FTK (Teori Keperawatan Terpilih Virginia Henderson) Topik 7 Bu Fajar

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 18

Teori keperawatan terpilih Virginia Henderson

Virginia Henderson

Virginia henderson memperkenalkan definition of nursing (defenisi keperawatan).


Definisinya mengenai keperawatan dipengaruhi oleh latar belakang pendidikannya. Ia
menyatakan bahwa definisi keperawatan harus menyertakan prinsip kesetimbangan fisiologis.

Henderson sendiri kemudian mengemukakan sebuah defenisi keperawatan yang ditinjau dari
sisi fungsional. Menurutnya, tugas unik perawat adalah membantu individu, baik dalam
keadaan sakit maupun sehat, melalui upayanya melaksanakan berbagai aktivitas guna
mendukung kesehatan dan penyembuhan individu atau proses meninggal dengan damai, yang
dapat dilakukan secara mandiri oleh individu saat ia memiliki kekuatan, kemampuan,
kemauan, atau pengetahuan untuk itu.
Menurut Henderson tujuan asuhan keperawatan adalah kemandirian individu dalam
pemuasan kebutuhan dasar manusia. Klien atau individu adalah manusia yang utuh, lengkap
dan mandiri yang mempunyai kebutuhan dasar. Peran perawat di sini adalah
mempertahankan atau memulihkan kemandirian individu dalam pemenuhan kebutuhan
dasar manusia. Masalah yang dihadapi dalam pemenuhan dasar manusia adalah tidak adanya
atau kurangnya kekuatan/kemampuan,kemauan atau pengetahuan. Oleh karena itu, fokus dari
tindakan keperawatanadalah mengurangi sumber utama kesulitan individu.
Henderson juga mengembangkan sebuah model keperawatan yang dikenal dengan
menjalankan tugasnya secara mandiri, tidak tergantung pada dokter, akan tetapi perawat tetap
menyampaikan rencananya pada dokter sewaktu mengunjungi pasien.
Konsep utama teori Henderson mencakup manusia, keperawatan, kesehatan, dan lingkungan.
Henderson melihat manusia sebagai individu yang membutuhkan bantuan untuk meraih
kesehatan, kebebasan, atau kematian yang damai, serta bantuan untuk meraih kemandirian.
Menurut Henderson, kebutuhan dasar manusia terdiri atas 14 komponen yang
merupakan komponen penanganan perawatan. Keempat belas kebutuhan tersebut adalah
sebagai berikut.
a. Bernapas secara normal,
b. minum dengan cukup,
c. Membuang kotoran tubuh,
d. Bergerak dan menjaga posisi yang diinginkan,
e. Tidur dan istirahat,
f. Memilih pakaian yang sesuai,
g. Menjaga suhu tubuh tetap dalam batas normal dengan menyesuaikan pakaian dan
mengubah lingkungan,
h. Menjaga tubuh tetap bersih dan terawat serta melindungi integument,
i. Menghindari bahaya lingkungan yang bisa melukai,
j. Berkomunikasi dengan orang lain dalam menungkapkan emosi, kebutuhan, rasa takut,
atau pendapat,
k. Beribadah sesuai dengan keyakinan,
l. Bekerja dengan tata cara yang mengandung prestasi,
m. Bermain atau terlibat dalam berbagai kegiatan rekreasi,
n. Belajar mengetahui atau memuaskan atau rasa penasaran yang menuntun pada
perkembangan normal dan kesehatan serta menggunakan fasilitas kesehatan yang tersedia.
Henderson juga menyatakan bahwa pikiran dan tubuh manusia tidak dapat dipisahkan satu
sama lain (inseparable). Sama halnya dengan klien dan keluarga, mereka merupakan satu
kesatuan (unit)
Dalam pemberian layanan kepada klien, terjalin hubungan antara perawat dengan klien.
Menurut henderson, hubungan perawat-klien terbagi dalam tiga tingkatan, mulai dari
hubungan sangat bergantung hingga hubungan sangat mandiri.
a. Perawat sebagai pengganti (substitute) bagi pasien.
b. Perawat sebagai penolong (helper) bagi pasien.
c. Perawat sebagai mitra (partner) bagi pasien.
Pada situasi pasien yang gawat, perawat berperan sebagai pengganti di dalam memenuhi
kebutuhan pasien akibat kekuatan fisik, kemampuan, atau kemampuan pasien yang
berkurang. Perawat berfungsi untuk “melengkapinya”. Setelah kondisi gawat berlalu
“The Activities of Living”.Model tersebut menjelaskan bahwa tugas perawat adalah
membantu individu dalam meningkatkan kemandiriannya secepat mungkin. Perawat dan
pasien berada fase pemulihan, perawat berperan sebagai penolong untuk menolong
atau membantu pasien mendapatkan kembali kemandiriannya.
Kemandirin ini sifatnya relatif, sebab tidak ada satu pun manusia yang tidak bergantung pada
orang lain. Meskipun demikian, perawat berusaha keras saling bergantung demi mewujudkan
kesehatan pasien.
Sebagai mitra, perawat dan pasien bersama-sama merumuskan rencana perawatan bagi
pasien.Meski diagnosisnya berbeda, setiap pasien tetap memiliki kebutuhan dasar yang harus
dipenuhi. Hanya saja, kebutuhan dasar tersebut dimodifikasi berdasarkan kondisi patologis
dan faktor lainnya, seperti usia, tabiat, kondisi emosional, status sosial atau
budaya, serta kekuatan fisik dan intelektual. Kaitannya dengan hubungan perawat-dokter,
Henderson berpendapat bahwa perawat
tidak boleh selalu tunduk mengikuti perintah dokter. Henderson sendiri mempertanyakan
filosofi yang membolehkan seorang dokter memberi perintah kepada pasien atau tenaga
kesehatan lainnya
KONSEP KEPERAWATAN MENURUT VIRGINIA
HENDERSON

A.    Definisi Teori Keperawatan Virginia Henderson

Virginia Henderson mendefinisikan keperawatan sebagai “penolong individu, saat


sakit atau sehat, dalam melakukan kegiatan tersebut yang bertujuan untuk kesehatan,
pemulihan , atau kematian yang damai dan individu akan dapat melakukannya sendiri jika
mereka mempunyai kakuatan, keinginan, atau pengetahuan”(Harmer dan Henderson,
1955; Henderson, 1996). Proses keperawatan mencoba melakukan hal tersebut dan
tujuannya adalah kebebasan.

