LAPORAN INDIVIDU Tony
LAPORAN INDIVIDU Tony
LAPORAN INDIVIDU Tony
SEMELTY TANESAB
NIM : 518 02819
KUPANG
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan ke hadapan Tuhan Yang Maha Kuasa karena
telah memberikan saya kemudahan sehingga saya dapat menyelesaikan laporan ini
dengan tepat waktu. Tanpa pertolonganNya tentunya saya tidak akan sanggup
untuk menyelesaikan laporan ini dengan baik.
Penulis mengucapkan syukur kepada Tuhan atas limpahan nikmat sehatNya,
baik itu berupa sehat fisik, maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu
menyelesaikan pembuatan laporan sebagai tugas mata kuliah Keperawatan
gerontik.
Penulis tentu menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna
dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu,
penulis mengharapkan kritik atau saran dari pembaca untuk laporan ini, supaya
laporan ini nantinya menjadi laporan yang lebih baik lagi. Demikian, dan apabila
terdapat banyak kesalahan pada laporan ini penulis mohon maaf yang sebesar-
besarnya.
Penulis
April, 2020
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.....................................................................................................ii
DAFTAR ISI...................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................1
A. Latar Belakang................................................................................................................1
B. Tujuan..............................................................................................................................2
C. Manfaat..............................................................................................................................
A. Konsep Lanisa..........................................................................................................3
B. Konsep lansia sebagai populasi beresiko.................................................................4
C. Konsep penyakit rheumatoid arthritis......................................................................4
D. Konsep teori asuhan keperawatan gerontik.............................................................6
A. Pengkajian................................................................................................................9
B. Diagnosa..................................................................................................................9
C. Intervensi....................................................................................................................
D. Implementasi..............................................................................................................
E. Evaluasi......................................................................................................................
BAB IV Pembahasan...........................................................................................................
BAB V Penutup....................................................................................................................
A. Kesimpulan................................................................................................................
B. Saran..........................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Usia tua adalah periode penutupan dalam rentang kehidupan seseorang
yaitu suatu periode dimana seseorang telah “beranjak jauh” dari periode terdahulu
yang lebih menyenangkan, atau beranjak dari waktu yang penuh manfaat. Bila
seorang yang telah beranjak jauh dari periode hidupnya yang terdahulu, ia sering
melihat masa lalunya, biasanya dengan penuh rasa penyesalan, dan ingin
cenderung hidup pada masa sekarang, mencoba mengabaikan masa depan sedapat
mungkin. Orang dalam usia 60an biasanya di golongkan sebagai usia tua, yang
berarti antara sedikit lebih tua atau setelah usia madya dan usia lanjut setelah
mereka mencapai usia 70, yang menurut standar beberapa kamus berarti makin
lanjut usia seseorang dalam periode hidupnya dan telah kehilangan kejayaan masa
mudanya. (Hurlock, 2002).
TINJAUAN TEORITIS
A. Konsep Lansia
1. Pengertian Lanjut Usia
Lanjut usia atau lansia merupakan individu yang berada dalam tahapan
usia late adulthood atau yang dimaksud dengan tahapan usia dewasa akhir,
dengan kisaran usia dimulai dari 60 tahun ke atas (Faisalado, 2014).
2. Batasan usia lanjut
Batasan usia lanjut didasarkan atas Undang-Undang no.13 tahun
1998 adalah 60 tahun. Sedang menurut WHO lanjut usia meliputi
(Notoatmodjo, 2007 dalam sutikno 2011):
1. Usia pertengahan (middle age), kelompok usia 45 – 59 tahun.
2. Usia lanjut (elderly), kelompok usia 60 – 70 tahun.
3. Usia lanjut tua (old), kelompok usia antara 75 – 90 tahun.
4. Usia sangat tua (very old), kelompok usia diatas 90 tahun.
3. Tipe lansia
Lansia memiliki tipe yang diengaruhi oleh karier, pengalaman hidup,
lingkungan, kondisi fisik, mental, sosial,, serta ekonomi. Berikut beberapa
tipe lansia yang umum, yaitu :
a. Tipe arif dan bijaksana, ditandai dengan lansia yang kaya dengan
hikmah, pengalaman, mampu menyesuaikan diri dengan perubahan-
perubahan zaman, mempunyai kesibukan, bersikap ramah, rendah hati,
sederhana, memenuhi undangan, serta mampu menjadi panutan.
