Ricy Fatmala Sary (J230205013) Mind Map, NCP

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 14

NURSING CARE PLAN (NCP)

PADA TN. R DENGAN POST OP AMPUTASI OS CRURIS SINISTRA

Disusun Oleh :

RICY FATMALA SARY


J230205013

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2020
NURSING CARE PLAN (NCP)

PADA TN. R DENGAN POST OP AMPUTASI OS CRURIS SINISTRA

Seorang laki-laki berusia 35 tahun hari ini dirawat diruang bedah dengan post operasi
amputasi os cruris sinistra hari pertama. Operasi amputasi dilakukan karena pasien
mengalami fraktur terbuka selama 3 hari dan jaringan tulang sudah mengalami pembusukan
dan kehilangan fungsinya. Pasien mengeluh nyeri daerah kaki kiri yang diamputasi, takut dan
tidak dapat digerakkan. pasien mengeluh nyeri pada kaki yang dioperasi semakin nyeri saat
digerakkan sehingga takut untuk menggerakkanya, skala nyeri 6 (0-10), nyeri terasa
berdenyut, terasa panas dan hilang timbul. Pada pemeriksaan fisik ditemukan
bengkak,memerah disekitar area fraktur, tenderness, kassa tampak sedikit terdapat rembesan
darah area luka operasi, hangat dan terjadi penurunan rentang gerak pada area yang fraktur.
Pasien tampak murung dan tidak banyak bercerita dengan keluarganya. Pasien menolak
teman dan keluarga yang akan menengoknya dengan cara membelakangi siapa saja
yangmengajak bicara. Oleh keluarga diceritakan bahwa pasien mengalami kesulitan tidur dan
mudah terbangun dari tidurnya saat malam hari. Porsi makan dari RS hanya dihabiskan
seperempat porsi, pasien nampak pucat dan lemah.Data laboratorium didapatkan hasil
hemoglobin 8 gr/dL, AL 9500/μl, GDS 115 mg/dL. Beratbadan pasien 65 kg dan tinggi
badan 170 cm. Saat ini pasien mendapatkan terapi cairanparenteral RL 20 tetes permenit,
ketorolac 30 mg per 8 jam, cefriaxon 1 gram per 8 jam.Pasien saat ini takut melakukan
pergerakan dan semua kebutuhannya dibantu oleh keluargadan perawat. Tanda-tanda vital :
tekanan darah 130/90 mmHg, Nadi 90 kali permenit, RR 22 kali permenit dan suhu 37,5°C.
kesadaran pasien saat ini compos mentis, dengan kekuatanotot ektremitas atas kanan kiri 5/5
dan ektremitas bawah kanan kiri 5/2.

Tugas :

1. Buatlah mind map berdasarkan penyakit yang diderita pasien sesuai kasus tersebut!
2. Analisislah data pada kasus tersebut, buatlah prioritas diagnosa keperawatan dan
nursing care plan dengan mengkaitkan pada 1 jurnal!
3. Unggah laporan pada open learning !
NURSING CARE PLAN (NCP)

