitupula dengan An.S, biasanya setiap sore banyak
teman-teman sebayanya yang bermain di halaman depan rumahnya, dengan kondisi yang
dialaminya, An.S tetap diajarkan untuk mengenal dan berkumpul bersama teman-teman
yang lain”
5. Fungsi ekonomi
Keluarga berkata : “Tn.S bekerja sebagai kuli bangunan borongan, sebagai kepala keluarga
Tn.S yang hanya bekerja mencari nafkah, sejauh ini Ny.P hanya sebagai ibu rumah tangga”
Keluarga mangatakan : “ Tn. S tidak mampu memenuhi kebutuhan keluarganya dalam hal
memeriksakan anaknya ke rumah sakit.
c. Strategi koping
Keluarga berkata : “jika tidak menemukan jalan keluar, biasanya keluarga berkomunikasi
dengan kerabat dekat dan tetangga yang dipercaya untuk mengurangi beban yang dialami
sehingga merasa sedikt lega.”
d. Strategi adaptasi
Dari hasil pengkajian, tidak didapatkan adanya cara keluarga dalam mengatasi masalah
secara maladaptif
PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksa-
an fisik
Tn. S Ny.P An. S
Anggota
TTV TTV TTV TTV
Tensi Tensi : 110/ 70 mmhg Tensi : 120 / 70 mmhg Tensi : -
Nadi : 88 x/ menit Nadi : 80 x/ menit Nadi : 124 x/menit
Nadi Suhu : 36,20c Suhu : 36 0c Suhu : 36,5 0c
Suhu RR : 19 x / menit RR : 20 x / menit RR : 28 x/ menit
RR BB : 65 kg BB : 55 kg BB : 8,5 kg
BB TB : 164 cm TB : 153 cm TB : 66 cm
TB LILA : 6 cm
LK : 24 cm
LD : 32 cm
Kepala dan Rambut tersebar Rambut normal, tidak Rambut distribusi normal,
rambut normal, tidak rontok, rontok, hitam kriting, tidak rontok hitam keriting.
putih itam lurus, kepala tidak ada nyeri Palpasi tidak terdapat nyeri
kepala tidak ada nyeri tekan. tekan pada kepala.
tekan ,
Hidung Tidak ada gangguan Tidak ada gangguan Tidak ada gangguan pada
pada hidung, bersih, pada hidung, hidung hidung, ada secret, tidak ada
tidak ada nafas bersih, tidak ada nafas nafas cuping hidung, tidak ada
cuping hidung, tidak cuping hidung, tidak ada deformitas
32
Telinga Tidak ada nyeri Tidak ada nyeri tekan, Tidak ada nyeri tekan, tidak
tekan, tidak ada tidak ada peradangan, ada peradangan, tidak terjadi
peradangan, tidak tidak terjadi penurunan penurunan pendengaran.
terjadi penurunan pendengaran.
pendengaran.
Mulut, gigi, Inspeksi mulut: gigi Inspeksi pada mulut: Inspeksi pada mulut: gigi baru
lidah dan bersih, lengkap, gigi tidak ada yang tumbuh 4, mulut sedikit bau,
tonsil ,mulut tidak bau,lidah lubang dan tidak ada dan lidah tidak kotor. Tidak
bersih, tidak ada karang gigi, mulut tidak ada peradangan pada tonsil
peradangan pada bau dan lidah tidak maupun pharing dan tidak ada
tonsil maupun kotor. Tidak ada nyeri tekan pada pharing.
pharing, tidak ada peradangan pada tonsil
nyeri tekan pada maupun pharing dan
pharing. tidak ada nyeri tekan
pada pharing
Leher dan Inspeksi : tidak ada Inspeksi : tidak ada Inspeksi : tidak ada
tenggorokan pembesaran kelenjar pembesaran kelenjar pembesaran kelenjar tiroid,
tiroid, tidak ada tiroid, tidak ada tidak ada pembesaran vena
pembesaran vena pembesaran vena jugularis
jugularis jugularis Palpasi ; tidak ada nyeri tekan.
Palpasi ; tidak ada Palpasi ; tidak ada nyeri
nyeri tekan dan nyeri tekan
telan
dan simetris Palpasi :Tidak ada nyeri Palpasi : Tidak ada nyeri
Palpasi :Tidak ada tekan,ekspansi dada tekan,ekspansi dada tidak ada
nyeri tekan,ekspansi tidak ada keterlambatan keterlambatan RR 28 x/ menit
dada tidak ada RR 20 x/ menit Perkusi :
keterlambatan RR 19 Perkusi : Perkusi dada resonan,
x/ menit Perkusi dada resonan, terdengar pekak disebelah kiri
Perkusi : terdengar pekak karena adanya jantung
Perkusi dada resonan, disebelah kiri karena Auskultasi :
terdengar pekak adanya jantung Suara nafas vesekuler, tidak
disebelah kiri karena Auskultasi : ada kelainan suara
adanya jantung Suara nafas vesekuler, nafas(ronchi, rales, wheezing)
Auskultasi: tidah ada kelainan suara
Suara nafas nafas(ronchi, rales,
vesekuler, tidah ada wheezing)
kelainan suara nafas.
