0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
47 tayangan56 halaman

LP Gizi Buruk

Dokumen tersebut membahas tentang konsep keluarga dan peran perawat keluarga. Keluarga didefinisikan sebagai kelompok dua orang atau lebih yang hidup bersama dengan ikatan emosional dan peran masing-masing. Dokumen tersebut juga membahas fungsi keluarga seperti fungsi sosialisasi, reproduksi, ekonomi, dan perawatan kesehatan. Peran perawat keluarga meliputi memberikan pendidikan kesehatan dan dukungan untuk menyeles

Diunggah oleh

Viina
Hak Cipta
© © All Rights Reserved
Format Tersedia
Unduh sebagai DOC, PDF, TXT atau baca online di Scribd
Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
47 tayangan56 halaman

LP Gizi Buruk

Dokumen tersebut membahas tentang konsep keluarga dan peran perawat keluarga. Keluarga didefinisikan sebagai kelompok dua orang atau lebih yang hidup bersama dengan ikatan emosional dan peran masing-masing. Dokumen tersebut juga membahas fungsi keluarga seperti fungsi sosialisasi, reproduksi, ekonomi, dan perawatan kesehatan. Peran perawat keluarga meliputi memberikan pendidikan kesehatan dan dukungan untuk menyeles

Diunggah oleh

Viina
Hak Cipta
© © All Rights Reserved
Format Tersedia
Unduh sebagai DOC, PDF, TXT atau baca online di Scribd
Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Anda di halaman 1/ 56

1

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama dengan keterikatan
aturan dan emosional serta individu mempunyai peran masing-masing yang merupakan bagian
dari keluarga (Friedman: 2008). Keluarga sebagai pranata social terkecil dalam masyarakat
dan Negara selalu mencuri perhatian baik kalangan pimpinan atau tokoh informasi maupun
pemerintah. Banyak kejadian merisaukan sekarang ini, seperti kenakalan remaja, kasus gizi
kurang, selalu dikaitkan dengan makin kurang berfungsinya pranata keluarga, antara lain
dalam memfasilitsi tumbuh kembang anak dan menanamkan nilai-nilai luhur seperti saling
menghormati, cinta kasih, toleransi, dan empati.
Anak merupakan bagian dari keluarga, sering dikatakan sebagai potret atau gambaran dari
orang tuanya saat masih kecil. Namun tidaklah demikian karena anak merupakan individu
tersendiri yang tumbuh dan berkembang secara unik dan tidak dapat diulang setelah usia
bertambah. Gizi buruk merupakan status kondisi seseorang yang kekurangan nutrisi, atau
nutrisinya di bawah standar. Gizi buruk masih menjadi masalah yang belum terselesaikan
sampai saat ini. Gizi buruk banyak dialami oleh bayi dibawah lima tahun (balita). Masalah
gizi buruk dan kekurangan gizi telah menjadi keprihatinan dunia sebab penderita gizi
burukumumnya adalah balita dan anak-anak yang tidak lain adalah generasi generus bangsa.
Kasus gizi buruk merupakan aib bagi pemerintah dan masyarakat karena terjadi di tengah
pesatnya kemajuan zaman (Republika, 2009). Dengan alasan tersebut, masalah ini selalu
menjadi program penanganan khusus oleh pemerintah. Upaya pencegahan yang dilakukan di
antaranya dengan selalu meningkatkan sosialisasi, kunjungan langsung ke para penderita gizi
buruk, pelatihan petugas lapangan, pengarahan mengenai pentingnya ASI eksklusif pada ibu
yang memiliki bayi, serta koordinasi lintas sektor terkait pemenuhan pangan dan gizi (Antara
News, 2011), Namun sampai saat ini penanganan yang diberikan, hanya mampu mengurangi
sedikit kasus gizi buruk pada balita. Hal ini membuktikan bahwa penanganan dan program
yang diberikan oleh pemerintah belum mampu menekan jumlah kasus gizi buruk yang ada.
Ketidakberhasilan penanganan dan program tersebut mungkin dikarenakan kurang tepatnya
perbaikan terhadap faktor-faktor yang dianggap mempengaruhi kasus gizi buruk pada balita.
Jika faktor-faktor yang mempengaruhi kasus gizi buruk pada balita diketahui dan diatasi
dengan tepat, otomatis kasus gizi buruk akan berkurang. Banyak faktor-faktor yang dianggap
mempengaruhi gizi buruk. Namun penyebab dasar terjadinya gizi buruk ada dua hal yaitu
sebab langsung dan sebab tidak langsung. Sebab langsung adalah kurangnya asupan gizi dari
makanan dan akibat terjadinya penyakit bawaan yang mengakibatkan mudah terinfeksi
penyakit DBD, HIV/ AIDS, dan lain-lain. Sedangkan kemiskinan diduga menjadi penyebab
2

utama terjadinya gizi buruk. Kurangnya asupan gizi bisa disebabkan oleh terbatasnya jumlah
makanan yang dikonsumsi atau makanannya tidak memenuhi unsur gizi yang dibutuhkan
karena alasan sosial dan ekonomi yakni kemiskinan (Republika, 2009). Selain kemiskinan,
faktor lingkungan dan budaya turut andil dalam kasus gizi buruk. Surabaya adalah salah satu
kota yang memiliki kasus gizi buruk yang relatif tinggi.
Keperawatan keluarga berkaitan erat dengan upaya keluarga mempunyai kemampuan
dalam menolong dirinya sendiri dalam bidang kesehatan. Perawat dapat menbantu keluarga
dalam memecahkan masalah kesehatannya sehingga mencapai keadaan keluarga yang
optimal.
Suatu peran penting keluarga terkait dengan perawatan anak adalah peran pengasuhan
(parenting role), yang sama dalam menjalankan peran ini keluarga sangat dipengaruhi oleh
faktor usia orang tua, keterlibatan ayah atau suami dala pengasuhan anak, latar belakang
pendidikan orang tua, pengalaman sebelumnya dalam mengasuh anak, stress yang dialami
orang tua, dan hubungan suami istri. Berkaitan dengan perawatan anak di rumah sakit,
keluarga punya tugas adaptif, yaitu meneriama kondisi anak, mengelola kondisi anak,
memnuhi kebutuhan perkembangan anak, memenuhi kebutuhan perkembangan keluarga,
menghadapi stressor dengan positif, membatu keluarga untuk mengelola perasaanyang
ada,mendidik anggota keluarga yang lain tentang kondisi anak yang sedang sakit, dan
mengembangkan sisitem dukungan social keluarga dengan anak prasekolah.

1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Dapat memperoleh pengalaman nyata dalam memberakin asuhan keperawatan
keluarga dengan salah satu anggota keluarga menderita penyakit gizi buruk secara
komprehensif dengan menggunakan proses keperawatan
1.2.2 Tujuan khusus
Setelah dilakukan asuhan keperawatan keluarga, mahasiswa mampu:
a. Mengkaji dan menganalisa data yang telah didapat melalui anamnesa dari klien
dan kluarga lainnya.
b. Menentukan masalah keperawatan dari analisa data.
c. Memprioritaskan masalah keperawatan keluarga.
d. Menentukan intervensi dari masing-masing masalah keperawatan.
e. Mengimplementasikan dari rencana yang telah disusun.
f. Mengevaluasi dari pemberian asuhan keperawatan
3

1.3 Metode pengumpulan data


Dalam pembuatan asuhan keperawatan keluarga ini, penulis menggunakan metode:
a. Wawacancara, dengan melakukan kunjungan rumah untuk melakukan Tanya
jawab dengan keluarga.
b. Observasi langsung, dengan melakukan pengalaman pada keluarga secara langsung.
c. Kepustakaan dengan menggunakan literatur - literatur yang ada kaitannya dengan
penyakit
4

BAB 2
TINJAUAN TEORI

KONSEP KELUARGA

2.1 DEFINISI
Keluarga merupakan orang lain yang dihubungkan oleh ikatan perkawinan adopsi
kelahiran yang bertujuan menciptakan dan mempertahankan budaya yang umum
meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional dan sosial dari setiap anggotanya
(Duvail). Keluarga sebagai unit utama dan menyangkut kehidupan masyarakat, keluarga
merupakan kelompok yang dapat menimbulkan, mencegah,mengabarkan,dan memperbaiki
masalah kesehatan.
Keluarga adalah dua atau lebih individu yang hidup dalam satu rumah tangga karena
hubungan darah, perkawinan/adopsi, mereka saling interaksi satu dengan yang lain
mempunyai peran dan menciptakan dan mempertahankan budaya (Ballon dan mablaya).
2.2 TIPE KELUARGA
2.2.1 Tipe Keluarga Tradisional
a. Keluarga inti (nuclear family)
Keluarga yang terdiri dari suami, istri dan anak
b. Keluarga besar (extended)
Dimana suatu keluarga yang terdiri dari keluarga inti ditambah dengan keluarga lain
c. Keluarga dyad
Dimana keluarga terdiri dari suami, istri,tanpa disertai anak
d. Keluarga single paren
Satu orang tua dengan anak akibat kematian
e. Single adult
Keluarga yang Terdiri dari satu orang tua
f. Keluarga usila
Dimana keluarga terdiri dari suami dan istri yang sudah lansia
2.2.2 Tipe Keluarga Non Tradisional
a. Commune family
Dimana suatu keluarga tanpa pertalian darah yang hidup serumah
b. Suami, istri, anak hidup satu rumah tanpa perkawinan
c. Homoseksual
Dua individu sejenis hidup bersama dalam satu rumah
5

2.3 FUNGSI KELUARGA


2.3.1 Fungsi Efektif
a. Yaitu saling mengasuh, cinta kasih, kehangatan, saling menerima, saling mendukung
antar anggota keluarga
b. saling menghargai
c. Ikatan dan identifikasi ikatan keluarga dimulai sejak pasangan mulai hidup baru
2.3.2 Fungsi Sosialisasi
a. Adalah proses perkembangan dan perubahan yang dilalui individu yang
menghasilkan interaksi sosial dan belajar berperan dalam lingkungan sosial
(Friedman, 2008)
b. Sosial dimulai sejak lahir, keberhasilan perkembangan individu dan keluarga dicapai
melaui hubungan dan interaksi dalam keluarga
2.3.3 Fungsi Reproduksi
2.3.4 Keluarga berfungsi untuk meneruskan kelangsungan dan menambah sumber daya
manusia.
2.3.5 Fungsi Ekonomi
Merupakan fungsi keluarga untuk memenuhi kebutuhan seluruh anggota keluarga seperti
makanan, pakaian dan tempat berunding.
2.3.6 Fungsi Perawatan
a. Keluarga juga berfungsi untuk melaksanakan praktek asuhan kesehatan yaitu
mencegah gangguan kesehatan dan merawat angota keluarga yang sakit.
b. Adapun Tugas Kesehatan Keluarga (Friedman, 2008)
a) Mengenal masalah kesehatan
b) Membuat keputusan tindakan kesehatan yang tepat
c) Memberi perhatian kepada anggota keluarga yang sakit
d) Mempertahankan suasana rumah yang sakit
e) Menggunakan fasilitas kesehatan masyarakat
2.4 PERAN PERAWAT KELUARGA
Adapun peran perawat keluarga menurut Friedman tahun 2008 yaitu :
2.4.1 Pendidik
Memberikan pendidikan kesehatan kepada keluarga agar :
a. Keluarga dapat melakukan program asuhan kesehatan secara mandiri
b. Bertanggung jawab terhadap masalah kesehatan keluarga
2.4.2 Koordinator
Koordinator diperlukan pada perawatan berkelanjutan agar pelayanan komperehensif
tercapai.
2.4.3 Pelaksana
a. Memberi perawatan langsung dengan keluarga dirumah sakit
6