PADA TN. R DENGAN POST OP AMPUTASI OS CRURIS SINISTRA

Nama Mahasiswa : RICY FATMALA SARY


NIM : J230205013
Pengkajian
A. Identitas Diri Klien
Nama : Tn. R
Umur : 35 tahun
Jenis kelamin : Laki – laki
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Wiraswasta
B. Riwayat penyakit
1. Keluhan utama saat masuk RS
Pasien mengeluh nyeri daerah kaki kiri yang diamputasi.
2. Riwayat penyakit sekarang
Pasien masuk RS karena pasien mengalami fraktur terbuka selama 3 hari dan
jaringan tulang sudah mengalami pembusukandan kehilangan fungsinya. Pasien
mengeluh nyeri daerah kaki kiri yang diamputasi, takutdan tidak dapat digerakkan.
pasien mengeluh nyeri pada kaki yang dioperasi semakin nyerisaat digerakkan
sehingga takut untuk menggerakkanya, skala nyeri 6 (0-10), nyeri terasa berdenyut,
terasa panas dan hilang timbul.
Saat pemeriksaanTanda – tanda vital didapatkan hasil :
- TD : 130/90 mmHg
- Pernafasan : 22 x/menit
- Nadi : 90 x/Menit
- Suhu : 37,5o C
3. Riwayat penyakit dahulu
-
C. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan/Penampilan Umum
a. Kesadaran : Composmetis
b. Tanda-Tanda Vital
- TD : 130/90 mmHg
- Pernafasan : 22 x/menit
- Nadi : 90 x/Menit
- Suhu : 37,5o C
2. Pengkajian Nutrisi
a. Pola nutrisi/metabolic
Intake makan : Pasien menghabiskan ¼ porsi makan
TB : 170 cm, BB awal : 65 kgIMT = 65kg : (1,70) m = 65kg: 2,89 m = 22,
49(normal)BB Ideal pasien = (170-100) –((170-100) x 10%)= 70 –7=63kg
b. Pola aktivitas dan latihan
Pasien nampak pucat dan lemah
c. Pola tidur dan istirahat
 Oleh keluarga diceritakan bahwa pasien mengalami kesulitan tidur dan
mudah terbangun dari tidurnya saat malam hari
 Pasien saat ini takut melakukan pergerakan dan semua kebutuhannya
dibantu oleh keluarga dan perawat
d. Pola manajemen koping-stress
Pasien tampak murung dan tidak banyak bercerita dengan keluarganya. Pasien
menolakteman dan keluarga yang akan menengoknya dengan cara
membelakangi siapa saja yangmengajak bicara.
e. Thorax
Ektremitas
I: pada bagian bekas operasi amputasi terlihat adanya kemerahan, kassa
tampak sedikit terdapat rembesan darah area luka operasi
P: pada ekstremitas bekas operasi teraba bengkak disekitar area fraktur,
tenderness, hangat dan terjadi penurunan rentang gerak pada area yang
fraktur, kekuatan otot ektremitas atas kanan kiri 5/5 dan ektremitas bawah
kanan kiri 5/2.
f. Pengkaian nyeri
P: post operasi amputasi os cruris sinistra hari pertama
Q: nyeri terasa berdenyut, terasa panas
R: os cruris sinistra
S: skala nyeri 6 (0-10)
T: hilang timbul
D. Pemeriksaan Laboratorium

PEMERIKSAAN HASIL NILAI NORMAL


Hemoglobin 8 gr/dl 14 – 18 g/dl
Leukosit 9500/mm3  4.500-10.000/mm3
Gula Darah 115g/dl 70-130g/dl

E. Terapi Medis
Jenis terapi Dosis
Ketorolac 30 mg per 8 jam,
Ringer laktat 20 tetes permenit
Cefriaxon 1 gram per 8 jam.

