Kelompok 7 - A - Makalah Sistem Perkandangan Kelinci
Kelompok 7 - A - Makalah Sistem Perkandangan Kelinci
Kelompok 7 - A - Makalah Sistem Perkandangan Kelinci
Oleh :
Kelompok 7
Kelas A
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
SUMEDANG
2021
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang hingga saat ini masih memberikan
nikmat iman dan kesehatan, sehingga kami diberi kesempatan yang luar biasa ini,
yaitu kesempatan untuk menyelesaikan tugas Mata Kuliah Produksi Kelinci berupa
makalah dengan judul “Sistem Perkandangan Kelinci”.
Shalawat serta salam tidak lupa selalu kita haturkan untuk junjungan Nabi
kita, yaitu Nabi Muhammad SAW yang telah menyampaikan karunianya untuk kita
semua. Kami juga berharap dengan sungguh-sungguh agar makalah ini mampu
berguna serta bermanfaat dalam meningkatkan pengetahuan sekaligus wawasan
dalam bidang peternakan.
Karena keterbatasan pengetahuan kami, makalah ini belum bisa dikatakan
sempurna. Oleh karena itu, kami mengharapkan adanya kritik dan saran untuk
memperbaiki pembuatan makalah dikesempatan selanjutnya. Atas segala kekurangan
dan kesalahan yang ada dalam penulisan laporan praktikum ini, kami mohon maaf
yang sebesar-besarnya.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
I
PENDAHULUAN
protein yang cukup tinggi dibanding dengan komoditas ternak lain dan cukup
sehingga kandang dapat digunakan sebagai tempat tinggal dan berkembang biak bagi
kelinci. Bentuk kandang kelinci sangat bervariasi bergantung pada kapasitas yang
diinginkan, segi ekonomis, luas lahan dan estetika. Desain kandang sebaiknya
berfungsi sebagai tempat berlindung dari angin, hujan, panas dan predator
seperti anjing, kucing, dan ular, serta untuk memudahkan peternak dalam
menangani ternak peliharaanya. Kandang yang baik memiliki pengaruh besar dalam
1
kesehatan kelinci. Oleh karena itu, perlu dilakukan kajian lebih lanjut mengenai
perkandangan kelinci.
kelinci?
4) Bagaimana tinggi atap, ventilasi dan luas lantai yang baik untuk kandang
kelinci?
kelinci
4) Mengetahui tinggi atap, ventilasi dan luas lantai yang baik untuk kandang
kelinci?
2
II
TINJAUAN PUSTAKA
kelembaban udara juga tinggi. Menurut Smith dan Mangkoewidjojo (1988) suhu
ideal bagi kelinci adalah 15 sampai 20°C. Jika suhu lebih dari 27 sampai 32°C dapat
yang sangat penting karena berpengaruh terhadap sirkulasi udara di dalam kandang
tersebut sehingga akan mempengaruhi stress panas pada kelinci (Finzi et al., 1992).
Jenis bangunan kandang dan peralatan yang digunakan untuk memelihara kelinci
tergantung dari lokasi, iklim, keperluan pemeliharaan dan biaya yang dimiliki oleh
jenis seperti kandang sistem postal, kandang sistem battery, kandang bibit dan
kandang model ranch. Kandang sistem postal, mempunyai ruangan agak luas dan
diisi 4 – 6 ekor kelinci dengan ukuran ideal 100 cm x 100 cm x 55 cm. Kandang
sistem battery seperti sangkar berderet biasanya satu sangkar untuk satu ekor dengan
sedangkan kandang model ranch yang dilengkapi halaman umbaran biasanya berisi
Kepadatan kandang yang tinggi dapat memunculkan sifat agresif dan hal itu
berpengaruh terhadap tingkah laku kelinci (Verga et al., 2004). Ternak yang
3
alami yang tinggi. Lingkungan tersebut mempengaruhi tingkah laku dan bukan pada
sebagai batasan untuk menjaga kenyamanan kelinci yang ditempatkan dalam kandang
koloni. Pada kepadatan kandang tersebut menunjukkan tingkah laku yang normal
4
III
PEMBAHASAN
yang memberikan rasa aman dan memberikan rasa nyaman untuk melakukan
berbagai aktifitas bagi ternak. Fungsi kandang dalam pemeliharaan kelinci yaitu
cuaca lingkungan yang buruk, melindungi kelinci dari predator, serta memudahkan
dalam seleksi bibit dan ternak yang sakit. munurut Sudono et al (2003), yaitu sebagai
dibagi menjadi tiga yaitu kandang postal, kandang baterai, dan kandang ranch. Dalam
beternak kelinci, terdapat dua sistem perkandangan yang sering digunakan, yaitu
intensif. Hal tersebut disebabkan karena sistem kandang tertutup memiliki kelebihan
seperti kebutuhan lahan yang relatif kecil, perkembangan ternak kelinci lebih
terkontrol, dan lebih memudahkan pekerja untuk memberikan pakan dan penanganan
penyakit. Sistem kandang tertutup memerlukan dua tipe kandang yaitu kandang tipe
5
Kandang kelinci tipe postal merupakan kandang tanpa halaman pengumbaran
yang diletakan didalam ruangan. Kandang tipe postal digunakan untuk proses
berderet dimana satu sangkar terisi satu ekor kelinci. Kandang kelinci tipe baterai
paling cocok digunakan untuk pembesaran. Pada ukuran kandang lebih baik
disesuaikan dengan jenis kelinci yang diternakan. Kandang tipe baterai dibuat
bertingkat atau bersusun seperti rak. Oleh karena itu alas kandang harus memiliki
sekat untuk menampung kotoran dan air kencing kelinci. Sekat sebaiknya bisa
dicopot dengan mudah untuk membersihkan kotoran.