b. Perawatan dapat mendemonstrasikan kepada keluarga asuhan dapat melakukan


asuhan langsung kepada anggota keluarga yang sakit
2.4.4 Pengawasan Kesehatan
“Home Visit” Kunjungan rumah yang teratur identifikasi / pengkajian tentang
kesehatan keluarga.
2.4.5 Konsultan ( penasehat )
a. Narasumber dalam mengatasi masalah dibina dengan baik
b. Perawat harus bersikap terbuka dan dapat dipercaya
2.4.6 Kolaborasi
Bekerjasama dengan pelayanan rumh sakit atau tim kesehatan lain untuk mencapai
tahap kesehatan keluarga yang optimal.
2.4.7 Fasilitator
Membantu keluarga dalam mencapai kendala untuk meningkatkan derajat
kesehatannya.
2.4.8 Penemu kasus
Mengidentifikasi masalah kesehatan secara dini.
2.4.9 Mengidentifikasi lingkungan
Modifikasi lingkungan baik rumah maupun lingkungan masyarakat agar tercipta
lingkungan yang sehat
2.5 TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA
Dalam perkembangan keluarga menurut Bailon dan Maglaya tahun 1978 dibagi menjadi
beberapa tahap:
2.5.1 Tugas perkembangan pada tahap I
a. Dimulai saat laki-laki dan perempuan membentuk keluarga melalui perkawinan
b. Dua orang yang membentuk keluarga perlu menyiapkan hidup baru perlu
menyiapkan peran kebiasaan.
c. Tugas perkembangan pada tahap I adalah:
a) Membina hubungan intim yang memuaskan
b) Membina hubungan dengan keluarga lain, teman, keluarga sosial
c) Mendiskusikan rencana memiliki anak
2.5.2 Tahap II (Keluarga “Child Bearing/kelahiran anak)
a. Dimulai kehamilan → kelahiran → anak satu berusia sebulan
b. Kelahiran bayi 1 memberi perubahan besar → adaptasi → pasangan merasa
diabaikan
c. Adapun tugas perkembangan pada tahap II
a) Persiapan menjadi orang tua
b) Adaptasi perubahan anggota keluarga, peran, interaksi, hubungan seksual,
kegiatan-kegiatan.
7

c) Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan pasangan


2.5.3 Tahap III (Keluarga dengan anak pra sekolah)
a. Dimulai anak pertama berusia 2,5 th – 5 th
b. Adapun tugas perkembangan pada tahap III
a) Memenuhi anggota keluarga
b) Membantu anak bersosialisasi
c) Adaptasi dengan anak baru lahir
d) Hubungan sehat di dalam dan diluar keluarga
e) Pembagian aktu individu anak dan pasangan
f) Pembagian tangung jawab
g) Kegiatan / Stimulasi tumbuh kembang anak
2.5.4 Tahap IV (Keluarga dengan anak sekolah)
a. Dimulai dengan anak pertama, masuk sekolah (6-12 th)
b. Biasanya jumlah anak maksimal
c. Orang tua perlu belajar berpisah dengan anak
d. Keluarga sangat sibuk aktifitas sesuai minat
e. Adapun tugas perkembangan pada tahap IV
a) Membentuk sosialisasi anak dengan tetangga sekolah dan lingkungan\
b) Mempertahankan keintiman pasangan
c) Memenuhi kebutuhan dan biaya kehidupan dan kesehatan
2.5.5 Tahap V (Keluarga dengan anak remaja)
a. Anak pertama usia 13 -6/4 th kemudian
b. Tujuan keluarga melepas anak remaja dan memberi tanggung jawab, kebiasaan
→ menyiapkan menjadi dewasa
c. Merupakan tahap yang paling sulit
d. Adapun tugas perkembangan pada tahap V
a) Memberikan kebebasan seimbang dengan tangung jawab dan meningkatkan
otonominya
b) Mempertahankan hubungan intim dengan keluarga
c) Mempertahankan komunikasi terbuka, tidak ada perdebatan, kecurigaan dan
permusuhan
d) Perubahan sistim peran dan peraturan untuk tumbuh kembang keluarga
2.5.6 Tahap VI (Keluarga dengan anak dewasa (pelepasan)
a. Mulai anak I sampai terakhir meninggalkan rumah
b. Orang tua akan merasa kosong → perlu aktifitas kerja peran sebagai pasangan,
memelihara hubungan, baik dengan anak
c. Adapun tugas perkembangan pada tahap VI
a) Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar
8

b) Mempertahankan keintiman pasangan


c) Membantu ortu / suami / istri yang sedang sakit / memasuki usia tua
d) Membantu anak untuk mandiri dimasyarakat
e) Penataan kembali peran dan kagiatan rumah tangga
2.5.7 Tahap VII (Keluarga pertengahan)
a. Dimulai anakl terakhir mennggalkan rumah → pensiun / salah satu pasangan
meninggal
b. Merupakan masa sulit : misal lansia, perpisahan dengan anak dan pasangan
gagal menjadi ortu
c. Perlu aktifitas pola hidup sehat / diet, olahraga, menikmati hidup
d. Adapun tugas perkembangan pada tahap VII
a) Mempertahankan kesehatan
b) Mempertahankan hubungan dengan teman sebaya dan anak-anak
c) Meningkatkan keakraban pasangan
2.5.8 Tahap VIII (Keluarga usia lanjut)
a. Dimulai saat pasangan pensiun → satu pasangan meninggal → keduanya
meninggal
b. Stressor : berkurang pendapatan, kehilangan hubungan menurunnya
produktifitas dan fungsi kesehatan.
c. Adapun tugas perkembangan pada tahap VIII
a) Mempertahankan suasana rumah, yang menyenangkan
b) Mempertahankan hubungan anak, masyarakat
c) Adaptasi kehilangan pasangan, teman, kekuatan fisik dan pendapatan
d) Melakukan (“ive-review”) → hidup berkualitas dan berarti
9

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

2.6 Pengkajian
Adalah suatu tahapan dimana seorang perawat mengambil informasi secara terus menerus
terhadap anggota keluarga yang dibinanya. Metode yang digunakan dan tahapan pengkajian
adalah :
a. Wawancara keluarga
b. Observasi vasilitas rumah
c. Pemeriksaan fisik anggota keluarga
d. Data sekunder yang bisa di ambil dari hasil lab, foto ray, dsb
Yang perlu dikaji dalam keluarga adalah :
a. Data umum
1. Pengkajian terhadap data umum keluarga meliputi:
Nama kepala keluarga sebagai penanggung jawab keputusan keluarga, alamat dan
nomor telepon, menentukan demografi wilayah lingkungan dan memudahkan
menghubungi keluarga dalam menggali kesehatan. Pendidikan KK diketahui untuk
landasan komunikasi dan tingkatan pengetahuan dalam menerima pengetahuan
kesehatan serta pengetahuan untuk mengubah perilaku yang kurang sehat.
Komposisi keluarga untuk mengetahui siapa saja orang yang tinggal dalam
keluarga dan sejauh mana masalah kesehatan keluarga mempengaruhi komposisi
kesehatan keluarga dalam mengambil prioritas masalah kesehatan yang dihadapai yang
perlu diketahui: nama, jenis kelamin, hubungan dengan keluarga, tingkat pendidikan,
status imunisasi, dan keterangan.
2. Genogram
Untuk menentukan dari status keturunan dalam keluarga adalah resiko penyakit
yang dihadapi keluarga adalah penyakit keturunan/menular, menjelaskan tentang siapa
saja yang tinggal satu rumah serta tidak adanya pengaruh terhadap masalah yang
dihadapi.
3. Tipe keluarga
Menjelaskan mengenai jenis type, beserta kendala masalah yang terjadi dengan
type keluarga tersebut (keluarga inti, keluarga besar, keluarga ayad, single parent,
single adult, keluarga usila).
4. Suku bangsa
Mengkaji asal suku bangsa keluarga tersebut serta mengidentifikasi budaya, suku
bangsa, tersebut terkait dengan kesehatan.
5. Agama
Mengkaji agama yang dianut oleh keluarga serta kepercayaan yang dapat
mempengaruhi kesehatan.
10

6. Status sosial ekonomi keluarga


Ditentukan oleh pendapatan baik dari keluarga maupun anggota keluarga lainnya.
Selain itu status sosial ekonomi keluarga ditentukan pula oleh kebutuhan. Kebutuhan
yang dikeluarkan oleh keluarga serta barang-barang yang dimiliki oleh keluarga.
7. Aktivitas rekreasi keluarga
Rekreasi keluarga tidak hanya dilihat kapan saja keluarga pergi bersam-sama untuk
mengunjungi tempat rekreasi tertentu namun dengan menonton TV dan
mendengarkan radio yang merupakan aktivitas rekreasi.
2.7 Riwayat dan tahapan perkembangan keluarga
a. Tahap perkembangan keluarga saat ini
Tahap perkembangan keluarga ditentukan dengan anak tertua dari keluarga inti.
Contoh: Keluarga bapak S mempunyai 2 anak. Anak pertama berumur 25 tahun dan anak
keduanya berumur 16 tahun, maka keluarga bapak S berada pada tahapan
perkembangan keluarga dengan anak sekolah dan dewasa.
b. Tahap perkembangan keluarga belum terpenuhi
Menjelaskan mengenai tugas perkembangan yang belum terpenuhi oleh keluarga serta
kendala mengapa tugas perkembangan tersebut belum terpenuhi.
c. Riwayat keluarga inti
Menjelaskan mengenai riwayat kesehatan keluarga inti yang meliputi riwayat penyakit
keturunan pada masing-masing keluarga perhatian terhadap pencegahan penyakit (status
imunisasi) sumber pelayanan kesehatan yang biasa digunakan keluarga serta pengalaman
terhadap pelayanan kesehatan.
d. Riwayat keluarga sebelumnya
Dijelaskan mengenai riwayat kesehatan pada keluarga dari pihak suami istri.
2.8 Pengkajian lingkungan
a. Karakteristik rumah
Karakteristik rumah diidentifikasi dengan melihat luas rumah, tipe ruangan, jumlah
jendela, pemanfaatan ruangan, peletakan perabotan rumah tangga, jenis septitenk, jarak
septitenk dengan sumber air, sumber air yang digunakan serta denah rumah.
b. Karakteristik tetangga dan komunitas RW
Menjelaskan karakteristik tetangga dan komunitas setempat yang meliputi kebiasaan,
lingkungan fisik, aturan/kesepakatan penduduk setempat, budaya setempat yang
mempengaruhi kesehatan.
c. Mobilitas geografis keluarga
Ditentukan dengan kebiasaan keluarga berpindah tempat.
d. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
11

Menjelaskan mengenai waktu yang digunakan keluarga untuk berkumpul serta


perkumpulan keluarga yang ada dan sejauh mana keluarga interaksinya dengan
masyarakat.
e. Sistem pendukung keluarga
Yang termasuk pada sistem pendukung keluarga adalah jumlah anggota keluarga yang
sehat. Fasilitas-fasilitas yang dimiliki keluarga untuk menunjang kesehatan. Fasilitas
mencakup fasilitas fisik, fasilitas psikologis atau dukungan dari keluarga dan fasilitas
sosial atau dukungan dari masyarakat setempat.
2.9 Struktur keluarga
a. Pola komunikasi keluarga
Menjelaskan mengenai cara berkomunikasi antara anggota keluarga.
b. Struktur kekuatan keluarga
Kemampuan anggota keluarga mengendalikan dan mempengaruhi orang lain untuk
merubah perilaku
c. Struktur peran
Menjelaskan peran dari masing-masing keluarga baik secara formal maupun informal.
d. Nilai atau norma keluarga
Menjelaskan mengenai nilai dan norma yang dianut oleh keluarga yang berhubungan
dengan kesehatan.
2.10 Fungsi keluarga
a. Fungsi efektif
Hal yang perlu dikaji yaitu gambaran diri anggota keluarga, perasaan memiliki dan
memiliki keluarga. Dukungan keluarga terhadap anggota keluarga lainya, bagaimana
kehangatan tercipta pada anggota keluarga dan bagaimana keluarga mengembangkan
sikap saling menghargai.
b. Fungsi sosialisasi
Hal yang perlu dikaji bagaimana interaksi atau hubungan dalam keluarga sejauh mana
anggota keluarga belajar disiplin, norma, budaya, dan perilaku.
c. Fungsi reproduksi
Hal yang perlu dikaji mengenai reproduksi keluarga adalah:
a) Berapa jumlah anak
b) Bagaimana keluarga merencanakan jumlah anggota keluarga
c) Metode apa yang digunakan keluarga dalam upaya mengendalikan jumlah anggota
keluarga
d. Fungsi ekonomi
Hal yang perlu dikaji mengenai fungsi ekonomi keluarga adalah:
a) Sejauh mana keluarga memenuhi kebutuhan sandang pangan dan papan
12

b) Sejauh mana keluarga memanfaatkan sumberdaya yang ada dimasyarakat dalam upaya
peningkatan status keseehatan keluarga
e. Fungsi perawatan kesehatan
Menanyakan keluhan utama yang dirasakan sasaran/anggota keluarga yang sakit
hipertensi.
2.11 Untuk etiologi menanyakan dari tugas keluarga dalam bidang kesehatan meliputi:
a. Mengenal masalah
a) Menanyakan pada keluarga tentang penyakit/masalah meliputi:
b) Pengertian penyakit: keluarga tidak mengetahui tentang pengertian penyakit hipertensi.
c) Penyebab: keluarga tidak mengetahui penyebab tentang penyakit hipertensi.
d) Tanda dan gejala: keluarga tidak mengetahui tanda dan gejala penyakit hipertensi.
e) Predisposisi penyakit: keluarga tidak mengetahui predisposisi penyakit hipertensi.
b. Mengambil keputusan
a) Menanyakan pada keluarga meliputi: keputusan yang telah atau akan dilakukan
berkaitan penyakit/masalah.
b) Dampak penyakit: keluarga tidak mengetahui tentang dampak penyakit hipertensi.
c) Serta komplikasi penyakit bila tidak dilakukan pengambilan keputusan
c. Merawat anggota keluarga yang sakit
a) Menanyakan pada keluarga meliputi: subyektif cara perawatan penyakit
(penatalaksanaan penyakit)
b) Obyektif: demonstrasi dari perawatan yang dilakukan keluarga
d. Memelihara lingkungan
a) Menanyakan pada keluarga meliputi: pemeliharaan lingkungan fisik: kebersihan,
penataan ruangan, ventilasi dan pencahayaan (apa sudah memenuhi rumah sehat/tidak.
Pemeliharaan lingkungan psikologis: hubungan antar angggota keluarga.
e. Memanfaatkan pelayanan
a) Menanyakan pada keluarga meliputi: fungsi pelayanan, macam-macam layanan yang
diberikan, pemanfaatan terhadap layanan, ada konflik/trauma dengan tempat pelayanan
kesehatan yang digunakan.
2.12 Stres dan koping keluarga
Stres jangka pendek dan jangka panjang
a. Stressor jangka pendek yaitu stresor yang dialami keluarga yang memerlukan penyelesaian
dalam waktu < 6 bulan
b. Stressor jangka panjang yaitu stressor yang dialami keluarga yang memerlukan
penyelesaian dalam waktu > 6 bulan
a) Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi atau stressor
Hal yang perlu dikaji adalah sejauh mana keluarga berespon terhadap stressor.
b) Strategi koping yang digunakan
13

