Embrio Hewan
Embrio Hewan
Embrio Hewan
H1041191075
A. Spermatogenesis
Spermasitogenesis
Meiosis
Spermiogenesis
Fase akhir dari spermatogenesis adalah spermiogenesis, yang ditandai oleh
perubahan dan perkembangan struktur spermatid. Spermatid yang merupakan sel
bundar kemudian mengalami pemanjangan menjadi spermatozoa setelah
menyelesaikan fase spermiogenesis. Selama spermiogenesis spermatid mengalami
kondensasi kromatin, pembentukan struktur nucleus sel, pembentukan flagellum,
dan ekspulsi sebagian besar sitoplasma. Selain itu pada fase spermiogenesis, 85%
histon dari nucleus diganti dengan protamin yang memungkinkan pengemasan
DNA secara ketat, sehingga tidak mudah diserang oleh oksidan. Penggantian
histon oleh protamin membutuhkan pemecahan sementara spermatozoa yang
diinduksi oleh enzim topoisomerase II dan akan ditutup kembali oleh enzim yang
sama. Kelainan pada pengemasan DNA akibat defisiensi protamin dapat
menyebabkan DNA rentan dari serangan oksidatif sehingga DNA mengalami
fragmentasi (Taufiqurrachman, 2012).
Secara umum spermiogenesis dibagi menjadi 4 fase yaitu: fase golgi, cap,
acrosomal, dan maturasi. Fase golgi ditandai oleh kemunculan gelembung
acrosom yang diikuti oleh pembentukan ukuran craniocaudal yang simetris. Fase
cap ditandai oleh pemanjangan spermatid dan perkembangan acrosom yang
meliputi separoh sampai duapertiga bagian cranial spermatid. Dalam fase
acrosomal, nucleus sel mengalami kondensasi dan sel menjalani pemanjangan.
Sebagian besar histon hilang selama kondensasi dan terjadi penurunan transkripsi
gen (Taufiqurrachman, 2012).
B. Oogenesis
Oogenesis adalah proses pembentukan sel telur (ovum) di dalam ovarium.
Oogenesis terjadi melalui 3 tahapan yaitu proliferasi, pertumbuhan dan
pematangan. Pada tahap proliferasi terjadi pembelahan mitosis pada sel primordial
yang terdapat pada membran basal ovarium yang menghasilkan oogonium. Pada
fase perkembangan fetus dimulai perbelahan meiosis I dimana oogonium
membelah menjadi oosit primer dan polar bodi (badan kutub I). Pada tahap ini
oosit disebut berada pada tahap germinal vesicle (GV) yang ditandai dengan
membran inti yang jelas. Setelah kelahiran, terjadi lanjutan pembelahan meiosis I
dimana oosit primer membelah menjadi oosit sekunder dan polar bodi II. Pada
tahap ini oosit ada pada tahap germinal vesicle breakdown (GVBD) yang ditandai
dengan pecahnya membran inti. Pembelahan meiosis I ini terhenti setelah hewan
mencapai pubertas. Setelah pubertas terjadi pembelahan meiosis II sampai oosit
mencapai tahap metaphase I (M I) sebelum diovulasikan dan saat diovulasikan
oosit berada pada fase metaphase II (M II) dan siap untuk difertilisasi oleh
spermatozoa. Pembelahan meiosis II terhenti setelah terjadi fertilisasi dan oosit
menyatu dengan inti sperma membentuk zygote (Hafez and Hafez, 2000).
Ikan
Amfibi
Aves
1. ovarium
Sistem reproduksi hewan betina secara umum terdiri atas dua ovari yang
terletak di sebelah kiri dan sebelah kanan, tetapi sistem reproduksi pada sebagian
aves hanya mempunyai satu ovari dan oviduk fungsional, yaitu ovari sebelah kiri.
Sebenarnya, semua jenis aves ketika memasuki fase embrional mempunyai ovari
dan oviduk sebelah kanan, namun distribusi sel-sel benih (germ cells) primordial
dalam ovarium menjadi asimetri pada hari keempat masa inkubasi dan pada hari
kesepuluh terjadi regenerasi ovari serta oviduk kanan yang diinisiasi oleh
substansi penghambat Mullerian. Aves yang sampai saat ini masih memliki ovari
dan oviduk sebelah kanan serta berkembang secara fungsional adalah
falconiformes dan kiwi, sedangkan burung gereja dan merpati sekitar 5%
populasinya memiliki ovari dan oviduk sebelah kanan yang juga
berkembangsecara fungsional meskipun dengan ukuran yang asimetris (Putra,
2013).