Henderson dalam teorinya mengategorikan empat belas kebutuhan dasar semua orang
dan mengikutsertakan fenomena dari ruang lingkup klien berikut ini : fisiologis,
psikologis, sosiokultural, spiritual, dan perkembangan. Bersama perawat dan klien
bekerjasama untuk mendapatkan semua kebutuhan dan mencampai tujuannya, tujuan
keperawatan menurut Virginia Henderson 1955 bekerja secara bebas dengan pekerja
pelayan kesehatan lainnya (Tomey dan Alligood, 2006), membantu klien mendapatkan
kekuatannya lagi. Dan latar belakang untuk praktik menurut Henderson yaitu perawat
membantu klien melaksanakan empat belas dasar kebutuhan Henderson, 1966.

Model konsep keperawatan dijelasakan oleh Virginia Henderson adalah model konsep
aktivitas sehari-hari dengan memberikan gambaran tugas perawat yaitu mengkaji individu
baik yang sakit ataupun sehat dengan memberikan dukungan kepada kesehatan,
penyembuhan serta agar meninggal dengan damai.

Pemahaman konsep tersebut dengan didasari kepada keyakinan dan nilai yang
dimilikinya diantaranya : pertama, manusia akan mengalami perkembangan mulai dari
pertumbuhan dan perkembangan dalam rentang kehidupan; kedua, dalam melaksanakan
aktivitas sehari-hari individu akan mengalami ketergantungan sejak lahir hingga menjadi
mandiri pada dewasa yang dapat dipengaruhi oleh polah asuh, lingkungan dan kesehatan;
ketiga, dalam melaksanakan aktivitas sehari-hari individu dapat dikelompokkan menjadi
tiga kelompok diantaranya terhambat dalam melakukan aktivitas, belum dapat
melaksanakan aktivitas dan tidak dapat melakukan aktivitas.

 
 

B.     Model Keperawatan Virginia Henderson

1.      Autoritarian dan struktur hierarki di rumah sakit

2.      Sering terdapat fokus satu pihak yaitu pada penyembuhan gangguan fungsi fisik

semata.

3.      Fakta bahwa mempertahankan kontak pribadi dengan pasien merupakan hal yang

tidak mungkin dilakukan pada masa itu

4.      Adanya keanekaragaman pengalaman yang ia miliki selama karier keperawatannya

di Amerika Serikat di berbagai bidang layanan kesehatan

C.    Hubungan Model dengan Paradigma Keperawatan

1.      Manusia

Individu sebagai kesatuan yang tidak dapat dipisahkan: jiwa dan raga adalah satu
kesatuan. Lebih lanjut lagi, indifidu dan keluarganya dipandang sebagai unit tunggal.
Setiap manusia harus berupaya untuk memepertahankan keseimbangan fisiologis dan
emosional.

2.      Lingkungan

Henderson mendefinisikan lingkungan sebagai seluruh faktor eksternal dan kondisi


yang memengaruhi kehidupan dan perkembangan manusia.

3.      Sehat dan Sakit

Sehat adalah kualitas hidup tertentu, yang oleh Henderson dihubungkan dengan
kemandirian. Karakteristik utama dari sakit, adalah ketergantungan dan berbagai
tingkat inkapasitas individu (sekarang pasien) untuk memuaskan kebutuhan
manusianya. Menganggap bahwa sehat adalah kemandirian dan sakit adalah
ketergantungan dapat dipandang sebagai simplifikasi. Dapat juga dikatakan bahwa
sakit adalah keterbatasan kemandirian.

4.      Keperawatan

Fungsi unik dari perawat adalah untuk membantu individu, baik apakah ia sakit atau
sehat, dalam peran tambahan atau peran pendukung. Tujuan dari keperawatan adalah
untuk membantu individu memperoleh kembali kemandiriannya sesegera mungkin.
Namun demikian, keputusan Henderson untuk meningkatkan kemandirian dan hanya
melakukan sesuatu untuk pasien jika ia tidak dapat melakukannya sendiri tidak
disetujui oleh profesi sebagai prinsip dasar asuhan keperawatan sebelum Henderson
menjelaskannya lebih lanjut.

D.  Konsep Utama Teori Henderson

Konsep utama dalam teori Henderson mencakup manusia, keperawatan, kesehatan, dan
lingkungan.

1.      Manusia.

Henderson melihat manusia sebagai individu yang membutuhkan bantuan untuk


meraih kesehatan, kebebasan, atau kematian yang damai, serta bantuan untuk meraih
kemandirian. Menurut Henderson, kebutuhan dasar manusia terdiri atas 14 komponen
yang merupakan komponen penanganan perawatan. Keempatbelas kebutuhan tersebut
adalah sebagai berikut :

a. Bernapas secara normal


b. Makan dan minum dengan cukup.
c. Membuang kotoran tubuh.
d. Bergerak dan menjaga posisi yang diinginkan.
e. Tidur dan istirahat.
f. Memilih pakaian yang sesuai.
g. Menjaga suhu tubuh tetab dalam batas normal dengan menyesuaikan pakaian dan
mengubah lingkungan.
h. Menjaga tubuh tetap bersih dan terawat serta serta melindungi integumen.
i. Menghindari bahaya lingkungan yang bisa melukai.
j. Berkomunikasi dengan orang lain dalam mengungkapkan emosi, kebutuhan, rasa
takut, atau pendapat.
k.  Beribadah sesuai dengan keyakinan.
l.   Bekerja dengan tata cara yang mengandung unsur prestasi.
m. Bermain atau terlibat dalam berbagai kegiatan rekreasi.
n.  Belajar mengetahui atau memuaskan rasa penasaran yang menuntun pada
perkembangan normal dan kesehatan serta menggunakan fasilitas kesehatan yang
tersedia.

Keempat belas kebutuhan dasar manudia di atas dapat di klarifikasikan menjadi


empat kategori, yaitu komponen kebutuhan biologis, psikologis, sosiologis, dan
spiritual.

