Pengambilan Keputusan Manajeri L
Pengambilan Keputusan Manajeri L
Pengambilan Keputusan Manajeri L
keputusan manajerial.
Makalah
Oleh kelompok 2 :
Evi
Erika
Fakultas ekonomi
September 2017
Kata pengantar
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat allah swt yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-nya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Guna memenuhi salah satu tugas pada mata kuliah
pengantar manajemen yang bertujuan untuk memberikan pengetahuan tentang Pengambilan keputusan
manajeri l: jenis dan teknik pengambilan keputusan, model-model pengambilan keputusan manajerial.
Makalah ini disusun untukuntuk dijadikan pembelajaran ilmu manajemen. Dalam materi-materi yang
disajikan diharapkan dapat membantu para pembaca untuk bisa lebih mudah memahami dan mengerti
mengenai Pengambilan keputusan manajeri l: jenis dan teknik pengambilan keputusan, model-model
pengambilan keputusan manajerial.
Kami menyadari bahwa isi makalah ini masih banyak kekurangan, untuk itu kami mengharapkan kritik
dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak. Semoga makalah ini bermanfaat.
Penyusun
Bab 2
Pembahasan
Keputusan (decision) merupakan pilihan yang dibuat dari beberapa alternative yang tersedia.
Pengambilan keputusan (decision making) adalah proses identifikasi masalah dan kesempatan kemudian
memecahkannya. Pengambilan keputusan yang baik merupakan bagian vital dari maanjemen yang baik,
karena keputusan-keputusan yang menentukan bagaimana suatu cara organisasi menyelesaikan masalah,
mengalokasikan sumber daya dan meraih sasaran. Dengan demikian setiap manajer harus menajamkan
ketrampilan dalam membuat keputusan. Pertumbuhan, kemakmuran atau atau kegagalan suatu
perusahaan merupakan hasil dari keputusan yang dibuat oleh para manajer. Membuat keputusan bukanlah
hal yang mudah. Keputusan harus dilakukan ditengah berbagai factor yang terus berubah, ketidakjelasan
informasi dan dan aneka pandangan yang bertentangan.
Macam-macam keputusan :
1. Keputusan terprogram (programmed decision)
Keputusan yang dibuat untuk menangani situasi / masalah yang cukup sering terjadi,
sehinnga pembuat keputusan dapat membuat aturan-aturan pembuatan keputusan untuk
diterapkan di masa depan. Misalnya keputusan untuk memesan persediaan ketika persediaan
berada pada level tertentu.
2. Keputusan tidak terprogram (nonprogrammed decision)
Keputusan yang dibuat dalam menanggapi situasi yang unik, tidak familier dan tidak
terstruktur serta menimbulkan konsekuensi-konsekuensi penting bagi organisasi.banyak
keputusan tidak terprogram melibatkan perencanaan strategis, karena ketidakpastiannya begitu
besar dan keputusan merupakan hal yang sangat kompleks.
Terjadi jika ionformasi yang dibutuhkan untuk pengambilan keputusan tersedia dengan lengkap.
Para manager memiliki informasi mengenai kondisi biaya operasi, biaya, batasan-batasan sumber daya,
dari masing-masing tindakan serta kemungkinan perolehan hasil yang akan diperoleh
2. Resiko (risk)
Terjadi apabila sebuah keputusan memiliki sasaran yang jelas dan didasarkan pada informasi
yang baik, namun konsekuensi masa depan dari masing-masing alternative keputusan tidak pasti. Analisis
statistic dapat digunakan untuk mengalkulasi kemungkinan keberhasilan atau kegagalan. Ukuran resiko
dapat mengidentifikasikan kemungkinan kegagalan suatu alternative dimasa depan.
3. Ketidakpastian (uncertainly)
Berarti manajer mengetahui sasaran mana yang ingin diraih tetapi informasi mengenai alternative
dan kejadian masa depan tidak lengkap. Manajer tidak memiliki informasi yang cukup jelas mengenai
berbagai alternative atau untuk mengestimasi resikonya. Factor-faktor yang dapat mempengaruhi
keputusan seperti harga, biaya produksi, volume atau tingkat suku bunga. Masa depan sulit di analisis dan
diprediksi.
