Asuhan Keperawatan Gawat Darurat Pada TN - Al Dengan ST Elevasi Miokard Infark Di Ruang Igd Rs Pupuk Kaltim Bontang
Asuhan Keperawatan Gawat Darurat Pada TN - Al Dengan ST Elevasi Miokard Infark Di Ruang Igd Rs Pupuk Kaltim Bontang
Asuhan Keperawatan Gawat Darurat Pada TN - Al Dengan ST Elevasi Miokard Infark Di Ruang Igd Rs Pupuk Kaltim Bontang
AL
DENGAN ST ELEVASI MIOKARD INFARK DI RUANG IGD
RS PUPUK KALTIM BONTANG
PENDAHULUAN
Penyakit jantung merupakan salah satu masalah kesehatan utama dan penyebab
nomor satu kematian di dunia. Data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tahun 2016
menyebutkan, lebih dari 17 juta orang di dunia meninggal akibat penyakit jantung dan
pembuluh darah. Dari seluruh kematian di dunia, sebagian besar atau sekitar 8,7 juta
kematian disebabkan oleh karena penyakit jantung koroner (Suhayatra Putra, 2016). Hasil
riskesdas (Kementrian Kesehatan RI, 2018) menunjukkan bahwa sebesar 1,5% atau 15
dari 1.000 penduduk Indonesia menderita penyakit jantung koroner. Sedangkan jika
Registration System tahun 2014 menunjukkan 12,9% kematian diakibatkan oleh penyakit
jantung koroner.
Infark miokard akut (IMA) merupakan bagian dari spektrum penyakit jantung
koroner yang terdiri atas angina pektoris tidak stabil, Non ST-Elevasi Miokard Infark
(NSTEMI), dan ST-Elevasi Miokard Infark (STEMI). STEMI adalah jenis yang terberat
dari kelompok penyakit jantung koroner yang memerlukan penanganan serius baik
tindakan pada saat serangan sangat penting, namun upaya pengembalian fungsi jantung
juga memiliki makna yang sangat besar sebagai pencegahan serangan ulang yang dapat
Penatalaksanaan STEMI dimulai sejak kontak medis pertama, baik untuk diagnosis
dan pengobatan. Penilaian klinis terhadap STEMI akan dilakukan dalam waktu 24 sampai
48 jam. Diagnosis STEMI perlu dibuat sesegera mungkin melalui perekaman dan
mendukung keberhasilan tata laksanan (PERKI, 2018). Peran perawat tentang tindakan
kegawatdaruratan di IGD pada pasien IMA memegang porsi besar dalam menentukan
keberhasilan pertolongan pertama. Disamping itu dibutuhkan juga sikap yang benar
Perawat sebagai salah satu anggota tim dalam tatanan keperawatan klinik sangat
tanda dan gejala awal iskemia, memberikan intervensi dan implementasi keperawatan
yang cepat dan tepat sehingga akan mengembalikan aliran darah koroner dan mencegah
pasien dari komplikasi. Pengetahuan dan peran perawat dalam melakukan asuhan
keperawatan pada pasien STEMI secara lebih lanjut sangat penting dalam
mengidentifikasi dan melakukan perawatan pasien STEMI yang beresiko tinggi pada
kejadian kematian. Berkaitan dengan hal tersebut, maka penulis menyusun laporan studi
1.3 Tujuan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa dapat memahami dam mampu melakukan asuhan keperawatan
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa dapat memahami konsep dasar teori tentang penyakit STEMI meliputi
penyakit STEMI.