b. Tipe mandiri, ditandai dengan lansia mampu mengganti kegiatan yang
hilang dengan kegiatan yang baru, selektif dalam mencari pekerjaan,
bergaul dengan teman, serta memenuhi undangan.
10
11
12
5. Manifestasi klinis
Gejala utama dari osteoartritis adalah adanya nyeri pada sendi yang
terkena, terutama waktu bergerak. Umumnya timbul secara perlahan-lahan.
Mula-mula terasa kaku, kemudian timbul rasa nyeri yang berkurang dnegan
istirahat. Terdapat hambatan pada pergerakan sendi, kaku pagi, krepitasi,
pembesaran sendi dn perubahan gaya jalan. Lebih lanjut lagi terdapat
pembesaran sendi dan krepitasi.
Tanda-tanda peradangan pada sendi tidak menonjol dan timbul
belakangan, mungkin dijumpai karena adanya sinovitis, terdiri dari nyeri tekan,
gangguan gerak, rasa hangat yang merata dan warna kemerahan, antara lain;
13
14
15
16
17
18
19
20
Aktivitas – aktivitas :
21
4. Implementasi
Implementasi adalah fase ketika perawat menerapkan/ melaksanakan
rencana tindakan yang telah ditentukan dengan tujuan kebutuhan pasien terpenuhi
secara optimal (Nursalam, 2008).
5. Evaluasi
22
BAB III
TINJAUAN KASUS
23
Tempat Praktek :
Wisma : Sakura
Umur : 63 tahun
Alamat :Soe
GENOGRAM
X X
X X
X X X X X X
24
= laki-laki
= perempuan
= pasien
= menghubungkan
X = meninggal
Penjelasan:
Ny H.T Mengatakan ia adalah anak kedua dari dua bersaudara, dan saudara
pertamanya sudah meninggal sejak 4 tahun yang lalu. Dan kedua orang tua pasien juga
sudah meninggal.
25
1. Keadaan umum
Status gizi : BB saat ini : 48 kg TB: 150 cm
Gizi cukup
Personal Hygine: kepala serta rambut tampak bersih, kulit badan bersih dan pasien
tampak berpakaian rapih, kuku agak pendek dan agak terkelupas.
3. Sistem pernafasan
Frekwensi : 20 x/menit
4. Sistem kardiovaskular
Tekanan darah : 110/80 mmHg Nadi: 80.x/menit Capillary Refill: < 2
detik
Orientasi waktu :Ny H tahu bahwa saat ini siang hari dank lien ingat
tanggal dan hari.
26
6. Sistem gastrointestinal
Nafsu makan : baik, porsi dihabiskan.
7. Sistem musculoskeletal
Rentang gerak : ada kekakuan, dan sedikit terbatas, Penurunan pada masa
dan kekuatan otot.
Nyeri sendi, kaku sendi, , kemerahan, hangat,
P = Sakit di kaki
Q = seperti ditusuk – tusuk
R = lutut sebelah kiri
S = skala 6
T = Hilang timbul
- klien mengatakan sakit terasa pada pagi hari dan ketika merasa dingin
- klien mengatakan saat menggerakan atau menekuk kaki terasa sakit
- klien mengatakan tidak tahu harus berbuat apa ketika nyeri timbul
- ketika ingin bangun dan berjalan klien memegang kursi / tempat tidur baru bisa
berjalan
- ada pembengkakan pada sendi
- klien terlihat meringis
- gerakan klien terbatas
- lutut terlihat kaku
- klien terlihat mengusapkan minyak tawon pada kakinya dan diurut –urut ketika
sakit
27
Inkontinensia : tidak.
