Intensitas Pencahayaan Dengan Keluhan Kelelahan Mata Pengguna Komputer Di Balai Gakkum LHK Wilayah Sumatera Tahun 2018
Intensitas Pencahayaan Dengan Keluhan Kelelahan Mata Pengguna Komputer Di Balai Gakkum LHK Wilayah Sumatera Tahun 2018
Intensitas Pencahayaan Dengan Keluhan Kelelahan Mata Pengguna Komputer Di Balai Gakkum LHK Wilayah Sumatera Tahun 2018
SKRIPSI
Oleh
SKRIPSI
Oleh
SUMATERA TAHUN 2018” beserta seluruh isinya adalah benar karya saya
sendiri dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara
yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat
keilmuan kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebut dalam
daftar pustaka. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung risiko atau sanksi yang
etika keilmuan dalam karya saya ini, atau klaim dari pihak lain terhadap keaslian
i
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Judul Skripsi : Intensitas Pencahayaan dengan Keluhan Kelelahan
Mata Pengguna Komputer di Balai GAKKUM
LHK Wilayah Sumatera Tahun 2018
Nama Mahasiswa : Mayoppi Sandro Parlindungan Pakpahan
Nomor Induk Mahasiswa : 141000607
Departemen : Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Menyetujui
Komisi Pembimbing :
Ketua
Dekan,
ii
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Telah diuji dan dipertahankan
iii
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ABSTRAK
Cahaya merupakan energi yang mudah dikenali mata. Intensitas cahaya tidak
terlepas dari pengguna komputer yang dapat menyebabkan kelelahan mata.
Tujuan penelitian adalah mengukur intensitas pencahayaan dengan keluhan
kelelahan mata pada pengguna komputer di Balai Pengamanan dan Penegakan
Hukum Lingkungan Hidup dan Kehutanan Wilayah Sumatera Tahun 2018. Jenis
penelitian ini adalah deskriptif cross-sectional survey. Populasi dalam penelitian
ini seluruh pengguna komputer sebanyak 22 orang. Sampel diambil dengan
purposive sampling yaitu pengguna komputer tanpa kacamata sebanyak 17 orang.
Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan Lux Meter dan kuesioner.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa ruang kepegawaian memiliki 4 titik
pencahayaan buruk dengan 1 dari 4 orang mengalami kelelahan mata. Ruang
program memiliki 3 titik pencahayaan buruk dengan 2 dari 3 orang mengalami
kelelahan mata. Ruang BMN dan EVLAP memiliki 4 titik pencahayaan buruk dan
1 titik pencahayaan baik dengan 3 dari 5 orang mengalami kelelahan mata. Ruang
koordinator teknis memiliki 1 titik pencahayaan buruk dan 1 titik pencahayaan
baik dengan 1 dari 2 orang mengalami kelelahan mata. Ruang keuangan memiliki
1 titik pencahayaan buruk dan 1 titik pencahayaan baik dengan 2 orang
mengalami kelelahan mata. Ruang kepala sub bagian tata usaha memiliki 1 titik
pencahayaan buruk dengan 1 orang tidak mengalami kelelahan mata. Kesimpulan
dari penelitian ini adalah terdapat 14 titik pencahayaan buruk dengan 9 orang
mengalami kelelahan mata. Disarankan kepada pengguna komputer sebaiknya
mengistirahatkan mata selama 5 menit setiap setengah jam menggunakan
komputer.
iv
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ABSTRACT
Light is an energy that is easily recognized by the eye. Light intensity can not be
separated from computer users that can cause eye fatigue. The aim of the
research is to measure the intensity of light with complaints of eye fatigue in
computer users at Balai Pengamanan dan Penegakan Hukum Lingkungan Hidup
dan Kehutanan Wilayah Sumatera in 2018. The research used descriptive cross-
sectional survey. The population was 22 computer users. Sample was choosen
with purposive sampling and got 17 non-glasses computer users. Data collection
used Lux Meter and questionnair. The result of this research showed that the
employees room has 4 bad lighting points with 1 out 4 people experienced eye
fatigue. The program room has 3 bad lighting points with 2 out 3 people
experienced eye fatigue. BMN and EVLAP rooms have 4 bad lighting points and 1
good lighting point with 3 out 5 people experienced eye fatigue. Technical
coordinator room has 1 bad lighting point and 1 good lighting point with 1 out 2
people experienced eye fatigue. The financial room has 1 bad lighting point and 1
good lighting point with 2 people experienced eye fatigue. The head of
administration sub division room has 1 bad lighting point with 1 people did not
experience eye fatigue. This research conclude that there are 14 bad lighting
points with 9 people experienced eye fatigue. It is recomended that computer
users should rest their eyes for 5 minutes every half hour using a computer.
v
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah memberikan kesehatan dan kesabaran serta semangat hidup untuk dapat
hambatan, namun berkat doa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak akhirnya
skripsi ini dapat selesai dengan baik. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis
1. Prof. Dr. Runtung Sitepu, S.H., M.Hum, selaku Rektor Universitas Sumatera
Utara
2. Prof. Dr. Dra. Ida Yustina, M.Si., selaku Dekan Fakultas Kesehatan
3. Dr. Ir. Gerry Silaban, M.Kes., selaku Ketua Departemen Keselamatan dan
4. Dra. Lina Tarigan, Apt. M.S., selaku Dosen Pembimbing atas segala saran,
masukan, dan bimbingan yang telah diberikan dalam penyusunan skripsi ini.
5. dr. Halinda Sari Lubis, MKKK dan Umi Salmah, S.K.M., M.Kes., selaku
Dosen Penguji I dan Dosen Penguji II atas segala saran dan masukan yang
vi
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
6. Seluruh dosen Departemen Keselamatan dan Kesehatan kerja serta seluruh
8. Teristimewa kepada kedua Orang Tua saya, Ayahanda Jekson Pakpahan dan
materil dan memberikan kasih sayang yang tidak terhingga sehingga penulis
skripsi ini bisa selesai dengan baik, serta kepada Adik kandung saya Betrice
Mega Maria Pakpahan dan Gratia Adisty Pakpahan yang telah memberikan
dukungan dan doa sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan
baik.
dan doa mulai dari awal hingga akhir penulisan skripsi ini.
