Ricy Fatmala Sary (J230205013) Mind Map, NCP
Ricy Fatmala Sary (J230205013) Mind Map, NCP
Ricy Fatmala Sary (J230205013) Mind Map, NCP
Disusun Oleh :
Seorang laki-laki berusia 35 tahun hari ini dirawat diruang bedah dengan post operasi
amputasi os cruris sinistra hari pertama. Operasi amputasi dilakukan karena pasien
mengalami fraktur terbuka selama 3 hari dan jaringan tulang sudah mengalami pembusukan
dan kehilangan fungsinya. Pasien mengeluh nyeri daerah kaki kiri yang diamputasi, takut dan
tidak dapat digerakkan. pasien mengeluh nyeri pada kaki yang dioperasi semakin nyeri saat
digerakkan sehingga takut untuk menggerakkanya, skala nyeri 6 (0-10), nyeri terasa
berdenyut, terasa panas dan hilang timbul. Pada pemeriksaan fisik ditemukan
bengkak,memerah disekitar area fraktur, tenderness, kassa tampak sedikit terdapat rembesan
darah area luka operasi, hangat dan terjadi penurunan rentang gerak pada area yang fraktur.
Pasien tampak murung dan tidak banyak bercerita dengan keluarganya. Pasien menolak
teman dan keluarga yang akan menengoknya dengan cara membelakangi siapa saja
yangmengajak bicara. Oleh keluarga diceritakan bahwa pasien mengalami kesulitan tidur dan
mudah terbangun dari tidurnya saat malam hari. Porsi makan dari RS hanya dihabiskan
seperempat porsi, pasien nampak pucat dan lemah.Data laboratorium didapatkan hasil
hemoglobin 8 gr/dL, AL 9500/μl, GDS 115 mg/dL. Beratbadan pasien 65 kg dan tinggi
badan 170 cm. Saat ini pasien mendapatkan terapi cairanparenteral RL 20 tetes permenit,
ketorolac 30 mg per 8 jam, cefriaxon 1 gram per 8 jam.Pasien saat ini takut melakukan
pergerakan dan semua kebutuhannya dibantu oleh keluargadan perawat. Tanda-tanda vital :
tekanan darah 130/90 mmHg, Nadi 90 kali permenit, RR 22 kali permenit dan suhu 37,5°C.
kesadaran pasien saat ini compos mentis, dengan kekuatanotot ektremitas atas kanan kiri 5/5
dan ektremitas bawah kanan kiri 5/2.
Tugas :
1. Buatlah mind map berdasarkan penyakit yang diderita pasien sesuai kasus tersebut!
2. Analisislah data pada kasus tersebut, buatlah prioritas diagnosa keperawatan dan
nursing care plan dengan mengkaitkan pada 1 jurnal!
3. Unggah laporan pada open learning !
NURSING CARE PLAN (NCP)
E. Terapi Medis
Jenis terapi Dosis
Ketorolac 30 mg per 8 jam,
Ringer laktat 20 tetes permenit
Cefriaxon 1 gram per 8 jam.
F. Data Fokus
Data subjektif Data objektif
a. Pasien mengeluh nyeri daerah kaki kiri a. Pada pemeriksaan fisik ditemukan bengkak, memerah
yang diamputasi disekitar area fraktur, tenderness, kassa tampak sedikit
b. Pasien mengeluh takut dan kaki tidak terdapat rembesan darah area luka operasi, hangat.
dapat digerakkan. b. Pasien Nampak mengalami penurunan rentang gerak
c. pasien mengeluh nyeri pada kaki yang pada area yang fraktur
dioperasi semakin nyeri saat c. Pasien tampak murung dan tidak banyak bercerita
digerakkan sehingga takut untuk dengan keluarganya
menggerakkanya d. Pasien menolak teman dan keluarga yang akan
- P : Nyeri post Op menengoknya dengan cara membelakangi siapa saja
- Q : nyeri terasa berdenyut, terasa yang mengajak bicara.
panas e. Porsi makan dari RS hanya dihabiskan seperempat
- R : Kaki porsi
- S : skala nyeri 6 (0-10), f. Pasien nampak pucat dan lemah.