F. Data Fokus
Data subjektif Data objektif
a. Pasien mengeluh nyeri daerah kaki kiri a. Pada pemeriksaan fisik ditemukan bengkak, memerah
yang diamputasi disekitar area fraktur, tenderness, kassa tampak sedikit
b. Pasien mengeluh takut dan kaki tidak terdapat rembesan darah area luka operasi, hangat.
dapat digerakkan. b. Pasien Nampak mengalami penurunan rentang gerak
c. pasien mengeluh nyeri pada kaki yang pada area yang fraktur
dioperasi semakin nyeri saat c. Pasien tampak murung dan tidak banyak bercerita
digerakkan sehingga takut untuk dengan keluarganya
menggerakkanya d. Pasien menolak teman dan keluarga yang akan
- P : Nyeri post Op menengoknya dengan cara membelakangi siapa saja
- Q : nyeri terasa berdenyut, terasa yang mengajak bicara.
panas e. Porsi makan dari RS hanya dihabiskan seperempat
- R : Kaki porsi
- S : skala nyeri 6 (0-10), f. Pasien nampak pucat dan lemah.
- T:hilang timbul. g. Data laboratorium didapatkan hasil hemoglobin 8
d. Keluarga pasien mengatakan bahwa gr/dl, AL 9500/μl, GDS 115 mg/dl.
pasien mengalami kesulitan tidur dan h. Nilai IMT : 6,5/ 1,7² =. 22
mudah terbangun dari tidurnya saat i. Pasien mendapatkan terapi cairan parenteral RL 20
malam hari. tetes permenit, ketorolac 30 mg per 8 jam, cefriaxon 1
gram per 8 jam.
j. Pasien saat ini takut melakukan pergerakan dan semua
kebutuhannya dibantu oleh keluarga dan perawat.
k. Kesadaran pasien saat ini compos mentis,
l. Kekuatan otot ektremitas atas kanan kiri 5/5 dan
ektremitas bawah kanan kiri 5/2
m. Hasil pemeriksaan TTV :
1. Tekanan darah : 130/90 mmhg
2. Nadi : 90 x/Menit
3. Suhu : 37,5C
4. Respirasi rate: 22 x/Menit
G. Analisis Data

No Data Etiologi Problem


1 Data subjektif: Tindakan Resiko infeksi
 Pada bagian bekas operasi terlihat pembedahan (D.0142)
adanya kemerahan, kassa tampak
sedikit terdapat rembesan darah
area luka operasi
 Pemeriksaan laboratorium
Hemoglobin 8 gr/dL
AL 9500/μl
GDS 115 mg/dL
 Tanda vital
TD: 130/90 mmHg
HR: 90x/menit
RR: 22x/menit
T: 37,5 oC
TB: 170 cm
BB: 65 kg
Data objektif:
Pasien nampak pucat dan lemah
2 Data subjektif : Agen pencedera fisik Nyeri Akut (D.0077)
a. Pasien mengeluh nyeri daerah kaki kiri (post Amputasi)
yang diamputasi
b. pasien mengeluh nyeri pada kaki yang
dioperasi semakin nyeri saat
digerakkan sehingga takut untuk
menggerakkanya
- P : Nyeri post Op
- Q : nyeri terasa berdenyut, terasa
panas
- R : Kaki
- S : skala nyeri 6 (0-10),
- T:hilang timbul.
Data objektif :
a. Pada pemeriksaan fisik ditemukan
bengkak, memerah disekitar area
fraktur, tenderness, kassa tampak
sedikit terdapat rembesan darah area
luka operasi, hangat
b. Hasil pemeriksaan TTV :
- Tekanan darah : 130/90 mmhg
- Nadi : 90 x/Menit
- Suhu : 37,5C
- Respirasi rate: 22 x/Menit
- Terapi obat ketorolac 30 mg per 8
jam
3 Data subjektif : Penurunan kekuatan Gangguan mobilitas fisik
Pasien mengeluh takut dan kaki tidak dapat otot, kerusakan (D.0054)
digerakkan integritas struktur
Data objektif : tulang.
a. Pasien Nampak mengalami penurunan
rentang gerak pada area yang fraktur
b. Pasien saat ini takut melakukan
pergerakan dan semua kebutuhannya
dibantu oleh keluargadan perawat.
c. Kekuatan otot ektremitas atas kanan kiri
5/5 dan ektremitas bawah kanan kiri 5/2

4 Data Subjektif : Factor psikologis Resiko deficit nutrisi


- Pasien nampak pucat dan lemah (D.0032)
- Pasien mengatakan hanya
menghabiskan ¼ dari porsi
makan yang diberikan
Data objektif:
- TB : 170 cm, BB awal : 65 kgIMT =
65kg : (1,70) m = 65kg: 2,89 m =
22, 49(normal)BB Ideal pasien =
(170-100) –((170-100) x 10%)= 70
–7=63kg
- Pemeriksaan laboratorium
- emoglobin 8 gr/dL
- AL 9500/μl
- GDS 115 mg/dL

