Modul 2 Sistem Pendukung Keputusan
Modul 2 Sistem Pendukung Keputusan
Modul 2 Sistem Pendukung Keputusan
Sistem
Pendukung
Keputusan
Proses Pembuatan Keputusan
02
Ilmu Komputer Sistem Informasi W181720003 Dwi Ade Handayani Capah, S.Kom, M.Kom
Abstract Kompetensi
Memahami proses / tahapan Mahasiswa menjelaskan proses tentang
pembuatan keputusan serta teknologi sistem berbasis komputer yang
yang mendukung manajemen mendukung manjemen organisasi dalam
organisasi dalam pengambilan pengambilan keputusan
keputusan
Pendahuluan
Herbent Simon (1978) mengemukakan bahwa keputusan itu adalah suatu
manifestasi kewenangan pimpinan yang sangat diharapkan oleh bawahan, sebab
tanpa pembuatan keputusan, seluruh kegiatan bawahan menjadi tidak pasti. Ketidak pastian
ini menyebabkan lemahnya pimpinan yang dapat mengakibatkan labilnya organisasi.
Kelabilan ini merupakan titik awal kehancuran organisasi.
Pembuatan keputusan merupakan salah satu unsur yang sangat esensial dalam
organisasi dan manajemen. Pembuatan keputusan bukan hanya fungsi pimpinan, tapi juga
suatu proses partisipasi seluruh anggota untuk meningkatkan fungsi-fungsi manajemen.
Bagi pimpinan pembuatan keputusan itu merupakan salah satu fungsi untuk yang tidak
dapat dihindari untuk tidak melakukannya, sebab tanpa pembuatan keputusan fungsi
kepemimpinan tidak dapat dilaksanakan dan pungsi manajemen tidak dapat berjalan untuk
mewujudkan tujuan organisasi.
Keputusan yang diambil berdasarkan intuisi atau perasaan lebih bersifat subjektif yaitu
mudah terkena sugesti, pengaruh luar, dan faktor kejiwaan lain. Sifat subjektif dari
keputusuan intuitif ini terdapat beberapa keuntungan, yaitu :
Keputusan yang bersifat rasional berkaitan dengan daya guna. Masalah – masalah
yang dihadapi merupakan masalah yang memerlukan pemecahan rasional.Keputusan
yang dibuat berdasarkan pertimbangan rasional lebih bersifat objektif.Dalam
masyarakat, keputusan yang rasional dapat diukur apabila kepuasan optimal
masyarakat dapat terlaksana dalam batas-batas nilai masyarakat yang di akui saat itu.
Banyak sekali keputusan yang diambil karena wewenang (authority) yang dimiliki.Setiap
orang yang menjadi pimpinan organisasi mempunyai tugas dan wewenang untuk
mengambil keputusan dalam rangka menjalankan kegiatan demi tercapainya tujuan
organisasi yang efektif dan efisien.
Keputusan yang berdasarkan pada wewenang semata maka akan menimbulkan sifat
rutin dan mengasosiasikan dengan praktik dictatorial. Keputusan berdasarkan
wewenang kadangkala oleh pembuat keputusan sering melewati permasahan yang
seharusnya dipecahkan justru menjadi kabur atau kurang jelas.
Karena berbagai faktor yang inherent pada anggota dan pada kondisi
organisasi,seperti masalah kematangan, kemanusiaan dan pertimbangan efisiensi dan
efektivitas pelaksanaan tugas, maka kepentingan anggota atau needs dijabarkan dalam
bentuk partisipasi dalam berbagai jenis serta tingkat hingga pembuatan keputusan itu efektif
baik dalam arti perumusan keputusan maupun implementasi keputusan tersebut. Melalui
teori kepemimpinan, proses pembuatan keputusan dapat dijabarkan dalam prilaku
kepemimpinan dan peran anggota dalam proses interaksi prilaku anggota dan prilaku
pemimpin dalam proses manajemen.
Pembuatan keputusan mengenal berbagai prinsip dasar sehingga baik dalam tahapan
perumusan maupun implementasinya pembuatan keputusan tersebut memenuhi syarat
sebagai alat manajemen yang dapat memberikan panduan bagi anggota dalam bertindak
dan berprilaku. Adapun Prinsip-Prinsip tersebut adalah sebagai berikut:
2. Setiap keputusan hendaknya merupakan alternatif terbaik dengan resiko yang amat
minimal.
9. Keputusan tidak selalu harus dimulai dari data, tapi dari judgement.
Proses pembuatan keputusan terdiri dari dua tahapan yaitu: tahapan perumusan
keputusan dan tahapan implementasi keputusan. Setiap tahapan terdiri dari berbagai
langkah atau kegiatan yang secara sistematik dan runtun perlu diikuti oleh setiap pembuat
keputusan. Keseluruhan rincian tahapan dan kegiatan pembuatan keputusan tersebut
tercantum di bawah ini :
1. Identifikasi Masalah
2. Perumusan Tujuan
Tujuan apakah yang harus dicapai melalui pemecahan suatu masalah? Asumsi dasar
untuk setiap keputusan adalah bahwa suatu keputusan dibuat oleh seorang pemimpin
untuk mencapai tujuan tertentu. Ini berarti tidak hanya masalah yang dipecahkan saja
yang perlu jelas, tapi juga tujuan yang akan dicapainya harus labih jelas lagi. Kejelasan
tujuan ini diperlukan sebagai pedoman untuk menentukan pilihan-pilihan keputusan yang
paling tepat untuk suatu masalah. Keberhasilan suatu keputusan ditentukan oleh
“apakah tujuan yang sudah ditetapkan itu akhirnya dapat dicapai atau tidak”. Tujuan
untuk masalah-masalah yang generik harus dirumuskan secara umum dan mendasar,
yang kemudian diterjemahkan kedalam tujuan-tijuan yang lebih operasional yang disebut
Alternatif solusi atau pemecahan untuk suatu masalah sangat penting karena setiap
masalah tidak mungkin dipecahkan hanya oleh suatu cara pemecahan saja. Alternatif-
alternatif ini diperlukan untuk sampai kepada pilihan keputusan yang tepat dengan resiko
yang sangat minimal. Identifikasi alternatif solusi ini ditentukan oleh: latar belakang
pendidikan, pengalaman hidup, tingkat kecerdasan, kemampuan antisipatif, kemampuan
berfikir kedepan, imaginasi, cita-cita, kreativitas, dan kemampuan untuk melihat secara
jeli setiap resiko dan dampak serta peluang yang mungkin diciptakan oleh suatu
alternatif keputusan tertentu.