1.4 Manfaat
1. Teoritis
a. Hasil studi kasus ini diharapkan dapat menjadi gambaran dan acuan dalam
b. Hasil studi kasus ini dapat menambah keilmuan dan memperkaya wawasan dalam
c. Hasil studi kasus ini dapat menjadi salah satu rujukan untuk materi bahan ajar
a. Hasil studi kasus ini dapat dijadikan masukan untuk profesi perawat dalam
teknologi.
b. Hasil studi kasus ini dapat membantu meningkatkan derajat kesehatan pada klien
dengan STEMI.
c. Hasil studi kasus ini dapat menambah keluasan ilmu dan teknologi di bidang
TINJAUAN PUSTAKA
Pada gambar 2.1 dapat dilihat ada 2 arteri koroner utama yaitu arteri
koroner kanan dan kiri. Arteri koroner kiri, terbagi menjadi left anterior
descending artery dan circumflex artery, arteri - arteri ini mensuplai darah
ke ventrikel kiri dan atrium kiri jantung. Arteri koroner kanan, terbagi
menjadi right posterior descending artery dan acute marginal artery,
arteri - arteri ini mensuplai darah ke ventrikel kanan, atrium kanan jantung
dan sinoatrial node (sekelompok sel di dinding atrium kanan yang
mengatur laju irama jantung).6
Adapun tambahan 2 cabang arteri koroner utama yang mensuplai darah ke
otot jantung, yaitu:
1. Circumflex Artery
2. penyempitan aterosklerotik
3. trombus
4. plak aterosklerotik
1. Usia
2. Jenis kelamin
3. Ras/Suku
1. Merokok
2. Hipertensi
3. Kolestrol LDL
4. Obesitas
Terdiri dari makrofag dan sel busa, berlaku pada dekade pertama
dan asimptomatik.
3. Tipe III
2.9.3 Elektrokardiografi
Gelombag yang diukur EKG merupakan hasil dari pola kontraksi dan
relaksasi dari berbagai bagian jantung. Gelombang khusus yang terlihat
dalam EKG dinamakan dengan huruf, yaitu :
2.9.4 Biomarker
2.9 Penatalaksanaan
1. Tirah baring.
2. Suplemen Oksigen harus diberikan segera bagi mereka dengan
saturasi oksigen < 95% atau mengalami distres respirasi. Suplemen
oksigen dapat diberikan pada semua pasien SKA dalam 6 jam
pertama, tanpa mempertimbangkan saturasi oksigen aspirin.
3. Nitrogliserin tablet sublingual bagi pasien dengan nyeri dada yang
masih berlangsung, jika nyeri dada tidak hilang bisa diulang sampai
3 kali.
4. Aspirin 160-320 mg diberikan segera pada pasien tanpa komplikasi.
5. Clopidogrel dengan dosis awal 300 mg.
6. Morfin sulfat 1-5 mg IV, dapat diulang 10-30 menit bagi pasien yang
tidak responsif. 11
1. Streptokinase
Regimen 1,5 juta unit dilarutkan dalam 100 NaCl 0,9% atau
dekstrose 5% diberikan dalam 1 jam.Terapi dinyatakan berhasil bila
dijumpai VES (ventricular extrasystole) pada pantauan
elektrokardiografi yang menandakan lisisnya tromboemboli.
A. Identitas TRIAGE
1. Nama :Tn. AL
2. Agama :Islam
3. Tanggallahir : Surabaya, 17-07-1957
4. Alamat :BTN Bontang
5. Status : Menikah
6. Pekerjaan : Swasta
7. TB/BB : 165 cm, BB:65 Kg
8. Jeniskelamin : Laki-laki
9. Label triage :kategori 3: 30 menit
10. Waktu visite : 13.15
11. Waktu kolaborasi : jam 14.20 wita konsul ke dokter sp.jantung
12. Waktu Referal : Tgl 16/11/20 jam 17.20
13. Diagnosa medis : STEMI
B. Primary Survey
1. General impression
a. Keluhan utama : Nyeri dada
b. Penyakit yang diderita : riwayat sakit Hipertensi
2. Mekanisme cidera : nyeri dada tembus punggung, menjalar kerahang dan
lengankiri. Nyeri seperti tertekan benda berat. Nyeri sejak 3 hariyanglalu tapi
hilang timbul. Nyeri memberat siang sebelum MRS dan terasa terus-menerus.