Strategi koping yang digunakan untuk menyelesaikan masalah


c) Strategi adaptasi fungsional
Dijelaskan mengenai strategi adaptasi fungsional yang digunakan keluarga bila
menghadapi masalah
d) Pemeriksaan fisik
Dilakukan pada seluruh anggota keluarga, metode yang digunakan dalam pemeriksaan
fisik tidak beda dengan pemeriksaan fisik klinik
Dilakukan pada seluruh anggota keluarga, metode yang digunakan dalam pemeriksaan
fisik tidak beda dengan pemeriksaan fisik klinik.
2.13 Harapan keluarga
Pada akhirnya pengkajian, perawat menanyakan harapan keluarga terhadap petugas
kesehatan yang ada.
2.14 Perumusan diagnosa keperawatan keluarga
Diagnosis keperawatan keeluarga dirumuskan berdasarkan data yang didapat pada
pengkajian. Tipologo dari diagnosa keperawatan
a. Aktual (terjadi deficit atau gangguan kesehatan)
Dari hasil pengkajian didapatkan data mengenai tanda dan gejala dari gangguan
kesehatan
b. Resiko (ancaman kesehatan)
Sudah ada data yang menunjang namun belum terjadi gangguan, misal: lingkungan
rumah yang kurang bersih, pola makan yang tidak adekuat, stimulasi tumbuh kembang
yang tidak adekuat
c. Potensial (keadaan sejahtera)
Suatu keadaan dimana keluarga dalam keadaan sejahtera sehingga kesehatan keluarga
dapat ditingkatkan
14

Dalam suatu keluarga dapat saja perawat menemukan lebih dari 1 diagnosa
keperawatan keluarga. Untuk menemukan prioritas terhadap diagnosis keperawatan
keluarga yang ditemukan dihitung dengan menggunakan cara berikut:

SKALA UNTUK MENENTUKAN PRIORITAS


ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
(Bailon dan Maglaya, 1978)

NO KRITERIA SCORE BOBOT


1. Sifat masalah 1
Skala: - Tidak/kurang sehat 3
- Ancaman 2
- Keadaan sejahtera 1

2. Kemungkinan masalah dapat di atasi 2


Skala: - Mudah 2
- Sebagian 1
- Tidak dapat 0

3. Potensial masalah dapat dicegah 1


Skala: - Tinggi 3
- Cukup 2
- Rendah 1

4. Menonjol masalah 1
Skala: - Masalah berat harus di atasi 2
- Ada masalah tapi tidak perlu ditangani 1
- Masalah tidak dirasakan 0

Scoring:
a. Tentukan score untuk setiap kriteria
b. Score dibagi dengan angka tertinggi dan kalikan dengan bobot
Skore
Angka tertinggi
x bobot

c. Jumlahkan skor untuk semua kriteria


Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi penentuan prioritas dengan melihat kriteria
pertama karena pertama memerlukan tindakan segera dan biasanya didasari dan dirasakan
oleh keluaargnya.yaitu masalah, bobot yang lebih berat diberikan pada tidak/kurang sehat
15

Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi penentuan prioritas dengan melihat kriteria


pertama yaitu:
a) Sifat masalah, bobot yang lebih berat diberikan pada tidak/kurang sehat karena pertama
memerlukan tindakan segera dan biasanya disadari dan dirasakan oleh keluarga.
b) Untuk kriteria kedua yaitu untuk kemungkinan masalah dapat diubah, perawat tidak perlu
memperhatikan terjangkau faktor-faktor tersebut sebagai berikut:
(a) Pengetahuan yang ada sekarang, teknologi, dan tindakan bermasalah
(b) Sumberdaya keluarga dalam bentuk fisik, keuangan, tenaga, dukungan yang terwujud
dalam motivasi keluarga untuk mengatasi masalah
(c) Sumberdaya perawat dalam bentuk pengetahuan, ketrampilan, waktu
(d) Sumberdaya masyarakat dalam bentuk fasilitas organisasi dalam masyarakat dalam
bentuk fasilitas, organisasi, dan masyarakat.
c) Untuk kriteria ketiga yaitu potensial masalah yang dapat dicegah, faktor-faktor yang perlu
diperhatikan:
(a) Kepelikan dari masalah yang berhubungan dengan penyakit atau masalah
(b) Lamanya masalah yang berhubungan dengan jangka waktu masalah itu ada
(c) Tindakan yang sedang dijalankan adalah tindakan-tindakan yang tepat dalam
memperbaiki masalah
(d) Adanya kelompok “high risk” atau kelompok yang sangat peka menambah potensi
untuk mencegah masalah
Potensi masalah untuk dicegah tinggi bila kepemilikan masalah kurang (prognosa
penyakit baik), segera dilakukan tindakan dan ada high risk.
2.15 Diagnosa Keperawatan Keluarga
a. Pengertian
Adalah keputusan klinis mengenai individu, keluarga / masyarakat yang diperoleh
melalui suatu proses pengumpulan data analisa cermat dan sistematis. Memberikan
dasar untuk mendapat tindakan dimana perawat bertanggung jawab melaksanakannya
(Shoemater, 2014).
Diagnosa keperawatan keluarga berdasarkan nanda 2015:
a) Diagnosa keperawatan keluarga pada masalah struktur komunikasi
b) Diagnosa keperawatan keluarga pada masalah lingkungan.
c) Diagnosa keperawatan keluarga pada masalah struktur peran.
d) Diagnosa keperawatan keluarga pada masalah social.
e) Diagnosa keperawatan keluarga pada masalah fungsi efektif.
f) Diagnosa keperawatan keluarga pada masalah fungsi perawat kesehatan.
g) Diagnosa keperawatan keluarga pada masalah koping.
2.16 Implementasi
a. Intervensi keperawatan keluarga berdasarkan macam masalah
16

a) Masalah tugas perkembangan keluarga


b) Masalah sosial budaya
c) Masalah kesehatan lingkungan keluarga
d) Masalah komunikasi keluarga
e) Masalah struktur peran keluarga
f) Masalah struktur kekuatan keluarga
g) Intervensi pada fungsi sosialisasi keluarga
h) Intervensi pada masalah koping keluarga
i) Intervensi terhadap masalah fungsi perawatan keluarga
b. Perubahan pemeliharaan kesehatan
a) Tingkat perubahan keluarga tentang perilaku atau kebiasaan yang tidak sehat.
(a) Intervensi aspek-aspek negative dan kebiasaan yang tidak sehat
(b) Intervensi aspek-aspek positif dari kebiasaan yang tidak sehat (fisik,
lingkungan, social, finansial, psikologi)
b) Berikan informasi tentang resiko yang akan timbul dari kebiasaan yang tidak sehat
(a) Resiko terhadap yang bersangkutan
(b) Resiko terhadap orang lain
(c) Keuntungan merubah perilaku tidak sehat
c) Diskusikan bersama keluarga strategi yang dapat digunakan untuk merubah
kebiasaan yang tidak sehat.
d) Berikan dorongan dan dukungan pada keluarga untuk mencapai keberhasilan.
e) Bantu klien untuk mengupayakan lingkungan yang dapat mendukung perubahan
kebiasaan yang ttidak sehat.
f) Anjurkan keluarga untuk mengatur nutrisi yang seimbang dan pola makan yang
sehat.
g) Anjurkan keluarga tentang latihan-latihan tertentu yang berkaitan dengan masalah.
h) Bantu keluarga menyusun program latihan & jadwal pelatihan.
i) Berikan penyuluhan kesehatan dan rujukan sesuai indikasi.
c. Masalah perilaku mencari bantuan kesehatan
a) Tingkatkan perilaku hidup sehat
b) Lakukan penyuluhan kesehatan dengan rujukan sesuai dengan masalah
c) Diskusikan strategi yang dapat digunakan untuk mengembangkan jangkauan
layanan kesehatan yang tersedia di masyarakat
d) Beri informasi tentang macam-macam layanan kesehatan
e) Dorong keluarga meningkatkan hubungan dengan layanan kesehatan yang ada.
d. Masalah pelaksanaan aturan teraupetik
e. Tingkat kepercayaan dan kekuatan keluarga dalam menyalurkan asuha teraupetik.
a) Dengarkan keluhan keluarga dalam menyalurkan teraupetik
17

b) Bantu keluarga menemukan factor-faktor penghambat dalam menyalurkan asuhan


teraupetik
c) Identitas budaya keluarga yang dapat digunakan sebagai sumber pendukung dalam
menyalurkan aturan teraupetik
d) Anjurkan keluarga mendemonstrasikan sumber-sumber tersebut.
f. Tingkatkan kemampuan dan keyakinan keluarga untuk menjalankan aturan teraupetik
secara efektif
g. Evaluasi perubahan perilaku / gaya hidup keluarga untuk membutuhkan pencapaian
hasil belajar yang diharapkan.
2.17 Evaluasi
Kegiatan evaluasi meliputi pengkajian status kesehatan keluarga, membandingkan
respon keluarga dalam kriteria hasil dan menyimpulkan hasil kemajuan masalah dan
kemajuan pencapaian tujuan keperawatan keluarga.
Dalam menelaah kemajuan keluarga dalam pencapaian hasil perawat akan mencatat
salah satu dari keputusan berikut dalam lembar evaluasi dalam catatan kemajuan.
a. Lanjutkan : diagnose maih berlaku, tujuan dan kriteria standar relevan
b. Direvisi : diagnose masih berlaku, tujuan dan tindakan keperawatan
memerlukan perbaikan
c. Teratasi : tujuan keperawatan telah dicapai dan rencanakan keperawatan tidak
dilanjutkan
d. Dipakai lagi : diagnose yang teratasi terjadi lagi
Mengevaluasi tujuan keperawatan
Apakah respon keluarga sesuai dengan kriteria standart yang telah ditetapkan.