10. Kepada sahabat dan seluruh keluarga besar peminatan K3 FKM USU 2014
atas segala semangat dan dukungan dan bantuan yang diberikan dalam
vii
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Penulis menyadari masih ada kekurangan dalam penulisan skripsi ini sehingga
viii
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ................................... i
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................... ii
ABSTRAK ................................................................................................. iv
ABSTRACT .............................................................................................. v
KATA PENGANTAR .................................................................................. vi
DAFTAR ISI .............................................................................................. ix
DAFTAR TABEL ........................................................................................ xi
DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................. xiii
RIWAYAT HIDUP ...................................................................................... xiv
PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
Latar Belakang..................................................................................... 1
Perumusan Masalah ............................................................................. 5
Tujuan Penelitian ................................................................................. 5
Tujuan Umum ................................................................................. 5
Tujuan Khusus ................................................................................ 5
Manfaat Penelitian ............................................................................... 5
METODE PENELITIAN............................................................................ 30
Jenis Penelitian ................................................................................... 30
Lokasi dan Waktu Penelitian............................................................... 30
Populasi dan Sampel ........................................................................... 30
ix
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Variabel dan Definisi Operasional....................................................... 31
Metode Pengumpulan Data ................................................................. 31
Metode Pengukuran ............................................................................ 31
Metode Analisis Data.......................................................................... 35
PEMBAHASAN......................................................................................... 46
Karakteristik Responden ..................................................................... 46
Intensitas Pencahayaan Lokal dan Keluhan Kelelahan Mata................ 46
x
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
DAFTAR TABEL
No Judul Halaman
1 Standar Tingkat Pencahayaan Menurut Kepmenkes
No. 1405 Tahun 2002 .............................................................. 15
xi
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
DAFTAR GAMBAR
No Judul Halaman
1 Tipe Pencahayaan ................................................................. 11
4 Pencahayaan Difus............................................................... 13
6 Pencahayaan Langsung........................................................ 14
7 Anatomi Mata...................................................................... 19
xii
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
DAFTAR LAMPIRAN
9 Dokumentasi..................................................................... 69
xiii
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
RIWAYAT HIDUP
tahun, dilahirkan di Medan pada tanggal 30 Mei 1996. Penulis beragama Kristen
Protestan, anak pertama dari tiga bersaudara dari pasangan Bapak Jekson
Pakpahan dan Ibu Sulastri Gurning. Alamat penulis di Air Molek Kecamatan
2001. Pendidikan sekolah dasar di SD Swasta Santa Theresia Air Molek tahun
Utara (2014-2018).
xiv
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Pendahuluan
Latar Belakang
Kesehatan merupakan hak asasi setiap manusia dan merupakan salah satu
dan merata baik secara materiil maupun spritual berdasarkan Pancasila dan
peran dan kedudukan sangat penting sebagai pelaku dan tujuan pembangunan.
pekerja agar hidup sehat dan terbebas dari gangguan kesehatan serta pengaruh
buruk yang diakibatkan oleh pekerjaan. Upaya kesehatan kerja meliputi pekerja
disektor formal dan informal. Pengelola tempat kerja wajib melakukan segala
1
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2
lama dapat menimbulkan tingkatan stress yang lebih tinggi dari pekerja lain.
karena terlalu lama memfokuskan mata ke layar komputer lebih dari 4 jam sehari
Kejadian CVS juga mengalami peningkatan dari tahun ke tahun sekitar 88%-90%
kelelahan mata dan 45% lainnya nyeri leher dan punggung setelah menggunakan
komputer. Penelitian lain yang dilakukan pada pegawai bank di Italia melaporkan
Penelitian yang dilakukan oleh Zurich Service Coorporation (2010) 22,6% dari
Penelitian yang dilakukan National Eye Institute pada tahun 2004 di Amerika
Serikat terdapat 37.000 kasus trauma mata yang didalamnya termasuk kelelahan
outbond call gedung Graha Telkom Bumi Serpong Damai (BSD) Tangerang
menunjukkan nilai p sebesar 0,003 (p<0,05), ini berarti ada hubungan yang
lain yang dilakukan oleh Permana (2015) tentang faktor-faktor yang berhubungan
dengan keluhan Computer Vision Syndrome (CVS) pada pekerja rental komputer
dibawah 300 lux terdapat 28 responden (96,6%) mengalami keluhan CVS dan
Menteri Ketenagakerjaan RI No. 5 Tahun 2018 yaitu 300 lux. Hasil penelitian
Lingkungan Hidup dan Kehutanan Wilayah Sumatera. Satuan kerja ini berfungsi
Sumatera.
Berdasarkan survei awal yang dilakukan oleh peneliti dilihat bahwa dalam
komputer portabel sedikitnya 4 jam dalam sehari. Enam dari sepuluh karyawan
mata merah, mata mudah berair, mata pedih dan berdenyut, mata terasa panas
Pencahayaan dalam ruang kantor tersebut berasal dari pencahayaan matahari yang
masuk melalui jendela disekeliling ruangan dan pencahayaan buatan yang berasal
dari lampu.
yang berasal dari matahari. Pencahayaan buatan seperti lampu hanya digunakan
pada saat cuaca mendung atau saat menjelang sore hari. Para karyawan lebih
merasa nyaman bekerja dengan kondisi cahaya ruangan yang agak redup daripada
kondisi cahaya terang dengan alasan merasa silau saat menatap layar komputer.
mata saat bekerja. Berdasarkan uraian diatas maka peneliti tertarik untuk
Perumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Tujuan umum. Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengukur
intensitas pencahayaan lokal pada ruang kantor Balai Pengamanan dan Penegakan
Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini yaitu sebagai masukan bagi Balai Pengamanan
tindakan koreksi agar didapat lingkungan kerja yang aman dan nyaman,
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) yang diperoleh saat kuliah dalam praktik
kondisi kerja yang sebenarnya, serta sebagai bahan referensi untuk peneliti
selanjutnya.