2.      Keperawatan.

Perawat mempunyai fungsi unik untuk membantu individu, baik dalamkeadaan sehat
maupun sakit. Sebagai anggota tim kesehatan, perawat mempunyai fungsi
independence di dalam penanganan perawatan berdasarkan kebutuhan dasar manusia
(14 komponen di atas). Untuk menjalankan fungsinya, perawat harus memiliki
pengetahuan biologis maupun sosial.

3.      Kesehatan.
Sehat adalah kualitas hidup yang menjadi dasar seseorang dapat berfungsi bagi
kemanusiaan. Memperoleh kesehatan lebih penting daripada mengobati penyakit.
Untuk mencapai kondisi sehat, diperlukan kemandirian dan saling ketergantungan.
Individu akan meraih atau mempertahankan kesehatan bila mereka memiliki
kekuatan, kehendak, serta pengetahuan yang cukup.

4.      Lingkungan.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan terkait dengan aspek lingkungan
a.  Individu yang sehat mampu mengontrol lingkungan mereka, namun kondisi
sakit akan menghambat kemampuan tersebut.
b.  Perawat harus mampu melindungi pasien dari cedera mekanis.
c.  Perawat harus memiliki pengetahuan tentang keamanan lingkungan.
d.  Dokter menggunakan hasil observasi dan penilaian perawat sebagai dasar
dalam memberikan resep.
e.  Perawat harus meminimalkan peluang terjadinya luka melalui saran-saran
tentang konstruksi bangunan dan pemeliharaannya.
f.  Perawat harus tahu tentang kebiasaan sosial dan praktik keagamaan untuk
memperkirakan adanya bahaya.

Dalam pemberian layanan kepada klien, terjalin hubungan antara perawat dan
klien. Menurut Henderson, hubungan perawat-klien terbagi dalam tiga tingkatan,
mulai dari hubungan sangat bergantung hingga hubungan sangat mandiri.

1.      Perawat sebagai pengganti (subtitute) bagi pasien.


2.      Perawat sebagai penolong (helper) bagi pasien.
3.      Perawat sebagai mitra (partner) bagi pasien.
 
 

E. Hubungan perawat-pasien-dokter

1.      Hubungan Perawat Pasien

Tiga tingkatan hubungan perawat pasien dapat di kenali :

a. Perawat sebagai substitute (pengganti) bagi pasien.


b. Perawat sebagai helper (penolong).
c. Perawat sebagai partner (rekan) dengan pasien.

Pada saat-saat penyakitnya gawat, perawat kelihatan seperti pengganti apa-apa yang
pasien kekurangan untuk membuatnya menjadi lengkap, utuh, atau bebas karena
berkurangnya kekuatan fisik, kemauan atau pengatahuan. Selama kondisi pemulihan
(convalescence), perawat membantu pasien meraihatau mendapatkan kembali
kemandiriannya. Henderson menyatakan kemandirian adalah yang relatif.

2.      Hubungan Perawat Dokter


Henderson menuntut tugas unik yang di miliki perawat dari para dokter. Rencana
perawatan, yang di rumuskan oleh perawt dan pasien bersama-sama, harus di jalankan
dengan suatu cara untuk mengusulkan rencana pengobatan yang di tentukan dokter.
 

F. Aplikasi Teori Henderson dalam Proses Keperawatan

Definisi ilmu keperawatan Henderson dalam kaitannya dengan praktik keperawatan 


menunjukkan bahwa perawat memiliki tugas utama sebagai pemberi asuhan keperawatan
langsung kepada pasien. Manfaat asuhan keperawatan ini terlihat dari kemajuan kondisi
pasien, yang semula bergantung pada orang lain menjadi mandiri. Perawat dapat membantu
pasien beralih dari kondisi bergantung (dependent) menjadi mandiri (independent) dengan
mengkaji, merencanakan, mengimplementasikan, serta mengevaluasi 14 komponen
penanganan perawatan dasar.

Pada tahap penilaian (pengkajian), perawat menilai kebutuhan dasar pasien berdasarkan
14 komponen di atas. Dalam mengumpulkan data, perawat menggunakan metode observasi,
indra penciuman, peraba, dan pendengaran. Setalah data terkumpul, perawat menganalisis
data tersebut dan membandingkannya dengan pengetahuan dasar tentang sehat-sakit. Hasil
analisis tersebut menentukan diagnosis keperawatan yang akan muncul. Diagnosis
keperawatan, menurut Henderson, dibuat dengan mengenali kemampuan individu dalam
memenuhi kebutuhannya-dengan atau tanpa bantuan-serta dengan mempertimbangkan
kekuatan atau pengetahuan yang dimiliki individu.

Tahap perencanaan, menurut Henderson, meliputi aktivitas penyusunan rencana


perawatan sesuai kebutuhan individu-termasuk di dalamnya perbaikan rencana jika
ditemukan adanya perubahan-serta dokumentasi bagaimana perawat membantu individu
dalam keadaan sakit atau sehat. Selanjutnya, pada tahap implementasi, perawat membantu
individu memenuhi kebutuhan dasar yang telah disusun dalam rencana perawatan guna
memelihara kesehatan individu, memulihkannya dari kondisi sakit, atau membantunya
meninggal dalam damai. Intervensi yang diberikan perawat sifatnya individual, bergantung
pada prinsip fisiologis, usia, latar belakang budaya, keseimbangan emosional, dan
kemampuan intelektual serta fisik individu. Tarakhir, perawat mengevaluasi pencapaian
kriteria yang diharapkan dengan menilai kemandirian pasien dalam melakukan aktivitas
sehari-hari.