- T:hilang timbul. g. Data laboratorium didapatkan hasil hemoglobin 8
d. Keluarga pasien mengatakan bahwa gr/dl, AL 9500/μl, GDS 115 mg/dl.
pasien mengalami kesulitan tidur dan h. Nilai IMT : 6,5/ 1,7² =. 22
mudah terbangun dari tidurnya saat i. Pasien mendapatkan terapi cairan parenteral RL 20
malam hari. tetes permenit, ketorolac 30 mg per 8 jam, cefriaxon 1
gram per 8 jam.
j. Pasien saat ini takut melakukan pergerakan dan semua
kebutuhannya dibantu oleh keluarga dan perawat.
k. Kesadaran pasien saat ini compos mentis,
l. Kekuatan otot ektremitas atas kanan kiri 5/5 dan
ektremitas bawah kanan kiri 5/2
m. Hasil pemeriksaan TTV :
1. Tekanan darah : 130/90 mmhg
2. Nadi : 90 x/Menit
3. Suhu : 37,5C
4. Respirasi rate: 22 x/Menit
G. Analisis Data
I. Intervensi Keperawatan
baik infeksi umum maupun infeksi lokal pada tulang yang bersangkutan.
.
Definisi
MIND MAP Fraktur adalah terputusnya kontinuitas tulang yang
FRAKTUR disebabkan pukulan langsung, gaya
meremuk, gerakan punter mendadak, dan
bahkan kontraksi otot ekstrem (Bruner &
Sudarth, 2002).
1. Berdasarkan tempat 1. Trauma langsung/ direct trauma Tulang bersifat rapuh dan memiliki kekuatan dan gaya pegas untuk menahan. 1. Nyeri
2. Berdasarkan komplit atau (benturan, pukulan yang mengakibatkan patah Apabila tekanan eksternal yang datang lebih besar dari yang dapat diserap tulang, 2. hilangnya fungsi
ketidakklomplitan fraktur tulang). maka terjadilah trauma pada tulang yang mengakibatkan rusaknya atau 3. deformitas
3. Berdasarkan bentuk dan jumlah 2. Trauma yang tak langsung/ indirect trauma terputusnya kontinuitas tulang. Setelah terjadi fraktur, periosteum dan pembuluh 4. pemendekan ektremitas
garis patah Misalnya penderita jatuh dengan lengan dalam darah serta saraf dalam korteks, marrow, dan jaringan lunak yang membungkus 5. krepitus
4. Berdasarkan posisi fragmen keadaan ekstensi dapat terjadi fraktur pada tulang rusak. Perdarahan terjadi karena kerusakan tersebut dan terbentuklah 6. pembengkakan lokal
5. Berdasarkan sifat fraktur (luka pegelangan tangan. hematoma di rongga medula tulang. Jaringan tulang segera berdekatan ke bagian 7. perubahan warna
yang ditimbulkan) tulang yang patah. Jaringan yang mengalami nekrosis ini menstimulasi terjadinya
3. Trauma ringan pun dapat menyebabkan terjadinya
6. Berdasar bentuk garis fraktur dan respon inflamasi yang ditandai dengan vasodilatasi, eksudasi plasma dan leukosit,
fraktur bila tulang itu sendiri rapuh/ ada resiko
hubungan dengan mekanisme dan infiltrasi sel darah putih
terjadinya penyakit yang mendasari dan hal ini
trauma
disebut dengan fraktur patologis.
