Upaya Meningkatkan Peran Dynamic Positioning Operator
Upaya Meningkatkan Peran Dynamic Positioning Operator
Upaya Meningkatkan Peran Dynamic Positioning Operator
LAMPUNG SELATAN
2021
Latar Belakang
Peralatan Dynamic Positioning (DP) System merupakan teknologi terbaru
didunia maritim dewasa ini yang dipergunakan untuk mendukung pekerjaan kapal kapal
yang melayani kegiatan pengeboran minyak dan gas dilaut lepas. Setiap kegiatan
pengeboran minyak dilepas pantai tidak terlepas dari peranan kapal-kapal yang
melayaninya, seperti Offshore Support Vessel (OSV). Dimana antara satu OSV dengan
yang lain mempunyai tugas yang berbeda beda sesuai dengan konstruksinya. Misalnya
AHTS (Anchor Handling Towing Supply Vessel), PSV (Platform Support Vessel), DSV
(Diving Support Vessel), Survey Vessel dan Crew Boat. Selain dari kelima jenis OSV
tersebut, masih ada yang lain yang bertugas untuk melayani kebutuhan Rig baik yang
dioperasikan secara konvensional maupun juga yang dioperasikan dengan menggunakan
teknologi Dynamic Positioning System. Semua jenis OSV tersebut dituntut untuk dapat
berolah gerak dengan baik. Dynamic Position pada sebuah kapal adalah merupakan
sistem pengendalian komputer yang dapat mengatur posisi kapal secara otomatis
dengan menggunakan mekanisme baling-baling, thruster, sensor posisi yang
dikombinasikan dengan sensor angin dan sensor gerak yang memberikan informasi pada
komputer yang berhubungan langsung dengan posisi kapal dan keadaan cuaca yang
mempengaruhinya. Mengingat kemutakhiran teknologi dan tingginya tingkat sensitif
perangkatperangkat Dynamic Position (DP) yang ada di atas kapal, maka kita sebagai
pelaut khususnya Dynamic Positioning Operator memegang peranan yang sangat
penting dalam pengoperasian. DP Operator harus memahami, memiliki pengalaman,
kemampuan dan pengetahuan yang cukup untuk pengoperasian dan perawatan kapal
DP System secara benar. Dengan adanya peralatan Dynamic Positioning dikapal,
membuat kapal mampu mempertahankan posisi secara otomatis sehingga mampu
bertahan di posisi yang sama sedekat mungkin dengan segala fasilitas pengeboran atau
produksi minyak & gas di lepas pantai. Hal tersebut akan membuat operasi bongkar
muat menjadi lebih aman untuk kru dan efisien dalam hal waktu karena seorang
nakhoda tidak perlu lagi berjam-jam manuver saat proses bongkar muat atau dalam
kegiatan operasi lepas pantai. Setiap pengoperasian DP system, tidak terlepas dari peran
DP Operator (DPO) karena hanya DPO yang berhak dan berkewajiban mengoperasikan
Peralatan DP tersebut. Untuk bisa menjadi seorang DPO,harus mengikuti proses
pelatihan yaitu DP Basic atau Induction Course dan DP Advance atau Simulator Course,
setelah semua persyaratan dilengkapi, buku DP atau DP Log tersebut di kirimkan ke
Nautical Institute di London untuk di proses dan di daftarkan untuk mendapatkan
pengukuhan sertifikat sebagai DPO. Setelah bersertifikasi DPO, diharapkan untuk tetap
optimal dalam bekerja, karena tanggung jawabnya yang tidak mudah.
Metode
Menurut IMO Maritime Safety Committee Resolution 645 (1994) Petunjuk untuk
kapal yang dilengkapi dengan DP System, Annex 7 menjelaskan bahwa; “Kapal dengan
DP System adalah sebuah kapal yang secara otomatis dapat mempertahankan posisinya
secara akurat dengan bantuan Thruster”. Pengertian dengan bantuan Thruster adalah
bantuan dari Mesin Induk, Thruster depan dan belakang termasuk Azimuth Thruster. DP
System ini dipakai untuk menjaga kapal selalu pada posisinya atau untuk menggerakkan
kapal dari posisi satu ke posisi yang lain dengan bantuan computer.
Menurut buku Dynamic Positioning Course ada beberapa jenis DP System yang
dioperasikan saat ini di dunia diantaranya adalah:
Dengan adanya hambatan - hambatan di atas, tentunya pihak kapal harus berkoordinasi,
melaporkan secara benar dan terperinci kerusakan-kerusakan yang terjadi di kapal
diikuti dengan permintaan barang, pihak kapal dituntut untuk melaporkan suku cadang
mana yang menjadi prioritas, sehingga perusahaan dapat mengirim lebih awal suku
cadang yang menjadi prioritas diatas kapal. DPO Seharusnya Memiliki Latar Belakang
Mengolah Gerak Kapal Pemecahan masalah yang dapat dilakukan untuk memiliki
kemampuan profesional dan ketrampilan dalam mengendalikan atau pengawakan harus
di lakukan hal – hal sebagai berikut: Seharusnya DPO memiliki ijasah kepelautan
Peraturan yang dikeluarkan oleh Nautical Institute (NI) sebagai satu-satunya Lembaga
resmi yang mengeluarkan sertifikat DP, pada bulan Januari 2012 telah merevisi syarat-
syarat yang harus dipenuhi seorang calon DP Operator yang antara lain menetapkan
ijasah minimum kepelautan yang harus dimiliki yaitu sesuai dengan konvensi STCW di
Manila (Amandemen 2010), sehingga setidaknya DP Operator nantinya memiliki
pengetahuan dasar tentang olah gerak dan pengendalian kapal. Dengan demikian pusat
– pusat pelatihan DP system dapat melakukan seleksi secara lebih baik dengan cara
melakukan verifikasi terhadap ijazah yang dimiliki calon peserta pelatihan DP System.
Hal ini tentunya juga akan berpengaruh terhadap kebijakan dari pihak perusahaan
dalam seleksi dan penerimaan DP Operator guna memenuhi standar pengawakan kapal
yang beroperasi dengan peralatan DP Sistem. DPO dibekali kemampuan mengendalikan
kapal secara manual Juga dirasakan perlunya latar belakang dan pengalaman yang
menunjang dalam melaksanakan.
Kesimpulan
Dari pembahasan masalah tersebut diatas, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai
berikut :
Emas Academy& Training Centre, The Dynamic Positioning - Induction - Student Manual,
Singapore
Emas Academy & Training Centre, The Dynamic Positioning - Simulator- Student Manual,
Singapore
IMCA, 2006, The Training and Experienced of DP Key Personnel M117, Rev.1
IMO, 200),IMO Guidelines for Vessel with Dynamic Positioning System, MSC Circ. 645
Micheal Hancox, 1994, Anchor Handling, Oilfield Seamanship Series, Volume Three.