5. Data Subjektif : Perubahan struktur Citra tubuh (L.09067)


Keluarga pasien mengatakan bahwa pasien bentuk tubuh
mengalami kesulitan tidur dan mudah
terbangun dari tidurnya saat malam hari.
Data Objektif :
a. Pasien tampak murung dan tidak
banyak bercerita dengan keluarganya
b. Pasien menolak teman dan keluarga
yang akan menengoknya dengan cara
membelakangi siapa saja yang
mengajak bicara.

6 Data subjektif: Faktor mekanis kerusakan integritas


jaringan (D.0055)
Data objektif:
 pada bagian bekas operasi amputasi
terlihat adanya kemerahan, kassa
tampak sedikit terdapat rembesan
darah area luka operasi
 pada ekstremitas bekas operasi
teraba bengkak disekitar area
fraktur
H. Diagnosa keperawatan Prioritas
1. Nyeri Akut b.d Agen pencedera fisik (post Amputasi) d.d pasien mengeluh nyeri, tekanan
darah : 130/90 mmhg, nadi : 90 x/Menit
2. Kerusakan integritas jaringan b.d faktor mekanis d.d pada bagian bekas operasi
amputasi terlihat adanya kemerahan, area luka operasi pada ekstremitas bekas
operasi teraba bengkak disekitar area fraktur.
3. Gangguan mobilitas fisik b.d penurunan kekuatan otot, kerusakan integritas struktur tulang
d.d pasien mengeluh takut dan kaki tidak dapat digerakkan, pasien mengalami penurunan
rentang gerak pada area yang fraktur, pasien semua kebutuhannya dibantu oleh keluarga
dan perawat, kekuatan otot ektremitas atas kanan kiri 5/5 dan ektremitas bawah kanan kiri
5/2.
4. Citra tubuh b.d Perubahan struktur bentuk tubuh d.d Pasien tampak murung, pasien
menolak teman dan keluarga yang akan menengoknya dengan cara membelakangi siapa
saja yang mengajak bicara.
5. Resiko infeksi b.d tindakan pembedahan.
6. Resiko deficit nutrisi (D.0032) b.d factor psikologis

I. Intervensi Keperawatan

NO DIAGNOSA KRITERIA HASIL INTERVENSI


1. Nyeri Akut b.d Agen Tingkat Nyeri (L.08066) Manajemen nyeri (1.08238)
pencedera fisik (post Setelah dilakukan asuhan keperawatan Observasi
Amputasi) d.d pasien selama 2 x 24 jam diharapkan diagnosa a. Identifikasi lokasi, karakteristik,
mengeluh nyeri, tekanan nyeri akut teratasi dengan kriteria hasil :durasi, frekuensi, kualitas dan
darah : 130/90 mmhg, - Keluhan nyeri cukup menurun intensitas nyeri.
nadi : 90 x/Menit - Wajah meringis pasien cukup menurun b. Identifikasi skala nyeri
- Perasaan takut mengalami cedera c. Identifikasi factor yang memperberat
berulang cukup menurun. dan memperingan nyeri
Therapeutic
Kontrol Nyeri (1605) d. Berikan teknik non farmakologis
- Mengenali kapan terjadinya nyeri (relaksasi napas dalam) untuk
- Melaporkan nyeri yang terkontrol mengurangi rasa nyeri
- Mengenali penyebab nyeri e. Fasilitasi istirahat dan tidur.
- Menggunakan tindakan pengurangan Edukasi
nyeri tanpa analgesic f. Jelaskan penyebab, periode dan
pemicu nyeri.
g. anjurkan memonitor nyeri secara
mandiri.
Kolabrasi
h. Kolaborasi dengan dokter terkait
pemberian analgetik.
2 Kerusakan integritas Setelah dilakukan keperawatan 2 x 24 jam Perawatan integritas kulit (I.11353)
jaringan b.d faktor klien diharapkan tingkat nyeri membaik
mekanis d.d pada bagian dengan kriteria hasil: Observasi:
bekas operasi amputasi  Elastisitas meningkat a. Identifikasi penyebab gangguan
terlihat adanya  Hidrasi meningkat integritas kulit
kemerahan, area luka  Perfusi jaringan meningkat Teraupetik:
operasi pada ekstremitas  Kerusakan jaringan menurun a. Lakukan pemijatan pada area
bekas operasi teraba  Kerusakan lapisan kulit menurun penonjolan tulang, jika perlu
bengkak disekitar area  Perdarahan menurun b. Hindari produk berbahan dasar
fraktur. alcohol pada kulit kering
 Kemerahan menurun
Edukasi:
 Suhu kulit membaik menurun
a. Anjurkan meningkatkan asupan
nutrisi
b. Anjurkan meningkatkan asupan buah
dan sayur