TEORI GIZI BURUK

2.18 Pengertian
18

Gizi adalah suatu suatu proses organism yang menggunakan makanan yang dikonsumsi
secara normal melalui proses digesti, absorbs, dan tranfortasi, penyimpanan metabolisme dan
pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan untuk mempertahankan kehidupan dan fungi normal
dari organ-organ serta menghasilkan energy (supariasa, 2011)
Menurut Moehji, S (2003) gizi kurang adalah kekurangan bahan-bahan nutrisi seperti
protein,karbohidrat,lemak dan vitamin yang dibutuhkan oleh tubuh.
Gizi buruk adalah keadaan kekurangan energi dan protein tingkat berat akibat kurang
mengkonsumsi makanan yang bergizi dan atau menderita sakit dalam waktu lama. Itu ditandai
dengan status gizi sangat kurus ( menurut BB terhadap TB ) dan atau hasil pemeriksaan klinis
menunjukkan gejala marasmus , kwashiorkor atau marasmik kwashiorkor.
2.19 Klasifikasi
a. Kwarshiorkor
Kata “kwarshiorkor” berasal dari bahasa Ghana-Afrika yang berati “anak yan kekurangan
kasih sayang ibu”. Kwashiorkor adalah salah satu bentuk malnutrisi protein berat yang
disebabkan oleh intake protein yang inadekuat dengan intake karbohidrat yang normal
atau tinggi.
Tanda-tanda Tanda-tanda yang sering dijumpai pada pada penderita Kwashiorkor yaitu :
a) Gagal untuk menambah berat badan
b) wajah membulat dan sembap
c) Rambut pirang, kusam, dan mudah dicabut
d) Pertumbuhan linear terhenti
e) Endema general (muka sembab, punggung kaki, dan perut yang membuncit).
f) Diare yang tidak membaik
g) Dermatitis perubahan pigmen kulit
h) Perubahan warna rambut yang menjadi kemerahan dan mudah dicabut
i) Penurunan masa otot
j) Perubahan mentak seperti lathergia, iritabilitas dan apatis yang terjadi
k) Perlemakan hati, gangguan fungsi ginjal, dan anemia
l) Pada keadaan akhir (final stage) dapat menyebabkan shok berat, coma dan berakhir
dengan kematian.
b. Marasmus
Marasmus adalah berasal dari kata Yunani yang berarti kurus-kering. Sebaliknya walau
asupan protein sangat kurang, tetapi si anak masih menerima asupan hidrat arang
(misalnya nasi ataupun sumber energi lainnya). Marasmus disebabkan karena kurang
kalori yang berlebihan, sehingga membuat cadangan makanan yang tersimpan dalam
tubuh terpaksa dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan yang sangat diperlukan untuk
kelangsungan hidup.
19

Penderita marasmus yaitu penderita kwashiorkor yang mengalami kekurangan protein,


namun dalam batas tertentu ia masih menerima “zat gizi sumber energi” (sumber kalori)
seperti nasi, jagung, singkong, dan lain-lain. Apabila baik zat pembentuk tubuh (protein)
maupun zat gizi sumber energi kedua-duanya kurang, maka gejala yang terjadi adalah
timbulnya penyakit KEP lain yang disebut marasmus.
Tanda-tanda yang sering dijumpai pada pada penderita marasmus, yaitu:
a) Sangat kurus, tinggal tulang terbungkus kulit bahkan sampai berat badan dibawah
waktu lahir.
b) Wajahnya seperti orang tua
c) Kulit keriput,
d) pantat kosong, paha kosong,
e) tangan kurus dan iga nampak jelas.
c. Marasmus-Kwashiorkor
Gambaran dua jenis gambaran penyakit gizi yang sangat penting. Dimana ada sejumlah
anak yang menunjukkan keadaan mirip dengan marasmus yang di tandai dengan adanya
odema, menurunnya kadar protein (Albumin dalam darah), kulit mongering dan kusam
serta otot menjadi lema
d. Busung Lapar
Busung lapar atau bengkak lapar dikenal jiga dengan istilah Honger Oedeem (HO).
Adalah kwarshiorkor pada orang dewasa. Busung lapar disebabkan karena kekurangan
makanan, terutama protein dalam waktu yang lama secara berturut-turut. Pada busung
lapar terjadi penimbunan cairan dirongga perut yang menyebabkan perut menjadi busung
(oleh karenanya disebut busung lapar)
Tanda-tanda yang terjadi yaitu :
a) Kulit menjadi kusam dan mudah terkelupas
b) Badan kurus
c) Rambut menjadi merah kusam dan mudah dicabut
d) Sekitar mata bengkak dan apatis
e) anak menjadi lebih sering menderita bermacam penyakit dan lain-lain.
2.20 Penyebab
Menurut suprijadi (2009), Gizi kurang dapat disebabkan oleh beberapa faktor antara lain:
a. Faktor diet / makanan
Makanan yang mengandung cukup energi tetapi kurang protein dapat menyebabkan akan
menderita Kwashiorkor sedangkan anak yang kurang energi walaupun zat-zat gizi
essensialnya seimbang akan menyebabkan anak menderita marasmus.

b. Faktor sosial
20

Dimasyarakat pedesaan masih memegang tradisi yang sebenarnya salah bila dilihat dari
segi kesehatan, pantangan untuk menggunakan bahan makanan tertentu banyak sekali di
temukan, dapat mempengaruhi status gizi terutama anak-anak, faktor sosial yang lain
diantaranya keluarga yang mempunyai banyak anak dan berpenghasilan rendah.
c. Faktor infeksi/ penyakit
Penyakit infeksi apapun dapat memperburuk keadaan gizi karena di sebabkan karena
penurunan daya tubuh terutama pada anak karena asupan yang kurang akibat anak tidak
nafsu makan
d. Faktor kemiskinan.
Kemiskinan merupakan dasar penyakit KEP, serta penghasilan masyarakat negara yang
rendah dapat menyebabkan ketidakmampuan masyarakat memenuhi bahan makanan
sendiri di tambah dengan banyak timbulnya penyakit infeksi dan lingkungan yang kotor,
maka timbul gejala KEP lebih cepat.
2.21 Tanda dan Gejala
Menurut Suprijadi (2009), tanda dan gejala kekurangan gizi adalah :
a. Pertumbuhan kegagalan. Ini dapat dinyatakan sebagai kegagalan untuk tumbuh pada
tingkat diharapkan normal dalam hal berat, tinggi atau keduanya
b. Lekas marah, kelesuan dan berlebihan menangis bersama dengan perubahan perilaku
seperti kecemasan, perhatian defisit umum pada anak-anak dengan kekurangan gizi.
c. Kulit menjadi kering dan keripik dan rambut dapat mengubah kering, membosankan dan
jerami seperti dalam penampilan. Selain itu, mungkin ada rambut rontok juga.
d. Otot pemborosan dan kurangnya kekuatan dalam otot. Anggota badan mungkin tampak
tongkat seperti.
e. Bengkak perut dan kaki. Perut bengkak karena kurangnya kekuatan otot-otot perut. Hal ini
menyebabkan isi perut menonjol keluar membuat perut bengkak. Kaki bengkak karena
edema. Hal ini disebabkan karena kurangnya nutrisi penting. Gejala ini dua terlihat pada
anak-anak dengan parah kekurangan gizi.
f. Ada klasik dua jenis malnutrisi energi protein (PEM) pada anak-anak. Ini adalah
Marasmus dan Kwashorkor.
g. Marasmus mungkin ada jelas berat badan dengan membuang-buang otot. Ada sedikit atau
tidak ada lemak di bawah kulit. Lipatan kulit tipis dan wajah muncul mencubit seperti
orang tua atau monyet. Rambut jarang atau rapuh.
h. Dalam Kwashirkor anak adalah antara 1 dan 2 dengan rambut yang berubah warna
menjadi merah lesu, abu-abu atau simbol. Wajah muncul bulat dengan perut bengkak dan
kaki. Kulit kering dan gelap dengan perpecahan atau stretch mark seperti garis-garis di
mana membentang.
i. Dalam gizi dwarfisme pasien muncul kerdil dalam pertumbuhan.
2.22 Patofisologi
21

Gizi kurang biasanya terjadi pada anak balita dibawah usia 5 tahun. Gizi kurang
umumnya terjadi pada balita dengan keadaan lahir BBLR (bayi berat lahir rendah) atau
dengan berat lahir kurang dari 2500 gram. Tidak tercukupinya makanan dengan gizi
seimbang serta kondisi kesehatan yang kurang baik dengan kebersihan yang buruk
mengakibatkan balita atau anak-anak menderita gizi kurang yang dapat bertambah menjadi
gizi buruk atau kurang energi kalori. Pada akhirnya anak tersebut akan mengalami
gangguan pertumbuhan dan perkembangan (Suprijadi,2009).
2.23 Komplikasi
a. Hipotemi
b. Hipoglikemi.
c. Infeksi
d. Diare dan Dehidrasi
e. Syok
2.2.4 Penatalaksanaan gizi buruk di rumah
a. Mencegah Hipotermi dan Hipoglikemi
a) Suhu kamar hangat
(a) Atap , bocor dinding , berlubang

(b) Tidur dekat jendela

(c) Jangan gunakan kipas angina

b) Tubuh anak dihangati

(a) Gunakan cara kanguru

(b) Gunakan selimut,topi & kaos kaki

(c) Jangan mandi terlalu lama (<5 menit)

c) Sering diberi makan ( makan yang benar )


b. Diet untuk balita dengan kekurangan gizi
a) Bahan makanan yang dianjurkan :
(a) Semua sumber hidrat arang : bubur nasi tim, bubur roti, gandum, pasta, jagung,
kentang, sereal dan singkong
(b) Sumber protein :

Hewan : daging yang gemuk, ayam telur, ikan,kerang, udang , cumi, dan sumber
laut lainnya
Nabati : tempe, tahu, oncom dan kacang-kacangan
(c) Semua jenis sayuran : yang berwarna hijau dan merah sebagai sumber vitamin A
dan Fe seperti kangkung, daun katuk, bayam, wortel,kembang kol, sawi, selada
22

(d) Buah-buahan atau sari buah sumber vitamin A dan vitamin C seperti ; jeruk, apel,
papaya, melon, jambu air, salak, semangka, belimbing.

(e) Susu penuh full cream , yoghurt, susu kacang, keju, mayones

b) Bahan makanan yang dibuat :


(a) Makanan yang digoreng seperti kerupuk, kripik, kacang, karena lemak
menyebabkan anak cepat kenyang sehingga susah untuk makan makanan utama
(b) Minuman yang dingin seperti es dan makanan / minuman yang manis seperti sirop,
dodol, permen, coklat, disamping itu makanan yang manis menyebabkan gigi cepat
rusak sehingga anak menjadi susah makan/ sakit kalau makan dan anak cepat
kenyang.
c) Bahan makanan yang dihindari :
(c) Makanan jajanan yang tidak bersih karena akan menyebabkan sakit perut
(d) Minuman yang mengandung alcohol atau soda seperti : brem, soft drink, karena
akan menyebabkan anak cepat kenyang dan tidak mau makan makanan utama
d) Cara mengatur diet :
(e) Makan dalam porsi yang kecil tapi sering dan bervariasi agar menarik minat anak
untuk makan
(f) Diperlukan kesabaran untuk membujuk anak agar mau makan. Misalnya sambil
diajak bermain, anak tidak boleh dipaksa
(g) Untuk anak dibawah 1 tahun , konsistensi makanan diberikan secara bertahap,
dimulai dari anak umur 6 bulan
(h) Makanlah cukup sayur-sayuran dan buah-buahan yang banyak mengandung
vitamin dan mineral
(i) Untuk balita dapat diberikan makanan formula seperti formula tempe , formula
ikan terutama pada anak yang menderita diare
(j) Konsultasi kepada dokter untuk diperiksa kondisi kesehatannya serta mendapatkan
suplemen multi vitamin dan mineral bila diperlukan.
c. Contoh menu sehari-sehari untuk balita kekurangan gizi

Pagi Siang Malam


Nasi goreng Nasi Nasi
Telur dadar Ayam goreng Empal daging
Ketimun + tomat Tempe bacem Tahu pepes
Susu Sayur bening bayam Sup sayuran
Jeruk manis Pisang
susu
Pukul 10.00 Pukul 16.00 Pukul 21.00
Bubur kacang hijau Puding coklat Biscuit
susu
23

BAB 3
ASUHAN KEPERAWATAN

A. PENGKAJIAN
1. Data Umum
a.Nama Kepala Keluarga : Tn.S
b. Alamat: RT 02 RW 01 Dusun Kedung Baru, Desa
Gintangan
c. Telpon : -
d. Pekerjaan : Karyawan Swasta
e. Pendidikan : SMP
f. Komposisi : 3 Orang (KK, Istri, Anak)

Hub. Pend Status Imunisasi


Polio DPT Hepatitis Cam-
Nama JK Dng Umur idika Ket
BCG 1 2 3 4 1 2 3 1 2 3
KK n pak
Tn. S L KK 32 SMP

Ny.P L Istri 26 SMP

An. M P Anak 2,10 - v v v v v v v v v v v v Lengkap



24

2. Genogram

Keterangan :
: Laki-laki hidup

: Perempuan hidup

: Penderita

: Garis Keturunan

: Garis Pernikahan

: Tinggal serumah

3. Tipe Keluarga
Type keluarga Tn.S Extended Family
25

Keluarga Tn.S merupakan keluarga dengan tipe extended family karena Tn.S tinggal
bersama istri, anak, orang tua, dan ketiga adiknya
4. Suku Bangsa
Suku Osing
Tn.S berkata “ Saya bersama keluarga termasuk suku Osing, bahasa yang digunakan
sehari-hariya kita bahasa Osing saja. Tidak ada kebiasaan keluarga yang dipengaruhi oleh
suku yang dapat mempengaruhi kesehatan saya”

5. Agama
Islam
Keluarga Tn.S mengatakan seluruh anggota keluarganya beragama islam dan
melaksanakan sholat lima waktu

6. Status Sosial Ekonomi Keluarga


Status ekonomi keluarga Tn.S adalah rendah, rata-rata penghasilannya dalam berkerja
sebagai tukang bangunan perbulan senilai + 1.000.000 – 1.500.000 , Ny.P atau Istri dari
Tn.S hanyalah Ibu Rumah Tangga, dana anaknya belum bekerja. Kebutuhan perbulan yang
harus dikeluarkan adalah mengenai kebutuhan sandang pangan, pembayaran listrik, dan
angsuran untuk pinjaman uang di Bank Harian. Alat elektronik yang dimiliki adalah televisi
dan sepedah motor.