G. Tujuan Keperawatan Menurut Henderson

Dari penjelasan tersebut tujuan keperawatan yang dikemukakan oleh Handerson adalah
untuk bekerja secara mandiri dengan tenaga pemberi pelayanan kesehatan dan membantu
klien untuk mendapatkan kembali kemandiriannya secepat mungkin. Dimana pasien
merupakan mahluk sempurna yang dipandang sebagai komponen bio, psiko, cultural, dan
spiritual yang mempunyai empat belas kebutuhan dasar. (Aplikasi model konseptual
keperawatan, Meidiana D). Menurut Handerson peran perawat adalah menyempurnakan dan
membantu mencapai kemampuan untuk mempertahankan atau memperoleh kemandirian
dalam memenuhi empat belas kebutuhan dasar pasien.
APLIKASI KONSEP MODEL/ TEORI VIRGINIA
HENDERSON DALAM PELAYANAN
KEPERAWATAN DI RUMAH SAKIT
Virginia Henderson lahir pada tahun 1897, ia adalah anak ke kelima dari delapan
bersaudara. Henderson asli dari Kansas City dan menghabiskan masa pertumbuhannya di
Virginia. Henderson memiliki latar belakang pendidikan keperawatan yang meliputi
pendidikan awal keperawatan di Sekolah Perawat Militer, 1918  di Washington DC yang
diselesaikannya pada tahun1921 setelah itu ia berkarir sebagai staf perawat, mengajar di
Rumah Sakit, mengikuti pendidikan tinggi di Fakultas keguruan. Melalui berbagai
pendidikannya ia banyak mendapat ilmu tentang praktek klinik dan proses analitikal. Pada
tahun 1953, ia bekerja dengan Leo Simmon pada Survey nasional tentang penelitian
keparawatan. Pada tahun 1959, ia memimpin proyek The Nursing Studies Index di
Universitas Yale.
Sebagai tokoh keperawatan ia pun banyak menulis, berbagai tulisan yang berupa surat
ataupun buku diterbitkan. Dalam tulisannya, Henderson memberi gambaran tentang fungsi
dan pekerjaannya yang unik berbeda dengan dokter. Ia juga membuat deskripsi keperawatan
yang menjadi acuan profesi keperawatan dalam menjalankan aktifitas profesionalnya. Dan
melalui tulisannya iapun berusaha memberikan arahan bagi para perawat agar dapat terus
menerus mengembangkan dan memperkaya diri dalam seni, ilmu, dan humanitas yang
menjadi ciri utama profesi keperawatan. 
Perawat dimanapun sebenarnya perlu memahami apa yang dijelaskan Henderson
tentang keperawatan, karena dari berbagai pengalaman dan kegiatannya di dunia keperawatan
Henderson dapat memberikan arahan dan bimbingan bagi perawat dalam menjalankan
profesinya secara tepat. Melalui buku teks yang ia tulis, Henderson menyuarakan pula jati
diri profesi keperawatan pada dunia, baik pada masyarakat umum, profesi kesehatan lain,
bahkan pada perawat atau calon perawat itu sendiri. Sehingga Henderson ini bukan saja
memberikan arahan aplikasi secara nyata pada perawat tetapi juga landasan bagi kokohnya
profesi keperawatan.
Tentu hal tersebut sangatlah berkaitan dengan isi defenisi keperawatan yang
dideskripsikannya berkali-kali, untuk memperjelas fungsi perawat, dimana tugas merawat
bukan hanya ditujukan pada manusia yang sakit namun yang sehat juga, dan aktifitas itu
dilaksanakan dalam rangka terpemenuhinya 14 komponen kebutuhan dasar pada setiap
manusia dengan berbagai aktifitas yang ditujukan untuk memandirikan klien / manusia, yang
didasari akan ditemukannya penyebab gangguan kesehatan mereka yaitu ketidakmampuan,
ketidak-mauan maupun ketidaktahuan. Dan para anggota profesi keperawatan dapat
mempraktekkan ilmu dan seni keperawatan tanpa menyalahi kaidah utama profesi
keperawatan itu sendiri.
Konsep Utama
Dalam memandang konsep manusia, Henderson memperhatikan unsur fisik, biologi,
sosiologi dan spiritual. Dari 14 unsur fungsi keperawatan dapat dikategorikan sebagai berikut
sembilan unsur pertama mengandung unsur psikologi,unsur ke 10 dan 14 mengandung unsur
komunikasi dan proses belajar, unsur ke 11 mengandung unsur spiritual dan moral, unsur ke
12 dan ke 13 mengandung unsur sosial yang berorientasi pada pekerjaan dan rekreasi.
Henderson berpandangan bahwa manusia memiliki kebutuhan dasar sebagaimana yang
terdapat dalam 14 unsur tersebut tidak terbatas dan tidak ada satupun cara pemuasan
kebutuhan tersebut yang sama. Jiwa dan raga merupakan hal yang tak terpisahkan.
Henderson menekankan beberapa aspek dari konsep sosial / lingkungan. Dia melihat
manusia sebagai individu yang berhubungan dengan keluarga, namun dia hanya menulis
sedikit tentang pengaruh lingkungan dan keluarga terhadap individu. Dalam bukunya yang
ditulis bersama Harmer, Henderson mendukung peranan pribadi dan masyarakat dalam
menjaga kesehatan. Henderson mengetahui bahwa masyarakat membutuhkan perawat dalam
membantu orang tidak mampu hidup mandiri, dan sebaliknya perawat juga mengaharapkan
masyarakat memberikan sumbangan terhadap pendidikan keperawatan.

