Kromosom Politen
Kromosom Politen
Kromosom Politen
PENDAHULUAN
Latar Belakang
atau buah-buah yang masak sebagai tempat berkembang biak seperti buah
mangga, jambu dan pisang. Mereka meletakkan telur pada buah yang masih muda
obyek studi genetika dasar yang terpenting. Kromosom (sebagai pembawa bahan
sebagai tanaman percobaan. Salah satu hewan model yang digunakan dalam
percobaan genetika antara lain Drosophila. Lalat buah Drosophila sp. banyak
jenis insekta (Diptera) yang sering digunakan dalam penelitian bidang genetika
2
Mendel, karena lalat buah ini memiliki daur hidup yang cepat selama kurang lebih
satu minggu dalam satu generasi. Populasinya besar karena lalat betina
kromosom dapat berupa delesi, inversi, translokasi, atau adisi. Variasi ukuran
tersebut memiliki ukuran yang besar dan memiliki banyak lengan (Rudi, 2006).
Tujuan Praktikum
fungsi, dan proses terbentuknya kromosom politen serta mengetahui cara isolasi
Kegunaan Penulisan
Adapun kegunaan dari penulisan laporan ini adalah sebagai salah satu
TINJAUAN PUSTAKA
mudah dipelihara, mudah diamati, dapat berkembang biak dengan cepat, serta
menghasilkan keturunaan dalam jumlah besar pada setiap masa reproduksi. Salah
satu organisme yang memenuhi syarat tersebut adalah lalat Drosophila. Spesies-
pola pewarisan sifat, sementara tipe liarnya begitu mudah diperoleh dengan cara
Ukuran kromosomnya yang cukup besar dan jumlahnya yang hanya empat pasang
menyebabkan lalat ini menarik untuk dijadikan model dalam studi genetika yang
dari suatu organisme. Organisme prokariot hanya memiliki satu kromosom berupa
lengan kromosom merupakan satu lengan panjang dan satu lengan pendek dari
satu sisi kromosom yang terduplikasi dan berisi molekul DNA. Apabila
lengan panjang dan dua lengan pendek. Pasangan lengan panjang kromosom dan
individu betina dan XY untuk individu jantan. Jenis kelamin merupakan salah satu
karakter fenotip yang nyata, meskipun perbedaan anatomis dan fisiologis antara
4
jantan dan betina sangat besar, tetapi dasar kromosom seksnya sedikit lebih
sederhana. Pada lalat buah (D. melanogaster), ada dua kromosom seks, yang
kelamin ditentukan oleh gen. Gen-gen tersebut terletak pada autosom, pada
pada saat sinapsis dalam proses meiosis. Tetapi pada larva serangga diptera,
kromosom pada kelenjar ludah saling tarik menarik pada saat replikasi dan tetap
pertama kali ditemukan oleh Balbiani yang melihat suatu susunan sel-sel yang
sangat besar pada kelenjar ludah dari larva drosophila. Kelenjar ludah (Salivary
glands) tersusun dari sel-sel yang sangat besar selama perkembangan larva,
ukuran kromosom pada umumnya. Struktur kromosom politen dibagi menjadi tiga
bagian, yaitu band, interband, puff, dan chromocenter. Band adalah bagian dari
kurang terkondensasi relatif dari band dan mengandung banyak euchromatin. Puff
adalah bagian dari struktur kromosom politen yang menggembung karena benang
dari sel-sel yang sangat besar selama perkembangan larva. Sel-sel itu tidak lagi
kromosom kelenjar ludah karena pada tahap S dari interfase, baik kromosom
seperti itu hanya terjadi pada tahap mitosis. Kromosom kelenjar ludah tidak
Kromosom kelenjar ludah mengandung 1000 kali lebih banyak DNA dibanding
kelenjar ludah dan pada beberapa jaringan larva Drosophila melanogaster dan
pada serangga ordo diptera lainnya. Struktur kromosom politen dibentuk dari
Bagian-bagian kromosom politen pada kromosom betina (X) yaitu kanan dan kiri
dan kromosenter, ditemukan juga band dan interband. Band adalah bagian gelap
6
pada kromosom dan interband adalah bagian terangnya. Band yang terurai
membentuk puff. Puff adalah gen aktif pada transkripsi RNA (Iqbal, 2007).
