Soal UTS Legal Kontrak

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 10

Soal UTS Legal Kontrak

PERTANYAAN UJIAN TENGAH:

1. Jelaskan karakteristik Perjanjian Keagenan dan perbedaannya dengan Perjanjian


Distribusi! (15 poin)
Jawab:
Perjanjian Keagenan dan Perjanjian Distributor, merupakan perjanjian tidak bernama
yang terdapat di dalam BW hal ini sebgaimana di maksud pada Pasal 1319 BW. Dalam
hal ini baik perjanjian keagenan maupun distributor diatur di dalam Peraturan Menteri
Perdagangan Republik Indonesia No. 11/ M-DAG/PER/3/2006 Tentang Ketentuan dan
Tata Cara Penerbitan Surat Tanda Pendaftaran Agen dan Distributor Barang dan / atau
Jasa.
Di dalam perjanjian keagenan dan distributor terdapat 3 pihak yang terikat di dalam
kedua jenis perjanjian tersebut, yakni antara principal dengan agen pada perjanjian
keagenan dan prisipal dengan distributor pada perjanjian distributor. Dari ketiga subjek
hukum tersebut pihak yang terlibat di dalam kedua perjanjian tersebut secara langsung
adalah Prinsipal, dimana principal merupakan perorangan atau badan usaha yang
berbentuk badan hukum atau bukan badan hukum di luar negeri atau di dalam negeri
yang menunjuk agen atau distributor untuk melakukan penjualan barang dan/atau jasa
yang dimiliki/dikuasai.
Prinsipal dibedakan menjadi prinsipal produsen dan prinsipal supplier. Prinsipal produsen
adalah perorangan atau badan usaha yang berbentuk badan hukum atau bukan badan
hukum, berstatus sebagai produsen yang menunjuk badan usaha lain sebagai agen, agen
tunggal, distributor atau distributor tunggal untuk melakukan penjualan atas barang hasil
produksi dan/atau jasa yang dimiliki/dikuasai, sedangkan Prinsipal supplier adalah
perorangan atau badan usaha yang berbentuk badan hukum atau bukan badan hukum
yang ditunjuk oleh principal produsen untuk menunjuk badan usaha lain sebagai agen,
agen tunggal, distributor atau distributor tunggal sesuai kewenangan yang diberikan oleh
prinsipal produsen.
Berdasarkan definisi diatas Prinsipal selaku pemilik barang melakukan hubungan hukum
salah satunya dengan agen yang di muat di dalam perjanjian keagenan, adapun yang di
maksud dengan agen berdasarkan pada Pasal 1 angka 4 Peraturan Menteri Perdagangan
Republik Indonesia No. 11/ M-DAG/PER/3/2006 adalah :
“ perusahaan perdagangan nasional yang bertindak sebagai perantara untuk dan atas
nama prinsipal berdasarkan perjanjian untuk melakukan pemasaran tanpa melakukan
pemindahan hak atas fisik barang dan/atau jasa yang dimiliki/dikuasai oleh prinsipal yang
menunjuknya.”
Adapun “Perjanjian” yang di maksud pada Pasal 1 angka 4 Peraturan Menteri
Perdagangan Republik Indonesia No. 11/ M-DAG/PER/3/2006 merupakan Perjanjian
Keagenan yakni, perjanjian yang di buat oleh principal dan agen untuk
menyelenggarakan suatu jasa perantara untuk melakukan transaksi bisnis tertentu yang
menghubungkan pelaku usaha satu dan yang lainnya atau menghubungkan pelaku usaha
dengan konsumen atau pihak lainnya
Sehingga berdasarkan uraian di atas dapat di ketahui Hal-hal yang menjadi unsur esensial
perjanjian keagenan adalah :
- Perintah
- Barang dan atau jasa milik principal
- Dalam suatu wilayah tertentu
- Komisi

Subjek Hukum lain yang memiliki hubungan hukum dengan principal yakni Distributor,
Distributor berdasarkan Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia No. 11/ M-
DAG/PER/3/2006, Distributor adalah perusahaan perdagangan nasional yang bertindak
untuk dan atas namanya sendiri berdasarkan perjanjian yang melakukan pembelian,
penyimpanan, penjualan serta pemasaran barang dan/atau jasa yang dimiliki/dikuasai.