7. Aktivitas rekreasi keluarga


Kelaurga Tn.S tidak memiliki aktivitas rutin untuk berekreasi, namun keluarga Tn.S memiliki
waktu rutin bersama dengan keluargannya yakni saat sore hari, biasanya waktu senggang
tersebut digunakan untuk duduk-duduk bersama tetangga yang lain.

RIWAYAT DAN TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA


1. Tahap perkembangan keluarga saat ini
Tahap perkembangan keluarga Tn.S saat ini termasuk keluarga dengan anak usia
prasekolah, keluarga Tn.S memiliki 1 anak, berjenis kelamin perempuan berusia 3 tahun
belum sekolah.
2. Tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
Saat ini Tn.S merupakan keluarga dengan anak pra sekolah, tugas yang belum terpenuhi
adalah tentang mengintegrasikan anak yang baru, karena Tn.S merasa belum mampu
dalam hal biaya kedepannya, selain itu juga karena kondisi anak pertamanya yang
mengalami gangguan tumbuh kembang. Sehingga untuk sementara ini, Tn.S belum
merencanakan anak baru
26

2. Riwayat keluarga inti


- Riwayat kesehatan KK : Keluarga berkata “ Sering mengalami kelelahan selepas bekerja
seharian”.
- Riwayat kesehatan Istri : Keluarga berkata “ saya sekarang tidak ada keluhan apa-apa
mbak”.
- Riwayat kesehatan anak: Keluarga berkata “ saat masih umur 2,5 bulan pernah kejang-
kejang, namun tidak saya bawak ke puskesmas atau rumah sakit, besok nya saya pijatkan
saja di sebelah sini, pada usia 6 bulanan baru saya melihat ada yang lambat dari anak,
sedikit sekali bergerak. Si anak juga sering sembelit, pernah dirawat 3 harian di Rumah
Sakit karena seminggu tidak BAB, dan saat usia 3 tahun ini si anak belum bisa berjalan,
berat badan masih kurang, belum bisa bicara”

3. Riwayat keluarga sebelumnya


Riwayat kesehatan orang tua suami : Keluarga berkata “ tidak pernah sakit hingga dirawat di
Rumah Sakit, biasanya ya cuma batuk, pilek, pusing jika cuaca sedang dingin”
Riwayat kesehatan orang tua istri : Keluarga berkata : “Tidak pernah sakit apa-apa”

PENGKAJIAN LINGKUNGAN
1. Karakteristik rumah
Jenis rumah : Permanen
Kepemilikan : Numpang karang milik orang tua Tn.S
Luas rumah : 12 x 4 m2
Ruang yang ada
- Ruang tamu
- Ruang tengah
- Kamar tidur 3
- Dapur
- Kamar Mandi
- Garasi sepedah motor
Lantai : Plesteran, kecuali dapur masih berlantai tanah
Dinding : Tembok
Atap : Genteng / Bamboo
Ventilasi : >10% Luas
Suasana : Ramai
Kebersihan : Bersih
Penataan ruang : Cukup baik
Denah rumah
27

4 U

5 3

6 1 2 S

Keterangan :
1 : Ruang Tamu : Sumur
2 : Kamar Tidur : WC
3 : Ruang Keluarga
4 : Dapur
5 : Kamar Mandi
6 : Garasi sepedah
2. Karakteristik tetangga dan komunitas RW
Keluarga mengatakan: “ Tn.S tinggal dilingkungan yang ramai penduduk, tetapi untuk jarak
masing-masing rumah tidak begitu banyak gandeng, beberapa masih memiliki halaman
rumah. Kami juga sering berkumpul dengan tetangga-tetangga saat sore hari”

3. Mobilitas geografis keluarga


Keluarga mengatakan : “ kami sudah lama tinggal disini, semenjak menikah sekitar 4 tahun
yang lalu sudah langsung tinggal disini, tidak pindah-pindah, ya mungkin kalau pas ingin
pulang ke rumah istri, baru kita juga agak lama tinggal di sana.”

4. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat


Keluarga mengatakan: “ Disini banyak yang kelompok-kelompok pengajian mbak, cuman
ini saya biasnaya ikut-ikut pengajian Istiqomah laki-laki setiap malam jum’at, selain itu
istri juga sering berkumpul dengan kelompok-kelompok ibu pengrajin anyaman kukusan
itu”

5. Sistem pendukung keluarga


Salah satu anggota yang menjadi pendukung keluarga Tn.S adalah orang tua dari Tn.S
karena selain masih tinggal serumah, Tn.S juga berharap terus dapat menghargai beliau
sebagai orang yang selalu dipercaya. System pendukung lain yaitu system pendukung
transportasi yang dimiliki oleh Tn.S yaitu sebuah sepedah motor.

STRUKTUR KELUARGA
1. Komunikasi keluarga
28

Keluarga mengatakan : “ bahasa yang digunakan sehari-hari adalah bahasa Osing, interaksi
dalam keluarga paling sering dilakukan pagi hari, pola komunikasi terbuka pada masing-
masing anggota keluarga. Apabila ada masalah keluarga biasanya setiap anggota kelurga
selalu berdiskusi bersama”.
2. Struktur kekuatan keluarga
Keluarga mengatakan : “ meskipun saya tinggal dengan orang tua dan adik, saya diberi
kepercayaan untuk bisa menjadi kepala keluarga dari semuanya yang ada di rumah ini,
biasanya saya salalu musyawarah dalam mengambil sebuah keputusan. Dan
alhamdulillahnya, keluarga yang lain ya dapat nurut dengan kepitusan-keputan yang saya
buat atau yang sudah disepakati bersama. Contohnya ya kalau setiap keluar kemanapun,
pamitan dan harus cium tangan atau salim”

3. Struktur peran
Keluarga mengatakan :
“Tn.S sebagai kepala keluarga, tugasnya ya mencukupi smeua kebutuhan keluarga, sebagai
penjaga atau melindungi semua yang ada dirumah”.
“ Ny.P sebagai istri, memenuhi tugas seorang istri menjaga anak dan selalu mengurus
kebutuhan rumah tangga.”
“An.S sebagai anak dari keluarga Tn.S yang masih beraktivitas bermain dan belum
memasuki usia sekolah, namun perannya sebagai anak yang masih Balita, An.S belum
mampu berperan layaknya balita seusianya, karena sejauh ini peran An.S yang sudah dapat
berkumpul dengan teman-temannya atau berjalan bemain, belum dapat dilakukan karena
adanya keterlambatan tumbuh kembang”

4. Norma keluarga
Keluarga mengatakan : “keluarga menerapkan nilai-nilai agama pada setiap anggota
keluarga seperti sholat lima waktu, berpuasa saat bulan ramadhan. Selain itu, teruntuk Ny.P
untuk tidak membawa keluar An.S bermain terlalu jauh, jikapun harus ada kepentingan
apapun diminta untuk ijin terlebih dahulu, karena Tn.S begitu khawatir jika terjadi apa-apa
kepada An.S”

FUNGSI KELUARGA
1. Fungsi afektif
Keluarga mengatakan :”semua anggota keluarga saya sangat menyayangi An.S karena
An.S merupakan anak pertamanya, apalagi melihat kondisinya yang seperti saat ini”
29

2. Fungsi sosialisasi
Keluarga Tn.S membiasakan semua anggota keluarganya untuk bersosialisasi dengan
tetangga. Tn.S juga sering kali mengobrol dengan tetangga juga berkumpul dengan
temannya saat setelah sholat jum’atan. Begitupula dengan An.S, biasanya setiap sore banyak
teman-teman sebayanya yang bermain di halaman depan rumahnya, dengan kondisi yang
dialaminya, An.S tetap diajarkan untuk mengenal dan berkumpul bersama teman-teman
yang lain”

3. Fungsi perawatan kesehatan


Keluarga mengatakan “An.S saat ini beratnya kurang, ditambah lagi saat ini juga masih
belum bisa berjalan, dan berbicaranya masih kurang”

TUGAS PERAWATAN KELUARGA


a) Mengenal masalah keluarga
1) Pengertian penyakit Gizi Buruk.
Kelg berkata : “ penyakit akibat makanan kurang gizi “
2) Penyebab penyakit Gizi Buruk
Keluarga berkata : “ Makanan yang tidak bergizi”
3) Tanda dan gejala penyakit Gizi Buruk
Kelg berkata : “ Anaknya tidak besar-besar, badanya kurus “
4) Pre dispossi penyakit Gizi Buruk
Kelg berkata : “ Kebiasaan Ibu saat masih hamil “
b) Mengambil keputusan
1) Tindakan yang sudah dilakukan dlm mengatasi penyakit gizi buruk
Kelg berkata : “ periksa ke rumah sakit sau kali saja, disuruh rujuk namun tidak
berangkat “
2) Tindakan yang akan dilakukan dlm mengatasi penyakit gizi buruk
Kelg berkata : “ ingin memeriksakan ke dokter spesialis jika ada biaya“
3) Dampak penyakit gizi buruk
Kelg berkata : “ sampai besar badanya akan tetap kurus terus“
4) Komplikasi penyakit gizi buruk
Kelg berkata : “ bisa meninggal jika lama dibiarkan“
c) Merawat anggota keluarga yang sakit
1) Cara perawatan penyakit gizi buruk tentang : diet gizi seimbang
Kelg berkata : “ Tidak tau tentang pola makan seperti itu, selama ini An.S hanya
diberi makan nasi halus dan sayur bening. “
2) Demonstrasi perawatan penyakit gizi buruk tentang : diit gizi buruk
30

Kelg berkata : “ Tidak bisa “


3) Cara perawatan keterlambatan tumbuh kembang : “terapi berjalan”
Keluarga berkata : “Ya tetak itu seperti bayi biasanya”
4) Demonstrasi perawatan keterlambatan tumbuh kembang : “terapi berjalan”
Kelaurga berkata : “Ya di tetak aja kemana yang dimau, ditanah, di rumah”
d) Memelihara lingkungan
1) Cara pemeliharaan rumah sehat: ventilasi, pencahayaan, kebersihan
Kelg berkata : “ ventilasi cukup, pencahayaan cukup terang, dan rumah disapu
setiap hari “

e) Menggunakan fasilitas/pelayanan kesehatan


1) Penggunaan pelayanan kesehatan
Kelg berkata : “ hanya pergi sekali ke rumah sakit saat si Anak sudah seminggu
tidak bisa BAB setelah itu saat sakit lagi tidak pernah di bawak ke rumah sakit “
2) Manfaat, macam macam layanan
Kelg berkata : “ manfaatnya untuk memeriksakan yang sakit, macamnya ada rumah
sakit, puskesmas, mantri “
3) Trauma terhadap pelayanan kesehatan
Kelg berkata : “ tidak ada “
4. Fungsi reproduksi
Keluarga berkata : “Tn.S memiliki satu orang anak, hubungan suami istri berjalan harmonis,
Ny.P juga masih aktif menstruasi secara rutin setiap bulan, Ny.S menggunakan KB Suntik,
tidak pernah keguguran atau memiliki penyakit tentang kelamin.”

