Laporan Praktikum 7

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PRAKTIKUM

EKOLOGI UMUM

PERCOBAAN VII

METODE SAMPLING BIOTIK UNTUK MENDUGA POPULASI HEWAN


BERGERAH

NAMA : RIA EKAWATI

NIM : H41114015

HARI/TANGGAL : SENIN/6 APRIL 2015

KELOMPOK : V (LIMA)

ASISTEN : MARDINA

ANDI NUGRAHA

BASRAWATI DAMING

LABORATORIUM ILMU LINGKUNGAN DAN KELAUTAN


JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2015
BAB I

PENDAHULUAN

I.I Latar Belakang

Suatu populasi adalah suatu kelompok individu terlokalisir digolongkan

sebagai spesies yang sama. Mendefinisikan spesies sebagai suatu kelompok

populasi yang tiap individunya mempunyai potensi untuk saling mengawini dan

menghasilkan keturunan yang subur di alam bebas. Masing-masing spesies

memiliki suatu wilayah geografis tempat individu tersebar secara tidak merata,

umumnya terpusat pada beberapa terlokalisir. Suatu populasi mungkin terisolasi

dari  populasi  lain yang berspesies sama dan jarang sekali dapat mempertukarkan

materi genetiknya.

Setiap individu yang ada di alam suatu populasi maupun komunitas sangat

sulit dihitung bila tanpa menggunakan metode dan satuan yang telah ditentukan.

Untuk menerangkan populasi atau komunitas diperlukan sejumlah satuan

pengukuran seperti kepadatan, frekuensi, luas penutupan dan biomasa.

Mempelajari populasi ataupun komunitas biasanya dilakukan dengan cara

mengambil sampel (contoh) atau sebagian kecil individu dari populasi atau

komunitas tersebut barulah dapat ditarik suatu kesimpulan tentang populasi atau

tentang komunitas yang sedang dipelajari. Dalam penarikan contoh (sampling)

harus menggunakan metode sampling yang tepat.

Dalam percobaan ini akan dilakukan pendugaan populasi dari suatu areal

dengan menggunakan metode Lincoln-peterson dan metode Zippin, serta untuk

melatih dalam menerapkan teknis-teknis sampling organisme dan rumus-rumus

sederhana dalam analisis populasi.


I.2 Tujuan

Tujuan dari percobaan ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk menduga / mengetahui populasi dari suatu areal dengan menggunakan

metode Lincoln-Peterson dan metode Zippin.

2. Melatih keterampilan mahasiswa dalam menerapkan teknik-teknik sampling

organisme dan rumus-rumus sederhana dalam analisis populasi.

I.3 Waktu dan Tempat

Percobaan Metode Sampling Biotik Untuk Menduga Populasi Hewan

Bergerak dilaksanakan pada hari Senin, 13 April 2015 pukul 14.00-17.00 WITA,

di Laboratorium Biologi Dasar, Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu

Pengetahuan Alam, Universitas Hasanuddin, Makassar. Pengambilan data ini

dilaksanakan pada hari Sabtu, 18 April 2015 pukul 06.00-09.300 WITA dan sore

hari pukul 16.00-17.30 WITA, di sekitaran danau Universitas Hasanuddin,

Makassar.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Populasi adalah kumpulan kelompok makhluk yang sama jenis yang

mendiami suatu ruangan khusus, yang memiliki berbagai karakteristik yang baik

digambarkan secara statistik, unik sebagai milik kelompok dan bukan

karakteristik individu dalam kelompok itu. Salah satu hal yang berkaitan erat

dengan populasi adalah jumlah atau yang biasa disebut kepadatan populasi. Untuk

mengetahui jumlah atau kepadatan populasi dapat dilakukan dengan banyak

metode tergantung dengan keadaan sekitarnya. Salah satu metode yang paling

akurat untuk mengetahui kepadatan populasi di suatu wilayah adalah dengan

melakukan sensus. Tetapi kendala dari diadakannya sensus adalah lokasi

penelitian. Misalnya jika penghitungan sensus dengan lokasinya berada di hutan

terbuka dengan hewan liar seperti ular yang akan dihitung kerapatan populasinya.

Pergerakan hewan yang akan dihitung juga mempengaruhi keakuratan sensus

(Priyono, 2008).

Untuk menghitung populasi hewan bergerak terdapat dua cara yakni secara

langsung dan tidak langsung. Secara tidak langsung yaitu dengan perkiraan.

Misalnya untuk menghitung populasi rumput di suatu kebun dapat digunakan

metode kuadrat rumput, untuk hewan yang relatif mudah ditangkap dapat

dilakukan dengan metode CMR (Captur Mark Recaptur) dalam bahasa indonesia

adalah “tangkap tandai dan tangkap kembali” (Soegianto, 1994).

