Laporan Praktikum 7
Laporan Praktikum 7
Laporan Praktikum 7
EKOLOGI UMUM
PERCOBAAN VII
NIM : H41114015
KELOMPOK : V (LIMA)
ASISTEN : MARDINA
ANDI NUGRAHA
BASRAWATI DAMING
PENDAHULUAN
populasi yang tiap individunya mempunyai potensi untuk saling mengawini dan
memiliki suatu wilayah geografis tempat individu tersebar secara tidak merata,
dari populasi lain yang berspesies sama dan jarang sekali dapat mempertukarkan
materi genetiknya.
Setiap individu yang ada di alam suatu populasi maupun komunitas sangat
sulit dihitung bila tanpa menggunakan metode dan satuan yang telah ditentukan.
mengambil sampel (contoh) atau sebagian kecil individu dari populasi atau
komunitas tersebut barulah dapat ditarik suatu kesimpulan tentang populasi atau
Dalam percobaan ini akan dilakukan pendugaan populasi dari suatu areal
Bergerak dilaksanakan pada hari Senin, 13 April 2015 pukul 14.00-17.00 WITA,
dilaksanakan pada hari Sabtu, 18 April 2015 pukul 06.00-09.300 WITA dan sore
Makassar.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
mendiami suatu ruangan khusus, yang memiliki berbagai karakteristik yang baik
karakteristik individu dalam kelompok itu. Salah satu hal yang berkaitan erat
dengan populasi adalah jumlah atau yang biasa disebut kepadatan populasi. Untuk
metode tergantung dengan keadaan sekitarnya. Salah satu metode yang paling
terbuka dengan hewan liar seperti ular yang akan dihitung kerapatan populasinya.
(Priyono, 2008).
Untuk menghitung populasi hewan bergerak terdapat dua cara yakni secara
langsung dan tidak langsung. Secara tidak langsung yaitu dengan perkiraan.
metode kuadrat rumput, untuk hewan yang relatif mudah ditangkap dapat
dilakukan dengan metode CMR (Captur Mark Recaptur) dalam bahasa indonesia
dilakukan adalah dengan menentukan tempat yang akan dilakukan estimasi, lalu
populasi dapat pula ditafsirkan sebagai suatu kolompok makhuk yang sama
spesiesnya dan mendiami suatu ruang khusus pada waktu yang khusus.
kerapatan mutlak ialah dengan cara penghitungan menyeluruh yaitu cara yang
biotik yaitu dengan menghitung proporsi kecil populasi pada rumus Lincoln-
suatu populasi hewan yang akan dipelajari. Individu yang ditangkap kemudian
diberi tanda yang mudah dibaca, kemudian dilepaskan kembali dalam periode
waktu yang pendek. Setelah beberapa hari ditangkap kembali dan dihitung yang
bertanda yang tertangkap. Dari dua kali hasil penangkapan dapat diduga ukuran
Dengan:
kembali padaipenangkapan kedua.
populasi dari suatu spesies hewan yang bergerak cepat seperti ikan, burung dan
mamalia kecil. Pada dasarnya metode ini menangkap sejumlah individu dari suatu
populasi hewan yang akan dipelajari. Individu yang tertangkap diberi tanda,
kemudian dilepaskan kembali dalam periode waktu yang pendek (1 hari). Setelah
individu dari populasi yang sama. Dari penangkapan kedua ini lalu diidentifikasi
individu bertanda yang berasal dari hasil penangkapan pertama dan individu tidak
bertanda dari hasil penangkapan kedeua. Dari hasil tersebut maka dapat diduga
ukuran populasi alami. Hal ini disebabkan karena asumsi-asumsi dalam metode
Removal Sampling yang tidak melepaskan kembali hewan yang telah disampling.
Contoh metode Removal Sampling adalah metode Zippin yang dilakukan dengan
waktu tertentu dilakukan kembali penangkapan kedua dan juga hewan tidak
dapat dilakukan dengan cara, pada penangkapan pertama sejumlah hewan tidak
Dengan cara ini populasi dapat diduga dengan rumus (Umar, 2014).
N= (n1)2/ (n1–n2)
Keterangan :
penangkapan pertama.
penangkapa kedua.
DAFTAR PUSTAKA
Priyono, 2008. Ekologi Kuantitatif. Jurnal Penelitian : Vol 2 (5) : Hal 5-7.
Resosoedarmo, S., 1990. Pengantar Ekologi.Jurnal Penelitian : Vol 7 (3) : Hal 17-
21.