1). Manusia
Henderson memandang manusia sebagai mahkluk yang utuh, lengkap, dan  mandiri
yang memiliki 14 kebutuhan dasar sebagi berikut :
1.      Bernafas normal
2.      Makan dan minum dengan cukup
3.      Membuang kotoran tubuh (eliminasi)
4.      Bergerak dan menjaga posisi yang diinginkan
5.      Tidur dan istirahat
6.      Memilih pakaian yang sesuai
7.      Menjaga suhu badan tetap dalam batas normal dengan menyesuaikan pakaian dan mengubah
lingkungan.
8.      Menjaga tubuh tetap bersih dan terawat dengan baik dan melindungi integumen
9.      Menghindar dari bahaya dalam lingkungan dan yang bisa melukai
10.  Berkomunikasi dengan orang lain dalam mengungkapkan emosi, kebutuhan, rasa takut atau
pendapat
11.  Beribadah sesuai dengan keyakinan seseorang
12.  Bekerja dengan sesuatu cara yang mengandung unsur prestasi
13.  Bermain atau terlibat dalam beragam bentuk rekreasi
14.  Belajar, mengetahui atau memuaskan rasa penasaran yang menuntun pada perkembangan
normal dan kesehatan serta menggunakan fasilitas-fasilitas kesehatan yang tersedia.
(Marriner Ann, 1986)
Henderson juga memandang manusia (klien)  sebagai individu yang membutuhkan
bantuan untuk meraih  kemandirian, kesehatan atau kematian yang damai. Henderson
menganggap manusia dan keluarga merupakan satu kesatuan.  Manusia juga harus selalu
menjaga keseimbangan fisiologis dan emosionalnya. (KDIK, 2001)
2. Keperawatan
Henderson mendefinisikan keperawatan dari sisi fungsional sebagai suatu profesi
yang mempunyai fungsi unik yaitu membantu klien baik sehat atau sakit dalam melaksanakan
kegiatan yang mengkontribusi pada kesehatan, pemulihan atau meninggal dengan damai yang
akan mereka kerjakan tanpa membutuhkan bantuan seandainya mereka memiliki kekuatan,
kehendak dan pengetahuan. Dalam memberikan bantuan dilakukan dengan suatu cara untuk
membantunya meraih kemandirian secepat mungkin. (KDIK, 2001)
Henderson juga memandang perawat sebagai anggota tim kesehatan, tetapi tugas
perawat tidak tergantung pada dokter, tetapi mengajukan rencana bila dokter sedang
melakukan kunjungan ke pasien. Henderson menekankan bahwa perawat harus dapat
bertugas secara mandiri. Perawat harus dapat mendiagnosa dan menangani bila situasi
menuntut demikian dan perawat harus mampu menilai kebutuhan dasar manusia. (Marriner
Ann, 1986)
3. Kesehatan
       Henderson memandang kesehatan sebagai kemampuan individu untuk memenuhi empat
belas komponen kebutuhan dasar manusia tanpa bantuan. Kesehatan adalah kualitas
kehidupan dasar untuk berfungsi dan memerlukan kemandirian dan saling ketergantungan. 
Memperoleh kesehatan lebih penting daripada mengobati penyakit. Individu akan meraih dan
mempertahankan  kesehatan bila mereka memiliki kekuatan, kehendak atau pengetahuan
yang cukup. Jadi Henderson lebih menekankan pada kualitas kehidupan dari pada kehidupan
itu sendiri yang memungkinkan manusia bekerja secara efektif dan mencapai tingkat
kepuasan tertinggi dalam kehidupan. (Marriner Ann, 1986)
4. Lingkungan
Henderson tidak memberikan definisi sendiri untuk lingkungan ini.  Dalam
mendefinisikan lingkungan, Henderson mengambil pengertian lingkungan dari Webster’s
New Collegiate Dictionary dimana yang dimaksud dengan lingkungan adalah kumpulan
semua kondisi eksternal dan pengaruh-pengaruhnya yang berdampak pada kehidupan dan
perkembangan organisme. Pada individu yang sehat seharusnya memiliki kemampuan untuk
mengontrol lingkunganya, tetapi kondisi sakit dapat mengganggu kemampuan tersebut.
(Marriner Ann, 1986)

 Hubungan Ners-Klien
      Henderson mengidentifikasi tiga tingkat hubungan ners-klien, mulai dari sangat
tergantung sampai hubungan yang agak mandiri seperti sebagai berikut :
1) Perawat sebagai pengganti bagi klien
2) Perawat sebagai perbantuan bagi klien
3) Perawat sebagai mitra klien
Ketika sakit serius, perawat dilihat sebagai pengganti bagi kekurangan klien untuk
menjadikannya lengkap, menyeluruh atau mandiri, karena kurangnya kekuatan fisik,
kemauan atau pengetahuan. Henderson melukiskan pandangan ini ketika ia mengatakan
bahwa perawat adalah kesadaran dari yang tidak sadar, kehidupn dari yang bunuh diri, kaki
dari yang diamputasi, mata bagi yang baru saja buta, alat bergerak bagi bayi, pengetahuan
dan percaya diri bagi ibu muda, penyambung lidah bagi yang terlalu lemah atau menarik
diri untuk bicara. (KDIK, 2001).Selama pemulihan, perawat membantu klien untuk
mendapatkan kembali kemandirian. Ketidakmandirian merupakan istilah yang relatif.
Sebagai mitra, ners dan klien bersama-sama  memformulasikan rencana perawatan.
Adapun diagnosisnya  selalu ada kebutuhan dasar yang perlu dipenuhi, tetapi kebutuhan ini
dimodifikasi oleh patologi dan kondisi ini seperti usia, temperamen, status emosional, status
sosial kultur dan kapasitas fisik dan intelektual.
Perawat harus mampu mengkaji tidak saja kebutuhan klien tetapi juga kondisi
patologis yang mengubah klien. Henderson mengatakan, perawat harus masuk ketubuh setiap
kliennya untuk mengetahui apa yang dibutuhkan kliennya. Kebutuhan ini kemudian
divalidasi dengan kliennya. Perawat dapat mengubah lingkungan yang ia anggap perlu untuk
kepentingan kesehatan kliennya.  Perawat dan klien harus bekerjasama untuk mencapai
tujuan, yaitu kemandirian atau bahkan kematian yang damai. Tujuan utama perawat yaitu
menjaga agar keseharian klien senormal mungkin. (Marriner Ann, 1986)

 Hubungan Perawat-Dokter
           Henderson menekankan agar perawat tidak mengikuti perintah dokter karena perawat
memiliki tugas yang unik. Perawat harus membuat rencana keperawatan bersama klien lalu
mengusulkan kepada dokter untuk disesuaikan dengan program pengobatannya. Lebih luas
Henderson menegaskan agar para perawat membantu klien dengan manajemen
keperawatannya ketika dokter tidak ada. (Marriner Ann, 1986)
Perawat sebagai Anggota Tim
         Pekerjaan perawat saling tergantung dengan pekerjaan profesi lain, sehingga perawat
dan anggota tim lainnya harus saling membantu menjalankan program masing-masing, tetapi
sebaiknya tidak melakukan pekerjaan milik orang lain. Henderson menggambarkan fungsi
masing-masing profesi kesehatan dan keluarga sebagai suatu irisan dalam suatu lingkaran,
besarnya ukuran dari irisan tersebut sangat tergantung pada apa yang dibutuhkan klien, dan
karenanya besarnya ukuran irisan tersebut akan berubah sesuai dengan kemajuan kondisi
klien. Yang menjadi tujuan disini adalah dimana semakin lama, porsi irisan untuk keluarga
dan klien  akan semakin besar atau bahkan seluruh lingkaran tersebut.  Yang artinya dengan
kondisi yang demikian berarti bahwa klien dan keluarga akan semakin mandiri dalam
membantu dan memelihara kesehatannya sendiri. (Marriner Ann, 1986)
 Penjabaran Dalam Praktik
          Pendekatan Henderson dalam perawatan pasien sangat berhati-hati terutama terkait
dengan pengambilan keputusan. Meski ia tidak menjelaskan secara spesifik langkah-langkah
dalam proses perawatan, seseorang dapat melihat bagaimana konsep tersebut saling
berhubungan. Henderson meyakini proses perawatan merupakan proses problem solving dan
tidak hanya khusus masalah keperawatan. Penjabaran langkah-langkah proses keperawatan
Henderson adalah sebagai berikut :

