Upaya Meningkatkan Peran Dynamic Positioning Operator

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 6

UPAYA MENINGKATKAN PERAN DYNAMIC POSITIONING OPERATOR

(DPO) DALAM MENGOPERASIKAN KAPAL OFFSHORE SUPPLY VESSEL


(OSV) DENGAN DYNAMIC POSITIONING SYSTEM

Survei Industi Lepas Pantai

Rio Dwi Putra


23117105

PROGRAM STUDI TEKNIK GEOMATIKA

JURUSAN TEKNOLOGI INFRASTRUKTUR DAN KEWILAYAHAN

INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA

LAMPUNG SELATAN

2021
Latar Belakang
Peralatan Dynamic Positioning (DP) System merupakan teknologi terbaru
didunia maritim dewasa ini yang dipergunakan untuk mendukung pekerjaan kapal kapal
yang melayani kegiatan pengeboran minyak dan gas dilaut lepas. Setiap kegiatan
pengeboran minyak dilepas pantai tidak terlepas dari peranan kapal-kapal yang
melayaninya, seperti Offshore Support Vessel (OSV). Dimana antara satu OSV dengan
yang lain mempunyai tugas yang berbeda beda sesuai dengan konstruksinya. Misalnya
AHTS (Anchor Handling Towing Supply Vessel), PSV (Platform Support Vessel), DSV
(Diving Support Vessel), Survey Vessel dan Crew Boat. Selain dari kelima jenis OSV
tersebut, masih ada yang lain yang bertugas untuk melayani kebutuhan Rig baik yang
dioperasikan secara konvensional maupun juga yang dioperasikan dengan menggunakan
teknologi Dynamic Positioning System. Semua jenis OSV tersebut dituntut untuk dapat
berolah gerak dengan baik. Dynamic Position pada sebuah kapal adalah merupakan
sistem pengendalian komputer yang dapat mengatur posisi kapal secara otomatis
dengan menggunakan mekanisme baling-baling, thruster, sensor posisi yang
dikombinasikan dengan sensor angin dan sensor gerak yang memberikan informasi pada
komputer yang berhubungan langsung dengan posisi kapal dan keadaan cuaca yang
mempengaruhinya. Mengingat kemutakhiran teknologi dan tingginya tingkat sensitif
perangkatperangkat Dynamic Position (DP) yang ada di atas kapal, maka kita sebagai
pelaut khususnya Dynamic Positioning Operator memegang peranan yang sangat
penting dalam pengoperasian. DP Operator harus memahami, memiliki pengalaman,
kemampuan dan pengetahuan yang cukup untuk pengoperasian dan perawatan kapal
DP System secara benar. Dengan adanya peralatan Dynamic Positioning dikapal,
membuat kapal mampu mempertahankan posisi secara otomatis sehingga mampu
bertahan di posisi yang sama sedekat mungkin dengan segala fasilitas pengeboran atau
produksi minyak & gas di lepas pantai. Hal tersebut akan membuat operasi bongkar
muat menjadi lebih aman untuk kru dan efisien dalam hal waktu karena seorang
nakhoda tidak perlu lagi berjam-jam manuver saat proses bongkar muat atau dalam
kegiatan operasi lepas pantai. Setiap pengoperasian DP system, tidak terlepas dari peran
DP Operator (DPO) karena hanya DPO yang berhak dan berkewajiban mengoperasikan
Peralatan DP tersebut. Untuk bisa menjadi seorang DPO,harus mengikuti proses
pelatihan yaitu DP Basic atau Induction Course dan DP Advance atau Simulator Course,
setelah semua persyaratan dilengkapi, buku DP atau DP Log tersebut di kirimkan ke
Nautical Institute di London untuk di proses dan di daftarkan untuk mendapatkan
pengukuhan sertifikat sebagai DPO. Setelah bersertifikasi DPO, diharapkan untuk tetap
optimal dalam bekerja, karena tanggung jawabnya yang tidak mudah.
Metode

Menurut IMO Maritime Safety Committee Resolution 645 (1994) Petunjuk untuk
kapal yang dilengkapi dengan DP System, Annex 7 menjelaskan bahwa; “Kapal dengan
DP System adalah sebuah kapal yang secara otomatis dapat mempertahankan posisinya
secara akurat dengan bantuan Thruster”. Pengertian dengan bantuan Thruster adalah
bantuan dari Mesin Induk, Thruster depan dan belakang termasuk Azimuth Thruster. DP
System ini dipakai untuk menjaga kapal selalu pada posisinya atau untuk menggerakkan
kapal dari posisi satu ke posisi yang lain dengan bantuan computer.

Menurut buku Dynamic Positioning Course ada beberapa jenis DP System yang
dioperasikan saat ini di dunia diantaranya adalah:

1.Kongsberg Maritime buatan Norwegia


2. L3 Communication buatan USA (sebelumnya Nautronix)
3. MT Bridgemate, Marine Technology, buatan USA
4. Rolls – Royce buatan Norwegia
5. Navis Oy buatan Finlandia
6. Coverteam System buatan USA (sebelumnya Alstom)

Adapun keuntungan dari penggunaan sistem Dynamic Positioning adalah :


1. Olah gerak yang sempurna, sangat mudah untuk merubah posisi.
2. Tidak dibutuhkan berlabuh jangkar dan menambatkan tali ke rig pada saat bongkar
muat.
3. Tidak tergantung pada kedalaman air laut.
4. Set up sistemnya cepat dan mudah.
5. Tidak terbatas atau terganggu karena halangan didasar laut.