Skala nyeri (6): sedang. Pasien mengatakan cemas karena ibunya meninggal
dengan penyakit jantung. Pasien mengatakan ini serangan jantung pertama kali.
pasien mengatakan minum obat tidak teratur. Pasien sering bertanya apakah bisa
sembuh dan kapan, mengapa bisa sakit begini.
a. TD: 184/83 mmHg, RR: 26x/mnt, Nadi:120x/mnt, Suhu:35,5 C SpO2 : 98 %
dengan Oksigen nasal canule 3 lpm
b. Orientasi (tempat,waktu dan orang) : baik
3. Airway
a. Jalan nafas : Paten.
b. Obstruksi : (-)
c. Keluhan data lain : Thorak
Inspeksi :pergerakan dada simetris
Palpasi : massa (-)
Perkusi : sonor
Auskultasi Paru : vesikuler +/+, ronchi (-/-), wheezing (-/-)
Jantung : S1 S2 Tunggal regular, murmur (-), gallop (-).
Masalahkeperawatan :tidak ada masalah
4. Breathing
a. Gerakan dada : Simetris
b. Iramanafas : cepat/takipnea
c. Pola nafas : reguler
d. Retraksi otot dada : ada
e. Sesak nafas : iya
f. Respirasi Rate : 26 x/mnt
g. Saturasi Oksigen : 98% ( Nasal canul O2 3 lpm)
Masalahkeperawatan : pola nafas tidak efektif:aktual
5. Circulation :
a. Nadi :teraba
b. Sianosis : tidak
c. CRT :>2 detik
d. Perdarahan : tidakada
e. Keluhan /data lain : akraldingin, suhu : 35,5C hasil AGD: Ph:7,44
PCO2: 24,7, PO2 : 85,9 BE; -2,1 HCO3:18, GDS: 124 mg/dl, Na : 124,
Kalium : 3,7, Chlorida : 102
f. Keluhan data lain: Gambaran EKG: ST Elevasi di lead II,III,
AVF.takikardia, ada palpitasi,ada keringat dingin, HR:120 x/mnt,
CKMB: 35, Trop T : 68, Akral dingin, ada mual,riwayat muntah tidak
ada,rontgen thorax : tidak tampak kelainan, besar cor normal.
Masalah keperawatan : Penuruan curah jantung : aktual
Masalahkeperawatan :gangguan keseimbangan cairan tidak ada masalah.
6. Dissability
a. Kesadaran : sadar penuh, compos mentis
b. GCS : 15 (E4M6V5)
c. Lateralisasi : 3mm/3mm
d. Reflex cahaya : +/+
e. Kekuatanektermitas : normal 5/5 5/5
Masalahkeperawatan : gangguan perfusi jaringan serebral: tidak ada
masalah.
7. Eksposure
a. Keadaanluka : tidak ada
b. Luas luka : (-)
c. Skala nyeri : (6)
Keluhan : pasien tampak kesakitan,wajah meringis
Masalah keperawatan: nyeri : actual
Masalah keperawatan : infeksi : tidak ada masalah
8. Psikososial
Status psikologi : cemas
Hubungandengananggotakeluarga :baik
Masalah Keperawatan : Ansietas : actual
C. Secondary Survey
1. Keluhan :
Pasien mengeluhnyeri dada kiri.
Pasien mengatakan cemas, karena ini serangan jantung pertama kalinya
Pasien sering bertanya tanya tentang penyakitnya.
Pasien mengatakan 7 tahun yang lalu Ibu klien meninggal juga karena
penyakit jantung dan Hipertensi.
Pasien mengatakan tidak rutin minum obat selama 1 tahun terakhir,kadang
minum kadang tidak minum, karena merasa sudah sembuh.
Pasien sering bertanya apakah bisa sembuh dan kapan, mengapa bisa sakit
begini.