5. Fungsi ekonomi
Keluarga berkata : “Tn.S bekerja sebagai kuli bangunan borongan, sebagai kepala keluarga
Tn.S yang hanya bekerja mencari nafkah, sejauh ini Ny.P hanya sebagai ibu rumah tangga”

STRESS DAN KOPING KELUARGA


a. Stress jangka pendek dan panjang
Keluarga mangatakan : “ tidak ada masalah yang besar dalam keluarga, hanya saja
terkadang perekonomian keluarga macet, bila pekerjaan Tn. S sedang sepi. Hanya saja
yang menjadi beban adalah perihal penyakit yang dialami oleh anaknya, Tn.S belum
mampu membawa An.S ke pelayanan kesehatan karena terkendala bahaya”
b. Kemampuan keluarga
31

Keluarga mangatakan : “ Tn. S tidak mampu memenuhi kebutuhan keluarganya dalam hal
memeriksakan anaknya ke rumah sakit.
c. Strategi koping
Keluarga berkata : “jika tidak menemukan jalan keluar, biasanya keluarga berkomunikasi
dengan kerabat dekat dan tetangga yang dipercaya untuk mengurangi beban yang dialami
sehingga merasa sedikt lega.”
d. Strategi adaptasi
Dari hasil pengkajian, tidak didapatkan adanya cara keluarga dalam mengatasi masalah
secara maladaptif

PEMERIKSAAN FISIK

Pemeriksa-
an fisik
Tn. S Ny.P An. S

Anggota
TTV TTV TTV TTV
Tensi Tensi : 110/ 70 mmhg Tensi : 120 / 70 mmhg Tensi : -
Nadi : 88 x/ menit Nadi : 80 x/ menit Nadi : 124 x/menit
Nadi Suhu : 36,20c Suhu : 36 0c Suhu : 36,5 0c
Suhu RR : 19 x / menit RR : 20 x / menit RR : 28 x/ menit
RR BB : 65 kg BB : 55 kg BB : 8,5 kg
BB TB : 164 cm TB : 153 cm TB : 66 cm
TB LILA : 6 cm
LK : 24 cm
LD : 32 cm
Kepala dan Rambut tersebar Rambut normal, tidak Rambut distribusi normal,
rambut normal, tidak rontok, rontok, hitam kriting, tidak rontok hitam keriting.
putih itam lurus, kepala tidak ada nyeri Palpasi tidak terdapat nyeri
kepala tidak ada nyeri tekan. tekan pada kepala.
tekan ,

Hidung Tidak ada gangguan Tidak ada gangguan Tidak ada gangguan pada
pada hidung, bersih, pada hidung, hidung hidung, ada secret, tidak ada
tidak ada nafas bersih, tidak ada nafas nafas cuping hidung, tidak ada
cuping hidung, tidak cuping hidung, tidak ada deformitas
32

ada deformitas. deformitas.

Telinga Tidak ada nyeri Tidak ada nyeri tekan, Tidak ada nyeri tekan, tidak
tekan, tidak ada tidak ada peradangan, ada peradangan, tidak terjadi
peradangan, tidak tidak terjadi penurunan penurunan pendengaran.
terjadi penurunan pendengaran.
pendengaran.

Mata Penglihatan normal, Penglihatan normal Penglihatan normal tidak ada


tidak ada penurunan, tidak ada penurunan, penurunan, tidak anemis pada
tidak anemis pada tidak anemis pada konjungtiva, sklera normal
konjungtiva, sklera konjungtiva, sklera putih, tidak ada pembengkakan
normal putih, tidak normal putih, tidak ada pada palpebral
ada pembengkakan pembengkakan pada
pada palpebra. palpebra

Mulut, gigi, Inspeksi mulut: gigi Inspeksi pada mulut: Inspeksi pada mulut: gigi baru
lidah dan bersih, lengkap, gigi tidak ada yang tumbuh 4, mulut sedikit bau,
tonsil ,mulut tidak bau,lidah lubang dan tidak ada dan lidah tidak kotor. Tidak
bersih, tidak ada karang gigi, mulut tidak ada peradangan pada tonsil
peradangan pada bau dan lidah tidak maupun pharing dan tidak ada
tonsil maupun kotor. Tidak ada nyeri tekan pada pharing.
pharing, tidak ada peradangan pada tonsil
nyeri tekan pada maupun pharing dan
pharing. tidak ada nyeri tekan
pada pharing

Leher dan Inspeksi : tidak ada Inspeksi : tidak ada Inspeksi : tidak ada
tenggorokan pembesaran kelenjar pembesaran kelenjar pembesaran kelenjar tiroid,
tiroid, tidak ada tiroid, tidak ada tidak ada pembesaran vena
pembesaran vena pembesaran vena jugularis
jugularis jugularis Palpasi ; tidak ada nyeri tekan.
Palpasi ; tidak ada Palpasi ; tidak ada nyeri
nyeri tekan dan nyeri tekan
telan

Pemeriksaan Inspeksi : Inspeksi : Bentuk dada Inspeksi : Bentuk dada seperti


paru Bentuk dada normal normal dan simetris tong,l dan simetris
33

dan simetris Palpasi :Tidak ada nyeri Palpasi : Tidak ada nyeri
Palpasi :Tidak ada tekan,ekspansi dada tekan,ekspansi dada tidak ada
nyeri tekan,ekspansi tidak ada keterlambatan keterlambatan RR 28 x/ menit
dada tidak ada RR 20 x/ menit Perkusi :
keterlambatan RR 19 Perkusi : Perkusi dada resonan,
x/ menit Perkusi dada resonan, terdengar pekak disebelah kiri
Perkusi : terdengar pekak karena adanya jantung
Perkusi dada resonan, disebelah kiri karena Auskultasi :
terdengar pekak adanya jantung Suara nafas vesekuler, tidak
disebelah kiri karena Auskultasi : ada kelainan suara
adanya jantung Suara nafas vesekuler, nafas(ronchi, rales, wheezing)
Auskultasi: tidah ada kelainan suara
Suara nafas nafas(ronchi, rales,
vesekuler, tidah ada wheezing)
kelainan suara nafas.

Pemeriksaan Inspeksi : Inspeksi : Inspeksi ;


jantung Ictus kordis tidak Ictus kordis tidak Ictus kordis tidak tampak
tampak tampak Palpasi :
Palpasi : Palpasi : Teraba adanya ictus kordis ics
Teraba adanya ictus Teraba adanya ictus 5 med klavikularis sinistra
kordis ics 5 med kordis ics 5 med Perkusi :
klavikularis sinistra klavikularis sinistra Perkusi jantung pekak
Perkusi : Perkusi : Auskultasi :
Perkusi jantung Perkusi jantung pekak Terdengar bunyi jantung 1 dan
pekak Auskultasi : 2 tunggal tidak terdengar
Auskultasi : Terdengar bunyi jantung suara mur-mur maupun gallop.
Terdengar bunyi 1 dan 2 tunggal tidak
jantung 1 dan 2 terdengar suara mur-mur
tunggal tidak maupun gallop.
terdengar suara mur-
mur maupun gallop.

Pemeriksaan Inspeks : Bentuk Inspeks : Bentuk Inspeks : Bentuk abdomen


abdomen abdomen simetris, abdomen simetris, kiri simetris, kiri dan kanan, tidak
kiri dan kanan, tidak dan kanan, tidak ada ada jaringan sikatrik, sedikit
ada jaringan sikatrik, jaringan sikatrik, besar
Auskultasi : Bising Auskultasi : Bising usus Auskultasi : Bising usus
34

usus 12x/menit 12x/menit Palpasi : 6x/menit


Palpasi : Tidak ada Tidak ada nyeri tekan Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
nyeri tekan pada titik pada titik mc burney, pada titik mc burney, Tidak
mc burney, Tidak ada Tidak ada nyeri tekan ada nyeri tekan pada hepar,
nyeri tekan pada pada hepar, tidak ada tidak ada pembengkanan pada
hepar, tidak ada pembengkanan pada hepar, ginjal,limpa dan tidak
pembengkanan pada hepar, ginjal,limpa dan asites
hepar, ginjal,limpa tidak asites Perkusi : Perkusi : Terdengar tipani
dan tidak asites Terdengar tipani
Perkusi : Terdengar
tipani

Ekstermitas Akral hangat,kuku Akral hangat,kuku Akral hangat,kuku bersih,


kuku dan bersih, tidak ada bersih, tidak ada bekas tidak ada bekas luka, tidak ada
kekuatan otot bekas luka, tidak ada luka, tidak ada kekakuan kekakuan sendi,ada kelemahan
kekakuan sendi,tidak sendi,tidak ada ada gerak (belum mampu
ada ada kelainan kelainan pergerakan, berjalan), kekuatan otot
pergerakan, kekuatan kekuatan otot normal normal
otot normal 5 5 5 5 5 5
5 5 5 5 5 5
baik tangan maupun baik tangan maupun baik tangan maupun kaki
kaki kaki

Genetalia dan Tidak terkaji Tidak terkaji Tidak terkaji


anus
Pemeriksaan Tidak terkaji Tidak terkaji Tidak terkaji
neurologi

HARAPAN KELUARGA
Keluarga mengatakan : “keluarga berharap An.S segera dapat diperiksakan agar cepat dapat
penanganan bis lekas berjalan dan berbicara sesuai usianya.”

Banyuwangi, 14 Desember 2017

Biji Bintang Habibitasari, S.kep


35

ANALISA DATA

Nama Klien : An.S

MASALAH : Nutrisi Kurang dari Kebutuhan pada An.S Keluarga Tn.S

NO KELOMPOK DATA ETIOLOGI


1 DATA SUBYEKTIF : KETIDAKMAMPUAN KELUARGA
- Ny.P mengatakan An.S memiliki BB 8,5 MENGENAL MASALAH KESEHATAN
Kg PADA ANGGOTA KELUARGA
- Ny.P mengatakan bahwa An.S susah DENGAN GIZI BURUK
makan, kalau makan harus di haluskan dulu
- Ny.P mengatakan bahwa An.S susah
BAB
- Pengertian penyakit Gizi Buruk.
Kelg berkata : “ penyakit akibat makanan
kurang gizi “
- Penyebab penyakit Gizi Buruk
Keluarga berkata : “ Makanan yang tidak
bergizi”
- Tanda dan gejala penyakit Gizi Buruk
Kelg berkata : “ Anaknya tidak besar-besar,
badanya kurus “
- Pre dispossi penyakit Gizi Buruk
Kelg berkata : “ Kebiasaan Ibu saat masih
hamil “
36

DATA OBYEKTIF :
- Keluarga tidak bisa menjelaskan penyakit
Gizi Buruk, penyebab, tanda dan gejala yang
diderita An.S
- TTV: Nadi : 124 x/menit
suhu : 36 0c
RR : 28 x/menit
BB : 8,5 kg
TB : 66 cm
LILA : 6 cm
LK : 24 cm
LD : 32 cm
Inspeksi Abdomen : Perut nampak membesar
Palpasi : Perut terasa keras
2 DATA SUBYEKTIF : KETIDAKMAMPUAN KELUARGA
- Cara perawatan penyakit gizi buruk MERAWAT ANGGOTA KELUARGA
tentang : diet gizi seimbang DENGAN GIZI BURUK
Kelg berkata : “ Tidak tau tentang pola makan
seperti itu, selama ini An.S hanya diberi
makan nasi halus dan sayur bening. “
DATA OBYEKTIF :
- Keluarga Tn.S tidak mampu
menunjukkan cara perawatan gizi buruk
tentang : diit gizi seimbang
3 DATA SUBYEKTIF : KETIDAK MAMPUAN KELUARGA
- Penggunaan pelayanan kesehatan DALAM MEMANFAATKAN
Kelg berkata : “ hanya pergi sekali ke rumah PELAYANAN KESEHATAN PADA
sakit saat si Anak sudah seminggu tidak bisa KELUARGA DENGAN GIZI BURUK
BAB setelah itu saat sakit lagi tidak pernah di
bawak ke rumah sakit “
- Manfaat, macam macam layanan
Kelg berkata : “ manfaatnya untuk
memeriksakan yang sakit, macamnya ada
rumah sakit, puskesmas, mantri “
- Trauma terhadap pelayanan kesehatan
Kelg berkata : “ tidak ada “

DATA OBYEKTIF :
37

- An.S tidak dalam pengobatan apa-apa


terkait penyakitnya
- An.S tidak memiliki kartu asuransi
kesehatan

ANALISA DATA

Nama Klien : An.S

MASALAH : Gangguan tumbuh kembang pada An.S keluarga Tn.S

NO KELOMPOK DATA ETIOLOGI


1 DATA SUBYEKTIF : KETIDAKMAMPUAN KELUARGA
- Ny.P mengatakan anaknya belum bisa MENGAMBIL KEPUTUSAN PADA
berjalan dan bicara ANGGOTA KELUARGA DENGAN GIZI
- Ny.P mengatakan berat badanya hanya BURUK
8,5 Kg
- Ny.P mengatakan An.S memiliki riwayat
kejang namun tidak dibawa ke rumah sakit,
hanya dipijatkan saja
- Ny.P mengatakan pernah disuruh
merujuk An.S ke dokter spesialis. Namun
tidak berangkat
- Tindakan yang sudah dilakukan dlm
mengatasi penyakit gizi buruk
Kelg berkata : “ periksa ke rumah sakit satu
kali saja, disuruh rujuk namun tidak berangkat