Ambiguitas (ambiquity)
Ambiguitas selama ini dianggap sebagai situasi keputusan tersulit yang harus dilakukan.
Ambiguitas memiliki arti bahwa sasaran-sasaran yang harus diraih/masalah yang harus dilakukan tidak
jelas.
Secara umum, pengertian pengambilan keputusan telah dikemukakan oleh banyak ahli,
diantaranya adalah :
3. Horold dan Cyril ODonnell : Mereka mengatakan bahwa pengambilan keputusan adalah pemilihan
diantara alternatif mengenai suatu cara bertindak yaitu inti dari perencanaan, suatu rencana tidak dapat
dikatakan tidak ada jika tidak ada keputusan, suatu sumber yang dapat dipercaya, petunjuk atau reputasi
yang telah dibuat.
4. P. Siagian : Pengambilan keputusan adalah suatu pendekatan sistematis terhadap suatu masalah,
pengumpulan fakta dan data, penelitian yang matang atas alternatif dan tindakan.
2. Aktifitas desain ; Kegiatan yang mengemukakan konsep berdasar aktifitas intelegensia untuk
mencapai tujuan.
- mengembangkan metode
3. Aktifitas pemilihan ; Memilih satu dari sekian banyak alternatif dalam pengambilan keputusan
yang ada. Pemilihan ini berdasar atas kriteria yang telah ditetapkan.
Dari tiga aktifutas tersebut diatas, dapat disimpulkan tahap pengambilan keputusan
adalah :
b. Menyusun alternatif
c. Menganalisis alternatif
1. Operational Research atau Riset Operasi ; Penggunaan metode saintifik dalam analisa dan
pemecahan persoalan.
4. Probability ; Teori kemungkinan yang diterapkan pada kalkulasi rasional atas hal-hal tidak
normal.
4. Mengevaluasi alternatif
a. Menetapkan masalah
b. Manganalisa masalah
c. Mengembangkan alternatif
Ada masalah yang mudah diselaisaikan ada pula masalah yang sulit, tergantung besarnya
masalah dan luasnya dengan beberapa faktor. Model yang bermanfaat dan terkenal sebagai
kerangka dasar proses pengambilan keputusan yang dikemukakan oleh Herbert A.Simon terdiri
atas tiga tahap, yaitu :
1. Pemahaman
Menyelidiki lingkungan kondisi yang memerlukan keputusan. Data mentah yang
diperoleh diolah dan diperiksa untuk dijadikan petunjuk yang dapat memenyukan
masalahnya.
2. Perancangan
Menemikan, mengembangkan dan menganalisis arah tindakan yang mungkin
dapat digunakan. Hal ini mengandung proses untuk memahami masalah untuk
menghasilkan cara pemecahan dan menguji apakah cara pemecahan tersebut dapat
dilaksanakan.
3. Pemilihan
Memilih arah tindakan tertentu dari semua arah tindakan yang ada. Pilihan
ditentukan dan dilaksanakan.
Model Simon ada hubungannya dengan sisten informasi manajemen. Hubungan ini diikhtisarkan
untuk ketiga tahap model Simon yaitu :
1. Pemahaman
Proses penyelidikan mengandung pemeriksaan data baik dengan cara yang telah
ditentukan maupun dengan cara khusus. SIM harus memberikan kedua cara tersebut. Sistem
informasi harus meneliti semua data dan menganjukan permintaan untuk diuji mengenai situasi
yang jelas menurut perhatian. Baik SIM maupun organisasi harus menyediakan saluran
komunikasi untuk masalah yang diketahui dengan jelas agar disampaikan kepada organisasi
tingkat atas sehingga masalah tersebut dapat ditangani.
2. Perancangan
SIM harus mengandung model keputusan untuk mengolah data dan memprakasai
pemecahan alternatif. Model harus membantu menganalisis alternatif.
3. Pemilihan
SIM menjadi paling efektif apabila hasil perancangan disajikan dalam suatu bentuk
keputusan. Apabila telah dilakukan pemilihan, peranan SIM berubah menjadi pengumpulan data
untuk umpan balik dan penilaian kemudian.
Sistem pengambilan keputusan dibagi menjadi dua berdasarkan sifatnya, terbuka atau tertutup.