Sistem kandang terbuka banyak digunakan oleh peternak tradisional. Hal ini
perawatannya relatif lebih murah dengan kontruksi kandang yang sangat sederhana
dengan memberikan pagar setinggi 0,5-1 meter di sekeliling areal yang akan
dijadikan kandang agar kelinci tidak bisa loncat keluar dari kandang. Dalam sistem
perkandangan terbuka kelinci dibiarkan lepas bebas di areal kandang. Areal kandang
ini berupa tanah terbuka, yang disediakan kandang tertutup yang berfungsi sebagai
tempat berteduh dan beristirahat bagi kelinci. Kandang harus tersedia tempat minum
dan pakan. Permukaan lantai kandang harus memiliki drainase baik agar kondisi tetap
kering. Kekurangan dari sistem kandang terbuka yaitu memerlukan lahan yang luas
dan pertumbuhan kurang optimal, dan proses reproduksi kurang bisa diarahkan.
6
3.2 Konstruksi Kandang Kelinci Pada Daerah Tropis
a. Atap kandang
tinggi dan berdampak pada fisiologis kelinci seperti stres akibat panas yang akan
bahwa ternak kelinci sangat produktif jika dipelihara di kandang atau lingkungan
b. Ventilasi
Ventilasi pada kandang kelinci harus cukup. Udara yang masuk kedalam
kandang yang cukup akan menghilangkan udara busuk akibat menguapnya air
c. Dinding kandang
Dinding kandang berfungsi untuk menghindari angin dan air hujan secara
langsung. Dinding kandang kelinci dapat terbuat dari bambu atau papan dengan harga
d. Cahaya
Sinar matahari harus langsung masuk kedalam kandang. Sinar matahari yang
masuk langsung ke dalam kandang bertujuan untuk membunuh kuman atau bakteri
yang ada di dalam kandang kelinci dan membunuh kuman yang ada ditubuh kelinci.
Selain itu, menurut Sari (2007), sinar matahari pagi penghasil pro vitamin D dan
7
dapat juga menghangatkan tubuh kelinci. Sebaiknya kandang kelinci mengarah ke
timur agar sinar matahari dapat masuk ke dalam kandang serta memenuhi lama
e. Lantai kandang
Lantai kandang kelinci dapat terbuat dari bambu, kawat, tanah, batu merah,
dan lain-lain. Menurut Basuki (1985), pembuatan lantai kandang dapat menggunakan
bahan–bahan seperti bahan dari kawat, bambu, papan, dan tanah. Pembutan lantai
kandang tergantung pada jenis bangunan kandang dan keperluan peternak.
f. Ukuran kandang
Ukuran kandang bergantung pada ukuran kelinci. Hal ini sejalan dengan teori
Subroto (2001), yang menyatakan bahwa ukuran kandang sangat tergantung pada
besar kecilnya kelinci dan jumlah kelinci yang dipelihara. Ukuran kandang
Pertumbuhan Kelinci
Temperatur ideal ternak kelinci adalah 15℃ sampai 20℃. Bali termasuk beriklim
tropika basah, dengan temperatur berkisar 21,87℃ sampai 31.13℃ dan kelembaban
udara berada pada rentang 79%-86% (BMKG, 2013) yang sesungguhnya kurang
8
ideal untuk pengembangan ternak kelinci. Penggunaan luas lantai kandang dan
pemberian imbangan energi dan protein yang tidak sesuai dengan kebutuhan
optimum akan berdampak tidak baik terhadap temperature humidity index dan
performans ternak kelinci. Hasil penelitian Obasilar (2007) mendapatkan berat badan
akhir dan konsumsi ransum kelinci yang dipelihara 3 ekor dalam satu petak kandang
( 4200 cm2) lebih baik daripada 1 ekor (1400 cm2) dan 5 ekor (8400 cm2). Zucca
dkk. (2012) mendapatkan bahwa kelinci yang dipelihara dengan jumlah 3 dan 4 ekor
dalam satu petak kandang menyebabkan behavior kelinci lebih baik daripada 2 ekor
Peranakan New Zealand White Lepas Sapih yang Dipelihara dengan Kepadatan
kandang yang digunakan adalah 12 unit kandang dengan jumlah kelinci 60 ekor.