Adapun yang di maksud perjanjian dalam Pasal 1 angka 5 Peraturan Menteri


Perdagangan Republik Indonesia No. 11/ M-DAG/PER/3/2006 merupakan Perjanjian
Distributor, yakni perjanjian yang di buat oleh Pelaku Usaha dengan Distributor, yang
berupa perjanjian jual beli dimana distributor membeli barang atau jasa kepada principal
kemudian oleh karena distributor menjadi pemilik barang tersebut, distributor dapat
menjual barang atau jasa tersebut kepada konsumen.
Hal-hal yang menjadi unsur esensial dari perjanjian distributor adalah :
- Barang dan atau jasa
- Harga
- Dalam suatu wilayah pemasaran tertentu

Sehingga berdasarkan pemaparan definisi-definisi diatas maka dapat di simpulkan


perbedaan antara Perjanjian Keagenan dan Perjanjian Distributor yang di tinjau dari
beberapa sisi :
1. Legal Standing, Dalam perjanjian keagenan, agen bertindak sebagai peantara untuk
dan atas nama prinsipal. Sedangkan dalam perjanjian distributor, distributor bertindak
untuk dan atas namanya sendiri.
2. Status Objek Yang Di Perdagangkan, Dalam perjanjian keagenan, barang dan/atau
jasa yag dipasarkan oleh agen adalah bukan milik agen, tetapi milik prinsipal.
Sedangkan dalam perjanjian distributor, barang dan/atau jasa yang dipasarkan oleh
distributor adalah milik distributor sepenuhnya.
3. Pertanggung Jawaban, Dalam perjanjian keagenan, segala tanggung jawab akibat dari
perbuatan hukum agen ditanggung oleh dan dibebankan kepada prinsipal. Sedangkan
dalam perjanjian distributor, segala tanggung jawab akibat dari perbuatan hukum
distributor sepenuhnya ditanggung oleh pihak dist

2. Jelaskan tentang Kontrak Bagi Hasil tentang definisi, pihak potensial, dan syarat utama
kontrak! (20 poin)
Jawab:
kontrak bagi hasil (Production sharing contract) adalah perjanjian atau kontrak yang
dibuat antara badan pelaksana dengan badan usaha dan atau bentuk usaha tetap untuk
melakukan kegiatan eksplorasi dan eksploitasi dibidang minyak dan gas bumi dengan
prinsip bagi hasil. Atau dapat didefinisikan sebagai Perjanjian kontrak antara kontraktor
dan pemerintah tuan rumah di mana kontraktor menanggung semua biaya dan risiko
eksplorasi serta biaya pengembangan dan produksi sebagai imbalan atas bagian produksi
yang ditentukan yang dihasilkan dari upaya ini.
Kontrak bagi hasil (production sharing contract) merupakan salah satu contoh kontrak yang
tidak dikenal oleh KUH Perdata atau dikatakan sebagai kontrak innominaat. Kontrak innominaat
ini lahir dan berkembang dalam masyarakat karena kedudukannya itu, kontrak innominaat ini
bersifat khusus dibandingkan dengan kontrak-kontrak yang ada dan diatur oleh KUH Perdata.
Khusus dalam arti kontrak innominaat ini mengacu pada peraturan perundang-undangan yang
mengaturnya. Di dalam Peraturan Pemerintah No. 35 Tahun 1994 tentang Syarat-Syarat dan
Pedoman Kerjasama Kontrak Bagi Hasil Minyak dan Gas Bumi pasal 1 ayat (19) yang berbunyi:

“Kontrak Bagi Hasil adalah bentuk kerja sama antara PERTAMINA dan Kontraktor untuk
melaksanakan usaha Eksplorasi dan Eksploitasi minyak dan gas bumi berdasarkan prinsip
pembagian hasil produksi.”