Data Penunjang
- Pemeriksaan Laboratorium :
- Hematokrit dan haemoglobin : Ht 35% dan Hb 11 gr/dl,
- Sel darah merah : 3,5 juta sel/ml, indikasi anemia
28
Psikologis
Perasaan saat ini dalam menghadapi masalah: Ny H mengatakan ia tidak merasa cemas
dengan kondisi sekarang,pasien tampak tenang saat menghadapi masalah.
Sosial
Budaya
Spiritual
Kegiatan ibadah yang saat ini tidak bisa dilakukan: Ibadah di gereja
29
Tertinggi Dicapai
Orientasi
Sekarang ini
tahun 2020 5 5
Musim hujan
Bulan april √
tanggal 16 √
Hari Kamis √
Kita berada
dimana
Negara Indonesia 5 5
Provinsi Ntt
Kota Soe
Panti Werdha
Wisma Sakura
Registrasi Memori
Menyebut tiga 3 3
30
70-5 65
65-5 60
60-5 75
Pengenalan
Kembali
(recalling)
Meja Meja 3 3
Kursi Kursi
Buku Buku
Bahasa
Pena Pena 2 2
Pensil Pensil
Namun Namun 1 1
31
Pejamkan mata
Anda
Lansia diminta Lansia tidak bisa 1 0
menggambar menggambar
bentuk di bawah
ini:
30 26
Skor Total
32
Skore
No Pertanyaan Jawaban
33
11-3=8
8-3=5
5-3=2
Penilaian SPMSQ :
INDEKS KATZ
(Nilai 1 atau
0)
34
35
36
Keterangan : Normal
Pertanyaan Ya Tidak
Total 3 2
37
(Sumber: Minesotta Home assesment, Dimodifikasi oleh Stefanus Mendes Kiik, Junaiti
Sahar dan Heni Permatasari, 2015)
Analisis data
Data Masalah
38
DO:
Diagnosis keperawatan
1. Nyeri kronis
39
Kode
Dx. Keperawatan Kode NOC (wajib menggunakan buku NOC) Kode NIC (wajib menggunakan buku NIC)
Dx
Nyeri kronis Setelah dilakukan tindakan keperawatan NIC : Terapi latihan : mobilitas sendi
selama 3 x 24 jam diharapkan, nyeri dapat
Aktivitas – aktivitas :
dikontrol dengan criteria hasil :
1. Tentukan level motivasi pasien
NOC : nyeri : efek yang mengganggu
untuk meningkatkan / memelihara
Indikator Awal Tujuan pergerakan sendi
ketidaknyamanan 2 5 2. Monitor lokasi dan kecenderungan
Gangguan dalam 2 5
adanya nyeri dan ketidaknyamanan
rutinitas
gangguan 2 5 selama pergerakan / aktivitas
pergerakan fisik 3. Pakaikan baju yang tidak
gangguan 2 5 menghambat pergerakan sendi
aktivitas fisik 4. Bantu pasien mendapatkan posisi
kesulitan dalam 2 5
tubuh yang optimal untuk
mempertahankan
pergerakan sendi pasif maupun
Hambatan mobilitas Setelah dilakukan tindakan keperawatan NIC : Terapi latihan : pergerakan sendi
fisik selama 3 x 24 jam diharapkan hambatan
Aktivitas – aktivitas :
mobilitas fisik dapat berkurang dan
pergerakan dapat bebas dengan criteria 1. Tentukan level motivasi pasien
hasil : NOC Pergerakan sendi untuk meningkatkan / memelihara
pergerakan sendi
2. Monitor lokasi dan kecenderungan
indicator Awal Tujuan
Punggung 3 5 adanya nyeri dan ketidaknyamanan
pergelangan 3 5
O=
- klien terlihat
meringis
- gerakan klien
terbatas
- lutut terlihat kaku
A=
masalah belum teratasi
P=
intervensi dilanjutkan
A=
Masalah belum
teratasi
P=
intervensi
dilanjutkan
O=
- klien terlihat
meringis
- gerakan klien
terbatas
- lutut terlihat kaku
A=
masalah belum teratasi
P=
intervensi dilanjutkan
A=
Masalah belum teratasi
P=
intervensi dilanjutkan
BAB IV
Penggunaan daun salam sebagai obat disebabkan oleh kandungannya yakni pada
daun salam kering terdapat sekitar 0,17 % minyak essensial dengan komponen
penting eugenol dan metil chavicol di dalamnya. Ekstrak etanol dari daun
menunjukkan efek anti jamur dan anti bakteri sedangkan ekstrak metanolnya
merupakan anti cacing. Kandungan kimia yang dikandung tumbuhan ini adalah
minyak atsiri, tannin, dan flavonoida. Daun salam mengandung zat bahan warna, zat
samak dan minyak atsiri yang bersifat antibakteri. Zat tannin yang terkandung bersifat
menciutkan (astringent) (Harismah, 2017).