Ovarium tersusun atas corteks dan medula yang dikelilingi oleh sel epithel
permukaan (sel germinal). Medulla tersusun dari jaringan ikat fibroelastik yang
tidak teratur. Corteks ovarium mengandung folikel-folikel ovarium dan atau pada
saat perkembangan atau regresi. Jaringan corteks banyak mengandung fibroblas,
kolagen fiber, retikuler, vena, vena limfatik, dan otot polos (Yulianto, 1999).
2. Oviduk
Oviduk memiliki sistem vaskularisasi yang baik dan dinding ototnya hampir
selalu bergerak selama proses pembentukan telur. Pada aves yang belum dewasa,
oviduk berukuran kecil, ukurannya akan meningkat ketika aves mulai produktif
dan besarnya selalu mengalami perubahan sejalan dengan aktivitasnya (Putra,
2013).
Mamalia
Pada umumnya ovarium terdapat dua buah, kanan dan kiri dan terletak di
dalam pelvis. Bentuk dan ukuran ovarium berbeda-beda menurut spesies dan fase
dari siklus birahi. Pada sapi, berbentuk oval dengan ukuran yang bervariasi
dengan panjang 1,3–5 cm, lebar 1,3–3,2 cm dan tebal 0,6–1,9 cm. Pada Domba
ovarium berbentuk lonjong dengan panjang berkisar 1,3–1,9 cm, sedangkan pada
kuda berbentuk ginjal dengan ukuran panjang 4,0–8,0 cm, lebar 3,0–6,0 cm dan
tebal 3,0–5,0 cm. Ovarium pada babi, berbentuk lonjong dengan bentukan seperti
setangkai buah anggur karena banyaknya folikel dan korpus luteum. Pada sapi
umumnya ovarium kanan agak lebih besar daripada ovarium kiri, hal ini
disebabkan karena secara fisiologik lebih aktif. Ovarium secara normal, terletak
pada perbatasan kranial ligamentum lata uteri pada lantai ventrolateral pelvis
dekat ke gerbang dalam pelvis. Ovarium terletak pada kantong yang dibentuk oleh
ligamen utero-ovarica dan mesovarium yang disebut sebagai bursa ovarii. Pada
umumnya ovarium bertaut pada mesovarium, sedangkan bagian ovarium yang
tidak bertaut pada mesovarium menonjol pada kavum abdomen dan pada
permukaan inilah folikel ovarium menonjol keluar (Lestari, 2014).
Ovarium terdiri dari bagian dalam yang disebut medulla dan bagian luar
yaitu cortex. Pada bagian medulla dari ovarium, terdiri dari jaringan ikat fibro
elastik yang tidak teratur, dan sistem saraf serta pembuluh darah dan limfe yang
memasuki ovarium melalui hilus (pertautan antara ovarium dan mesovarium).
Pada bagian cortex terdiri dari sel epitel berbentuk kubus yang disebut sebagai
epitel kecambah (germinal epithelium) yang pada waktu permulaan masa
perkembangan embrio berubah menjadi oosit primer. Jaringan ikat pada cortex
mengandung banyak fibroblast, beberapa kolagen dan serabut retikuler, buluh-
buluhdarah, lymfe, syaraf dan serabut-serabut otot polos. Suatu jaringan ikat yang
meliputi permukaan ovarium yang terdiri dari kapsul pengikat dari serat-serat
kolagen disebut sebagai tunika albugenia. Pemberian darah pada ovarium berasal
dari arteria ovarii, yang merupakan cabang dari arteria utero-ovarii. Sedangkan
inervasi saraf dilakukan oleh syaraf-syaraf autonom dari plexus ovarii yang
berasal dari plexus-plexus renalis dan aorticus (Lestari, 2014).
Reptil
Pada hewan ovipar, telur yang telah terfertilisasi internal, kemudian akan
berada di luar tubuh induk betina, tumbuh dan menerima nutrisi dari kuning telur
(yolk) yang merupakan bagian dari telur. Reptile memproduksi telur yang kasar.
Fertilisasi terjadi di bagian oviduk, peristiwa fertilisasi terjadi pada saat
spermatozoa membuahi ovum di oviduk, yang berkembang menjafi zigot. Zigot
akan membelah secara mitosis, pada saat stadium 32 sel disebut morula, didalam
morula terdapat rongga yang disebut blastosel yang berisi cairan yang dikeluarkan
oviduk, bentuk ini dinamakan blastosit. Blastosit ini akan bergerak menuju uterus
untuk mengadakan implantasi (perlekatan dengan dinding uterus).
Hafez, ESE dan Hafez, B, 2000, Reproduction in farm animal, 7 Th Ed, South
Carolina, Lippincott Williams And Walkins
Yulianto, Anggraeni, ES, Lestari, CI, Putri, K, 1999, Hormon GnRH untuk
Pendewasaan Kelamin Burung Merpati (Columbalivia), Buletin Penalaran
Mahasiswa UGM Vol. 6 No. 3