Sistem penganbilan keputusan tertutup menganggap bahwa keputusan dipisahkan dari masukan yang
tidak ketahui dari lingkungannya. Dalam sistem ini, pengambilan keputusan tertutup dianggap :
2. Mempunyai suatu metode (aturan, hubungan dan sebagainya) yang memungkinkan ia membuat urutan
alternatif yang lebih disukai.
3. Memilih alternatif yang memaksimalkan sesuatu seperti keuntungan, volume penjualan atau kegunaan.
Model terbuka adalah dinamis atas urutan pilihan karena tingkat keinginan berubah menanggapi
perbedaan antara hasil dan tingkat keinginan.
Pembuatan keputusan ini bertujuan mengatasi atau memecahkan masalah yang bersangkuatan
sehingga usaha pencapaiian tujuan yang dimaksud dapat dilaksanakan secara baik dan efektif. Masalah
atau problem yang dimaksud dapat dibagi tiga golongan besar, yaitu masalah korektif, masalah progresif,
dan masalanh kreatif.
Masalah korektif adalah masalah yang timbul karena adanya penyimpangan dari apa yang
direncanakan. Masalah progresif adalah suatu masalah yang terjadi akibat adanya keinginan untuk
memperbaiki atau meningkatkan suatu prestasi ayau hasil masa lalu. Misalnya, suatu perusahaan ingin
memperbesar atau memperluas market sharenya atau suatu pabrik mobil ingin memproduksi suatu
kendaraan yang lebih irit bahan bakarnya. Masalah kreatif adalah suatu masalah yang muncul karena
adanya keinginan untuk menciptakan sesuatu yang sama sekali baru. Hal ini dapat dicontohkan sebuah
pabrik mobil ingin menciptakan kendaraan dengan energi matahari.
Herbert A Simon mengemukakan teknik tradisional dan modern dalam pembuatan keputusan yang
diprogram dan tidak diprogram. Lihat tabel 1.1
Tradisional Modern
Diprogram:
2. Kegiatan rutin:
Prosedur
pengoperasiaan
standar.
3. Stuktur organisasi
Analisis matematik
Model-model
2. Pengolahan data
elektronik.
Tidak diprogram:
Keputusan sekali dipakai, disusun tidak sehat dan kebijaksanaan.Ditangani dengan proses pemecahan
masalah umum 1. Kebijakan dan
Kreatifitas.
2. Coba-coba
keputusan.
2. penyusunan Heurictic
Tahap 1 : Pemahaman dan Perumusan Masalah. Para manager sering menghadapi kenyataan bahwa
masalah yang sebenarnya sulit dikemukaan atau bahkan sering hanya mengidentifikasikan masalah,
bukan penyebab dasar. Para manager dapat mengidentifi8kasi masaklah dengan beberapa cara. Pertama,
manager secra sistematis menguji hubungan sebab-akibat. Kedua manager mencari penyimpangan atau
perubahan dari yang noirmal.
Tahap 2 : Pengumpulan dan Analisis Data yang Relevan. Setelah manajer menemukan dan merumuskan
masalah, manajer harus memutuskan langkah-langkah selanjutnya. Manajer pertama kali harus
menentukan data-data apa yang dibutuhkan untuk membuat keputusan yang tepat dan kemudiaan
mendapatkan informasi tersebut.
Tahap 5 : Pemilihan Alternatif Terbaik. Pembuatan keputusan merupakan hasil evaluasi berbagai
alternatif. Alternatif terpilih akan didasarkan pada jumlah informasi bagi manager dan ketidaksempurnaan
kebijakan manajer.
Tahap 6: Implementasi Keputusan . Setelah alternatif terbaik dipilih, para manager harus membuat
rencana untuk mengatasi berbagai permasalahan dam masalah yang mungkin dijumpai dalam penerapan
keputusan. Dalam hal ini, manager perlu memperhatikan berbagai resiko dan ketidakpastian sebagai
konsekuensi dibuatnya suatu keputusan. Disamping itu, pada tahapimplementasi keputusan manager juga
perlu menetapkan prosedur laporan kemajuaan periodik dan memnpersiapkan tindakan korektif bila
masalah baru muncul dalam pembuatan kjeputusan, serta merancang peringatan dini untuk menghadapi
berbagai kemungkinan.