Captur Mark Recapture (CMR) yaitu menandai, melepaskan dan

menangkap kembali sampel sebagai metode pengamatan populasi. Merupakan

metode yang umumnya dipakai untuk menghitung perkiraan besarnya populasi.


Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek yang

mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti

untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Hal yang pertama

dilakukan adalah dengan menentukan tempat yang akan dilakukan estimasi, lalu

menghitung dan mengidentifikasi hasil dapat dibuat dalam sistem daftar. Suatu

populasi dapat pula ditafsirkan sebagai suatu kolompok makhuk yang sama

spesiesnya dan mendiami suatu ruang khusus pada waktu yang khusus.

Karakteristik dasar populasi adalah besar populasi atau kerapatan. Pengukuran

kerapatan mutlak ialah dengan cara penghitungan menyeluruh yaitu cara yang

paling langsung untuk mengerti berapakah makhluk yang di pertanyakan di sutau

daerah adalah menghitung makhluk tersebut semuanya dengan metode sampling

biotik yaitu dengan menghitung proporsi kecil populasi pada rumus Lincoln-

Peterson (Resosoedarmo, 1990).

Metode Lincoln-Peterson pada dasarya menangkap sejumlah individu dari

suatu populasi hewan yang akan dipelajari. Individu yang ditangkap kemudian

diberi tanda yang mudah dibaca, kemudian dilepaskan kembali dalam periode

waktu yang pendek. Setelah beberapa hari ditangkap kembali dan dihitung yang

bertanda yang tertangkap. Dari dua kali hasil penangkapan dapat diduga ukuran

atau besarnya populasi (N) dengan rumus (Umar, 2014) yaitu

N/M = n/R atau N = (M) (n) R.

Dengan:

N   = Besarnya populasi total.

M   = Jumlah induvidu yang tertangkap pada penangkapan pertama.

N   =  Jumlah induvidu yang tertangkap pada penangkapan kedua.


R = Individu yang bertanda dari penangkapan pertama yang tertangkap

kembali  padaipenangkapan kedua.

 Untuk metode sampling biotik hewan bergerak biasanya digunakan metode

capture recapture.  Merupakan metode yang sederhana untuk menduga ukuran

populasi dari suatu spesies hewan yang bergerak cepat seperti ikan, burung dan

mamalia kecil. Pada dasarnya metode ini menangkap sejumlah individu dari suatu

populasi hewan yang akan dipelajari. Individu yang tertangkap diberi tanda,

kemudian dilepaskan kembali dalam periode waktu yang pendek (1 hari). Setelah

jangka waktu tertentu dilakukan penangkapan ke dua terhadap sejumlah hewan

individu dari populasi yang sama. Dari penangkapan kedua ini lalu diidentifikasi

individu bertanda yang berasal dari hasil penangkapan pertama dan individu tidak

bertanda dari hasil penangkapan kedeua. Dari hasil tersebut maka dapat diduga

populasi hewan dalam suatu areal (Umar, 2014).

Metode Captur-Recapture seringkali sulit digunakan untuk menduga

ukuran populasi alami. Hal ini disebabkan karena asumsi-asumsi dalam metode

Capture-Recapture sulit dilaksanakan di lapangan. Untuk itu dilakukan metode

Removal Sampling yang tidak  melepaskan kembali hewan yang telah disampling.

Contoh metode Removal Sampling adalah metode Zippin yang dilakukan dengan

cara penangkapan pertama tidak dilepaskan kembali, kemudian dalam jangka

waktu tertentu dilakukan kembali penangkapan kedua dan juga hewan tidak

dilepaskan kembali. Sehingga dengan menggunakan persamaan Zippin dapat

diduga populasi hewan dalam suatu areal (Umar, 2014).

Metode Zippin hanya membutuhkan sedikit periode sampling. Metode ini

dapat dilakukan dengan cara, pada penangkapan pertama sejumlah hewan tidak

dilepaskan kembali (n1), kemudian dalam jangka waktu tertentu dilakukan


kembali penangkapan kedua dan juga hewan tidak dilepaskan kembali (n2).

Dengan cara ini populasi dapat diduga dengan rumus (Umar, 2014).

N= (n1)2/ (n1–n2)

Keterangan :

N   = Jumlah individu.

n1 = Jumlah hewan yang tertangkap dan tidak dilepaskan kembali pada

penangkapan pertama.

n2 = Jumlah hewan yang tertangkap dan tidak dilepaskan kembali pada

penangkapa kedua.
DAFTAR PUSTAKA

Priyono, 2008. Ekologi Kuantitatif. Jurnal Penelitian : Vol 2 (5) : Hal 5-7.

Resosoedarmo, S., 1990. Pengantar Ekologi.Jurnal Penelitian : Vol 7 (3) : Hal 17-
21.

Soegianto, A., 1994. Ekologi Kuantitatif. Penerbit Usaha Nasional, Surabaya.