Sementara itu perjanjian Bagi hasil akan menguntungkan semua pihak, akan tetapi Rasio tingkat
angka sangat menentukan perjanjian bagi hasil yang dilakukan oleh kedua pihak. Bahkan jika
bisnis yang dijalankan mengalami kerugian pihak-pihak tersebut akan menanggung bersama
sesuai dengan porsi yang sudah disepakati.
Selain itu, bagi hasil juga dikenal sebagai bentuk pengembalian dari kegiatan investasi yang
bersifat tidak tetap dan tidak pasti. Ukuran pemulihan dari sistem pembagian tersebut ditentukan
dari hasil pekerjaan yang sudah dilakukan sebelumnya.

Berdasarkan Syarat sah kontrak yaitu Pasal 1320 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata terdiri
dari:
1. Kesepakatan kehendak para pihak;
2. Kecakapan para pihak untuk membuat suatu perikatan; 3. Adanya perihal tertentu;
4. Suatu sebab yang halal

Kontrak sendiri merupakan kesepakatan yang melibatkan dua pihak atau lebih, secara
musyawarah, yang mempertukarkan barang-barang yang memiliki nilai dengan hal-hal
lain yang nilainya sama. Jika itu adalah kesepakatan yang melibatkan pembelian,
biasanya uang juga terlibat. Jika itu adalah perjanjian yang tidak menyertakan pembelian,
seperti perjanjian non-bersaing, para pihak dapat menukar hal-hal yang tidak berwujud.
Saat berurusan dengan kontrak, kedua belah pihak harus memahami sepenuhnya semua
elemen kontrak. Kontrak itu sendiri harus mencakup yang berikut:
1. Menawarkan
2. Penerimaan
3. Pertimbangan
4. Pihak yang memiliki kapasitas hukum
5. Materi yang sah
6. Kesepakatan bersama di antara kedua belah pihak
7. Saling memahami kewajiban

Terkait dengan tiga elemen utama yang membentuk tahap awal kontrak, kita harus
memastikan bahwa ada penawaran, penerimaan, dan pertimbangan. Pertama, penawaran
harus dilakukan oleh satu pihak kepada pihak lain. Selanjutnya, pihak yang menerima
penawaran harus menerimanya. Kemudian, harus ada pertukaran pertimbangan di antara
para pihak. Ini bisa berupa jumlah uang atau janji sederhana untuk bertindak berdasarkan
kontrak.
Terkait kapasitas hukum suatu pihak, perlu diingat bahwa mereka yang berusia di bawah
18 tahun atau mereka yang tidak kompeten secara mental tidak memiliki kapasitas hukum
yang diperlukan untuk menandatangani kontrak.
Meskipun semua kontrak itu unik, ada istilah tertentu yang umumnya digunakan di
semua kontrak, terutama kontrak bisnis. Ini biasanya disebut sebagai syarat dan ketentuan
kontrak. Syarat dan ketentuan tersebut akan mengidentifikasi hak dan tanggung jawab
kedua belah pihak. Ini dapat mencakup kondisi umum dan khusus. Kondisi umum adalah
yang umum dan termasuk dalam sebagian besar kontrak. Kondisi khusus adalah yang
khusus untuk kontrak itu, yaitu, pembayaran, variasi harga, denda, dll.