A. Biodata Klien
1. Nama : Tn. AL
2. Agama : Islam
3. Tanggallahir : Surabaya, 17-07-1957
4. Alamat : BTN Bontang
5. Status : Menikah
6. Pekerjaan : Swasta
7. TB/BB : 165 cm, BB:65 Kg
8. Jeniskelamin : Laki-laki
9. Suku : Jawa
10. Tgl MRS : 16 Nopember 2020
11. Tgl Pengkajian: 16 Nopember 2020
12. Diagnosa medis : STEMI
13. No Register : 00 20 33
B. Riwayat Kesehatan
1. Keluhan Utama
Nyeri dada kiri.
2. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien mengatakan nyeri dada sejak 3 hari yang lalu,nyeri hilang timbul, nyeri memberat
siang hari area dada kiri tembus punggung, menjalar ke rahang dan lengan kiri. Nyeri seperti
tertekan benda berat. Nyeri terasa terus-menerus, akhirnya pasien diantar keluarga berobat ke
IGD RS PKT Bontang.Pola nafas sepontan dengan menggunakan bantuan oksigen nasal
kanul 3 lpm. Pasien tampak terus berbaring sambil memegang dada kirinya. Pasien
mengatakan cemas karena ibunya meninggal dengan penyakit jantung. Pasien mengatakan ini
serangan jantung pertamakali. Pasien sering bertanya tentang penyakitnya dan mengatakan
minum obat tidak teratur dalam 1 tahun terakhir. Pasien sering bertanya apakah bisa sembuh
dan kapan, mengapa bisa sakit begini.
3. Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien mempunyai riwayat penyakit Hipertensi sejak sekitar 10 tahun yang lalu, selama ini
minum obat rutin, 1 tahun terakhir tidak teratur minum obat karena merasa sudah sembuh,
minum obat hanya jika ingat. Ini merupakan kejadian serangan jantung yang pertama kali.
Pasien mengatakan terakhir kontrol ke poli jantung tahun 2019.
DM disangkal, riwayat merokok disangkal, riwayat dislipidemia disangkal.
4. Riwayat Penyakit Dalam Keluarga
Ibu pasien meninggal 7 tahun yang lalu karena hipertensi dan sakit jantung.
Tanda - tanda vital:TD: 184/83 mmHg, RR: 26 x/mnt, Nadi:120x/mnt, Suhu: 35,5 C
SpO2 : 98 % dengan Oksigen nasal canule 3 lpm. Hasil Enzim jantung CKMB : 35
Trop T : 68
Hasil AGD: Ph:7,44 PCO2: 24,7, PO2 : 85,9 BE; -2,1 HCO3:18, GDS: 124 mg/dl,
Natrium:124, Kalium: 3,7, Chlorida :102
Gambaran EKG : ditemukan adanya segmen ST elevasi di lead II. III, AVF
Status Psikologis pasien : Cemas, pasien sering bertanya tanya tentang penyakitnya. Pasien
mengatakan ini serangan jantung pertama kalinya. Dahulu Ibu klien meninggal juga karena
penyakit jantung dan Hipertensi, klien mengatakan tidak teratur minum obat pada 1 tahun
terakhir. Pasien mengatakan terakhir kontrol ke poli jantung tahun 2019.
PRIORITAS MASALAH
1. Penurunan curah jantung b.d perubahan irama jantung (D.0008)
2. Pola nafas tidak efektif b.d penurunan energi (D.0005)
3. Nyeri akut b.d agen pencidera fisik fisiologis (iskemia) (D.0077)
4. Ansietas b.d kurang terpapar informasi (D.0080)
5. Ketidakpatuhan b.d program terapi kompleks atau lama (D.0114)
Rencana Tindakan
No Diagnosa Kep Tujuan dan kriteria hasil Intervensi keperawatan
DX
1 Penurunan Setelah dilakukan Perawaatan jantung akut (I.02076)
curah jantung tindakan keperawatan 1.1 Identifikasi karakterisktik nyeri
b.d perubahan selama 1x24 jam dada (meliputi faktor pemicu dan
irama jantung diharapkan curah jantung pereda, kualitas,
(D.0008) meningkat (l.02008) lokasi,radius,skala dan frekuensi.)
ditandai dengan KH: 1.2 Monitor EKG 12 Sadapan untuk
Palpitasi menurun perubahan ST dan T.