daripada kromosom metaphase, sebab kromosom ini dapat dilihat pada waktu
merupakan hasil duplikasi berulang dari kromosom tanpa disertai pembelahan sel.
daripada kromosom biasa karena kromosom sel kelenjar ludah terdiri dari pita-
pita yang berpilin yang tersusun atas daerah kromatis dan akromatis secara
berseling. Lebar pita-pita kromatis dan akromatis berbeda, hal ini terjadi akibat
memperlihatkan kejadian pita ke pita, artinya pita dari satu kromosom akan
terlihat sebaris dengan pita dari kromosom yang mengadakan sinapsis. Fenomena
Tujuan dari fiksasi adalah menjaga atau mengawetkan seluruh stuktur sel
sehingga sedapat mungkin berada dalam keadaan sama atau hamper sama dengan
keadaan aslinya pada waktu masih hidup. Penggunaan FAA tersebut karena
penetrasi alkohol dan asam asetat ke dalam jaringan dapat berlangsung dengan
cepat sehingga pematian dan fiksasi dapat berjalan dengan cepat, juga merupakan
larutan yang stabil dan pengawet yang baik. Larutan NaCl 0,9% merupakan
7
larutan isotonis yang diperoleh dari 0,9 gram kristal NaCl yang dilarutkan dalam
100 ml aquades dan dinyatakan dalam % b/v. Larutan NaCl 0,9% memiliki sifat
yang mirip dengan buffer dan berdasarkan hasil uji pendahuluan yang telah
warna pada berbagai wilayahnya. Wilayah yang menyerap warna sangat pekat
terbuka dari kromatin. Eukromatin berbentuk padat selama pembelahan sel, tetapi
Pada hari Selasa, 24 November 2020 pukul 13.00 WIB sampai dengan selesai,
Drosophilla melanogaster instar III sebagai objek yang akan diamati, larutan
aquadest untuk mencuci objek yang diamati, larutan FAA untuk mencegah
pewarna kromosom, tissue untuk membersihkan larutan yang tumpah dan buku
Adapun alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah pisau silet untuk
memotong objek, pinset untuk mengambil objek pada saat perendaman dalam
larutan, bunsen untuk mensterilkan preparat, pensil dengan karetnya sebagai alat
bantu pemencetan (squash), preparat dan object glass untuk meletakkan objek
yang akan diamati, petridish sebagai tempat objek yang diamati, alat tulis untuk
Prosedur Praktikum
- Diletakkan larva pada gelas arloji dan diberi larutan NaCL 0,9
9
- Dipisahkan bagian kepala dengan ekor dengan cara meletakkan jarum pentul
- Dicari salivary gland (kelenjar ludah) yang memiliki bentukan seperti ginjal
menempel
- Dibersihkan sisa larutan FAA dengan cara menghisapnya dengan kertas hisap,
- Dicari kromosom raksasa pada objek glass yang sudah dibuat dan digambar
10
Hasil
1.
Pembahasan
politen adalah kromosom raksasa yang memperlihatkan detail struktur yang lebih
jelas dari kromosom normal. Struktur kromosom politen terbentuk dari proses
kali sehingga kromsom politen tampak tebal. Hal ini sesuai dengan literatur
dibagi menjadi tiga bagian, yaitu band, interband, puff, dan chromocenter.
11
larva prepupa Drosophila melanogaster tetapi juga terjadi pada sel-sel pada
ovarium, sel folikel yang mengelilingi oosit, sel-sel lemak, sel usus dan histoblas
abdominal. Jadi selain pada kelenjar ludah, kromosom raksasa juga ditemukan
halnya kromosom biasa lainnya, kromosom raksasa ini juga berfungsi untuk
mengatur kegiatan metabolisme di dalam sel dan mengatur semua sistem kerja di
dalam sel tersebut. Hal ini sesuai dengan literatur Iqbal (2007) bahwa kromosom
raksasa disebut kromosom politen, ditemukan pada sel nukleus kelenjar ludah dan
pada beberapa jaringan larva Drosophila melanogaster dan pada serangga ordo
diptera lainnya.