Tahap 7: Evaluasi Hasil-Hasil. Keputusan. Implementasi keputusan harus selalu dimonitor. Manajer harus
meangevaluasi apakah implementasi dilakukan dengan lancar dan keputusan memberikan hasil yang
diinginkan.
Kriteria untuk memilih alternatif dalam model normative adalah pemaksimalan (laba, kegunaan, nilai
yang diharapkan dan sebagainya(. Tujuan ini apabila dinyatakan dalam bentuk kwantitatif disebut fungsi
objektif untuk suau keputusan. Dalam model ekonomi klasik, manusia rasional dianggap memaksimakan
kegunaan. Kegunaan ini dirumuskan sebagai sifat hasil yang memberikan kesenangan atau
menghindarkan kesusahan. Bagi suatu perusahaan, kegunaan biasanya dipandang sebagai laba, tetapi hal
ini dapat juga berupa penjualan, bagi pasar, dan lai sebagainya.
Suatu pandangan alternative mengenai criteria untuk pengambilann keputusaan adalah pemuasan.
Pandangan ini berasal dari model perilaku deskriptif yang menyatakan penyelidikan untuk
mendapatkannya. Mereka tidak senuhnya rasional atau cermat dalam penyelidikan aytau penelitiaannya.
Mereka menyederhanakan factor-faktor ayang harus dipertimbangkan.
Pada hakekatnya pembuatan keputusan dipandang sebagai suatu proses dalam usaha mencari jalan keluar
dari suatu masalah atau problem. Istilah proses menyiratkan adanya suatu rangkaian atau tahap-ytahap
yang teratur menuju suatu tujuan yang telah ditetapkan , yaitu penyelesaian suatu persoalan. Tolak ukur
kuantitatif mengenai manfaat dan biaya bertujuan mempermudah perbandingan antara keefektifan
beraneka alternatif cara penggarapan dalam situasi keputusan. Disini jelas nilai-nilai dan tingkat
ukurannya dalam bentuk angka-angka atau kuantitatif. Skala pengukuran ini disusun menurut urutan
bertambah banyaknya batasan yang diadakannya. Skala pengukuran yang dimaksud dapat dirinci dan
dijelaskan dibawah ini.
1.2.Skala Nominal
Skala Nominal aadalah pengukuran dengan taraf yang peling rendah. Disini suatu objek digolong-
glongkan dengan simbol-simbol atau angka-angka yang bersifat kualitatif dan kuantitatif. Simbol-simbol
atau angka-angka ini dipakai untuk member identitas suatu kelompok tertentu. Misalkan plat nomor
kendaraan bermotor juga merupakan skala nominal karena nomor dan huruf pada kendaraan tersebut
menerangkan tempat kendaraan yang bersangkutan terdaftar. Pengambilan keputusan dengan skala
nominal agak sulit dilakukan karena skala ini tidak memperlihatkan suatu jenjang nilai dari sejumlah
alterntif keputusan. Skala ini hanya memperlihatkan perbedaan antargolongan.
Skala nominal digunakan untuk memilih hasil alternative yang hubungannya paling dekat atau paling
berarti bagi sasaran yang dituju atau memilih alternative dengan biaya terendah bila terdaat alternative
hasil yang relative sama atau tidak berbeda nilainya dalam hubungannya dengan sasaran yang dituju.
1.2.2.Skala Ordinal
Skala ordinal adalah suatu skala pengukuran yang sifatnya kualitatif yang menunjukan adanya suatu
jenjang urutan prefensi yang dikaitkan pada suatu tujuan atau kondisi yang ditentukan atau dapat
dikatakan bahwa skala ordinal adalah objek-objek dalam suatu kategori yang mingkin tidak berbeda
deangan objek lainnya. Akan tetapi. Masing-masing objek tersebut tergabung dalam suatu hubungan yang
bertsifat yang satu lebih dari yang lainseperti lebih suka, lebih tinggi, lebih besar dan lain sebagainya.
Untuk mempermudah pengambilan keputusan dalam kasus ini biasanya setiap kemungkinan hasil dari
al;ternatif diberi score nilai sehubungan dengan jenjang nilai atau keartiaannya terhadap sasaran atau
tujuan yang ingin dicapai.