Kriteria suatu alternatif pemecahan sangat sulit dikembangkan secara pasti, karena
sangat bergantung kepada kondisi dan visi pembuat dan pelaksana keputusan untuk
mencapai tujuan yang telah ditentukan. Namun demikian kriteria umum dapat diungkap
seperti dibawah ini:
Alternatif solusi itu harus tepat untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan
Altertnatif solusi itu harus jelas dampak, resiko dan peluang yang mungkin diciptakan
Alternatif solusi itu harus feasible untuk dilaksanakan
Alternatif solusi itu harus tidak bertentangan dengan nilai, etika, moral yang dipegang
oleh anggota organisasi dan oleh organisasi.
Alternatif solusi itu harus membawa perubahan bagi organisasi menuju yang lebih
baik dari keadaan sekarang.
Secara operasional akhirnya kriteria ini sangat ditentukan oleh pembuat keputusan.
Alternatif solusi yang dipilih mungkin mempunyai resiko tinggi dan sulit dilaksanakan,
tapi dapat membawa perubahan yang diinginkan. Dalam manajemen acapkali ditemukan
suatu alternatif solusi yang sangat mahal yang harus diambil untuk suatu hasil yang
mempunyai nilai sangat tinggi.
Penentuan pilihan solusi atau keputusan ini dalam tahapan pembuatan keputusan
merupakan tahapan yang sangat kritis dan sangat menentukan. Pembuat keputusan
1. Intelligence
Tahap ini merupakan proses penelusuran dan pendeteksian dari lingkup problematika
serta proses pengenalan masalah. Data masukan diperoleh, diproses, dan diuji dalam
rangka mengidentifikasikan masalah.
2. Design
3. Choice
Pada tahap ini dilakukan proses pemilihan diantara berbagai alternatif tindakan yang
mungkin dijalankan. Hasil pemilihan tersebut kemudian diimplementasikan dalam proses
pengambilan keputusan.
Ketiga langkah proses pengambilan keputusan yang telah disampaikan oleh Simon (1960)
dapat digambarkan sebagai berikut:
DESIGN
(Perancangan Penyelesaian Masalah)
IMPLEMENTATION
(Pelaksanaan Tindakan)
Menurut Richard I. Levin, proses pengambilan keputusan terdiri atas 6 tahap, yaitu sebagai
berikut :
1. Observasi
Tahap ini berupa (aktivitas proses) kunjungan lapangan, konprensi, observasi, dan riset
yang dapat menjadi informasi dan data penunjang.
2. Analisis dan Pengenalan Masalah
Tahap ini dapat berupa (aktivitas proses) penentuan penggunaan, penentuan tujuan,
dan penentuan batasan-batasan yang dapat menjadi pedoman atau petunjuk yang jelas
untuk mencari pemecahan yang dibutuhkan.
3. Pengembangan Model
Tahap ini dapat berupa (aktivitas proses) peralatan pengambilan keputusan antar
hubungan model matematik, riset yang dapat menjadi (output proses) model yang
berfungsi di bawah batasan lingkungan yang telah ditetapkan.
4. Memilih Data Masukan yang Sesuai
Tahap ini dapat berupa data internal dan eksternal, kenyataan, pendapat, serta data
bank komputer yang dapat menjadi (output process) input yang memadai untuk
mengerjakan dan menguji model yang digunakan.
5. Perumusan dan Pengujian
Tahap ini berupa pengujian, batasan, dan pembuktian yang dapat menjadi pemecahan
yang membantu pencapaian tujuan.
6. Penerapan Pemecahan
Daftar Pustaka
1. Marakas, M.George , (2003), Decision Support system in 21st Century, Second
Edition, Prentice Hall
2. Turban, Efraim & Aronson, Jay E. (2007), Decision Support Systems and Intelligent
System, 8th edition, Prentice Hall, Upper Saddle River,
3. Dadan Umar Dailani, (2012), Komputerisasi Pengambilan Keputusan, Elex Media
Komputindo
4. Ravindranath, B., (2003), Decision Support System and Data Warehouses, New Age
Publisher
5. Kumpulan Modul Dosen
6. https://books.google.co.id/books?
hl=en&lr=&id=PoJyCAAAQBAJ&oi=fnd&pg=PR6&dq=Sistem+pendukung+keputusan
&ots=YVMi0pzYjX&sig=35nqhjhkqketCe0R6aB50fE3mWg&redir_esc=y#v=onepage
&q=Sistem%20pendukung%20keputusan&f=false
7. Taylor, Bernard W, “Introduction to Management Science 7th edition”, Prentice Hall,
2001.
8. https://www.unisbank.ac.id/ojs/index.php/fti1/article/view/364
9. Mallach, Efraim G., “Decision Support and Data Warehouse Systems”, McGraw-Hill
International Editions, 2000.
10. http://journal.widyatama.ac.id/index.php/jitter/article/view/53