Pencahayaan
Engineering Society) yaitu sebagai pancaran energi yang dapat dievaluasi secara
yang berbentuk energi dan mudah dikenali oleh makhluk hidup disekelilingnya
penyinaran pada suatu bidang kerja yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan
dengan dua cara, yaitu pijaran (incandescence) dan pendaran (luminescence). Cara
pijaran adalah pelepasan cahaya oleh objek panas misalnya, sinar matahari (di
alam) atau besi yang dipanaskan sampai titik membaranya. Sementara cara
Kencana, 2006).
7
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
8
dihasilkan oleh sumber cahaya alami berupa cahaya matahari dengan intensitas
bervariasi menurut waktu, musim dan tempat. Manfaat cahaya matahari dalam
desain interior sangat penting untuk menerangi ruang agar orang bisa bekerja, dan
dibutuhkan untuk penerangan perlu diperhitungkan secara akurat agar cahaya bisa
mengenai ruang beserta objeknya dengan baik dan pantulannya terserap oleh mata
yang kemudian memberi sensasi ke otak dari bentuk yang dilihat dan energi panas
dihasilkan oleh sumber cahaya lain selain cahaya alami. Menurut Tarwaka (2010)
dari energi listrik. Jumlah cahaya, warna cahaya itu sendiri dan warna objek kerja
berbeda-beda tergantung dari jenis sumber cahaya listrik yang digunakan. Jenis-
jenis lampu yang digunakan dalam pencahayaan buatan ada dua yaitu golongan
tergolong lampu listrik generasi awal yang masih digunakan hingga saat ini. Jenis
lampu pijar terdiri dari lampu filamen karbon, lampu wolfram dan lampu halogen.
Bola lampu pijar dibuat hampa udara atau berisi gas mulia (Muhaimin, 2001).
menimbulkan suasana hangat, romantis dan akrab. Intensitas cahaya pada lampu
pijar lebih kecil dibandingkan lampu neon. Artinya, pada daya (watt) yang sama,
lampu neon menghasilkan cahaya lebih terang daripada lampu pijar (Istiawan dan
Kencana, 2006).
disebut lampu neon. Pada dunia industri lampu ini lebih dikenal dengan sebutan
lampu TL (Tube Lamp). Cahaya lampu neon biasa berwarna putih. Cahaya putih
(cool light) memberikan efek dingin dan sejuk. Cahaya yang dipancarkan lampu
neon lebih terang dibanding lampu pijar dan halogen karena lampu ini hanya
efficacy lebih tinggi dari lampu pijar (Istiawan dan Kencana, 2006).
stasiun.
menggunakan sumber cahaya dengan sudut pancaran berkas cahaya yang sempit,
estetika dan distribusi cahaya, misalnya penerangan pada ruang keluarga, restoran,
tempat hiburan.
yang merata di seluruh ruangan digunakan jika tugas visual yang dilakukan
pencahayaan pada bidang kerja yang tidak merata. Di tempat yang diperlukan
untuk melakukan tugas visual yang memerlukan tingkat pencahayaan yang tinggi,
diberikan cahaya yang lebih banyak dibandingkan dengan sekitarnya. Hal ini
setempat pada sistem pencahayaan merata, dengan armatur yang dipasang di dekat
dan tekstur yang memerlukan cahaya datang dari arah tertentu, pencahayaan
merata terhalang, sehingga tidak dapat sampai pada tempat yang terhalang
tersebut, tingkat pencahayaan yang lebih tinggi diperlukan untuk orang tua atau
dengan teliti, cepat dan tanpa upaya yang tidak perlu, serta membantu
2009).
suatu objek penerangan atau bidang kerja. Klasifikasi sistem pencahayaan dari
yang dimanfaatkan pada bidang kerja adalah cahaya pantulan. Pancaran cahaya
pada penerangan tidak langsung dapat pula dipantulkan pada dinding sehingga
cahaya yang sampai pada permukaan bidang kerja adalah cahaya pantulan dari
semu dan cahaya yang dipantulkan menyebar serta tidak menyebabkan bayangan.
Penerangan tidak langsung menjadi tidak efisien jika cahaya yang sampai ke
langit-langit merupakan cahaya pantulan dari bidang lain. Penerangan jenis ini
pencahayaan semi tidak langsung 60% hingga 90% cahaya diarahkan ke langit-
pencahayaan tidak langsung tetapi lebih efisien dan kuat pencahayaannya lebih
memenuhi syarat tetapi pada pencahayaan ini timbul bayangan walaupun tidak
jelas. Penerangan semi tidak langsung digunakan pada ruangan yang memerlukan
pencahayaan difus distribusi cahaya ke atas dan bawah relatif merata yaitu
berkisar 40% hingga 60%. Perbandingan ini tidak dapat tepat masing-masing 50%
karena armatur yang berbentuk bola yang digunakan ada kalanya ada terbuka pada
bagian bawah atau atas. Armatur terbuat dari bahan yang tembus cahaya antara
teduh dengan bayangan lebih jelas dibandingkan pencahayaan tidak langsung dan
ibadah.
pencahayaan semi langsung antara lain pada : kantor, kelas, toko, dan tempat kerja
lainnya.
langsung terjadi efek terowongan (tunneling effect) pada langit-langit yaitu : tepat
di atas lampu terdapat bagian yang gelap. Kelebihan pada pencahayaan langsung
adalah efisiensi penerangan tinggi dan memerlukan sedikit lampu untuk bidang
kerja yang luas sedangkan kelemahaannya adalah bayangan yang dihasilkan gelap
karena jumlah lampunya sedikit maka jika terjadi gangguan sangat berpengaruh.
pekerjaan arsip dan seleksi surat, harus mempunyai kekuatan 300 lux. Menurut
jumlah penyinaran pada suatu bidang kerja yang diperlukan untuk melaksanakan
Tabel 1
Standar Tingkat Pencahayaan Berdasarkan Peraturan Menteri Ketenagakerjaan
RI No. 5 Tahun 2018
Keterangan Intensitas
(LUX)
Penerangan darurat 5
Halaman dan jalan 20
Pekerjaan memberdakan barang kasar seperti : 50
a. Mengerjakan bahan-bahan yang kasar.
b. Mengerjakan arang atau abu.
c. Menyisihkan barang-barang yang besar.
d. Mengerjakan bahan tanah atau batu.
e. Gang-gang, tangga didalam gedung yang selalu
dipakai.
f. Gudang-gudang untuk menyimpan barang-barang
besar dan kasar.