1.2.3Skala Interval
Skala interval adalah suatu skala yang mempunyai cirri-ciri skala ordinal, yang selisih dari tiap-tiap angka
atau jenjang prefensi dalam skala tersebut diketahui besarnya dan kemudian pengukurannya. Pengukuran
dengan skala interval untuk pembuatan keputusan dilakukan dengan membuat suatu hubungan yang
linear diantara komponen-komponen atau variabel-variabel yang diukur. Dalam suatu perusahaan
industri, hal ini biasanya menyangkut kombinasi pemakaian bahan baku untuk membuat suatu barang
atau produk.
1.2.4Skala Ratio
Skala ratio adalah suatu skala interval yang mempunyai titik nol yang nyata. Dalam slkala ini
perbandingan setiap titik pada init pengukuran adalah bebas. Pada skala ini, perbandingan dari setiap titik
pada unit pengukuran biasanya banyak ditemui dalam ilmu alam fisika, yaitu benda-benda atau simbol-
simbol tertentu seperti =, >,
Pengukuran dengan skala ratio untuk pembuatan keputusan paling mudah dilakan karena langsung
diketahu perbedaan dan perbandingan jenjang nilai dari setiap hasil alternatif.
1.2.5Skala Absolut
Skala absolut merupakan ukuran kuantitatif yang jelas dan nyata dan dapat dibandingkan secara langsung.
Situasi atau kondisi keputusan yang terstuktur secara sempurna biasanya banyak ditemukan dalam jenis
keputusan yang bersifat korekif, dengan skala pengukuran ratio aatau absolute karena dalam hai ini setiap
alternative yang akan dipilih jelas ukuran manfaat dan biayanya dalam angka-angka yang mudah
dibandingkan. Selanjutnya, situasi atau kondisi keputusan yang tidak terstruktur banyak dijumpai dalam
masalah-masalah yang bersifat kreatif dengan skala pengukuran nominal, ordinal, dan interval.
Operasi berbagai organisai telah semakin kompleks dan mahal. Karena itu, menjadi semakin sulit dan
penting bagi para manajer untuk membuat rencana dan keputusan yang efektif. Berbagai teknik dan
peralatan kuantitatif dalam pembuatan keputusan telah dikembangkan lebih dari 40 tahun dan dikenal
sebagai teknikmanagement science dan operations research. Pada umumnya, kedua istilah tersebut
digunakan berrgantian dengan pengertian yang sama yaitu riset operasi(operations research)
Ada tujuh ciri utama riset operasi dalam proses pengambilan keputusan yang dapat dirinci sebagai berikut
:
Efektifitas ekonomis
Pendekatan tim
Organisasi system
Sebagai alternative di dalam proses pengambilan keputusan mempunyai lima tahap, yaitu :
Diagnosa masalah
Perumusan masalah
Pembuatan model
Analisis model
Implementasi penemuan
Sebagian besar proyek riset operasi sangat berstandar pada model matematika. Ada sejumlah cara
pengelompokan model yang digunakan dalanm riset operasi, yaitu model normative dan deskriptif. Model
normatif menggambarkan apa yang seharusnya dilakukan. Model deskriptif menggambarkan segala
sesuatu bagaimana adanya. Beberapa model dan teknik operasianal sebagai berikut :
Progmasi linear adalah suatu peralatan riset yang digunakan untuk memecahkan masalah optimasiatau
masalah satu jawaban paling baikdari serangkaian alternative. Model progmasi linear termasuk model
normative karena memcari penyelesaian optimum.
Teori antrian. Karena hamper semua ekonomi dan bisnis beroperasi dengan sejumlah sumber daya yany
relative terbatas, maka sering dijumpai orang-orang, produk, komponen produk, atau kertas kerja sedang
menunggu dilayani. Teori antrian atau sering disebut model garis tunggu dikembangkan untuk membantu
para manajer memutuskan berapa panjang suatu garis tungguyang paling dapat diterima.
Analisis network adalah peralatan yang dikembangkan untuk membantu manajeman dalam perencanaan,
pengawasan, dan proyek yang relative kompleks dan tudak rutin. Model ini yang terkenal adalah
PERT( Program Evaluation and Review Technique ) dan CPM ( Critical Path Method ). PERT banyak
digunakan untuk merencanakan dan mengawasi program penelitian dan pengembangan, sedangkan CPM
digunakan dalam proyek konstruksi.