METODE PENELITIAN
III.1 Alat
Alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah sweeping net, botol
III.2 Bahan
Bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah tinta cina dan sampel
A. Metode Lincoln-Peterson
sweeping net, sweeping net diayunkan kekanan dan kekiri setiap kali
3. Melakukan dua kali pengambilan di lokasi yang berbeda, sampel yang telah
sampel kemudian diberi tanda dengan tinta cina warna hitam setelah itu
pertama.
dihitung jumlahnya.
5. Memeriksa apakah ada hewan yang ditandai pada penangkapan pertama
tertangkap pada penangkapan kedua jika ada dihitung berapa jumlahnya dan
dicatat.
B. Metode Zippin
sweeping net, sweeping net diayunkan kekanan dan kekiri setiap kali
melangkah (± 10 langkah).
IV.1 Hasil
Keterangan:
Keterangan: n1= jumlah hewan yang tertangkap dan tidak dilepaskan kembali
A. Pendugaan Populasi
( M ) (n)
N=
R
(14 ) (40)
¿
0
560
¿
0
=∞
B. Kesalahan Baku
( M )( n ) ( M −R ) ( n−R )
SE=
√ R3
( 14 )( 40 ) (14−0 )( 40−0 )
¿
√ 03
( 560 ) ( 14 )( 40 )
¿
√ 0❑
= 560
0❑
=∞
C. Selang Kepercayaan
N ± (t) (SE)
t = (df α)
= ((40-2)(0,01))
= ((38)(0,01))
= 0,38
( 12 )2
¿
(12−27 )
144
¿
(−15 )
= -9,6
B. Kesalahan Baku
( n1 ) ( n 2) √ ( n1 +n 2 )
SE= 2
( n1−n2 )
(12 )( 27 ) √ ( 12+ 27 )
¿
(12−27 )2
( 324 ) √ 39
¿
(−15 )2
( 324 ) (6,24)
¿
225
2021,76
¿
225
= 8,98
C. Selang Kepercayaan
N ± (t) (SE)
t = (df α)
= ((-9,6-(2))(0,01)
= ((-11,6)(0,01))
= -0,116
IV.3 Pembahasan
untuk menduga populai dengan cara menangkap sejumlah individu dari suatu
populasi hewan yang akan dipelajari, individu yang ditangkap kemudian diberi
tanda yang mudah dibaca kemudian dilepaskan kembali dalam periode waktu
dihitung yang bertanda dan tidak bertanda yang tertangkap. Adapun metode
dalam jangka waktu tertentu dilakukan kembali penangkapan kedua dan juga
14 ekor yang kemudian ditandai dan setelah itu serangga tersebut dilepaskan
kembali. Dalam selang beberapa jam, dilakukan penangkapan ulang pada areal
sebanyak 40 ekor namun diantara serangga ini tidak ada satupun serangga yang
terhingga karena R=0, pembagi nol menyebabkan hasil yang diperoleh tidak
berhingga.
Hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu adanya dorongan mencari
makanan, menghindari predator atau mungkin karena air pada saat penangkapan
sore tidak ada serangga yang ditandai (penangkapan pertama). Peristiwa ini terjadi
karena kemungkinan besar serangga tersebut dimakan oleh predator dan terjadi
migrasi akibat adanya beberapa faktor di atas. Hal lainnya dikarenakan serangga
merupakan habitat dari serangga itu sehingga pada penangkapan yang kedua tidak
Metode lainnya yang digunakan dalam percobaan ini adalah melalui metode
Zippin dimana melaui metode ini dilakukan penangkapan pada serangga yang
tidak dilepaskan kembali (n1), kemudian dalam jangka waktu tertentu dilakukan
kembali penangkapan kedua dan juga tidak dilepaskan kembali (n 2). Dari hasil
diperoleh jumlah individu sebanyak 10 dengan standart error sebesar 8,98 dan
percobaan adalah cara penangkapan serangga, luas area, kondisi lingkungan dan
Lincoln-Peterson dan metode Zippin, kita dapat dengan mudah menduga jumlah
populasi hewan bergerak disuatu daerah. Namun dengan menggunakan metode ini
data yang kita dapatkan tidak valid atau hanya berupa dugaan saja.
BAB V
PENUTUP
V.1 Kesimpulan
tempat tersebut tidak terbatas, adapun pada metode Zippin dapat diduga bahwa
N = (M) (n) / (R), sedangkan teknik sampling dengan metode Zippin juga
V.2 Saran
maupun dalam perhitungan adalah di dalam melakukan praktikum agar lebih teliti
dan tepat.