Tabel 1
Lanjutan
Keterangan Intensitas
(LUX)
Pekerjaan yang memberdakan barang-barang kecil secara 100
sepintas lalu seperti :
a. Mengerjakan barang-barang besi dan baja yang
setengah selesai (semi-finished).
b. Pemasangan yang kasar.
c. Penggilingan padi.
d. Pengupasan atau pengambilan dan penyisihan bahan
kapas.
e. Pengerjakan bahan-bahan pertanian lain yang kira-kira
setingkah dengan d.
f. Kamar mesin dan uap.
g. Alat pengangkut orang dan barang.
h. Ruang-ruang penerimaan dan pengiriman dengan
kapal.
i. Tempat menyimpan barang-barang sedang dan kecil.
j. Toilet dan tempat mandi.
Pekerjaan membeda-bedakan barang-barang kecil yang
agak teliti seperti : 200
a. Pemasangan alat-alat yang sedang (tidak besar).
b. Pekerjaan mesin dan bubut yang kasar.
c. Pemeriksaan atau percobaan kasar terhadap barang-
barang.
d. Menjahit tekstil atau kulit yang berwarna muda.
e. Pemasukan dan pengawetan bahan-bahan makanan
dalam kaleng.
f. Pembungkusan daging.
g. Mengerjakan kayu.
h. Melapis perabot.
Pekerjaan pembedaan yang teliti daripada barang-barang 300
kecil dan halus :
a. Pekerjaan mesin yang teliti.
b. Pemeriksaan yang teliti.
c. Percobaan-percobaan yang teliti dan halus.
d. Pembuatan tepung
e. Penyelesaian kulit dan penenunan bahan-bahan katun
atau wol berwarna muda
f. Pekerjaan kantor dan berganti-ganti menulis dan
membaca, pekerjaan arsip dan seleksi surat-surat.
Tabel 1
Lanjutan
Keterangan Intensitas
(LUX)
Pekerjaan membeda-bedakan barang-barang halus dengan 500-1000
kontras yang sedang dan dalam waktu yang lama seperti :
a. Pemasangan yang halus.
b. Pekerjaan-pekerjaan mesin yang halus.
c. Pemeriksaan yang halus.
d. Penyemiran yang halus dan pemotongan gelas kaca
e. Pekerjaan kayu yang halus atau ukir-ukiran.
f. Menjahit bahan-bahan wol yang berwarna tua.
g. Akuntan, pemegang buku, pekerjaan steno, mengetik
atau pekerjaan kantor yang lama.
Pekerjaan yang membeda-bedakan barang-barang yang
sangat halus dengan kontras yang sangat kurang untuk 1000
waktu yang lama seperti :
a. Pemasangan yang ekstra halus (arloji, dll.).
b. Pemeriksaan yang ekstra halus (ampul obat).
c. Percobaan alat-alat yang ekstra halus.
d. Tukang mas dan intan.
e. Penilaian dan penyisihan hasil-hasil tembakau.
f. Penyusunan huruf dan pemeriksaan copy dalam
pencetakan
g. Pemeriksaan dan penjahitan bahan pakaian berwarna
tua
yang digunakan adalah Lux Meter. Prinsip kerja alat ini berdasarkan pengubahan
energi cahaya menjadi tenaga listrik oleh photoelectric cell. Berdasarkan SNI 16-
pada setiap meter persegi luas lantai. Penentuan titik pengukuran umum meliputi
titik potong garis horizontal panjang dan lebar ruangan pada setiap jarak tertentu
tempat kerja atau meja kerja pada objek yang dilihat oleh tenaga kerja.
Pengukuran titik pengukuran lokal meliputi objek kerja, berupa meja kerja
Kelelahan Mata
sensitif terhadap cahaya karena terdapat photoreceptor. Impuls saraf dari stimulasi
Diameter bola mata manusia ± 2,5 cm. Mata dapat bekerja secara efektif
menerima cahaya dengan rentang intensitas yang sangat lebar sekitar 10 miliar
Sklera. Sklera merupakan jaringan ikat fibrosa yang kuat berwarna putih,
buram dan tidak tembus cahaya, kecuali di bagian depan yang disebut kornea.
Sklera memberi bentuk pada bola mata dan memberikan tempat melekatnya otot
ekstrinsik.
pada bagian depan mata berhubungan dengan sklera. Bagian ini merupakan
bersambungan dengan permukaan lensa anterior. Iris tidak tembus pandang dan
dalam mata dengan cara merubah ukuran pupil. Ukuran pupil dapat berubah
karena mengandung serat-serat otot sirkuler yang mampu menciutkan pupil dan
celah di dalam iris. Pupil merupakan jalan masuknya cahaya untuk mencapai
retina.
darah, transparan dan tidak berwarna. Lensa berada dibelakang iris. Ruangan
bagian depan lensa berisi cairan yang disebut aqueous humor dan ruangan pada
bagian belakang lensa berisi cairan vitreous humor. Lensa berfungsi untuk
yaitu proses penyesuaian secara otomatis pada lensa untuk memfokuskan objek
Retina. Retina merupakan lapisan terdalam pada mata, melapisi 2/3 bola
mata pada bagian belakang. Retina merupakan bagian mata yang sangat peka
terhadap cahaya. Ada dua sel photoreceptor pada retina yaitu sel kerucut dan sel
batang. Pigmen pada sel kerucut berfungsi pada suasana terang atau pada tingkat
intensitas cahaya yang tinggi dan berperan dalam penglihatan di siang hari.