pertumbuhan bobot badan, konsumsi pakan, konversi pakan, konsusmsi air minum
dan mortalitas
dan perlengkapannya sehingga kandang dapat digunakan sebagai tempat tinggal dan
ketinggian kaki kandang dan bahan atap yang berbeda akan memberikan pengaruh
9
terhadap mikro klimat kandang, yang akhirnya berpengaruh terhadap status fisiologis
dan produksi (pertambahan bobot badan) ternak kelinci. Penelitian ini menggunakan
metode percobaan rancangan tersarang. Ada dua faktor perlakuan yaitu bahan atap
(seng dan genteng) dan ketinggian kandang (30, 80 dan 130 cm dari permukaan
tanah). Ternak dibagi dalam 6 kelompok dan diletakkan dalam kandang berukuran
ternak kelinci yaitu berkisar antara 25-26℃. Kelinci dapat hidup dan berkembang
baik pada suhu ideal 15-20℃ dan kelembaban ideal 60- 90% (Sarwono, 2002). Hasil
uji statistik juga menunjukkan bahwa perlakuan bahan atap dan ketinggian kandang
berpengaruh sangat nyata terhadap konsumsi total pakan dan nyata terhadap
pertambahan bobot badan selama penelitian. Kisaran normal suhu rektal kelinci
berkisar 38,6-40,1℃.
jantan lokal lepas sapih, kecuali untuk denyut jantung. Ketinggian kandang 30 cm
memberikan status fisiologis ternak kelinci dalam penelitian menjadi terburuk. Pada
bahan atap seng, semakin tinggi ketinggian kandang maka pertambahan bobot badan
kelinci lokal lepas sapih semakin menurun. Sebaliknya untuk bahan atap genteng,
semakin tinggi ketinggian kandang maka pertambahan bobot badan dan konsumsi
pakan kelinci jantan lokal lepas sapih semakin meningkat. Kombinasi terbaik untuk
bahan atap dan ketinggian kandang terhadap parameter fisiologis dan pertambahan
10
bobot badan kelinci jantan lokal lepas sapih adalah bahan atap genteng dengan
11
IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
4. Suhu udara dalam kandang yang ideal untuk pemeliharaan ternak kelinci yaitu
berkisar antara 25-26℃. Kombinasi terbaik untuk bahan atap dan ketinggian
12
DAFTAR PUSTAKA
Basuki, P. 1985. Studi tipe kandang kereman, panggung, individual dan kualitas
pakan tehadap performans produksi kelinci. Laporan Penelitian. Fakultas
Peternakan. Universitas Gajah Mada. Yogyakarta.
BMKG. 2013. Informasi Cuaca, Iklim dan Gempa Bumi Provinsi Bali. Bulletin.
Tahun III No. 09 September 2011. Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan
Geofisika Wilayah III, Denpasar.
Cheeke, P. R., McNitt, J. I., & N. M. Patton. 2000. Rabbit Production. 8th
Edition. Interstate Publisher Inc, Denville, Illionois.
Gunawan, D. 2008. Pedoman Budidaya Kelinci yang Baik (Good Farming Practice).
Jakarta:Direktorat Jendral Peternakan.
Onbasilar, E. E and Onbasilar I.. 2007. Effect of cage density and sex food utilization
and some stress parameter of young rabbit. J. Lab. Anim. Sci. 2007. Vol 34
No 3.
Sari, K.M. 2007. Pola pembibitan kelinci rakyat di paguyuban peternak kelinci di
Kabupaten Magelang. Skripsi. Institut Pertanian Bogor, Bogor.
13
Sarwono, B. 2001. Kelinci Potong dan Hias. Agro Media Pustaka. Jakarta.
Sarwono, B. 2002. Kelinci Potong dan Hias. Agro Media Pustakan, Jakarta 7:20-
21:45
Sudjana, 1995. Desain dan Analisis Eksperimen. Edisi ke -4. Tarsito. Bandung. 273-
277.
Zucca, D., Marelli S.P., Veronica Redalli, Eugenio Heinzi, Heidi Cardile, Cristian
Ricci, Marina Verga, and Fabio Lazi. 2012. Effect of Environmental
enrichment and group size on behavior and live weight in growing rabbits.
Word Rabbit Science Journal vol. 20 No 2 (2012).
14
LAMPIRAN PEMBAGIAN TUGAS
15