Takikardia menurun 1.3 Monitor aritmia
Gambaran EKG 1.4 Monitor elektrolit yang dapat
aritmia menurun meningkatkan risiko aritmia
Dispnea menurun (mis.kalium,magnesium dan
Tekanan darah kalsium).
membaik, CRT 1.5 Monitor enzim jantung (mis,ck,
membaik CKMB, Trop T)
1.6 Monitor saturasi oksigen
1.7 Pertahankan tirah baring minimal
12 jam
1.8 Pasang akses intravena
1.9 Berikan terapi relaksasi untuk
mengurangi ansietas/stress
1.10 Anjurkan segera melaporkan
nyeri dada
1.11 Anjurkan menghindari maneuver
valsava (mis.mengedan saat batuk
atau BAB)
1.12 Jelaskan tindakan yang dijalani
pasien
1.13 Kolaborasi pemberian antiplatelet
1.14 Kolaborasi pemberian antiangina
(nitrogliserin,beta bloker)
1.15 Kolaborasi pemberian obat untuk
mencegah maneuver valsava
(mis.pelunak tinja, antiemetic)
1.16 Kolaborasi pencegahan thrombus
dengan antikoagulan,jika perlu.
1.17 Kolaborasi pemeriksaan x-ray
dada.
2 Pola nafas Setelah dilakukan Pemantauan respirasi (I.0014)
tidak efektif b.d tindakan keperawatan 2.1 Monitor frekuensi,irama dan
penurunan selama 1x24 jam kedalaman upaya nafas.
energi (D.0005) diharapkan pola nafas 2.2 Monitor pola nafas
membaik (L.01004) 2.3 Lakukan palpasi kesimetrisan
ditandai dengan KH: ekspansi paru
Dispnea menurun 2.4 Auskultasi bunyi nafas.
Frekuensi nafas 2.5 Monitor saturasi oksigen
membaik 2.6 Monitor nilai AGD
Penggunaan otot 2.7 Kolaborasi pemberian oksigen
bantu pernafasan sesuai dengan kebutuhan.
menurn
13.30 1.7 Kolaborasi dalam memberikan 1.7 Nyeri dada berkurang namun
terapi ISDN 5mg/sublingual masih ada, skala nyeri 2-3.
16.30
4.6 Mengajarkan ke pasien untuk 4.6 Pasien tampak nyaman dan cemas
tehnik relaksasi mengurangi cemas. berkurang.
17.00
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
1. Pada tahap pengkajian dilakukan metode wawancara, observasi Tn. AL usia 63 tahun
dengan diagnose STEMI, keluhan utama nyeri dada, riwayat penyakit hipertensi,
pasien mengatakan nyeri dada tembus punggung, menjalar kerahang dan lengankiri.
Nyeri seperti tertekan benda berat. Nyeri sejak 3 hariyanglalu tapi hilang timbul. Nyeri
memberat siang sebelum MRS dan terasa terus-menerus. Skala nyeri (6): sedang.
Pasien mengatakan cemas karena ibunya meninggal dengan penyakit jantung. Pasien
mengatakan ini serangan jantung pertama kali. pasien mengatakan minum obat tidak
teratur. Pasien sering bertanya apakah bisa sembuh dan kapan, mengapa bisa sakit
begini. TD: 184/83 mmHg, RR: 26x/mnt, Nadi:120x/mnt, Suhu:35,5 C SpO2 : 98 %
dengan Oksigen nasal canule 3 lpm.
2. Setelah dilakukan pengkajian dan analisa kasus muncul lima diagnose pada pasien
yaitu : penurunan curah jantung b/d perubahan irama jantung (D.0008), pola nafas
tidak efektif b/d penurunan energy (D.0005), nyeri akut b/d agen pencidera fisik
fisiologis (iskemia)(D.0077), Ansietas b/d kurang terpapar informasi (D.0080),
ketidakpatuhan b/d program terapi kompleks atau lama (D.0114).Semua diagnosa
teratasi dan teratasi sebagian.