Sedangkan pigmen dalam sel batang berfungsi pada situasi yang kurang terang
atau pada malam hari. Pada sel kerucut terdapat tiga macam sel yang peka
terhadap warna merah, hijau, dan biru. Kerusakan pada salah satu sel kerucut akan
menyebabkan buta warna. Selain itu, terdapat dua buah bintik yaitu bintik kuning
(fovea) dan bintik buta (blind spot). Bintik kuning (fovea) berperan dalam
penglihatan untuk melihat objek yang lebih kecil seperti kegiatan membaca huruf
kecil.
aktifitas motoris, respirasi, perasaan sakit dan berat pada bola mata, sehingga
Dalam keadaan lelah, sinyal-sinyal yang berjalan maju mundur diantara talamus
ketegangan pada organ visual dimana terjadi gangguan pada mata dan sakit kepala
dimana hal ini disebabkan oleh kelelahan otot siliaris (Ilyas, 2003).
konsentrasi dan kecepatan berpikir. Lebih dari itu, bila mata pengguna komputer
dipaksa dan mungkin terjadi pandangan rangkap atau kabur. Hal ini menimbulkan
Susila (2001) juga menyatakan, apabila melihat objek pada jarak dekat
menempatkan bayangan pada daerah retina yang sama di kedua bola mata. Bila
usaha ini gagal mempertahankan konvergensi maka bayangan akan jatuh pada dua
tempat yang berbeda pada retina. Bila diteruskan ke otak maka orang akan melihat
daya tahan tubuh menurun atau mengalami kelelahan. Gejala umum lainnya yang
sering dikeluhkan akibat kelelahan mata adalah sakit punggung, sakit pinggang
sehingga berkurangnya daya dan efisiensi kerja, kelelahan mental, keluhan pegal
di daerah mata dan sakit kepala di sekitar mata, dan kerusakan indra mata.
Sunandar (2011) gejala kelelahan mata yang sering muncul antara lain, kelopak
mata terasa berat, terasa ada tekanan dalam mata, mata sulit dibiarkan terbuka,
merasa enak kalau kelopak mata sedikit ditekan, bagian mata paling dalam terasa
difokuskan, mata mudah berair, mata pedih dan berdenyut, mata merah, jika mata
ditutup terlihat kilatan cahaya, kotoran mata bertambah, tidak dapat membedakan
warna sebagaimana biasanya, ada sisa bayangan dalam mata, penglihatan tampak
Menurut Sheedy (2004) yang dikutip Hanum (2008), sering dan lamanya
mata. Keluhan yang sering diungkapkan oleh pekerja komputer adalah Kelelahan
mata yang merupakan gejala awal, mata terasa kering, mata terasa terbakar,
pandangan menjadi kabur, penglihatan ganda, sakit kepala, nyeri pada leher, bahu
dipengaruhi oleh beberapa faktor yang dikelompokkan atas faktor intrinsik dan
faktor ekstrinsik.
tubuh yang terdiri dari dua yaitu faktor okular dan faktor konstitusi.
Ametropia adalah kelainan refraksi pada mata kiri dan mata kanan tetapi tidak
dikoreksi. Heteroforia adalah kelainan dimana sumbu penglihatan dua mata tidak
yang diterima dua mata menjadi satu bayangan lebih sulit. Apabila hal ini
Faktor konstitusi yaitu faktor yang disebabkan oleh keadaan umum seperti
luar tubuh yaitu kuantitas illuminasi, kualitas illuminasi, ukuran objek, dan waktu
kerja.
(flicker) dan warna. Kontras berlebihan atau kurang, cahaya berkedip atau
cepat lelah.
besar. Jika hal ini terjadi terus-menerus, mata menjadi cepat lelah.
Waktu kerja. Waktu kerja yang lama untuk melihat secara terus-menerus
lingkungan yang nyaman dibutuhkan oleh para pekerja untuk dapat bekerja secara
warna.
Ada juga beberapa faktor yang berhubungan dengan kelelahan mata pada
akomodasi mata adalah kemampuan lensa mata untuk menebal (cembung) atau
menipis (pipih) sesuai dengan jarak benda yang dilihat agar bayangan jatuh tepat
daya akomodasi makin berkurang dan otot-otot semakin sulit dalam menebalkan
dan menipiskan mata. Daya akomodasi menurun pada usia 45-50 tahun. Hal ini
kebutuhan cahaya akan lebih sedikit dibanding dengan usia yang lebih tua dan
agak kesulitan melihat pada jarak dekat. Hal ini akan menyebabkan
terjadi akibat dari penuaan lensa biasanya timbul setelah usia 40 tahun (Cahyono,
2005).
Semakin tua umur seseorang, daya akomodasi akan semakin menurun. Jarak
terdekat dari suatu benda agar dapat dilihat dengan jelas dikatakan “titik dekat”
atau punktum proksimum. Pada saat ini mata berakomodasi sekuat-kuatnya atau
berakomodasi maksimum. Sedangkan jarak terjauh dari benda agar masih dapat
dilihat dengan jelas dapat dikatakan bahwa benda terletak pada “titik jauh” atau
punktum remotum dan pada saat ini mata tidak berakomodasi atau lepas
akomodasi.
bayangan yang terletak di belakang makula agar terletak di daerah makula lutea.
matanya masih mampu melakukan akomodasi kuat untuk melihat benda dengan
jelas. Pada pasien yang banyak membaca atau mempergunakan matanya terutama
pada usia telah lanjut akan memberikan keluhan kelelahan setelah membaca (Ilyas
Miopia. Pasien dengan miopia akan menyatakan lebih jelas bila melihat
dengan jarak dekat, sedangkan melihat jauh penglihatan kabur atau rabun jauh
sejajar tidak dibiaskan dengan kekuatan yang sama pada seluruh bidang
pembiasan sehingga fokus pada retina tidak pada satu titik (Ilyas dan Yulianti,
2014).
akomodasi pada usia lanjut yang disebabkan oleh kelemahan otot akomodasi serta
akomodasi ini maka pada pasien berusia 40 tahun atau lebih akan memberikan
keluhan setelah membaca yaitu berupa mata lelah, berair dan sering terasa pedas
komputer atas dasar lama waktu kerja sebagai berikut pekerja komputer dengan
beban kerja berat adalah pekerja dengan lama waktu kerja 4 jam sehari secara
dengan lama waktu kerja antara 2-4 jam sehari secara terus-menerus, pekerja
komputer dengan beban kerja ringan adalah pekerja dengan lama waktu kerja
dikutip oleh Wiyanti (2015) terdapat keluhan gangguan pada mata rata-rata yang
dirasakan setelah pekerja yang bekerja selama 3-4 tahun untuk pekerjaan yang
membutuhkan ketelitian. Para pekerja yang masa kerja lebih tiga tahun akan
memiliki tingkat risiko yang lebih cepat mengalami kelelahan mata jika
dibandingkan dengan para pekerja yang masa kerja kurang dari tiga tahun.
ada tiga jenis istirahat bagi pengguna komputer, diantaranya micro break, mini
bekerja, dengan cara melihat jauh (minimal 6 meter) diikuti dengan mengedipkan
jam dengan cara berdiri dan melakukan peregangan tubuh. Selain itu, lakukan
seperti jalan-jalan, bangun dari tempat kerja, minum kopi atau teh dan makan
siang.