Perawatan luka (I.14564)


Observasi:
a. Monitor karakteristik luka
b. Monitor tanda-tanda infeksi
Terapeutik:
a. Lepaskan balutan dan plester
perlahan
b. Bersihkan dengan cairan Nacl atau
pembersih nontoksik sesuai
kebutuhan
c. Bersihkan jaringan nekrotik
d. Berikan salep yang sesuai ke
kulit/lesi, jika perlu
e. Pasang balutan sesuai jenis luka
f. Pertahankan tekik steril saat
melakukan perawatan luka
g. Jadwalkan perubahan posisi setiap 2
jam atau sesuai kondisi pasien
Edukasi:
a. Jelaskan tanda dan gejala infeksi
b. Anjurkan mengkonsumsi makanan
tinggi kalori dan protein
Kolaborasi:
a. Kolaborasi pemberian antibiotic, jika
perlu

3 Gangguan mobilitas fisik Mobilitas fisik (L.05042) Dukungan mobilisasi (I.05173)


b.d penurunan kekuatan Setelah dilakukan tindakan keperawatan Observasi :
otot, kerusakan integritas selama 2x24 jam, kriteria hasil yang 1. Identifikasi adanya nyeri atau keluhan
struktur tulang d.d pasien diharapkan adalah : fisik lainnya
mengalami penurunan 1. Pergerakan ekstremitas : meningkat 2. Identifikasi toleransi fisik melakukan
rentang gerak pada area 2. Kekuatan otot : meningkat pergerakan
yang fraktur, pasien 3. Nyeri : menurun Terapeutik :
semua kebutuhannya 1. Fasilitasi aktivitas mobilisasi dengan
dibantu oleh keluarga dan alat bantu
perawat, kekuatan otot 2. Fasilitasi melakukan pergerakan
ektremitas atas kanan kiri 3. Libatkan keluarga untuk membantu
5/5 dan ektremitas bawah pasien dalam meningkatkan
kanan kiri 5/2. pergerakan
Edukasi :
1. Jelaskan tujuan dan prosedur
mobilisasi
2. Anjurkan mobilisasi dini
3. Ajarkan mobilisasi sederhana yang
harus dilakukan
4 Citra tubuh b.d Citra Tubuh (L.09067) Promosi Citra Tubuh (I.09305)
Perubahan struktur Setelah dilakukan tindakan Asuhan Observasi
bentuk tubuh d.d Pasien Keperawatan selama 3x24 jam a. Identifikasi harapan citra tubuh
tampak murung, pasien Dengan kriteria hasil : berdasarkan tahap perkembangan
menolak teman dan a. Melihat bagian tubuh membaik b. Identifikasi budaya, agama, jenis
keluarga yang akan b. Verbalisasi kecacatan tubuh membaik kelamin, umur terkait citra tubuh
menengoknya dengan c. Verbalisasi kehilangan bagian tubuh c. Identifikasi perubahan citra tubuh
cara membelakangi siapa membaik yang mengakibatkan isolasi sosial
saja yang mengajak d. Verbalisasi perasaan negatif tentang d. Monitor apakah pasien dapat melihat
bicara. perbahan tubuh menurun bagian tubuh yang berubah
e. Verbalisasi kekhawatitan pada Terapeutik
penolakan / reaksi orang lain menurun a. Diskusikan perubahan tubuh dan
f. Respon non verbal pada perubahan fungsinya
tubuh membaik b. Diskusikan perbedaan penampilan
g. Hubungan sosial membaik fisik terhadap harga diri
c. Diskusikan kondisi stres yang
mempengaruhi citra tubuh
(pembedahan_
d. Diskusikan cara mengebangkan
harapan citra tubuh secara realistis
e. Diskusikan persepsi pasien dan
keluarga tetang perubahan citra
tubuh
Edukasi
a. Jelaskan kepada keluarga tentang
perawatan perubahan citra tubuh
b. Anjurkan mengungkapkan gambaran
diri terhadap citra tubuh.