3. Harap berikan contoh draf bagian Resital dalam "Perjanjian Waralaba"! (Bobot 25)
Jawab:
Pada hari ini, tanggal 15 April 2021, Franchisor dan Franchisee sepakat untuk
mengikatkan diri dalam perjanjian kerja sama Franchise dengan menerangkan terlebih
dahulu hal-hal sebagai berikut:
 Bahwa Franchisor setuju memberikan izin dan membantu Franchisee menjual produk
dengan Brand Pisang Ijo Pelangi milik Franchisor di tempat Franchisee.
 Bahwa Franchisee berjanji akan mengawasi, menjaga dan mengendalikan mutu produk
yang dijual serta memberikan pelayanan terbaik bagi setiap konsumen sesuai dengan
standar yang ditetapkan oleh Franchisor.
 Bahwa Franchisor memberikan hak eksklusif kepada Franchisee untuk membuka 1 buah
Kedai Pisang Ijo Pelangi di Sleman, Yogyakarta.
 Franchisor memberikan izin kepada Franchisee dengan nama Pisang Ijo Pelangi, untuk
itu Franchisee dapat menggunakan merek dan sistem secara bersamaan
dengan Franchisee lainnya yang sudah diizinkan oleh Franchisor sebelumnya.
 Franchisee setuju membeli bahan bahan yang disepakati dan menjalankan serta mematuhi
semua ketetapan dan persyaratan-persyaratan yang ditetapkan oleh Franchisor.

Silakan baca ilustrasi email di bawah ini untuk melakukan instruksi nomor 4:

Dari: Elijah Wood

Dikirim: 15 April 2021 jam 3 sore.

Kepadamu

Cc: Elizabeth Olsen, Sebastian Stan

Perihal: Perjanjian Penjualan dan Pembelian

Pengacara yang terhormat,

Saya harap email ini menemukan Anda dengan baik.

Nama saya Elijah Wood, Legal Head dari Nenya Tech Ltd (“NT”). Kami ingin meminta bantuan
Anda untuk menyiapkan draf Perjanjian Jual Beli untuk NT. “NT” ingin membeli periferal
koneksi jaringan dari PT Jaya Sentosa (“PT JS”), yaitu 150 unit Cisco Meraki MS220-48LP
Cloud Managed Switch (Rp 650.000.000 per unit) dan 85 unit Cisco Meraki MX100 Security
Appliances (Rp. 1.000.000.000 per unit) ("Peralatan"). Jadi, total harga belinya adalah
Rp182.500.000.000. Pengiriman barang harus selambat-lambatnya 30 hari kerja sejak tanggal
penandatanganan Perjanjian. Harap gunakan INCOTERMS yang relevan sesuai keinginan Anda.
Kami ingin membayar hanya setelah kami memeriksa apakah ada cacat barang. Namun
demikian, PT JS meminta kami untuk membayar 10% awal untuk setiap barang tetapi hanya
terbatas pada 10 barang per jenis. Kami setuju dengan itu. Selanjutnya, kami ingin memiliki
Singapore International Arbitration Centre (SIAC) sebagai forum penyelesaian sengketa. PT JS
lebih suka Perjanjian diatur oleh hukum Indonesia - kami setuju dengan itu. Karena waktu yang
terbatas, kami sangat berterima kasih jika Anda dapat memberikan draf Perjanjian kepada kami
selambat-lambatnya pada 5 Mei 2021 pukul 3 sore. Waktu Jakarta. Kami berharap dapat
menerima draf Perjanjian dari Anda.

Terimakasih dan salam,

Elijah Wood

Kepala Bagian Hukum

NENYA TECH LTD

4. Harap berikan konsep sederhana Perjanjian Jual Beli seperti yang disebutkan di atas
sesuai dengan struktur kontrak! Anda dapat menambahkan beberapa fakta yang relevan
untuk melengkapi draf (jika perlu). (Bobot 40)
Jawab:

SURAT PERJANJIAN JUAL BELI BARANG

Pada hari ini, Rabu tanggal 5 Mei 2021 telah terjadi Perjanjian Jual Beli Barang
oleh dan antara:

Nama : Elijah Wood


Pekerjaan : Mahasiswa
Alamat : Jl. Ahmad Yani No. 12 Makassar

Dalam hal ini tersebut, selanjutnya disebut PIHAK PERTAMA.


Nama : Nelma Kharisma
Pekerjaan : PNS
Alamat : Jl. Macan No. 23 Makassar

Dalam hal ini selanjutnya disebut PIHAK KEDUA.