Ringkasan proses keperawatan menurut Henderson


Proses 14 unsur dan defenisi keperawatan Henderson
keperawatan
Mengetahui kebutuhan dasar manusia berdasar 14 unsur dasar
keperawatan :
1.      Bernafas normal.
2.      Makan dan minum dengan cukup.
3.      Mengurangi buangan tubuh.
4.      Bergerak dan olahraga untuk menjaga postur tubuh.
5.      Tidur dan istirahat.
6.      Memilih pakaian yang cocok.
7.      Menjaga suhu tubuh tetap normal dengan cara menyesuaikan
pemakaian pakaian di lingkungan.
8.      Menjaga tubuh tetap bersih dan rapi.
Pengkajian
9.      Menghindari bahaya dan hal yang dapat menyakiti orang lain
keperawatan
10.  Berkomunikasi dengan orang lain dalam mengekspresikan
emosi, kebutuhan dan kekuatan opini.
11.  Beribadah sesuai dengan kepercayaannya.
12.  Bekerja dengan baik sehingga dapat melakukan pencapaian
tertentu.
13.  Bermain dan berpartisipasi dalam berbagai bentuk rekreasi.
14.  Belajar, menemukan atau memuaskan rasa ingin tahu dan
menggunakan fasilitas kesehatan.
Analisa :
Membandingkan data dengan pengetahuan tentang kesehatan
dan penyakit
Diagnosa Mengidentifikasi kemampuan individu untuk memenuhi
keperawatan kebutuhannya tanpa bantuan dengan mempertimbangkan
kekuatan, kemauan dan pengetahuan yang dimiliki
Pada tahap ini disusun rencana sesuai dengan kebutuhan
individu. Rencana ini diperbaharui berdasarkan perubahan
Rencana
keadaan atau kondisi pasien. Rencana harus dapt
keperawatan
mengintegrasikan hasil pekerjaan semua yang ada dalam tim
kesehatan.
Melayani individu sakit maupun sehat dalam beraktifitas dalam
menjaga kesehatan, penyembuhan dari sakit, maupun
Implementasi mengantarkan kematian yang tenang.
keperawatan Implementasi berdasarkan prinsip psikologi, umur, latar
belakang budaya dan kemampuan fisik dan mental.
Melaksanakan pengobatan sesuai petunjuk dokter.
Evaluasi Menggunakan defenisi keperawatan yang dapat diterima dan
keperawatan aturan hukum yang berhubungan dengan keperawatan. Mutu
keperawatan lebih dipengaruhi oleh persiapan dan kemampuan
dasar perawat daripada lama waktu perawatan. Hasil yang baik
didasarkan pada kecepatan maupun tingkat kemampuan pasien
beraktifitas kembali secara mandiri dalam kehidupan sehari-
hari.

APLIKASI KONSEP MODEL/ TEORI  VIRGINIA HENDERSON


DALAM PELAYANAN KEPERAWATAN DI RUMAH SAKIT

keperawatan terpilih Nightingale

Teori Keperawatan Florence Nigtingale


Florence merupakan salah satu pendiri yang meletakkan dasar-dasar teori keperawatan
yang melalui filosofi keperawatan yaitu dengan mengidentifikasi peran perawat dalam
menemukan kebutuhan dasar manusia pada klien serta pentingnya pengaruh lingkungan di
dalam perawatan orang sakit yang dikenal teori lingkungannya.
 

Florence Nihgtingale menekankan bahwa keperawatan adalah suatuprofesi dengan


tujuan untuk menemukan dan menggunakan hukum alamdalam mengembangkan dan
membangun pelayanan kesehatan. Alasan dilakukannya tindakan keperawatan adalah untuk
menempatkan keadaanmanusia dalam kondisi yang terbaik secara alami untuk
menyembuhkan dan atau meningkatkan kesehatan serta mencegah penyakit.
 

Manusia merupakan kesatuan fisik, intelektual, dan metafisik yang lengkapdan


berpotensi. Pengertian sehat sendiri adalah suatu keadaan yang bebas dari penyakit dan
menggunakan kekuatan yang ada secara penuh. Sedangkan Florence memandang bahwa
lingkungan adalah suatu kondisi eksternal yang mempengaruhi kesehatan dan sakitnya
seseorang.
 

  konsep Florence Nigtingale memposisikan lingkungan adalah sebagai focus asuhan


keperawatan, dan perawat tidak perlu memahami seluruh proses penyakit model konsep ini
dalam upaya memisahkan antara profesi keperawatan dan kedokteran. Orientasi pemberian
asuhan keperawatan/tindakan keperawatan lebih di orientasikan pada yang adequate,
dengan dimulai dari pengumpulan data dibandingkan dengan tindakan pengobatan semata,
upaya teori tersebut dalam rangka perawat mampu menjalankan praktik keperawatan
mandiri tanpa tergantung dengan profesi lain
keperawatan terpilih Nightingale