c. Anjurkan menggunkan alat batu
d. Latih fungsi tubuh yang dimiliki
e. Latih peningkatan penampilan diri
5 Resiko infeksi b.d Tingkat infeksi (L.14137) Pencegahan infeksi ( I.14539)
tindakan pembedahan. Setelah dilakukan asuhan keperawatan Observasi
selama 2 x 24 jam diharapkan diagnosa a. Monitor tanda dan gejala infeksi
Hipertermi teratasi dengan kriteria hasil : Terapeutik
a. Nafsu makan cukup meningkat a. Berikan perawatan kulit pada area
b. Demam menurun edema
c. Kadar sel darah putih membaik b. Cuci tangan sebelum dan sesudah
d. Kultur area luka cukup membaik kontrak dengan pasien dan
lingkungan pasien.
c. Pertahankan teknik aseptic pada
pasien beresiko tinggi
Edukasi
a. Jelaskan tanda dan gejala infeksi
b. Ajarkan cara mencuci tangan dengan
benar
c. Ajarkan cara memeriksa kondisi luka
d. Anjurkan meningkatkan asupan
nutrisi
Resiko deficit nutrisi Status nutrisi (L.03030) Manajemen nutrisi (I.03119)
(D.0032). Setelah dilakukan asuhan keperawatan Observasi
selama 2 x 24 jam diharapkan diagnosa a. Identifikasi status nutri pasien.
Defisit Nutrisi teratasi dengan kriteria hasil b. Monitor asupan makanan.
: c. Monitor berat badan.
a. Porsi makan yang dihabiskan cukup d. Monitor hasil pemeriksaan
meningkat (5) laboratorium.
b. Berat Badan membaik (5) Terapeutik
c. Indeks massa tubuh (IMT) cukup a. Berikan makanan tinggi kalori
membaik (4) dan tinggi protein.
d. Nafsu makan membaik Edukasi
a. Ajarkan diet yang diprogramkan.
Kolaborasi
b. Kolaborasi dengan ahli gizi untu
menentukan jumlah kalori dan
jenis nutrient yang dbutuhkan.
J. ANALISIS JURNAL TERKAIT KASUS
Judul Jurnal : Manajemen Fraktur Pada Trauma Muskuloskeletal
Jurnal : Fakultas Kedokteran Universitas Udayana
Tahun : 2013
Volume :-
Halaman :-
Author : Gde Rastu Adi Mahartha, Sri Maliawan, Ketut Siki Kawiyana
Link : https://scholar.google.co.id/scholar?hl=id&as_sdt=0%2C5&q=fraktur+terbuka&oq=fraktur
Menurut jurnal diatas dapat diambil kesimpulan bahwa :
Fraktur adalah hilangnya kontinuitas tulang,tulang rawan, baik yang bersifat total maupun sebagian, biasanya
disebabkan oleh trauma. Gejala klasik fraktur adalah adanya riwaayat trauma, rasa nyeri dan bengkak di bagian tulang yang
patah, deformitas (angulasi, rotasi, diskrepansi, gangguan fungsi muskuloskeletalakibat nyeri, putusnya kontinuitas tulang, dan
gangguan neurovaskuler.Prinsip penanggulangan cedera muskuloskeletaladalah rekognisi (mengenali),
reduksi(mengembalikan), retaining (mempertahankan, dan rehabilitasi. Penanganan ortopedi adalah proteksi tanpa reposisi dan
imobilisasi, imobilisasi dengan fiksasi, reposisi dengan cara manipulasi diikuti dengan imobilisasi, reposisi dengan traksi,
reposisi diikuti dengan imobilisasi dengan fiksasi luar, reposisi secara nonoperatif diikuti dengan pemasangan fiksasi dalam
pada tulang secara operatif, reposisi secara 12operatif dikuti dengan fiksasi patahan tulang dengan pemasangan fiksasi interna,
dan eksisi fragmen fraktur dan menggantinya dengan prosthesis.Pada fraktur terbuka harus diperhatikan bahaya terjadi infeksi,