Dan kekurangan penggunaan sistem Dynamic Positioning adalah:


1. Sistemnya komplek dengan tambahan pendorong, harus ada penambahan kontrol-
kontrol danmesin bantu.
2. Pemasangan instalasi perangkat DP System yang mahal
3. Dimungkinkannya kehilangan posisi apabila ada salah satu sistemnya yang failure atau
mesin black out.
4. Bahaya terhadap pengoperasian dibawah air laut, terutama penyelaman dan
Remotely Operating Vehicle (ROV) terhadap propeller maupun thruster.
5. Biaya perawatan yang cukup lebih besar.
6. Penggunaan bahan bakar yang cukup besar.
Hasil

Peralatan Dynamic Positioning System di atas kapal rentan terhadap kerusakan,


tidak tersedianya suku cadang di atas kapal tentunya dapat mengganggu kelancaran
pengoperasian kapal itu sendiri. Sangat dipahami bahwa dalam menyediakan suku
cadang di atas kapal tentunya banyak faktor yang harus diperhitungkan diantaranya:

1) Mahalnya suku cadang yang pokok yang ada diatas kapal


2) Sebagian suku cadang yang ada di atas kapal harus dikirim dari Negara pembuat
seperti Kongsberg dari Norwegia
3) Transportasi dan birokrasi untuk mengirim suku cadang banyak mengalami
hambatan. Sehingga memakan waktu.

Dengan adanya hambatan - hambatan di atas, tentunya pihak kapal harus berkoordinasi,
melaporkan secara benar dan terperinci kerusakan-kerusakan yang terjadi di kapal
diikuti dengan permintaan barang, pihak kapal dituntut untuk melaporkan suku cadang
mana yang menjadi prioritas, sehingga perusahaan dapat mengirim lebih awal suku
cadang yang menjadi prioritas diatas kapal. DPO Seharusnya Memiliki Latar Belakang
Mengolah Gerak Kapal Pemecahan masalah yang dapat dilakukan untuk memiliki
kemampuan profesional dan ketrampilan dalam mengendalikan atau pengawakan harus
di lakukan hal – hal sebagai berikut: Seharusnya DPO memiliki ijasah kepelautan
Peraturan yang dikeluarkan oleh Nautical Institute (NI) sebagai satu-satunya Lembaga
resmi yang mengeluarkan sertifikat DP, pada bulan Januari 2012 telah merevisi syarat-
syarat yang harus dipenuhi seorang calon DP Operator yang antara lain menetapkan
ijasah minimum kepelautan yang harus dimiliki yaitu sesuai dengan konvensi STCW di
Manila (Amandemen 2010), sehingga setidaknya DP Operator nantinya memiliki
pengetahuan dasar tentang olah gerak dan pengendalian kapal. Dengan demikian pusat
– pusat pelatihan DP system dapat melakukan seleksi secara lebih baik dengan cara
melakukan verifikasi terhadap ijazah yang dimiliki calon peserta pelatihan DP System.
Hal ini tentunya juga akan berpengaruh terhadap kebijakan dari pihak perusahaan
dalam seleksi dan penerimaan DP Operator guna memenuhi standar pengawakan kapal
yang beroperasi dengan peralatan DP Sistem. DPO dibekali kemampuan mengendalikan
kapal secara manual Juga dirasakan perlunya latar belakang dan pengalaman yang
menunjang dalam melaksanakan.
Kesimpulan

Dari pembahasan masalah tersebut diatas, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai
berikut :

1.Kurangnya perawatan pada perangkat DP System diatas kapal mengakibatkan fungsi


dan kerja DP System tidak Optimal serta kesiapan suku cadang diatas kapal adalah
sangat penting guna kelancaran operasional kapal tersebut.
2. Rendahnya dukungan dari perusahaan untuk mensponsori pembiayaan pengambilan
kursus DP system yang dapat menambah loyalitas dari para Nakhoda dan Mualim
kepada perusahaan.
3. Terbatasnya pengetahuan DP Operator dalam pengoperasian kapal secara manual
handling, menyebabkan timbulnya resiko yang fatal apabila terjadi kegagalan pada
system DP dalam pengoperasian kapal itu sendiri.
4. Ketidakpedulian seorang Nakhoda dalam memberikan kesempatan dan pengawasan
kepada Perwiranya mengolah gerak kapal sebagai latihan pengendalian kapal akan
berdampak pada kurangnya percaya diri, kemampuan dan pengambilan keputusan
seorang Perwira dalam berolah gerak.
Daftar Pustaka

Emas Academy& Training Centre, The Dynamic Positioning - Induction - Student Manual,
Singapore

Emas Academy & Training Centre, The Dynamic Positioning - Simulator- Student Manual,
Singapore

IMCA, 2006, The Training and Experienced of DP Key Personnel M117, Rev.1

IMO, 200),IMO Guidelines for Vessel with Dynamic Positioning System, MSC Circ. 645

Micheal Hancox, 1994, Anchor Handling, Oilfield Seamanship Series, Volume Three.

Moedjiman R, Prosedur penulisan makalah, BP3IP, Jakarta

Waluyo, Edi, Metedologi Penelitian, BP3IP, Jakarta

Untung, Sri, Penulisan Karya Ilmiah Terapan, BP3IP, Jakarta

Anda mungkin juga menyukai