Florent nightingale, seorang wanita pelopor ilmu keperawatan modern, lahir 12 mei 1820
ketika orang tuanya sedang tour yang cukup lama di Eropa. Orang tuanya, Edward dan Franc
Nightingale, menamai putrinya sesuai dengan tempat kelahiranya yaitu di florenc, Italia.
Nightingale merupakan keluarga kaya dan terdidik dari keluagra Victoria. Di usia belasan
tahun nightingale aktif di perkumpulan aristokratik, tetapi ia merasa bahwa hidup nya harus lebih
bermanfaat. Di tahun 1837,dia membeberkan dalam buku hariannya bahwa “tuhan berbicara
kepadaku dan memanggilku untuk melayaninya”.
Di tahun 1851, Nightingale pergi ke Kaiserswerth, Jerman,mengikuti pelatihan keperawatan
pertamakalinya. Setelah meninggalkan Kaiserswerth, ia melanjutkan latihan memanfaatkan fasilitas-
fasilitas, rumah sakit,panti-panti asuhan dan lembaga amal. Di tahun 1953 ia menjadi pengawas
rumah sakit penderita cacat bagi wanita-wanita kaya di London.
Selama perang crimea nightingale menjadi tenaga sukarela di scutari,Turki. Disana, ia
mengelola departemen perawatan dan mencurahkan usahanya untuk mengeliminir masalah-masalah
kebersihan di bangsal rumah sakit. Pada waktu itu para pekerja wanita di rumah sakit belum cukup
baik atau tidak bisa diandalkan dan kurang berpendidikan. Belum ada perawat yang terlatih dan
belum ada palang merah Inggris.Nightingale berusaha mencari dan mendapat bantuan dari suster-
suster baik hati (Sister of Mercy).Kondisi di barak-barak militer sangat menyedihkan. Ditambah lagi
prajurit yang terluka, mereka menderita karena udara terbuka, radang dingin,gangguan kuman dan
penyakit. Jumlah ruangan sedikit kakus atau jamban yang ditutup, tangki-tamgki limbah (septitan)
yang penuh,dan air yang terkontaminasi. Pasien yang tidak mendapatkan makanannya akhirnya mati
kelaparan. Tidak ada meja-meja operasi atau anesthesia (berhubungan dengan pembiusan).
Pekerjaan nignhtingale membuat ia di enal di tengah kaum laki-laki.mereka menyabutnya
waniata dengan lampu (lady of the lamp)”. Demi mengenali lentera lilin buatan turki yang ia bawa
melewati koridor-koridor yang dipenuhi perajurit yang terluka. Ketika di scutari nightingale terkena
sakit kritis karena demam crimea, yang kemungkinan adalah typus. Nightingale kembali ke inggris
setelah perang dan mendirikan lembaga pengajaran untuk perawat di Rumah Sakit St. Thomas dan
Rumah Sakit King’s college di London. Lembaga ini didirikan dari dana yang diperoleh atas jasanya
Selama dalam peperangan. Nighttingale tetap menjalin kontak dengan alumni-alumninya melalui
surat-surat yang berisi dorongan semangat. Dalam beberapa tahun setelah berdiri, sekolah
nightingale mulai menerima perawat-perawat bagi sekolah-sekolah baru, Rumah sakit di seluruh
dunia dan reeputasi Florenc Nightingale sebgai pelopor ilmu perawat modern mulai di percaya.
Selama karirnya nightingale memfokuskan pada perbaikan kebersihan di militer, rumah sakit- rumah
sakit militer, dan masalah kebersihan, di india dan di tengah kelompok- kelompok masyarakat yang
miskin di inggris. Dia menulis Notes on matters Affecting the health, Efficiency, and hospital
administration of the British Army (1858), notes on hospitals (1858), notes on the sanitary state of the
army in india  (1871), dan life or death in india (1874). Atas usahanya, nightingale menerima  sejumlah
penghargaan, termasuk medali penghargaan ( Order of Merit) dari Raja Edward VII, Cross of Merit
dari jerman dan Secours Aux Blesses Militarires dari prancis.
Nightingale menulis antara 15 ribu hingga 20 ribu surat kepada teman-teman dan
membedakanya berdasarkan pengetahuan. Hal ini seringkali menampakan keyakinannya,
pengamatan dan keinginanya demi perubahan atas penanganan kesehatan (health care). Dia bekerja
hingga usianya 80 tahun, mengumpulkan data dan menulis seputar ilmu keperawatan dan
penanganan kesehatan. Dia menikmati usia tuanya yang sehat sebelum menurun kemampuan
penglihatanya yang membuatnya sulit untuk membaca dan menulis. Dia dikenal luas atas
pengetahuanya, semangatnya serta kedermawananya.

B. Sumber-sumber teoritis untuk pengembangan teori  Florence Nightingale


Banyak faktor mempengaruhi pengembangan teori ilmu keperawatan Nightingale. 
Pandangan pandangan individu, masyarakat dan profesional menyatu dalam mengembangkan
pekerjaannya. Dia menggabungkan sumber daya individunya dengan sumber daya masyarakat dan
profesional untuk menghasilkan penghasilan. Nightingale, yang menganggap merawat sebagai
panggilan agama  untuk dijawab hanya oleh kaum wanita, meyakini bila dia harus berusaha keras
untuk merubahan hal-hal yang dilihatnya tidak bisa diterima . chinn dan Jacobs menyatakan “when
individual or professional vule are in conflict with and challenge societal values,there is pontential for
creating change in society “   (Ketika nilai nila individual dan profesional bertentangan dengan dan
melawan nilai-nilai sosial, terdapat pontesi untuk menciptakan perubahan di tengah masyarakat)
sesuai dengan pontesi itu sistem penangan kesehatan pada masanya melibatkan tenaga yang
kurang terdidik dan terlampil untuk merawat pasien  yang sakit. Tetapi Nightingale mengubahnya
menjadi sistem perawatan profesional yang kita nilai seperti sekarang ini .
Menyadari bahwa melakukan kontak dengan para profesional pada waktu itu sangat penting,
ia memperluas filosofil ilmu perawatannya dengan cara bergabungan dengan sejumlah dokter
terkemuka dan anggota-anggota masyarakat yang berpengaruh . Yang paling berpengaruh pada
pengembangan keahilannya adalah pendidikan ,  pengalaman dan observasinya.Ia memperoleh
semua itu melalui pekerjaan amal dan rumah sakit  dan berpengalaman bertahun-tahun merawat.