Teori permainan adalah suatu pendekatan matematik untuk pembuatan model persaingan atau
pertentangan antara pihak yang berkempentingan. Teori ini dikembangkan untuk menganalisis proses
pembuatan keputusan pada berbagai macam situasi persaingan yang melibatkan konfliks.
Model rantai Markov adalah suatu teknik matematik yang berguna untuk pemmbuatan model berbagai
macam system dan proes yang bisnis. Model ini digunakan untuk memperkirakan perubahan di waktu
yang akan dating dalam berbagai variabel dinamik berdasarkan perubahan di waktu yang lalu dalam
variabel tersebut.
Progamasi dinamik adalah sekumpulan teknik progmasi yang digunakan untuk pembuatan keputusan
yang bertingkat-tingkat. Tujuan model ini adalah mengoptimumkan(memaksimalkan atau meminimalkan)
seluruh keputusan berurutan yang saling berhubungan sepanjang periode waktu tertentu.
Simulasi adalah kegiatan percobaan-percobaan dengan suatu model (bukan kehidupan nyata) dalam
berbagai cara teratur dan direncanakan. Model ini menciba meniru suatu bagian operasio organisasi guna
mengamati perkembangannya dari waktu ke waktu untuk melekukan percobaan dengan bagian tersebut
melalui pengubahan variabel-variabel tertentu. Kerena adanya computer, model-model simulasi pada
umumnya adalah model matematik yang paling komprehensif.
Masalah persediaan , masalah ini merupakan salah satu masalah yang paling baik dipecahkahkan dengan
teknik-teknik riset operasional karena menyangkut penyeimbangan tujuan-tujuan yang saling
bertentangan Pertentangan tersebut terjadi antara biaya pemesanan dan biaya penyimpangan produk.
Biaya pemesanan setiap satuan produk cenderung turun bila kuantitas pemesanan naik. Penyelesaian
optimal dapat diperoleh melaluimpenggunaan teknik-teknik riset operasional yang menyeinbangkan
kedua biaya tersebut.
Masalah alokasi. Pemecahan masalah alokasi dapat dicontohkan dengan mencari kombinasi optimal
antara karyawan dan mesin yang akan meminimumkan biaya.
Masalah antrian. Masalah antrian menyamgkut perancangan bernagai fasilitas untuk memenuhi
permintaan akan pelayanan.Masalah antrianbiasanya dipusatkan dengan teori antrian, tetapi masalah
kompleks memerlukan teknik-teknik simulasi
Masalah pengurutan . Masalah ini timbul apabila manajer harus memutuskan dalam urutan bagaimana
bagian-bagian suatu pekerjaan akan dilaksanakan. Penyelesaian masalah ini biasanya dicari melalui
simulasi yang memungkinkan pengujian efisiensi berbagai urutan yang berbeda.
Masalah routing. Masalah routing timbul bila manajer harus memutuskan kapan bagian suatu pekerjaan
dilaksanakan. Masalah ini dapat ditangani dngan progmasi linear, model antrian, atau kombinasi
keduanya.
Masalah penggantian. Banyak peralatan mahal organisasi akan using atau tidak terpakai, misalya mesin
dan truk sehingga bila dipertahankan untuk periode waktu yang terlalu lama menjadi tidak efisien dan
meningkatkan biaya operasi, misalnya biaya pemeliharaan.Masalah ini biasanya menggunakan
programasi linear.
Masalah persaingan . Masalah ini berkembang bila dua atau lebih organisasi berusaha mencapai tujuan
yang saling bertentangan seperti organisasi berusaha untuk meningkatkan bagian pasarnya yang berarti
kenaikan bagi organisasi yang satu merupakan penurunan bagi organisasi yang lain. Teori permainan
dapat digunakan dalam penyelesaian masalah ini.
Masalah pencarian . Kesalahan atau ketidaklengkapan informasi dapat mengakibatkan keputusan yang
salah dan selanjutnya memerlukan waktu dan biaya untuk memperbaikinya. Sebaiknya pengumpulan
informasi juga memerlukan biaya dan waktu. Peralatan statistic dikombinasikan dengan menggunakan
model progmasi linear merupakan teknik yang banyak digunakan bagi masalah pencarian.
Disadur dari: Sutabri, Tata. 2003. Sistem Informasi Manajemen. Andi. Yogyakarta.