7. Berdasarkan kedudukan tulangnya SLKI
4. Kekerasan akibat tarikan otot
8. Berdasarkan posisi frakur
Patah tulang akibat tarikan otot berupa pemuntiran, 1. Tingkat Nyeri
9. Fraktur Kelelahan penekukan, penekukan dan penekanan, kombinasi Diagnosa keperawatan
2. Kontrol nyeri
10. Fraktur Patologis dari ketiganya, dan penarikan. 3. Integritas jaringan
1. Nyeri Akut b.d Agen pencedera fisik (post Amputasi) d.d pasien mengeluh
4. Mobilitas Fisik
nyeri, tekanan darah : 130/90 mmhg, nadi : 90 x/Menit
5. Tingkat infeksi
2. Kerusakan integritas jaringan b.d faktor mekanis d.d pada bagian bekas 6. Status nutrisi
operasi amputasi terlihat adanya kemerahan, area luka operasi pada 7. Citra Tubuh
Komplikasi Pemeriksaan Penunjang
ekstremitas bekas operasi teraba bengkak disekitar area fraktur.
1. Kerusakan Arteri 1. X.Ray 3. Gangguan mobilitas fisik b.d penurunan kekuatan otot, kerusakan integritas
2. Kompartement Syndrom 2. Bone scans, Tomogram, atau MRI
3. Fat Embolism Syndrom Scans struktur tulang d.d pasien mengeluh takut dan kaki tidak dapat digerakkan,
4. Infeksi 3. Arteriogram pasien mengalami penurunan rentang gerak pada area yang fraktur, pasien SIKI
5. Avaskuler Nekrosis 4. CCT kalau banyak kerusakan semua kebutuhannya dibantu oleh keluarga dan perawat, kekuatan otot 1. Manajemen Nyeri
6. Shock otot
ektremitas atas kanan kiri 5/5 dan ektremitas bawah kanan kiri 5/2. 2. Perawatan integritas
7. Osteomyelitis 5. Pemeriksaan Darah Lengkap
4. Citra tubuh b.d Perubahan struktur bentuk tubuh d.d Pasien tampak murung, 3. Perawatan luka
8. Delayed Union (Penyatuan tertunda) (Lekosit turun/meningkat, 4. Dukungan Mobilisasi
9. Non union (tak menyatu) Eritrosit dan Albumin turun, Hb, pasien menolak teman dan keluarga yang akan menengoknya dengan cara 5. Status nutrisi
10. Malunion
hematokrit, Laju Endap Darah membelakangi siapa saja yang mengajak bicara. 6. Pencegahan Infeksi
(LED) 7. Promosi Citra Tubuh
5. Resiko infeksi b.d tindakan pembedahan.
6. Resiko deficit nutrisi (D.0032) b.d factor psikologis
DAFTAR PUSTAKA
Brunner, Suddarth. 2002. Buku Ajar keperawtan medikal bedah, edisi 8 vol.3. EGC. Jakarta
Doengoes, M.E., 2000, Rencana Asuhan Keperawatan, EGC, Jakarta.
Mahartha, G. R. A., Maliawan, S., Kawiyana, K. S., & Sanglah, S. U. P. (2013).
Manajemen Fraktur pada Trauma Muskuloskeletal. Bali: Fakultas Kedokteran
Universitas Udayana
Handayani (2019). Study of analgesic use in post surgical fracture patients at trauma center
RSUP DR. M. Djamil Padang). Jurnal sains farmasi dan klinis. 6(2),113–120. DOI :
10.25077/jsfk.6.2.113-120.2019
SDKI, DPD & PPNI. (2016). Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia: definisi dan
indicator diagnostic . (Edisi 1). Jakarta: DPPPPNI.
SLKI, DPD & PPNI. (2016). Standar Luaran Keperawatan Indonesia: definisi dan kriteria
hasil keperawatan . (Edisi 1). Jakarta: DPPPPNI.
SIKI, DPD & PPNI. (2016). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: definisi dan
tindakan keperawatan . (Edisi 1). Jakarta: DPPPPNI.