- Tindakan yang akan dilakukan dlm
mengatasi penyakit gizi buruk
38

Kelg berkata : “ ingin memeriksakan ke dokter


spesialis jika ada biaya“
- Dampak penyakit gizi buruk
Kelg berkata : “ sampai besar badanya akan
tetap kurus terus“
- Komplikasi penyakit gizi buruk
Kelg berkata : “ bisa meninggal jika lama
dibiarkan“
DATA OBYEKTIF :
- An.S hanya diberi makan bubur halus dan
sayur bening
- An.S hanya diperiksakan sekali saja ke
rumah sakit
2 DATA SUBYEKTIF : KETIDAKMAMPUAN KELUARGA
- Cara perawatan keterlambatan tumbuh MERAWAT ANGGOTA KELUARGA
kembang : “terapi berjalan” DENGAN GIZI BURUK : TERAPI
Keluarga berkata : “Ya tetak itu seperti bayi BERJALAN
biasanya”
- Demonstrasi perawatan keterlambatan
tumbuh kembang : “terapi berjalan”
Kelaurga berkata : “Ya di tetak aja kemana
yang dimau, ditanah, di rumah”

DATA OBYEKTIF :
- Ny.P menetak An.S tidak rutin, ketika
An.S meminta saja
- Ny.P tidak dapat menyebutkan dengan
benar cara bertetak yang benar pada anak
dengan keterlambatan tumbuh kembang
- Ny.P tidak dapat mendemonstrasikan
terapi berjalan dengan benar
DX Keperawatan Keluarga :

a. Nutrisi Kurang dari Kebutuhan pada An.S Keluarga Tn.S berhubungan dengan :
- Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan pada anggota keluarga dengan
gizi buruk,
- Ketidakmampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit pada keluarga
dengan gizi buruk
39

- Ketidakmampuan keluarga dalam memanfaatkan pelayanan kesehatan pada keluarga


dengan gizi buruk
b. Gangguan tumbuh kembang pada An.S keluarga Tn.S berhubungan dengan :
- Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan pada keluarga dengan gizi buruk
- Ketidak mampuan kerluarga merawat anggota keluarga yang sakit pada keluarga dengan
gizi buruk : terapi berjalan

SKALA UNTUK MENENTUKAN PRIORITAS


ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
(BAILON DAN MAGLAYA, 1978)

MASALAH : Nutrisi Kurang dari Kebutuhan pada An.S Keluarga Tn.S

PERHITU PEMBENARAN
NO KRITERIA Skor BOBOT NGAN

1. Sifat Masalah 1 3/3 x 1 = 1 - Sifat masalah


Skala : Tidak/kurang sehat 3 tidak sehat ditandai
Ancaman kesehatan 2 dengan Ny.S
Keadaan sejahtera 1 mengeluh anaknya
beratnya hanya 8,5
Kg, susah makan,
susah BAB, hasil
pemeriksaan fisik
Nadi : 124 x/menit,
suhu : 36 0c , RR:28
x/menit, BB: 8,5 kg,
TB: 66 cm, LILA: 6
cm, LK :24 cm, LD
: 32 cm
Inspeksi Abdomen :
Perut nampak
40

membesar, Palpasi :
Perut terasa keras
2. Kemungkinan masalah dapat 2 1/2 x 2 = 1 Kemungkinan masalah
diubah dapat diubah skala
Skala : Mudah 2 sebagian, pengobatan
Sebagian 1 untuk nutrisi gizi
Tidak dapat 0 kurang ada, dana dan
transportasi tidak
mendukung

3. Potensial masalah untuk 1 2/3 x 1 = Prognosa cukup


dicegah 3 2/3 ditandai dengan
Skala : Tinggi 2 prognosa penyakit An.S
Cukup 1 cukup TB/U dan BB/U
Rendah kurang proporsional,
penyakit sudah lama.
4. Menonjolnya masalah 1 1/2 x 1 = Penyakit Gizi kurang
Skala : Masalah berat, harus 2 1/2 pada An.S tidak
segera ditangani dirasakan oleh keluarga
Ada masalah tetapi 1 dan menganggap akan
tidak perlu ditangani sama saja hasilnya
Masalah tidak 0 karena benturan dana.
dirasakan
JUMLAH 3 1/6
Skoring :
1. Tentukan skore untuk setiap criteria
2. Skore dibagi dengan angka tertinggi dan kalikanlah

Skore X bobot
Angka tertinggi

3. Jumlahkanlah skore untuk semua kriteria


41

SKALA UNTUK MENENTUKAN PRIORITAS


ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
(BAILON DAN MAGLAYA, 1978)

MASALAH : Gangguan tumbuh kembang pada An.S keluarga Tn.S

PERHITU PEMBENARAN
NO KRITERIA Skor BOBOT NGAN

1. Sifat Masalah 1 3/3 x 1 = 1 Sifat masalah tidak


Skala : Tidak/kurang sehat 3 sehat ditandai dengan
Ancaman kesehatan 2 Ny.P mengeluh An.S
Keadaan sejahtera 1 belum bisa berjalan dan
belum bisa bicara
2. Kemungkinan masalah dapat 2 1/2 x 2 = 1 Kemungkinan masalah
diubah dapat diubah skala
Skala : Mudah 2 sebagian, ditandai
Sebagian 1 dengan surat rujukan
Tidak dapat 0 untuk periksa ada,
namun dana dan
transportasi tidak
mendukung
3. Potensial masalah untuk 1 2/3 x 1 = Prognosa cukup
dicegah 2/3 ditandai dengan
Skala : Tinggi 3 prognosa penyakit An.S
Cukup 2 cukup, pertumbuhan
Rendah 1 dan perkembangan
An.S cukup.
4. Menonjolnya masalah 1 1/2 x 1 = Keterlambatan tumbuh
Skala : Masalah berat, harus 2 1/2 kembang pada An.S
42

segera ditangani tidak dirasakan oleh


Ada masalah tetapi 1 keluarga dan
tidak perlu ditangani menganggap akan sama
Masalah tidak 0 saja hasilnya karena
dirasakan benturan dana.
JUMLAH 3 1/6
43

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

Nama anggota kelg yang sakit : An.S


Nutrisi Kurang dari Kebutuhan pada An.S Keluarga Tn.S berhubungan dengan :
- Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan pada anggota keluarga dengan gizi buruk
- Ketidakmampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit pada keluarga dengan gizi buruk
- Ketidakmampuan keluarga dalam memanfaatkan pelayanan kesehatan pada keluarga dengan gizi buruk

TGL NO TUJUAN UMUM TUJUAN KHUSUS KRITERIA HASIL INTERVENSI TT


RESPON STANDART
Setelah dilakukan Verbal - Peningkatan Intervensi mengikuti T.U.K
tindakan dan berat badan
keperawatan selama psikomot - Nafsu makan
tiga minggu maka or meningkat
nutrisi cukup dari
kebutuhan tubuh
1. Setelah dilakukan VERBA Keluarga mampu a. BHSP
tindakan keperawatan L menjelaskan kembali b. Jelaskan /diskusikan dengan keluarga
selama 1-2 X kunjungan, tentang gizi buruk. tentang gizi buruk yaitu : definisi, tanda
keluarga mampu a. Definisinya yaitu dan gejala, penyebab.
mengenal masalah pada kekurangan bahan- c. Motivasi keluarga untuk mengulang
anggota keluarga dengan bahan nutrisi seperti penjelasan
44

gizi buruk protein,karbohidrat,le d. Berikan pujian atas kemampuan


mak dan vitamin yang keluarga mengenal masalah
dibutuhkan oleh e. Evaluasi penjelasan perawat
tubuh.
b. Tanda dan gejala-nya
yaitu berat badan tidak
normal, malas
beraktifitas, rambut
tipis, cengeng, lambat
pertumbuhan, perut
bengkak.
c. Penyebabnya yaitu
faktor makanan, faktor
sosial, faktor penyakit,
faktor ekonomi
2 Setelah dilakukan Verbal & Keluarga mampu : a. Jelaskan cara perawatan angg kelg dg
tindakan keperawatan psikomot a. Menyebutkan kembali penyakit gizi buruk
selama 3-4 X kunjungan, or cara perawatan pd Jelaskan dan demontrasikan cara : Gizi
keluarga mampu angg kelg dengan gizi seimbang
merawat pada anggota buruk b. Berikan kesempatan pd angg kelg
keluarga dengan b. Mendemontrasikan untuk mendemontrasikan prosedur
penyakit Gizi buruk perawatan angg kelg perawatan
45

dengan gizi buruk c. Berikan pujian atas pelaksanaan yg


yaitu : dilakukan kelg
Gizi seimbang d. Evaluasi keberhasilan kelg dalam
melakukan perawatan
3 Setelah dilakukan Verbal & Keluarga mampu : a. Sarankan/Motivasu keluarga untuk
tindakan keperawatan psikomot a. Menggunakan menggunakan pelayanan kesehatan pada
selama 5-6 X kunjungan, or pelayanan kesehatan anggota keluarga yang sakit
keluarga mampu b. Menyebutkan manfaat, b. Jelaskan /diskusikan dengan keluarga
memanfaatkan pelayanan macam-macam tentang gizi buruk yaitu : definisi, tanda
kesehatan pada anggota layanan dan gejala, penyebab.
keluarga dengan c. Motivasi keluarga untuk mengulang
penyakit Gizi buruk penjelasan
d. Berikan pujian atas kemampuan
keluarga memangfaatkan pelayanan
kesehatan
e. Evaluasi penjelasan perawat
46

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

Nama anggota kelg yang sakit : An.S


Gangguan tumbuh kembang pada An.S keluarga Tn.S berhubungan dengan :
- Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan pada keluarga dengan gizi buruk
- Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit pada keluarga dengan gizi buruk : terapi berjalan

TG NO TUJUAN UMUM TUJUAN KHUSUS KRITERIA HASIL INTERVENSI TT


L RESPON STANDART
Setelah dilakukan Verbal - Petumbuhan dan Intervensi mengikuti T.U.K
tindakan dan perkembangan sesuai
keperawatan selama psikomot usia
tiga minggu maka or - Pertumbuhan gigi
tumbuh kembang - Kemampuan
anak membaik keseimbangan tubuh
- Kemampuan
mengucap kata dan
kalimat
- Nafsu makan
meningkat
1. Setelah dilakukan VERBA Keluarga mampu a. BHSP
tindakan keperawatan L menjelaskan kembali b. Jelaskan /diskusikan dengan keluarga
47

selama 5-6 X tentang gizi buruk. tentang: tindakan yang harus di lakukan
kunjungan, keluarga a. Melakukan tindakan dalam mengatasi penyakit gizi buruk,
mampu mengambil dalam mengatasi dampak penyakit gizi buruk, dan
keputusan pada penyakit gizi buruk komplikasi gizi buruk.
anggota keluarga b. Menyebutkan dampak c. Motivasi keluarga untuk mengulang
dengan gizi buruk penyakit gizi buruk : penjelasan
gangguan pertumbuhan d. Berikan pujian atas kemampuan
dan perkembangan keluarga mengambil keputusan
c. Menyebutkan e. Evaluasi penjelasan perawat
komplikasi gizi buruk :
hipotermi, hipoglikemi,
infeksi, diare, dehidrasi
2 Setelah dilakukan Verbal a. Keluarga mampu Jelaskan cara perawatan angg kelg dg
tindakan keperawatan dan menjelaskan tentang penyakit gizi buruk
selama 5-6 X psikomot terapi berjalan a. Jelaskan dan demontrasikan cara : terapi
kunjungan, keluarga or b. Keluarga mampu berjalan
mampu merawat mendemonstrasikan b. Berikan kesempatan pd angg kelg untuk
anggota keluarga yang terapi berjalan dengan mendemontrasikan prosedur perawatan
sakit pada anggota benar c. Berikan pujian atas pelaksanaan yg
keluarga dengan gizi dilakukan kelg
buruk : terapi berjalan d. Evaluasi keberhasilan kelg dalam
melakukan perawatan
CATATAN KEPERAWATAN