3. Intervensi yang direncanakan pada kasus terdiri dari : diagnosa pertama penurunan
curah jantung berhubungan dengan perubahan irama jantung terdapat 17 intervensi
keperawatan, diagnose kedua pola nafas tidak efektif berhubungan dengan penurunan
energy terdapat 7 intervensi keperawatan, diagnose ketiga nyeri akut berhubungan
dengan agen pencidera fisik fisiologis (iskemia) terdapat 9 intervensi keperawatan,
diagnosa keempat ansietas berhubungan kurang terpapar informasi terdapat 8
intervensi keperawatan, diagnose kelima ketidakpatuhan berhubungan dengan program
terapi kompleks atau lama terdapat 8 intervensi keperawatan.
4. Implementasi yang dilakukan sudah sesuai dengan intervensi yang di tetapkan, selain
itu ada faktor pendukung dari keluarga untuk bekerja sama sehingga implementasi
dapat dilaksanakan dengan baik
5. Hasil evaluasi keperawatan didapatkan bahwa diagnosa keperawatan penurunan curah
jantung berhubungan irama jantung cukup meningkat, pola nafas tidak efektif
berhubungan dengan penurunan energi membaik, nyeri akut berhubungan dengan agen
pencidera fisiologis menurun,ansietas berhubungan dengan kurang terpapar informasi
menurun, ketidakpatuhan berhubungan dengan program terapi kompleks atau lama
meningkat.
4.2 Saran
1. Bagi Institusi Pendidikan
Diharapkan dengan adanya studi kasus ini dapat meningkatkan kualitas pembelajaran
bagi mahasiswa/I di kampus Politekhnik Kesehatan Kementrian Kesehatan
Samarinda Prodi D-VI Keperawatan Samarinda, khususnya pada keperawatan gawat
darurat terutama pada pembelajaran tentang asuhan keperawatan gawaat darurat.
2. Bagi rumah sakit
Diharapkan dengan adanya studi kasus ini, dapat dijadikan sebagai bahan masukan dan
bahan evaluasi yang di perlukan dalam pemberian asuhan keperawatan di ruangan
khususnya di ruang IGD (instansi gawat darurat)
3. Bagi perawat
Diharapkan dengan adanya studi kasus ini, dapat dijadikan sebagai acuan untuk
meningkatkan mutu pemberian asuhan keperawatan pada kasus ST Elevasi Miokard
Infark.
DAFTAR PUSTAKA
Andrayani Lalewisnu. 2016. Exercise pada Pasien dengan ST Elevasi Miokard Infark
(STEMI). Jurnal Kesehatan Prima, Vol. 10, No. 2.
Indonesia, P. D. 2018. Pedoman Tata Laksana Sindrom Koroner Akut (Vol. I). Jakarta:
PERKI.
Kementrian Kesehatan RI, R. 2018. Laporan Nasional Riskesdas. Jakarta: Lembaga Penerbit
Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan.
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi dan
Kriteria Hasil Keperawatan (1 st ed). Jakarta: Dewan Pengurus Pusat Persatuan
Perawat Nasional Indonesia.
Tim pokja SIKI DPP PPNI.(2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (I). Jakarta. :
Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia.
Suddarth, B. &. 2014. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah edisi 12. Jakarta: EGC.
Suhayatra Putra, E. F. (2016). Artikel Penelitian. (Gambaran Faktor Resiko dan Manajemen
Reperfusi Pasien IMA-EST di Bangsal Jantung RSup Dr. M. Djamil Padang).
Sofyana Merlyn Gischa. 2015. Peran Perawat dalam Menangani Pasien dengan Gangguan
IMA di IGD RSU Dr. Moewardi Surakarta. Bachelor Program in Nursing Sciena
Kusuma Husada Journal.