Para Pihak menerangkan terlebih dahulu hal-hal sebagai berikut:

Bahwa PIHAK PERTAMA bermaksud membeli mesin fotokopi dari PIHAK KEDUA,
dan PIHAK KEDUA setuju menjual mesin fotokopi kepada PIHAK PERTAMA
berupa:

1. Jenis Barang: Mesin Fotocopy


2. Merek Barang: Smart Copy
3. Tahun Pembuatan : Tahun 2014
4. Harga Per Unit : 3.300.000
5. Jumlah Barang : 1

Selanjutnya dalam perjanjian ini disebut Barang.

Para Pihak untuk itu sepakat dan mengikatkan diri dalam Perjanjian Jual Beli
dengan ketentuan dan syarat-syarat yang diatur dalam pasal-pasal berikut ini:

Pasal 1
HARGA

Disepakati harga Barang tersebut adalah Rp 3.300.000 per unit, sehingga harga
keseluruhan Barang tersebut di atas adalah Rp 3.300.000

Pasal 2
CARA PEMBAYARAN

Pembayaran harga pembelian Barang tersebut dilakukan dalam 3 (tiga) tahap


pembayaran, yaitu:

1. Pembayaran I sebesar Rp 300.000 dilakukan tunai pada saat


penandatanganan Perjanjian Jual Beli ini, dan Perjanjian Jual Beli Ini sebagai
kuitansi.
2. Pembayaran II sebesar Rp 1.000.000 dilakukan pada saat penyerahan
barang tersebut.
3. Pembayaran III sebesar Rp 2.000.000 dilakukan enam bulan setelah
pendandatangan surat perjanjian jual beli ini.

Pasal 3
HAK DAN KEWAJIBAN

1. PIHAK PERTAMA berhak memperoleh Barang tersebut dalam kondisi baik.


2. PIHAK KEDUA wajib menyerahkan Barang tersebut setelah PIHAK
PERTAMA membayar uang pada pembayaran I

Pasal 4
PENYERAHAN BARANG

Biaya pengangkutan dan penyerahan Barang tersebut sepenuhnya ditanggung


oleh PIHAK KEDUA.

Pasal 5
SANKSI

1. Denda ditetapkan sebesar 2%( Rp.26.000) dari jumlah yang harus


dibayarkan PIHAK PERTAMA setiap hari dan maksimum denda adalah 2%
2. Apabila PIHAK KEDUA terlamat atau lalai megirimkan atau menyerahkan
Barang tersebut dan keterlambatannya serta kelalainnya tersebut bukan
disebabkan adanya force majeure, maka PIHAK KEDUA dikenakan denda sebesar
2%( dari pembayaran yang telah diterima PIHAK KEDUA.

Pasal 6
PENYELESAIAN PERSELISIHAN

Apabila terjadi perselisihan dari Perjanjian ini akan diselesaikan dengan jalan
musyawarah, dan apabila tidak terjadi kesepakatan antara kedua belah pihak
dalam musyawarah, maka kedua belah pihak sepakat untuk menyelesaikan
dengan mengambil tempat tinggal (domisili) yang umum dan tetap di Kantor
Pengadilan Negeri Makassar.

Demikianlah Perjanjian ini dibuat dan ditandatangani pada hari, tanggal, bulan,
tahun seperti yang disebutkan dalam awal Perjanjian ini, dibuat rangkap 2 dan
bermeterai cukup yang berkekuatan hukum yang sama untuk masing-masing
pihak.

Pihak Pertama Pihak Kedua


   
Ilham Hidayat Nelma Kharisma

CATATAN:

Kirimkan jawaban Anda dalam file dokumen word dengan format dan gaya bebas melalui

tautan tengah ujian. Jangan lupa untuk mencantumkan nama dan nomor siswa Anda pada file.

Pengajuan harus dilakukan selambat-lambatnya Selasa, 4 Mei 2021 pukul 3 sore. Yogyakarta

waktu.

Anda mungkin juga menyukai