HARAPAN KELUARGA
Keluarga mengatakan : “keluarga berharap An.S segera dapat diperiksakan agar cepat dapat
penanganan bis lekas berjalan dan berbicara sesuai usianya.”
ANALISA DATA
DATA OBYEKTIF :
- Keluarga tidak bisa menjelaskan penyakit
Gizi Buruk, penyebab, tanda dan gejala yang
diderita An.S
- TTV: Nadi : 124 x/menit
suhu : 36 0c
RR : 28 x/menit
BB : 8,5 kg
TB : 66 cm
LILA : 6 cm
LK : 24 cm
LD : 32 cm
Inspeksi Abdomen : Perut nampak membesar
Palpasi : Perut terasa keras
2 DATA SUBYEKTIF : KETIDAKMAMPUAN KELUARGA
- Cara perawatan penyakit gizi buruk MERAWAT ANGGOTA KELUARGA
tentang : diet gizi seimbang DENGAN GIZI BURUK
Kelg berkata : “ Tidak tau tentang pola makan
seperti itu, selama ini An.S hanya diberi
makan nasi halus dan sayur bening. “
DATA OBYEKTIF :
- Keluarga Tn.S tidak mampu
menunjukkan cara perawatan gizi buruk
tentang : diit gizi seimbang
3 DATA SUBYEKTIF : KETIDAK MAMPUAN KELUARGA
- Penggunaan pelayanan kesehatan DALAM MEMANFAATKAN
Kelg berkata : “ hanya pergi sekali ke rumah PELAYANAN KESEHATAN PADA
sakit saat si Anak sudah seminggu tidak bisa KELUARGA DENGAN GIZI BURUK
BAB setelah itu saat sakit lagi tidak pernah di
bawak ke rumah sakit “
- Manfaat, macam macam layanan
Kelg berkata : “ manfaatnya untuk
memeriksakan yang sakit, macamnya ada
rumah sakit, puskesmas, mantri “
- Trauma terhadap pelayanan kesehatan
Kelg berkata : “ tidak ada “
DATA OBYEKTIF :
37
ANALISA DATA
DATA OBYEKTIF :
- Ny.P menetak An.S tidak rutin, ketika
An.S meminta saja
- Ny.P tidak dapat menyebutkan dengan
benar cara bertetak yang benar pada anak
dengan keterlambatan tumbuh kembang
- Ny.P tidak dapat mendemonstrasikan
terapi berjalan dengan benar
DX Keperawatan Keluarga :
a. Nutrisi Kurang dari Kebutuhan pada An.S Keluarga Tn.S berhubungan dengan :
- Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan pada anggota keluarga dengan
gizi buruk,
- Ketidakmampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit pada keluarga
dengan gizi buruk
39
PERHITU PEMBENARAN
NO KRITERIA Skor BOBOT NGAN
membesar, Palpasi :
Perut terasa keras
2. Kemungkinan masalah dapat 2 1/2 x 2 = 1 Kemungkinan masalah
diubah dapat diubah skala
Skala : Mudah 2 sebagian, pengobatan
Sebagian 1 untuk nutrisi gizi
Tidak dapat 0 kurang ada, dana dan
transportasi tidak
mendukung
Skore X bobot
Angka tertinggi
PERHITU PEMBENARAN
NO KRITERIA Skor BOBOT NGAN
selama 5-6 X tentang gizi buruk. tentang: tindakan yang harus di lakukan
kunjungan, keluarga a. Melakukan tindakan dalam mengatasi penyakit gizi buruk,
mampu mengambil dalam mengatasi dampak penyakit gizi buruk, dan
keputusan pada penyakit gizi buruk komplikasi gizi buruk.