Umar, M. R., 2014. Penuntun Praktikum Ekologi Umum Jurusan Biologi.


Universitas Hasanuddin, Makassar.
BAB III

METODE PENELITIAN

III.1 Alat

Alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah sweeping net, botol

sampel, pulpen dan kertas.

III.2 Bahan

Bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah tinta cina dan sampel

yang akan diamati.

III.3 Cara Kerja

Cara kerja pada percobaan ini adalah sebagai berikut

A. Metode Lincoln-Peterson

1. Menentukan suatua areal yang akan diamati.

2. Melakukan penangkapan dengan hewan bergerak dengan menggunakan

sweeping net, sweeping net diayunkan kekanan dan kekiri setiap kali

melangkah (± 10 langkah) setelah diayunkan jaring sweeping net digulung

agar sampel yang telah tertangkap tidak lepas.

3. Melakukan dua kali pengambilan di lokasi yang berbeda, sampel yang telah

tertangkap di keluarkan dari sweeping net kemudian dikumpulkan lalu setiap

sampel kemudian diberi tanda dengan tinta cina warna hitam setelah itu

dilepaskan kembali. Penangkapan kedua dilakukan setelah selang waktu 24

jam, dilakukan penangkapan dengan sweeping net seperti pada penangkapan

pertama.

4. Mengumpulkan semua hewan yang telah tertangkap dikumpulkan dan

dihitung jumlahnya.
5. Memeriksa apakah ada hewan yang ditandai pada penangkapan pertama

tertangkap pada penangkapan kedua  jika ada dihitung berapa jumlahnya dan

dicatat.

B. Metode Zippin

1. Menentukan suatu areal yang akan diamati.

2. Melakukan penangkapan dengan hewan bergerak dengan menggunakan

sweeping net, sweeping net diayunkan kekanan dan kekiri setiap kali

melangkah (± 10 langkah).

3. Melakukan dua kali pengambilan di lokasi yang berbeda, kemudian

menghitung berapa jumlah spesies yang tertangkap.


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

IV.1 Hasil

IV.1.1 Tabel Pengamatan Metode Capture-Recapture

No. Parameter Jumlah


1. M 14
2. n 40
3. R 0
Σ 44

Keterangan:

M: Jumlah individu tertangkap pada penangkapan pertama dan ditandai

n: Jumlah individu tertangkap pada penangkapan kedua (bertanda atau tidak)

R: Jumlah individu bertanda yang tertangkap pada penangkapan kedua

N: Jumlah total individu populasi

IV.1.2 Tabel Pengamatan Metode Removal Sampling

No. Parameter Jumlah


1. n1 12
2. n2 27

Keterangan: n1= jumlah hewan yang tertangkap dan tidak dilepaskan kembali

pada penangkapan pertama

n2 = jumlah hewan yang tertangkap dan tidak dilepaskan kembali

pada penangkapan kedua

IV.2 Analisis Data

IV.2.1 Metode Capture-Recapture

A. Pendugaan Populasi
( M ) (n)
N=
R

(14 ) (40)
¿
0

560
¿
0

=∞

B. Kesalahan Baku

( M )( n ) ( M −R ) ( n−R )
SE=
√ R3

( 14 )( 40 ) (14−0 )( 40−0 )
¿
√ 03

( 560 ) ( 14 )( 40 )
¿
√ 0❑

= 560
0❑

=∞

C. Selang Kepercayaan

N ± (t) (SE)

t = (df α)

= ((40-2)(0,01))

= ((38)(0,01))

= 0,38

Dimana: α  = Tingkat singnifikan (0,01)

Jadi, selang kepercayaannya adalah ∞ ± (0,38)( ∞)

IV.2.2 Metode Zippin


A. Pendugaan Populasi
2
( n 1)
N=
( n 1−n2 )

( 12 )2
¿
(12−27 )

144
¿
(−15 )

= -9,6

B. Kesalahan Baku

( n1 ) ( n 2) √ ( n1 +n 2 )
SE= 2
( n1−n2 )

(12 )( 27 ) √ ( 12+ 27 )
¿
(12−27 )2

( 324 ) √ 39
¿
(−15 )2

( 324 ) (6,24)
¿
225

2021,76
¿
225

= 8,98

C. Selang Kepercayaan

N ± (t) (SE)

t = (df α)

= ((-9,6-(2))(0,01)

= ((-11,6)(0,01))

= -0,116

Dimana: α  = Tingkat singnifikan (0,01)


Jadi, selang kepercayaannya adalah -9,6 ± (-0,116) (8,98)

IV.3 Pembahasan

Populasi merupakan suatu kumpulan individu dari suatu jenis organisme.

