MODUL 11 Dan 12 Fix Kel 5
MODUL 11 Dan 12 Fix Kel 5
MODUL 11 Dan 12 Fix Kel 5
Disusun Oleh
Kelompok 5 :
1. Emilia Sasmita 856966828
2. Novita Sari 856967006
3. Siti Nurhasanah 856966717
4. Sutarti
5. Welly Hasvindo 856966874
Kegiatan Belajar 1
Pembelajaran Bahasa Indonesia di SD
A. HAKIKAT PEMBELAJARAN
Kimble (dalam Hergenhahn 1982) mengemukakan bahwa perubahan
tingkah laku siswa setelah melaksanakan pembelajaran adalah kingkah laku
yang relative permanen, tingkah laku yang diakibatkan oleh adanya penguatan
(reinforcement) praktis. Beberapa hakikat pembelajaran tersebut dikemukakan
sebagai berikut :
1. Pembelajaran menyebabkan tingkah laku, dengan kata lain, proses
belajar dapatdiamati, bahwa setelah mengikuti pembelajaran
seseorang dapat melakukan sesuatu yang sebelumnya tidak dapat
dilakukannya.
2. Perubahan tingkah laku tersebut relatif permanen.
3. Perubahan tingkah laku tidak dapat begitu saja berubah menjadi
pengalaman walaupun potensi untuk itu telah dimiliki.
4. Perubahan tingkah laku disebabkan pengalaman/latihan praktis.
5. Pengalaman /latihan harus selalu ditajamkan, terutam pada tanggapan
yang memerlukan adanya penghargaan (reword).
D. TEKNIK BERBICARA
Berbicara di depan umu memerlukan teknik-teknik tertentu. Penguasaan
tenik yang digunakan untuk menyajikan pikiran dan gagasan secara oral
merupakan persyaratan yang harus dipenuhi oleh calon pembicara. Sebagai
salah satu metode penyampaian lisan yang ditunjukkan kepaa pendengar
(khalayak). Ada beberapa syarat untuk melatih kemampuan berbicara adalah
sebagai berikut :
1. Memiliki keberanian dan tekad yang kuat
2. Memiliki pengetahuan yang luas
3. Memahami proses komunikasi massa
4. Menguasai bahasa yang baik dan lancar
5. Pelatihan yang memadai
E. EFEKTIVITAS BERBICARA
Hal –hal yang perlu diperhatikan argar komunikasi bisa efektif adalah
sebagai berikut :
1. Adanya kesamaan kepentingan antara pembicara dan pendengar
2. Adanya sikap saling mendukung dari kedua belah pihak
3. Adanya sikap positif, artimya pikiran atau ide yang diutarakan dapat
diterima/
4. Sebagai sesuatu yang mendatangkan manfaat bagi keduanya
5. Adanya sikap keterbukaan yang disampaikan kedua belah pihak
6. Adanya usaha dari masing-masing pihak untuk menempatkan diri dengan
sebaik-baiknya(ada unsur empati) pada mitra bicara.
Tarigan (1990:218) mengemukakan ciri-ciri pembicara yang baik, antara
lain:
1. Pandai menemukan topik yang tepat dan up to date (terkini)
2. Menguasai materi
3. Memahami pendengar
4. Memahami situasi
5. Merumuskan tujuan dengan jelas
6. Memiliki kemampuan linguistik yang memadai
7. Menjalin kontak dengan pendengar
8. Menguasai pendengar
9. Memanfaatkan alat bantu
10. Berpenampilan meyakinkan
11. Mempunyai rencana
F. PEMBELAJARAN BI DENGAN FOKUS BERBICARA
Pembelajaran keterampilan berbahasa pada hakikaynya merupakan upaya
meningkatkan keterampilan menyimak, berbicara, membaca dan menulis.
Dalam pelaksanaannya keempat keterampilan ini harus mendapatkan porsi
pembelajaran yang seimbang dalam konteks yang alami. Pembelajaran yang
dibuat-buat akan menjadikan keterampilan yang dilatih terasa aneh dan bersifat
artificial. Hal ini siswa harus dilakukan agar siswa
1. Konsep Pembelajaran Berbicara Terpadu
Pembelajaran berbicara terpadu adalah bentuk pembelajaran berbicara yang
dilakukan dengan cara memadukan pembelajaran berbicara tersebut dengan
pembelajaran yang lain.
2. Isi/Aktivitas Pembelajaran Berbicara
Aktivitas pembelajaran berbicara dapat dilakukan dengan 3 teknik, yaitu :
a. Teknik terpimpin
b. Teknik semi terpimpin
c. Teknik bebas
KEGIATAN BELAJAR 2
MODEL PEMBELAJARAN BI DENGAN FOKUS BERBICARA
A. MATERI ATAU BAHAN YANG SESUAI UNTUK KEGIATAN
BERBICARA
Materi pembelajaran berbicara di SD menurut kurikulum 2004 dapat
dilihat di standar kompetensi dari semua kompetensi dasar tersebut yang perlu
diperhatikan adalah bagaimana dan materi mana yang anda ajarkan terlebih
dahulu.
Disusun Oleh
Kelompok 5 :
1. Emilia Sasmita 856966828
2. Novita Sari 856967006
3. Siti Nurhasanah 856966717
4. Sutarti
5. Welly Hasvindo 856966874
Kegiatan Belajar 1
Hakikat Pembelajaran Bahasa Indonesia dengan Fokus Sastra di SD
A. PENGERTIAN APRESIASI SASTRA
Secara umum apresiasi dapat diartikan sebagai penilaian yang baik
atau penghargaan terhadap karya sastra. Menurut Tarigan (2000) apresiasi
sastra adalah penaksiran kualitas karya sastra serta pemberian nilai
yang wajar kepadanya berdasarkan pengamatan dan pengalaman yang jelas,
sadar, serta kritis.
Sedangkan menurut S. Effendi (1982) apresiasi sastra adalah kegiatan
menggauli cipta sastra dengan sungguh-sungguh hingga tumbuh pengertian,
penghargaam, kepekaan pikiran kritis, dan kepekaan perasaan yang baik
terhadap cipta sastra.