Jarak layar monitor. Jarak layar monitor yang terlalu dekat dapat
di atas dasar berwarna pada jarak dekat secara terus menerus dalam jangka waktu
tertentu mengakibatkan mata harus berakomodasi dalam jangka waktu yang lama
Sedangkan menurut Hanum (2008), jarak ergonomis antara layar monitor dengan
Kerangka Konsep
Jenis Penelitian
Wilayah Sumatera dengan alasan adanya dukungan dan kemudahan dari Balai
Waktu penelitian. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan April sampai
Agustus.
sebanyak 17 orang.
30
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
31
Medan dengan menggunakan Lux Meter pada ruangan kerja di Balai Pengamanan
Metode Pengukuran
(pada meja kerja karyawan). Setiap responden akan mendapat hasil pengukuran
pencahayaan buruk.
Prosedur Pengukuran terdiri dari empat tahap, yaitu tahap persiapan, tahap
menggunakan alat.
Balai Keselamatan dan Kesehatan Kerja Medan. Alat dihidupkan dengan cara
meja kerja maupun peralatan. Bila merupakan meja kerja, pengukuran dapat
sesuai dengan kondisi tempat pekerjaan dilakukan dan lampu ruangan sesuai
Tata cara menggunakan alat. Pertama hidupkan Lux Meter yang telah
4 titik), Ruang Program (titik pengukuran lokal : 3 titik), Ruang Barang Milik
Negara dan Evaluasi dan Laporan (titik pengukuran : 5 titik), Ruang Koordinator
Teknis (titik pengukuran lokal : 2 titik), Ruang Keuangan (titik pengukuran lokal :
2 titik), Ruang Kepala Sub Bagian Tata Usaha (titik pengukuran lokal : 1 titik).
Bawa alat ke tempat titik pengukuran yang telah ditentukan dan letakkan alat
sejajar dengan mata untuk pengukuran intensitas pencahayaan lokal. Baca hasil
pengukuran pada layar Lux Meter setelah menunggu beberapa saat sehingga
didapat nilai angka yang stabil. Setelah melakukan pengukuran pada satu titik,
Setelah angka dilayar telah menunjukan angka nol, lakukan pengukuran pada titik
Keterangan:
diperoleh setiap
responden.
Total of higher coeficient of occurence for each ailment : Jumlah skor maksimal
dari 22 pertanyaan
(22 x 4 = 88).
Tabel 2
Aspek Pengukuran Variabel Penelitian
Data yang telah diperoleh, dianalisis melalui proses pengolahan data yang
Coding. Coding adalah pemberian kode atau skoring pada tiap jawaban
Entry data. Entry data adalah data yang telah diberi kode tersebut
Deskripsi lokasi penelitian terdiri dari tiga, yaitu gambaran umum dan
lokasi, visi dan misi, dan struktur organisasi Balai Pengamanan dan Penegakan
hidup dan kehutanan yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada
Kehutanan Wilayah Sumatera berkantor di Jl. STM Suka Eka No. 9 Lingkungan
12 Kelurahan Suka Maju. Kecamatan Medan Johor. Kota Medan. Sumatera Utara.
kehutanan.
37
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
38
Kehutanan Wilayah Sumatera adalah jabatan Eselon III-a yang disebut Kepala
Sumatera Utara, Riau, Kepulauan Riau, Jambi, Sumatera Barat, Sumatera Selatan,
Kehutanan Wilayah Sumatera memiliki tiga Seksi Wilayah terdiri dari tiga seksi
yaitu seksi wilayah I, seksi wilayah II, dan seksi wilayah III.
Patumbak Medan.
8,5 Pekanbaru.
Seksi wilayah III. Seksi wilayah III berada di Jalan Srijaya Km. 5.5 RT.
penyidikan.
Tabel 3
Distribusi Karyawan Pengguna Komputer Berdasarkan Jenis Kelamin Tahun
2018
Jenis Kelamin N %
Laki-laki 5 29,4
Perempuan 12 70,6
Jumlah 17 100
Tabel 4
Distribusi Karyawan Pengguna Komputer Berdasarkan Umur Tahun 2018
Umur (Tahun) N %
< 40 11 64,7
≥ 40 6 35,3
Jumlah 17 100
berumur < 40 tahun sebanyak 11 orang (64,7%) dan berumur ≥ 40 tahun sebanyak
6 orang (35,3%).
Tabel 5
Distribusi Karyawan Pengguna Komputer Berdasarkan Masa Kerja Tahun 2018
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa masa kerja karyawan pengguna
komputer selama < 3 tahun sebanyak 9 orang (52,9%) dan masa kerja ≥ 3 tahun
Tabel 6
Distribusi Karyawan Pengguna Komputer Berdasarkan Lama Kerja Tahun
2018
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa lama kerja karyawan pengguna
sebanyak 14 orang (82,4%) dan sisanya bekerja didepan komputer selama ≤ 4 jam
Tabel 7
Distribusi Jumlah Karyawan Pada Ruang Kerja Tahun 2018
Ruang Kepegawaian 4
Ruang Program 3
Ruang Keuangan 2
Usaha
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa karyawan pengguna komputer yang
orang, Ruang BMN (Barang Milik Negara) dan EVLAP (Evaluasi dan Laporan)
Keuangan sebanyak 2 orang dan Ruang Kepala Sub Bagian Tata Usaha sebanyak
1 orang.