baik infeksi umum maupun infeksi lokal pada tulang yang bersangkutan.

.
Definisi
MIND MAP Fraktur adalah terputusnya kontinuitas tulang yang
FRAKTUR disebabkan pukulan langsung, gaya
meremuk, gerakan punter mendadak, dan
bahkan kontraksi otot ekstrem (Bruner &
Sudarth, 2002).

Klasifikasi Etiologi Patofisiologi Manifestasi Klinis

1. Berdasarkan tempat 1. Trauma langsung/ direct trauma Tulang bersifat rapuh dan memiliki kekuatan dan gaya pegas untuk menahan. 1. Nyeri
2. Berdasarkan komplit atau (benturan, pukulan yang mengakibatkan patah Apabila tekanan eksternal yang datang lebih besar dari yang dapat diserap tulang, 2. hilangnya fungsi
ketidakklomplitan fraktur tulang). maka terjadilah trauma pada tulang yang mengakibatkan rusaknya atau 3. deformitas
3. Berdasarkan bentuk dan jumlah 2. Trauma yang tak langsung/ indirect trauma terputusnya kontinuitas tulang. Setelah terjadi fraktur, periosteum dan pembuluh 4. pemendekan ektremitas
garis patah Misalnya penderita jatuh dengan lengan dalam darah serta saraf dalam korteks, marrow, dan jaringan lunak yang membungkus 5. krepitus
4. Berdasarkan posisi fragmen keadaan ekstensi dapat terjadi fraktur pada tulang rusak. Perdarahan terjadi karena kerusakan tersebut dan terbentuklah 6. pembengkakan lokal
5. Berdasarkan sifat fraktur (luka pegelangan tangan. hematoma di rongga medula tulang. Jaringan tulang segera berdekatan ke bagian 7. perubahan warna
yang ditimbulkan) tulang yang patah. Jaringan yang mengalami nekrosis ini menstimulasi terjadinya
3. Trauma ringan pun dapat menyebabkan terjadinya
6. Berdasar bentuk garis fraktur dan respon inflamasi yang ditandai dengan vasodilatasi, eksudasi plasma dan leukosit,
fraktur bila tulang itu sendiri rapuh/ ada resiko
hubungan dengan mekanisme dan infiltrasi sel darah putih
terjadinya penyakit yang mendasari dan hal ini
trauma
disebut dengan fraktur patologis.
7. Berdasarkan kedudukan tulangnya SLKI
4. Kekerasan akibat tarikan otot
8. Berdasarkan posisi frakur
Patah tulang akibat tarikan otot berupa pemuntiran, 1. Tingkat Nyeri
9. Fraktur Kelelahan penekukan, penekukan dan penekanan, kombinasi Diagnosa keperawatan
2. Kontrol nyeri
10. Fraktur Patologis dari ketiganya, dan penarikan. 3. Integritas jaringan
1. Nyeri Akut b.d Agen pencedera fisik (post Amputasi) d.d pasien mengeluh
4. Mobilitas Fisik
nyeri, tekanan darah : 130/90 mmhg, nadi : 90 x/Menit
5. Tingkat infeksi
2. Kerusakan integritas jaringan b.d faktor mekanis d.d pada bagian bekas 6. Status nutrisi