Metode yang digunakan dalam menduga populasi yaitu metode Lincoln-Peterson

dan metode Zippin. Metode Lincoln-Peterson merupakan metode yang digunakan

untuk menduga populai dengan cara menangkap sejumlah individu dari suatu

populasi hewan yang akan dipelajari, individu yang ditangkap kemudian diberi

tanda yang mudah dibaca kemudian dilepaskan kembali dalam periode waktu

yang pendek. Setelah beberapa waktu, dilakukan penangkapan kembali dan

dihitung yang bertanda dan tidak bertanda yang tertangkap. Adapun metode 

Zippin dilakukan dengan cara penangkapan pertama tidak dilepaskan, kemudian

dalam jangka waktu tertentu dilakukan kembali penangkapan kedua dan juga

hewan tidak dilepaskan kembali.

Percobaan ini digunakan dua metode sampling, yang pertama metode

Capture-Recapture melalui Metode Lincoln-Peterson dan yang kedua metode

Removal-Sampling melalui metode Zippin yang masing-masing menggunakan

sweeping net. Pada Metode Lincoln-Peterson dilakukan dengan cara menangkap

serangga kemudian serangga yang ditangkap pada penangkapan pertama

kemudian ditandai. Serangga yang diperoleh pada penangkapan pertama sebanyak

14 ekor yang kemudian ditandai dan setelah itu serangga tersebut dilepaskan

kembali. Dalam selang beberapa jam, dilakukan penangkapan ulang pada areal

tempat penangkapan serangga yang pertama, hasilnya diperoleh serangga

sebanyak 40 ekor namun diantara serangga ini tidak ada satupun serangga yang

bertanda pada penangkapan pertama yang kembali ditangkap pada penangkapan

yang kedua. Data yang diperoleh kemudian dianalisis dengan menggunakan


Metode Lincoln-Peterson, hasil yang diperoleh dimana nilainya sama dengan tak

terhingga karena R=0, pembagi nol menyebabkan hasil yang diperoleh tidak

berhingga.

Hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu adanya dorongan mencari

makanan, menghindari predator atau mungkin karena air pada saat penangkapan

sore tidak ada serangga yang ditandai (penangkapan pertama). Peristiwa ini terjadi

karena kemungkinan besar serangga tersebut dimakan oleh predator dan terjadi

migrasi akibat adanya beberapa faktor di atas.  Hal lainnya dikarenakan serangga

yang ditangkap sebagian besar berukuran sangat kecil sehingga kemungkinan

tertangkapnya kembali sangat sulit dan areal tersebut kemungkinan bukan

merupakan habitat dari serangga itu sehingga pada penangkapan yang kedua tidak

diperoleh kembali serangga yang bertanda.

Metode lainnya yang digunakan dalam percobaan ini adalah melalui metode

Zippin dimana melaui metode ini dilakukan penangkapan pada serangga yang

tidak dilepaskan kembali (n1), kemudian dalam jangka waktu tertentu dilakukan

kembali penangkapan kedua dan juga tidak dilepaskan kembali (n 2). Dari hasil

yang diperoleh kemudian dianalisis dengan meggunakan metode Zippin dimana

diperoleh jumlah individu sebanyak 10 dengan standart error sebesar 8,98 dan

selang kepercayaan antara (-9,6 ± (-0,116) (8,98)).

Hal-hal yang mungkin menyebabkan terjadinya perbedaan kesalahan pada

percobaan adalah cara penangkapan serangga, luas area, kondisi lingkungan dan

suhu sekitar lingkungan.

Dari percobaan ini, dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan metode

Lincoln-Peterson dan metode Zippin, kita dapat dengan mudah menduga jumlah
populasi hewan bergerak disuatu daerah. Namun dengan menggunakan metode ini

data yang kita dapatkan tidak valid atau hanya berupa dugaan saja.
BAB V

PENUTUP

V.1 Kesimpulan

Dari hasil pengambilan sampel dan pengujian dengan menggunakan Metode

Lincoln-Peterson dan Metode Zippin, maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Metode Lincoln-Peterson dapat disimpulkan bahwa populasi serangga di

tempat tersebut tidak terbatas, adapun pada metode Zippin dapat diduga bahwa

populasi serangga berjumlah 10. Hal-hal yang mungkin menyebabkan

terjadinya kesalahan pada hasil percobaan adalah cara penangkapan serangga,

luas area, kondisi lingkungan dan suhu di sekitar lingkungan.

2. Teknik sampling dengan metode Lincoln-Peterson menggunakan rumus

N = (M) (n) / (R), sedangkan teknik sampling dengan metode Zippin juga

menggunakan rumus yaitu N = (n1)2 / (n1-n2).

V.2 Saran

Saran dalam melakukan percobaan ini yaitu dalam pengambilan sampel

maupun dalam perhitungan adalah di dalam melakukan praktikum agar lebih teliti

dan tepat.

Anda mungkin juga menyukai