Istirahat Mata
Tabel 8
Distribusi Karyawan Pengguna Komputer dalam Melakukan Istirahat Mata
Tahun 2018
Melakukan Istirahat N %
Mata
Ya 8 47,1
Tidak 9 52,9
Jumlah 17 100
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa karyawan pengguna komputer yang
tidak melakukan istirahat mata setiap setengah jam sebanyak 9 orang (52,9%) dan
(47,1%).
Tabel 9
Distribusi Intensitas Pencahayaan Lokal Ruang Kerja Tahun 2018
Intensitas Pencahayaan N %
(Lux)
< 300 14 82,4
≥ 300 3 17,6
Jumlah 17 100
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa intensitas pencahayaan lokal bernilai
< 300 lux sebanyak 14 titik (82,4%), dan intensitas pencahayaan ≥ 300 lux
Tabel 10
Distribusi Karyawan Pengguna Komputer Berdasarkan Keluhan Kelelahan
Mata Tahun 2018
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa karyawan pengguna komputer yang
mengalami keluhan kelelahan mata sebanyak 9 orang (52,9%) dan yang tidak
Karakteristik Responden
pengguna komputer berumur <40 tahun sebanyak 11 orang (64,7%) dan berumur
≥40 tahun sebanyak 6 orang (35,3%). Menurut National Aging Safety Database
selama <3 tahun sebanyak 9 orang (52,9%) dan masa kerja ≥3 tahun sebanyak 8
orang (47,1%). Menurut Wiyanti (2015), terdapat keluhan gangguan pada mata
rata-rata yang dirasakan setelah pekerja yang bekerja selama 3-4 tahun untuk
dan hanya 3 titik (17,6%) yang memiliki pencahayaan baik (memenuhi standar).
Ruang kerja di Balai Pengamanan dan Penegakan Hukum Lingkungan Hidup dan
46
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
47
bersumber dari lampu berjenis TL (Tube Lamp) dengan cahaya lampu berwarna
putih. Cahaya putih (cool light) memberikan efek dingin dan sejuk. Warna ini
dapat membuat konsentrasi tetap stabil sehingga sering dipakai pada ruang kerja
semi langsung, 60% sampai 90% cahaya diarahkan ke bidang kerja dengan arah
pencahayaan secara merata. Arah pencahayaan ini berasal dari atas dengan tujuan
untuk memberikan cahaya pada objek dibawahnya (Istiawan dan Kencana, 2006).
Lampu yang digunakan berasal dari lampu yang dipasang dilangit-langit dengan
posisi lampu masuk ke dalam. Dinding ruangan memiliki cat berwarna putih
sehingga memberikan kesan lapang dan bersih serta mendukung pantulan cahaya
mengalami keluhan kelelahan mata dan 8 orang (47,1%) tidak mengalami keluhan
komputer > 4 jam. Hasil ini sejalan dengan hasil riset yang dilakukan National
Occupational Safety and Health (NIOSH) yang menunjukkan hampir 88% dari
lama memfokuskan mata ke layar komputer lebih dari 4 jam sehari (Permana dkk,
sebanyak 7 orang yang mengalami kelelahan mata dan 7 orang yang tidak
yang tidak mengalami kelelahan mata dikarenakan masa kerja karyawan < 3
tahun.
Hidup dan Kehutanan Wilayah Sumatera terdapat enam ruangan, yaitu ruang
kepegawaian, ruang program, ruang BMN (Barang Milik Negara) dan EVLAP
(Evaluasi dan Laporan), ruang koordinator teknis, ruang keuangan, dan ruang
orang mengalami kelelahan mata. Hal ini terjadi karena intensitas pencahayan
tidak memenuhi standar yaitu 53 lux. Umur karyawan ini 40 tahun. Umur juga
terjadi akibat dari penuaan lensa yang biasanya timbul setelah usia 40 tahun. Masa
kerja karyawan ini 18 tahun. Masa kerja dapat memengaruhi kelelahan mata,
dikarenakan pekerja yang masa kerja lebih tiga tahun akan memiliki tingkat risiko
yang lebih cepat mengalami kelelahan mata jika dibandingkan dengan para
mengalami kelelahan mata. Hal ini terjadi karena intensitas pencahayaan tidak
berat adalah pekerja dengan lama waktu kerja 4 jam sehari secara terus-menerus.
kelelahan mata. Pencahayaan pada meja M11 telah memenuhi standar yaitu 732
mengalami kelelahan mata. Hal ini terjadi karena intensitas cahaya yang jatuh ke
objek kerja sangat tinggi sehingga menimbulkan kesilauan yang berakibat mata
2 orang mengalami kelelahan mata. Hal ini terjadi karena intensitas pencahayaan
mengalami kelelahan mata. Hal ini terjadi karena intensitas pencahayaan tidak
memenuhi standar yaitu 259 lux. Pencahayaan pada Meja M16 telah memenuhi
yaitu 300 lux, namun kondisi pencahayaan tersebut dapat berisiko menyebabkan
M17 terletak dekat dengan jendela, intensitas pencahayaan lokal masih buruk
Kesimpulan
Hidup dan Kehutanan Wilayah Sumatera Tahun 2018 dapat disimpulkan bahwa
hasil pengukuran intensitas pencahayaan lokal pada seluruh meja kerja (17 titik)
karyawan pengguna komputer diperoleh intensitas pencahayaan buruk (< 300 lux)
sebanyak 14 titik (82,4%) dan intensitas pencahayaan baik (≥ 300 lux) sebanyak 3
titik, dan karyawan pengguna komputer yang mengalami kelelahan mata sebanyak
9 orang (52,9%).
Saran
(≥ 300 lux) pada enam ruang kerja, dan bagi karyawan pengguna komputer agar
komputer dengan cara berdiri dan melakukan peregangan tubuh serta melihat jauh
51
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Daftar Pustaka
Ananda, N.S., & Dinata, I.M.K. (2015). Hubungan intensitas pencahayaan dengan
keluhan subjektif kelelahan mata pada mahassiwa semester II Program
Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Udayana tahun
2015. E-Jurnal Medika Udayana, 4 (7), 5-10.
https://ojs.unud.ac.id/index.php/eum/article/view/15096.