Kandungan kimia daun salam mengandung bahan kimia minyak atsiri 0,2 % (sitral,
eugenol, flavonoid (katekin dan rutin), tannin dan metil kavikol. Senyawa tersebut
mempunyai aktivitas sebagai antioksidan, tannin dan flavonoid merupakan bahan aktif
mempunyai efek anti inflamasi dan antimikroba. Minyak atsiri secara umum
mempunyai efek sebagai antimikroba, analgesic dan meningkatkan kemampuan
fagosit, minyak atsiri mengandung analgesic yang dapat menurunkan nyeri
(Harismah, 2017). Sifat kimia dan efek farmakologis daun salam meliputi :
1. Flavonoid adalah senyawa polifenol yang sesuai dengan struktur kimianya
terdiri dari flavonol, flavon, flavanon, isoflavon, katekin, antosinidin, dan
kalkon. Manfaat flavonoid sebagai diuretic sehingga memperbanyak
produksi urin. Flavonoid juga sebagai anti inflamasi sehingga dapat
mencegah terjadinya peradangan pada tulang.
2. Kandungan vitamin pada daun salam bermanfaat untuk meningkatkan
kekebalan tubuh dari penyakit dan peningkat imunitas pada tubuh.
3. Kandungan zat tanin pada daun salam menurunkan tekanan darah tinggi.
4. Minyak atsiri sebagai analgesic sehingga mampu menghilangkan nyeri ketika
berjalan.
Menurut buku Profesor Hembing dalam Handayani (2013) tentang daun salam
menyatakan bahwa daunnya bias mengatasi asam urat, kolesterol, radang,
lambung, diare. Manfaat daun salam untuk kesehatan meliputi :
1. Mengurangi dislipdemia, khususnya hipertrigliseridemia
Senyawa yang mampu menurunkan kadar nitrigliserida adalah niasin,
serat, tannin, dan vitamin C. Mekanisme kerja janin yaitu bereksi dengan
protein mukosa dan sel epitel usus sehingga menghambat penyerapan
lemak. Berdasarkan hal tersebut maka daun salam dapat dipakai sebagai
bahan obat untuk menurunkan kadar trigliserida pada manusia.
2. Menurunkan kadar LDL
Daun salam menurunkan kadar LDL kolesterol sesuai dosis yang diberikan
karena daun salam mengandung senyawa aktif quercetin yang terkandung
dalam flavonoid selain sebagai antioksidan dapat juga menghambat sekresi
dari Apo-B100 ke intestinum sehingga jumlah Apo-B akan mengalami
penurunan. Apo-B merupakan pembentuk LDL, sehingga menurunkan
LDL karena jumlah Apo-B mengalami penurunan.