anggota keluarga b. Menyebutkan dampak c. Motivasi keluarga untuk mengulang
dengan gizi buruk penyakit gizi buruk : penjelasan
gangguan pertumbuhan d. Berikan pujian atas kemampuan
dan perkembangan keluarga mengambil keputusan
c. Menyebutkan e. Evaluasi penjelasan perawat
komplikasi gizi buruk :
hipotermi, hipoglikemi,
infeksi, diare, dehidrasi
2 Setelah dilakukan Verbal a. Keluarga mampu Jelaskan cara perawatan angg kelg dg
tindakan keperawatan dan menjelaskan tentang penyakit gizi buruk
selama 5-6 X psikomot terapi berjalan a. Jelaskan dan demontrasikan cara : terapi
kunjungan, keluarga or b. Keluarga mampu berjalan
mampu merawat mendemonstrasikan b. Berikan kesempatan pd angg kelg untuk
anggota keluarga yang terapi berjalan dengan mendemontrasikan prosedur perawatan
sakit pada anggota benar c. Berikan pujian atas pelaksanaan yg
keluarga dengan gizi dilakukan kelg
buruk : terapi berjalan d. Evaluasi keberhasilan kelg dalam
melakukan perawatan
CATATAN KEPERAWATAN
melakukan perawatan
29 Desember 15.00 2 a. Menjelaskan cara perawatan anggota
2017
keluarga dengan resiko keterlambatan
tumbuh kembang
b. Menjelaskan dan mendemontrasikan cara :
terapi berjalan
c. Memberikan kesempatan pada anggota
keluarga untuk mendemontrasikan prosedur
perawatan
d. Memberikan pujian atas pelaksanaan yang
dilakukan keluarga
e. Mengevaluasi keberhasilan keluarga dalam
02 Januari 2018 15.00 1,2 a. Menjelaskan fungsi pelayanan kesehatan
dan macam-macam pelayanannya
b. Memotivasi keluarga untuk menggunakan
pelayanan kesehatan
c. Mengevaluasi penggunaan pelayanan
kesehatan oleh keluarga
03 Januari 2018 15.00 1,2 a. Mengevaluasi perkembangan setiap
intervensi dan implementasi yang sudah
dilakukan pada keluarga dengan gizi buruk
b. Mengevaluasi bagaiamana perkembangan
keluarga dalam melaksanakan tugas
keluarga dengan gizi buruk
04 Januari 2017 16.00 1,2 Terminasi askep keluarga yang meliputi :
pemberian leaflet untuk acuan klien dalam
perawatan mandiri saat mahasiswa sudah tidak
melakukan dan melaksanakan asuhan keperawatan
keluarga
EVALUASI
51
terapi berjalan
A : Masalah teratasi
sebagian
P : Lanjutkan intervensi
5 S : Keluarga hanya sekali saja S : Keluarga mengatakan S : Keluarga mengatakan
membawa keluarga yang akan menggunakan yankes mampu memanfaatkan
sakit ke Rumah Sakit O: pelayanan kesehatan
O: - Keluarga O:
- Keluarga tidak mengatakan sedang - Keluarga memiiki
memiliki kartu asuransi proses pengurusan kartu asuransi
kesehatan asuransi kesehatan kesehatan
- Keluarga tidak - Keluarga mampu - Keluarga telah
mampu menjelaskan menyebutkan jenis-jenis memeriksakan
macam-macam pelayanan pelayanan kesehatan dan anggota keluarga
kesehatan dan manfaatnya manfaat pelayanan yang sakit ke
A : Masalah belum teratasi kesehatan Rumah Sakit
P : Lanjutkan intervensi A : Masalah teratasi - Keluarga mampu
sebagian menyebutkan jenis-
P : Lanjutkan intervensi jenis pelayanan
kesehatan dan
manfaatnya
A: Masalah teratasi
P : Hentikan intervensi
BAB 4
54
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
Dari bahasan pembahasan antara tinjaun pustaka dan tinjauan medis akhirnya dapat
menarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Tahap pengkajian
Tahap pengkajian meliputi pengumpulan data,analisa data dan penentuan diagnose
keperawatan, yang merupakan tahap penentuan keberhasilan dari asuhan keperawatan
keluarga
2. Tahap perencanaan
Dalam menyusun rencana,perawat harum memperhatikan sumber yang ada pada
keluarga dan faktor yang menghambat keberhasilan tujuan, oleh sebab itu kekerabatan
keluarga sangat diperlukan dalam rencana tindakan keperawatan sesuai dengan potensi
dan kemampuan keluarga juga batasan waktu dari masing-masing rencana tersebut yang
dapat membantu dalam mengevaluasi setelah diintervensi.
3. Tahap pelaksanaan
Dalam melaksanakan asuhan keperawatan dilakukan sesuai rencana yang telah disusun
bersama keluarga. Perawat perlu memberikan kesempatan kepada keluarga untuk
mengembangkan kemampuan dalam melaksanakan tudas-tugas kesehatan.
4. Tahap evaluasi
Evaluasi merupakan tahap akhir dari asuhan keperawatan yang mencatat semua
perkembangan dari kegiatan asuhan keperawatan keluarga yang anggotanya menderita
Diabetes Mellitus serta memantau hasil dari intervensi yang dilakukan oleh penulis.
4.2 SARAN
Dari hasil pengamatan penulis masih ada masalah yang belum teratasi, maka adapun saran
yang disampaikan oleh penulis sebagai berikut:
1. Kepada keluarga
a. Hendaknya keluarga melaksanakan pesannya untuk merawat An.S sesuai anjuran
petugas kesehatan berdasarkan pada kemampuannya.
b. Hendaknya keluarga sering – sering memotivasi An.S sehingga dapat meningkatkan
derajat kesehatannya.
c. Hendaknya An.S berobat kesarana kesehatan secara teratur.
a. Diharapkan petugas kesehatan dapat melakukan kunjungan rumah yang lebih efektif,
meskipun An.S berobat secara teratur.
b. Dalam menentukan masalah dan prioritas masalah diharapkan bersama keluarga.
LEMBAR KONSUL
56
Nama KK :
Alamat :