C .PENGGUNAAN BUKTI-BUKTI EMPIRIS


Nightingale adalah ahli statistika yang tekun. Ia menggunakan informasi yang dikumpulkan
untuk membutikan kemajuran konsep sistem perawatan dan pengelolaan rumah sakitnya selama
perang Crimea. Laporan data-data dan pengalamannya, yang berjudul “Notes on Matters Affecting
the Health, Efficiency, and hospital administration of the british army”  , diberikan kepada british royal
sanitary Commision , yang telah dikelola  untuk merespon tuntutan –tuntutan nightingale atas
buruknya kondisi kebersihan .”It showed that for every man killed in battle in the crimea, seven died
from disease. Even in peacetime the mortality rate in the barracks was twice that of the general
population”.( untuk setiap orang yang terbunuh dalam peperangan di Crime , terdapat tujuh orang
meninggal karena penyakit, Bahkan dalam masa damai pun angka kematian di barak-barak militer
besarnya dua kali dibanding warga umumnya).
Palmer  mengenali  kemampuan penelitian Nightingle  dalam merekam berkomunikasi , pemberian
intruksi penerjemahan (coding), konseptualisasi , penarikan kesimpulan, melakukan analisasi dan
sintesis . Nightingale memandang observasi dan praktik sebagai aktivtas yang bersamaan.

D.    PARADIGMA FLORENCE NIGHTINGALE


Paradigma dalam disiplin intelektual adalah cara pandang orang terhadap diri dan
lingkungannya yang akan mempengaruhinyadalam berfikir kognitif ,bersikap afektif ,dan bertingkah
laku konatif . Paradigma juga dapat berarti seperangkat asumsi ,konsep,nilai, dan praktik yang
diterapkan dalam memandang realitas dalam sebuah komunitas yang sama, khususnya disiplin
intelektual.Menurut Florence Nightingale 4 komponen keperawatan antara lain : manusia,
lingkungan,kesehatan,keperawatan .
1.      Manusia
Manusia terdiri dari komponen fisik, intelektual , emosional , social daan spiritual. Walaupun
lebih terfokus pada aspek fisik tetapi ide yang dikemukakan Nightingale tentang seseorang yang
sedang sakit mempunyai semangat hidup yang lebih. Dia yakin manusia secara umum  dan kreatif
dengan potensi dan kemampuan untuk tumbuh dan berubah. Dalam keyakinan agamanya, ia melihat
perawatan sebagai sarana menjalankan kehendak Tuhannya.
Barangkali hal ini karena konsep perawatan ini dianggap panggilan Tuhan, dimana ia
menempatkan pasien pada posisi pasif,secara esensi seperti  anak-anak, dimana setiap keinginan
dan kebutuhannya disediakan oleh perawat . Semangat yang menggebu dan benar sendiri dari
pembeharu keagamaan mungkin melihat secara parsial dari aktivitas ini. Sekalipun kecilnya
keterlibatan pasien dalam kesehatan seperti meliputi gap dalam pandangan Nightingale , mungkin ini
bisa dicatat sebagai periodik sejarah  , dimana ia hidup dan menulis .

2.      Lingkungan
Nightingale memandang environment atau lingkungan sebagai faktor utama  yang berperan
kepada pasien yang menghasilkan kondisi sakit , dan menganggap penyakit (disease ) sebagai “  the
reactions of kindly nature against the condition in which we have placed ourselves “  (reaksi atas alam
yang menguntungkan terhadap konsidi dimana kita menempatkan diri kita ) . Perawat sebagai
pengatur environment dan sebagai  aktor pada pasien dijelaskan, ketika Nightingale mengatakan
perawatan “ ought to signify the proper selection and administration of diet-all at the least expense of
vital power to the patient”  Hubungan –hubungan ini diperluas dalam tulisan Notes on Nursing . Buku
tersebut  disusun kedalam bab-bab menyangkut komponen environment , seperti Ventilasi,
kehangatan suhu (warmth ), cahaya,noise ,dan kebersihan .

3.      Kesehatan
Nightingale mendefinisikan kesehatan sebagai merasa sehat.Keadaan sehat dapat dicapai melalui
pendidikan dan perbaikan kondisi lingkungan. Penyakit merupakan proses perbaikan tubuh ,berusaha
memperbaiki masalah ,juga merupakan suatu kesempatan untuk meningkatkan pandangan spiritual .
Oleh karena itu Nightingale sangat menekankan bahwa kesehatan tidak hanya berorientasi dalam
lingkungan rumah sakit tetapi juga komunitas.

4.      Keperawatan
Nightingale memandang keperawatan sebagai ilmu kesehatan dan menguraikan
keperawatan sebagai  mengarahkan terhadap peningkatan dan pengelolaan lingkungan fisik
sehingga alam akan menyembuhkan pasien.Tulisan –tulisan Nightingale, dengan kadar luar biasa,
memberi  arahan bagi perawat untuk bekerja  setengah bagian terhadap dirinya sendiri dan setengah
bagian terhadap pasiennya . Petunjuk ini mencakup pada area ruang praktik, riset ,dan pendidikan .
Prinsip-prinsip nya lebih spesifik mencoba menentukan praktik perawatan. Dia mendorong para
perawat untuk memberikan kepada para dokter “fakta-fakta yang dijumpai,bukan pendapat mereka
sendiri,seramah apapun cara memberikannya bila anda tidak terbiasa dengan pengamatan dengan
satu cara atau cara lain,lebih baik tidak menjadi perawat,karena bukan panggilan hati anda.

E .  Konsep keperawatan Florence Nightingale di Indonesia.

Kini,konsep keperawatan atau paradigma keperawatan Florence Nightingale sebagian


mungkin sudah  diterapkan oleh perawat-perawat di Indonesia ,walaupun tidak semuanya setidaknya
perawat Indonesia sudah mengetahui salah satu tokoh keperawatan yaitu Florence Nightingale
sehingga lebih menjiwai dalam menjalankan tugasnya sebagai perawat  dan bisa menjadi acuan
dalam pelayanan kesehatan,tetapi untuk menentukan model yang dapat diterapkan di Indonesia
,maka perlu diadakan suatu pengkajian tentang masalah kesehatan di Indonesia ,sistem pelayanan
kesehatan,sosial budaya peran perawat yang diharapkan
1.      Salah satu dari paradigma Florence Nightingale yaitu Lingkungan.Perawat di Indonesia sudah
bisa melaksanakan komponen lingkungan terpenting dalam mempertahankan kesehatan pasien yaitu
perawatan yang efisien dan kebersihan yang terpenting.
2.      Perawat Indonesia sudah dapat menampilkan sikap professional sesuai dengan falsafah yang
menjadi keyakinannya.
3.      Perawat di Indonesia mampu menyatukan latar belakang yang berbeda dengan tujuan yang
sama yaitu memberikan pelayanan yang terbaik untuk pasien.

Anda mungkin juga menyukai