Badan Standardisasi Nasional. (10 Juni 2001). Tata cara perancangan sistem
pencahayaan buatan. Diakses dari
http://elfajr.blog.uns.ac.id/files/2010/04/desain_pencahayaan_buatan.pdf.
Badan Standardisasi Nasional. (5 Nopember 2003). Pengukuran intensitas
penerangan di tempat kerja. Diakses dari
https://www.scribd.com/document/6477328/sni-16-7062-2004-
penerangan.
Cahyono. (20 Maret 2005). Informasi biologi mata dan penglihatan. Diakses 5
April 2018, dari http://www.medicastore.com.
Ilyas, S. (2003). Penuntun ilmu penyakit mata (Edisi Ke-2). Jakarta: Penerbit
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Ilyas, S. (2008). Penuntun ilmu penyakit mata (Edisi Ke-3). Jakarta: Penerbit
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Ilyas, S & Yulianti S.R. (2014). Ilmu penyakit mata (Edisi Ke-5). Jakarta:
Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Istiawan, S., & Kencana, I.P. (2006). Ruang artistik dengan pencahayaan.
Jakarta: Penerbit Swadaya.
No. Responden :
Unit Kerja :
Identitas Responden
1. Nama :
Petunjuk Pengisian :
1. Berikan tanda checklist () pada salah satu jawaban untuk setiap pertanyaan
(penilaian ini bersifat subjektif).
2. Penilaian Keluhan Kelelahan Mata berdasarkan Visual Fatigue Index (VFI)
a. Tidak Pernah = Tidak pernah mengalami keluhan
b. Kadang-kadang = Keluhan 1-2 kali/minggu
c. Sering = Keluhan 3-4 kali/minggu
d. Selalu = Keluhan 5-7 kali/minggu
55
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
56
Jawaban
No Pertanyaan Tidak Kadang- Sering Selalu
Pernah kadang
1 Apakah mata Anda kabur jika
melihat atau tidak fokus sewaktu
bekerja menggunakan komputer
2 Apakah mata Anda terasa lelah
jika membaca
3 Apakah mata Anda sering
berkedip-kedip saat membaca
4 Apakah jika bekerja pada
komputer membuat kepala Anda
sakit (dalam waktu singkat)
5 Apakah Anda terasa lelah jika
Anda bekerja pada komputer
6 Apakah Anda kehilangan
konsentrasi ketika membaca di
komputer
7 Apakah Anda menutup sebelah
mata jika membaca
8 Apakah kata-kata dalam tulisan
bergerak jika Anda membaca
9 Apakah baris yang Anda baca
pernah terlewatkan atau terulang
lagi ketika Anda sedang
membaca
10 Apakah pada saat Anda sedang
membaca dan melihat, tiba-tiba
benda dalam ruangan yang Anda
lihat terasa kabur sesaat
11 Apakah penglihatan Anda lebih
buruk pada sore dan malam hari
daripada pagi hari
12 Ketika mulai mengeprint dan
membaca tulisannya sebentar
apakah mata Anda kabur
13 Apakah sewaktu bekerja
menggunakan komputer mata
Anda selalu melihat secara terus
menerus tanpa berkedip
Pertanyaan Pendukung
1. Berapa lama anda bekerja menggunakan komputer dalam satu hari kerja ?
a. ≤ 4 jam
b. > 4 jam
2. Apakah setiap setengah jam pemakaian komputer Anda melakukan istirahat
mata ? (tidak berada di depan layar komputer/mengalihkan pandangan)
a. Ya
b. Tidak
Jika “Ya” berapa lama anda mengistirahatkan mata Anda ?____ menit
1 3 14
JENDELA
2 4 13
JENDELA
5 15
JENDELA
JENDELA
16
7 6
Ruang BMN (Barang Milik Negara) Ruang Kepala Sub Bagian Tata dan
EVLAP (Evaluasi dan Laporan) Usaha
8 12
JENDELA
JENDELA
9 17
11
10
Keterangan :
: Jendela Ruangan
: Meja Kerja Karyawan dengan Pencahayaan Baik
: Meja Kerja Karyawan dengan Pencahayaan Buruk
: Pintu Ruangan
P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 P15 P16 P17 P18 P19
1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1
2 1 1 2 2 1 1 1 2 2 2 1 1 1
2 1 1 2 2 1 2 2 4 2 2 2 2 2
1 1 2 1 1 2 2 1 2 1 1 2 2 1
1 1 1 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2
2 1 1 2 2 2 2 1 2 2 3 2 2 2
1 1 1 1 1 1 1 2 1 2 1 1 1 2
2 1 1 2 2 1 1 2 1 2 1 2 1 2
2 1 1 2 1 1 1 2 2 2 1 2 2 2
2 1 1 2 1 1 2 2 2 3 3 3 1 3
2 1 1 1 1 2 1 2 2 2 1 4 2 2
2 1 1 1 2 1 1 1 2 2 2 2 1 2
2 1 1 1 2 1 1 1 2 2 2 2 1 2
2 1 1 1 2 3 1 1 4 1 1 4 2 2
2 1 1 2 2 3 1 1 1 2 2 2 1 2
2 1 1 2 1 2 1 1 4 1 1 2 4 4
1 1 1 2 1 1 1 1 2 2 1 2 2 2
Jenis Kelamin
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Laki-laki 5 29,4 29,4 29,4
Perempuan 12 70,6 70,6 100,0
Total 17 100,0 100,0
Umur Responden
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid < 40 tahun 11 64,7 64,7 64,7
>= 40 tahun 6 35,3 35,3 100,0
Total 17 100,0 100,0
Berapa lama Anda bekerja menggunakan komputer dalam satu hari kerja
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid <= 4 jam 3 17,6 17,6 17,6
> 4 jam 14 82,4 82,4 100,0
Total 17 100,0 100,0
KatSkorP
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak mengalami kelelahan
8 47,1 47,1 47,1
mata
Mengalami kelelahan mata 9 52,9 52,9 100,0
Total 17 100,0 100,0
Lampiran 9. Dokumentasi
Gambar 3. Ruang BMN (Barang Milik Negara) dan EVLAP (Evaluasi dan
Laporan)