Nama Klien : An.S keluarga Tn.S


Alamat : Dusun Kedung Baru, RT 02 RW 02 Desa Gintangan

TANGGAL JAM NO DX TINDAKAN KEPERAWATAN TT


12 Desember 16.00 1,2 a. Memperkenalkan identitas mahasiswa dan
2017 sebaliknya keluarga binaan
b. Menyampaikan tujuan, manfaat melakukan
pembinaan askep keluarga
c. Menyampaikan kontrak waktu selama
melakukan pembinaan askep keluarga
15 Desember 16.00 1,2 a. Menyampaikan kontrak waktu selama
2017 melakukan pembinaan askep keluarga yang
telah disetujui pada kunjungan sebelumnya
b. Melakukan pengkajian meliputi data :
a) Data umum, genogram, tipe keluarga,
suku bangsa, status sosial
b) Riwayat dan tahap perkembangan
keluarga
c) Pengkajian lingkungan
d) Struktur keluarga
e) Fungsi keluarga
17 Desember 09.00 1,2 a. Melakukan pengkajian tahap 2 meliputi :
2017 a) Tugas perawatan keluarga
b) Stress dan koping keluarga
c) Pemeriksaan fisik
d) Harapan keluarga
21 Desember 15.00 1,2 a. Melakukan analisa data, perumusan
2017 diagnosa
a) Data subyektif dan obyektif dengan
etiologi ketidakmampuan keluarga
mengenal masalah pada anggota
keluarga dengan gizi buruk
b) Data subyektif dan obyektif dengan
etiologi ketidakmampuan keluarga
mengambil keputusan pada anggota
keluarga dengan gizi buruk
c) Data subyektif dan obyektif dengan
etiologi ketidakmampuan keluarga
merawat anggota keluarga yang sakit
(diet gizi seimbang dan terapi berjalan)
pada anggota keluarga dengan gizi
buruk
d) Data subyektif dan obyektif dengan
etiologi ketidakmampuan keluarga
memanfaatkan pelayanan kesehatan
pada anggota keluarga dengan gizi
buruk
49

b. Merumuskan rencana tindakan asuhan


keperawatan keluarga sesuai dengan
diagnosa yang telah diangkat
a) Intervensi keperawatan keluarga tentang
etiologi ketidak mampuan keluarga
mengenal masalah pada keluarga
dengan gizi buruk
b) Intervensi keperawatan keluarga tentang
etiologi ketidak mampuan keluarga
mengambil keputusan pada keluarga
dengan gizi buruk
c) Intervensi keperawatan keluarga tentang
etiologi ketidak mampuan keluarga
merawat anggota keluarga yang sakit
(diet gizi seimbang dan terapi berjalan)
pada keluarga dengan gizi buruk
d) Intervensi keperawatan keluarga tentang
etiologi ketidak mampuan keluarga
memanfaatkan pelayanan kesehatan
pada akeluarga dengan gizi buruk
25 Desember 15.00 1,2 a. Melakukan kontrak waktu selama
2017 melakukan pembinaan askep keluarga yang
telah disetujui pada kunjungan sebelumnya
b. Menjelaskan definisi, tanda dan gejala,
penyebab Gizi Buruk
c. Memotivasi keluarga untuk mengulang
penjelasan
d. Memberikan pujian atas kemampuan
keluarga mengenal masalah
e. Mengevaluasi penjelasan mahasiswa
f. Mengkaji tindakan yang dilakukan keluarga
dengan baik, dan sesuai dengan solusi
menurut kesehatan
g. Menjelaskan solusi yang benar menurut
kesehatan
h. Mendiskusikan dengan keluarga untuk
mengambil tindakan yang sesuai dengan
solusi
i. Memotivasi keluarga untuk mengambil
tindakan yang sesuai dengan solusi
j. Mengevaluasi sejauh mana keluarga sudah
mengambil tindakan
27 Desember 15.00 1 a. Menjelaskan cara perawatan anggota
2017
keluarga dengan penyakit gizi buruk
b. Menjelaskan dan mendemontrasikan cara :
Gizi seimbang
c. Memberikan kesempatan pada anggota
keluarga untuk mendemontrasikan prosedur
perawatan
d. Memberikan pujian atas pelaksanaan yang
dilakukan keluarg
e. Mengevaluasi keberhasilan keluarga dalam
50

melakukan perawatan
29 Desember 15.00 2 a. Menjelaskan cara perawatan anggota
2017
keluarga dengan resiko keterlambatan
tumbuh kembang
b. Menjelaskan dan mendemontrasikan cara :
terapi berjalan
c. Memberikan kesempatan pada anggota
keluarga untuk mendemontrasikan prosedur
perawatan
d. Memberikan pujian atas pelaksanaan yang
dilakukan keluarga
e. Mengevaluasi keberhasilan keluarga dalam
02 Januari 2018 15.00 1,2 a. Menjelaskan fungsi pelayanan kesehatan
dan macam-macam pelayanannya
b. Memotivasi keluarga untuk menggunakan
pelayanan kesehatan
c. Mengevaluasi penggunaan pelayanan
kesehatan oleh keluarga
03 Januari 2018 15.00 1,2 a. Mengevaluasi perkembangan setiap
intervensi dan implementasi yang sudah
dilakukan pada keluarga dengan gizi buruk
b. Mengevaluasi bagaiamana perkembangan
keluarga dalam melaksanakan tugas
keluarga dengan gizi buruk
04 Januari 2017 16.00 1,2 Terminasi askep keluarga yang meliputi :
pemberian leaflet untuk acuan klien dalam
perawatan mandiri saat mahasiswa sudah tidak
melakukan dan melaksanakan asuhan keperawatan
keluarga

EVALUASI
51

Nama Klien : An.S keluarga Tn.S


Alamat : Dusun Kedung Baru Rt 02 RW 01 Desa Gintangan

DX TANGGAL 21 TANGGAL 25 TANGGAL 03 JANUARI


DESEMBER 2017 DESEMBER 2017 2018
1 S : Keluarga belum mengerti S : Keluarga mengatakan S : Keluarga mengatakan
tentang penyakit yang sudah tahu tentang sudah mengerti tentang
diderita oleh keluarga penyakit yang diderita, penyakit yang diderita dan
tetapi masih sering lupa mampu menjeaskan
O: dengan penjelasan tentang tentang penyakitnya
- Keluarga belum bisa penyakitnya O:
menjelaskan pengertian gizi O: - Keluarga mampu
buruk - Keluarga dapat menjelaskan definisi
- Keluarga belum bisa menyebutkan penyakit tentang gizi buruk
menjelaskan penyebab gizi yang diderita oleh - Keuarga mampu
buruk keluarga menjelaskan penyebab
- Keluarga belum bisa - Keluarga masih gizi buruk
menjelaskan tanda dan sering lupa - Keluarga mampu
gejala gizi buruk menyebutkan tanda dan menjelaskan tanda dan
- Keluarga belum bisa gejala gizi buruk gejaa gizi buruk
menjelaskan faktor - Keluarga masih - Keluarga mampu
predisposisi gizi buruk sering lupa menjelaskan menjelaskan faktor
faktor predisposisi gizi predisposisi gizi buruk
A : Masalah belum teratasi buruk A : Masaah teratasi
P : Lanjutkan intervensi P : Hentikan intervensi
A : Masalah teratasi
sebagian
P : Lanjutkan intervensi
2. S : Keluarga mengatakan S : Keluarga telah S : Keluarga mampu
takut mengambil keputusan merencanakan untuk mengambil keputusan pada
pada keluarga yang sakit mengambil keputusan yang keluarga yang sakit
tepat pada keluarga yang O:
O: sakit - Keluarga teah
- Keluarga hanya O: memeriksakan anggota
membiarkan saja pada - Keluarga akan keluarga yang sakit ke
anggota keluarga yang memeriksakan keluarga pelayanan kesehatan
sakit dengan gizi buruk yang sakit dengan gizi - Keluarga mampu
- Keluarga tidak buruk menjelaskan dampak
52

mampu mengambil - Keluarga masih dari gizi buruk


keputusan akan melakukan sering lupa dengan - Keluarga mampu
tindakan apa pada keluarga dampak dari gizi buruk menjelaskan komplikasi
yang sakit dengan gizi - Keluarga masih gizi buruk
buruk sering lupa dengan A : Masalah teratasi
- Keluarga tidak komplikasi dari gizi P : Hentikan intervensi
mampu menjelaskan buruk
dampak dari gizi buruk A : Masalah teratasi
- Keluarga tidak sebagian
mampu menjelaskan P : Lanjutkan intervensi
komplikasi dari gizi buruk
A: Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
3 S : Keluarga mengatakan S : Keluarga mengatakan S : Keluarga mampu
belum mampu merawat sudah tau tentang merawat merawat anggota keluarga
anggota keluarga yang sakit anggota keluarga yang yang sakit
O: sakit O:
- Keluarga tidak O: - Keluarga mampu
mampu menjelaskan - Keluarga mampu menjelaskan cara
tentang gizi seimbang menjelaskan cara merawat keluarga yang
- Keluarga tidak merawat keluarga yang sakit dengan gizi
mampu sakit dengan gizi buruk : buruk : gizi seimbang
mendemonstrasikan gizi seimbang dan terapi berjalan
tentang gizi seimbang - Keluarga belum - Keluarga mampu
- Keluarga tidak mampu mendemonstrasikan
mampu menjelaskan mendemonstrasikan perawatan keluarga
tentang terapi berjalan keluarga yang sakit tentang gizi seimbang
- Keluarga tidak dengan gizi buruk : gizi dan terapi berjalan
mampu seimbang A : Masalah teratasi
mendemonstrasikan - Keluarga mampu P : Hentikan Intervensi
tentang terapi berjalan mendemonstrasikan
A : Masalah belum teratasi merawat keluarga yang
P : Lanjutkan intervensi sakit dengan gizi buruk :
terapi berjalan
- Keluarga mampu
mendemonstrasikan
merawat keluarga yang
sakit dengan gizi buruk :
53

terapi berjalan
A : Masalah teratasi
sebagian
P : Lanjutkan intervensi
5 S : Keluarga hanya sekali saja S : Keluarga mengatakan S : Keluarga mengatakan
membawa keluarga yang akan menggunakan yankes mampu memanfaatkan
sakit ke Rumah Sakit O: pelayanan kesehatan
O: - Keluarga O:
- Keluarga tidak mengatakan sedang - Keluarga memiiki
memiliki kartu asuransi proses pengurusan kartu asuransi
kesehatan asuransi kesehatan kesehatan
- Keluarga tidak - Keluarga mampu - Keluarga telah
mampu menjelaskan menyebutkan jenis-jenis memeriksakan
macam-macam pelayanan pelayanan kesehatan dan anggota keluarga
kesehatan dan manfaatnya manfaat pelayanan yang sakit ke
A : Masalah belum teratasi kesehatan Rumah Sakit
P : Lanjutkan intervensi A : Masalah teratasi - Keluarga mampu
sebagian menyebutkan jenis-
P : Lanjutkan intervensi jenis pelayanan
kesehatan dan
manfaatnya
A: Masalah teratasi
P : Hentikan intervensi

BAB 4
54

PENUTUP

4.1 KESIMPULAN
Dari bahasan pembahasan antara tinjaun pustaka dan tinjauan medis akhirnya dapat
menarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Tahap pengkajian
Tahap pengkajian meliputi pengumpulan data,analisa data dan penentuan diagnose
keperawatan, yang merupakan tahap penentuan keberhasilan dari asuhan keperawatan
keluarga
2. Tahap perencanaan
Dalam menyusun rencana,perawat harum memperhatikan sumber yang ada pada
keluarga dan faktor yang menghambat keberhasilan tujuan, oleh sebab itu kekerabatan
keluarga sangat diperlukan dalam rencana tindakan keperawatan sesuai dengan potensi
dan kemampuan keluarga juga batasan waktu dari masing-masing rencana tersebut yang
dapat membantu dalam mengevaluasi setelah diintervensi.
3. Tahap pelaksanaan
Dalam melaksanakan asuhan keperawatan dilakukan sesuai rencana yang telah disusun
bersama keluarga. Perawat perlu memberikan kesempatan kepada keluarga untuk
mengembangkan kemampuan dalam melaksanakan tudas-tugas kesehatan.
4. Tahap evaluasi
Evaluasi merupakan tahap akhir dari asuhan keperawatan yang mencatat semua
perkembangan dari kegiatan asuhan keperawatan keluarga yang anggotanya menderita
Diabetes Mellitus serta memantau hasil dari intervensi yang dilakukan oleh penulis.

4.2 SARAN
Dari hasil pengamatan penulis masih ada masalah yang belum teratasi, maka adapun saran
yang disampaikan oleh penulis sebagai berikut:
1. Kepada keluarga
a. Hendaknya keluarga melaksanakan pesannya untuk merawat An.S sesuai anjuran
petugas kesehatan berdasarkan pada kemampuannya.
b. Hendaknya keluarga sering – sering memotivasi An.S sehingga dapat meningkatkan
derajat kesehatannya.
c. Hendaknya An.S berobat kesarana kesehatan secara teratur.

2. Kepada petugas kesehatan keluarga ( petugas kesehatan )


55

a. Diharapkan petugas kesehatan dapat melakukan kunjungan rumah yang lebih efektif,
meskipun An.S berobat secara teratur.
b. Dalam menentukan masalah dan prioritas masalah diharapkan bersama keluarga.

LEMBAR KONSUL
56

Nama KK :
Alamat :

NO WAKTU REVISI TTD

Anda mungkin juga menyukai