operasi amputasi terlihat adanya kemerahan, area luka operasi pada 7. Citra Tubuh
Komplikasi Pemeriksaan Penunjang
ekstremitas bekas operasi teraba bengkak disekitar area fraktur.
1. Kerusakan Arteri 1. X.Ray 3. Gangguan mobilitas fisik b.d penurunan kekuatan otot, kerusakan integritas
2. Kompartement Syndrom 2. Bone scans, Tomogram, atau MRI
3. Fat Embolism Syndrom Scans struktur tulang d.d pasien mengeluh takut dan kaki tidak dapat digerakkan,
4. Infeksi 3. Arteriogram pasien mengalami penurunan rentang gerak pada area yang fraktur, pasien SIKI
5. Avaskuler Nekrosis 4. CCT kalau banyak kerusakan semua kebutuhannya dibantu oleh keluarga dan perawat, kekuatan otot 1. Manajemen Nyeri
6. Shock otot
ektremitas atas kanan kiri 5/5 dan ektremitas bawah kanan kiri 5/2. 2. Perawatan integritas
7. Osteomyelitis 5. Pemeriksaan Darah Lengkap
4. Citra tubuh b.d Perubahan struktur bentuk tubuh d.d Pasien tampak murung, 3. Perawatan luka
8. Delayed Union (Penyatuan tertunda) (Lekosit turun/meningkat, 4. Dukungan Mobilisasi
9. Non union (tak menyatu) Eritrosit dan Albumin turun, Hb, pasien menolak teman dan keluarga yang akan menengoknya dengan cara 5. Status nutrisi
10. Malunion
hematokrit, Laju Endap Darah membelakangi siapa saja yang mengajak bicara. 6. Pencegahan Infeksi
(LED) 7. Promosi Citra Tubuh
5. Resiko infeksi b.d tindakan pembedahan.
6. Resiko deficit nutrisi (D.0032) b.d factor psikologis
DAFTAR PUSTAKA

Brunner, Suddarth. 2002. Buku Ajar keperawtan medikal bedah, edisi 8 vol.3. EGC. Jakarta
Doengoes, M.E., 2000, Rencana Asuhan Keperawatan, EGC, Jakarta.
Mahartha, G. R. A., Maliawan, S., Kawiyana, K. S., & Sanglah, S. U. P. (2013).
Manajemen Fraktur pada Trauma Muskuloskeletal. Bali: Fakultas Kedokteran
Universitas Udayana
Handayani (2019). Study of analgesic use in post surgical fracture patients at trauma center
RSUP DR. M. Djamil Padang). Jurnal sains farmasi dan klinis. 6(2),113–120. DOI :
10.25077/jsfk.6.2.113-120.2019
SDKI, DPD & PPNI. (2016). Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia: definisi dan
indicator diagnostic . (Edisi 1). Jakarta: DPPPPNI.
SLKI, DPD & PPNI. (2016). Standar Luaran Keperawatan Indonesia: definisi dan kriteria
hasil keperawatan . (Edisi 1). Jakarta: DPPPPNI.
SIKI, DPD & PPNI. (2016). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: definisi dan
tindakan keperawatan . (Edisi 1). Jakarta: DPPPPNI.

Anda mungkin juga menyukai