adalah wilayah DNA yang tergulung sangat kompak berwarna hitam pekat. Hal
ini sesuai dengan literatur Jusif (2015) yang menyatakan bahwa, Wilayah yang
tidak aktif berekspresi, sedangkan gen-gen yang aktif berekspresi terdapat pada
wilayah eukromatin
berbentuk kurang padat selama pembelahan sel dan memiliki wilayah yang
menyerap warna yang lebih terang. Hal ini sesuai dengan literatur Dorian (2008)
yang menyatakan bahwa Eukromatin merupakan bentuk yang kurang padat, atau
pembelahan sel, tetapi mengendur menjadi bentuk yang terbuka selama interfase.
pendek yaitu sekitar 10-12 hari, dengan menghasilkan telur yang banyak tiap kali
Henuhili et al.,(2012) bahwa lalat buah Drosophila sp. banyak digunakan dalam
steril, mempunyai siklus hidup yang pendek, mempunyai jumlah kromosom yang
ketika interfase (pada tahap S). Pada saat itu, kromosom biasa tidak terlihat, tetapi
metafase. Hal ini disebabkan karena adanya kondensasi. Hal ini sesuai dengan
politen dibagi menjadi tiga bagian, yaitu band, interband, puff, dan chromocenter.
tidak mati karena larutan NaCl 0,9% bersifat isotonis dengan cairan sel. Hal ini
13
sesuai dengan literatur Navaro (2009) bahwa larutan NaCl 0,9% merupakan
larutan isotonis yang diperoleh dari 0,9 gram kristal NaCl yang dilarutkan dalam
100 ml aquades dan dinyatakan dalam % b/v. Larutan NaCl 0,9% memiliki sifat
yang mirip dengan buffer dan berdasarkan hasil uji pendahuluan yang telah
DNA secara terus-menerus tanpa diikuti pembelahan sel menjadi dua anak inti
sehingga dihasilkan pita kromosom berukuran besar. Hal ini sesuai dengan
ludah tersusun dari sel-sel yang sangat besar selama perkembangan larva. Sel-sel
itu tidak lagi membelah, namun semakin besar mengikuti perkembangan larva.
Instar III Drosophila melanogaster. Hal ini disebabkan karena pada fase ini larva
kelenjar ludah lebih mudah teramati. Hal ini sesuai dengan literatur Utami (2015)
Drosophila melanogaster, merupakan salah satu jenis lalat buah dari famili
buah yang masak sebagai tempat berkembang biak seperti buah mangga, jambu
dan pisang. Mereka meletakkan telur pada buah yang masih muda dan larvanya
sangat merugikan.
FAA (Formalin, Asam asetat glasial, dan alkohol 70%). Hal ini bertujuan
aslinya pada waktu masih hidup. Hal ini sesuai dengan literatur Navaro (2009)
bahwa tujuan dari fiksasi adalah menjaga atau mengawetkan seluruh stuktur sel
sehingga sedapat mungkin berada dalam keadaan sama atau hampir sama dengan
keadaan aslinya pada waktu masih hidup. Penggunaan FAA tersebut karena
penetrasi alkohol dan asam asetat ke dalam jaringan dapat berlangsung dengan
cepat sehingga pematian dan fiksasi dapat berjalan dengan cepat, juga merupakan
KESIMPULAN
hitam pekat.
4. Eukromatin merupakan bentuk yang kurang padat, atau yang bentuk terbuka
9. Kromosom politen juga terdapat pada sel-sel pada ovarium, sel folikel yang
10. Larva instar III yang digunakan karena pada fase ini larva memiliki ukuran
DAFTAR PUSTAKA
Henuhili, K., Suratsih dan Paramita. 2012. Petunjuk Praktikum Genetika. FMIPA
UNY. Yogyakarta.
Jusuf, M. 2015. Regulasi Ekspresi Gen. FMIPA, Institut Pertanian Bogor, Bogor
Masud dan Prelly. 2013. Studi Peristiwa Epistasis Resesif Pada Persilangan
Drosophila melanogaster Strain Sepia (Se) >< Rough (Ro) Dan Strain
Vestigial (Vg) >< Dumphi (Dp). Jurnal Bioedukasi Vol. 1 No. 2.