3. Menurunkan rasa nyeri
Flavonoid yang terdapat dalam daun salam dapat digunakan sebagai
diuretic (zat peluruh) dan penghilang rasa nyeri (analgetik).
Rasa sakit akibat asam urat terjadi malam dan pagi hari bangun tidur dan bisa
berlangsung selama 4-11 hari. Pengobatan herbal sekarang ini sudah menjadi
alternatif lain dari pengobatan modern. Meskipun penggunaan obat-obat tradisional
ini belum begitu diminati dikalangan umum, akan tetapi kebiasaan minum jamu masih
terlihat dikalangan masyarakat Indonesia, khususnya Jawa dan Madura (Utomo,
2014). Penggunaan obat tradisional merupakan bagian dari kebudayaan Indonesia.
Keuntungan dari penggunaan obat tradisional adalah efek samping yang relatif kecil
dibandingkan dengan obat yang modern dan pengolahan pada obat tradisional juga
sangat sederhana, selain itu harganya murah dan dapat digunakan secara turun-
temurun.
Lanjut usia merupakan suatu tahapan usia dewasa akhir, dengan kisaran usia dimulai
dari 60 tahun ke atas. Semua lansia mengalami penuaan yang berjalan terus-menerus dan
menyebabkan perubahan anatomis dan fisiologi tubuh serta berefek pada fungsi
psikologis (Darmojo & Martono, 2010; Faisalado, 2014).
Sebagaimana kasus pada Ny. HT, yang berusia 63 tahun. klien mengeluh rasa sakit pada
lutut pensendian tangan dan bahu, punggung. Masalah yang dialami klien merujuk
kepada masalah RA.
Rheumatoid Arthritis merupakan salah satu penyakit autoimmun bersifat sistemik
yang menyebabkan peradangan kronik pada jaringan konektif tubuh. Peradangan
terutama terjadi pada persendian lutut, pergelangan kaki, pangkal paha, bahu, siku,
tulang belakang, pergelangan tangan dan kala pada persendian intervertebrata.
1. Selama implementasi, perawat menyarankan klien untuk meminum air rebusan
daun salam. Daun salam mengandung flavonoid yang dapat Menurunkan rasa
nyeri. Flavonoid yang terdapat dalam daun salam dapat digunakan sebagai diuretic
(zat peluruh) dan penghilang rasa nyeri (analgetik).
2. Minyak atsiri secara umum mempunyai efek sebagai antimikroba, analgesic dan
meningkatkan kemampuan fagosit, minyak atsiri mengandung analgesic yang
dapat menurunkan nyeri (Harismah, 2017).
3. Pemberian rebusan daun salam ini dilakukan dengan cara daun salam diambil
sekitar kurang lebih 7 lembar dan direbus sampai mendidih, selanjutnya air rebusan
daun salam tersebut diminum (1 hari 1 kali minum)
A. Kesimpulan
Lanjut usia merupakan suatu tahapan usia dewasa akhir, dengan kisaran usia dimulai
dari 60 tahun ke atas. Semua lansia mengalami penuaan yang berjalan terus-menerus dan
menyebabkan perubahan anatomis dan fisiologi tubuh serta berefek pada fungsi
psikologis (Darmojo & Martono, 2010; Faisalado, 2014).
Rheumatoid Arthritis merupakan salah satu penyakit autoimmun bersifat sistemik
yang menyebabkan peradangan kronik pada jaringan konektif tubuh. Peradangan
terutama terjadi pada persendian lutut, pergelangan kaki, pangkal paha, bahu, siku,
tulang belakang, pergelangan tangan dan kala pada persendian intervertebrata.
Selama implementasi, perawat menyarankan klien untuk meminum air rebusan daun
salam. Daun salam mengandung flavonoid yang dapat Menurunkan rasa nyeri. Flavonoid
yang terdapat dalam daun salam dapat digunakan sebagai diuretic (zat peluruh) dan
penghilang rasa nyeri (analgetik).
.
B. Saran
1. Bagi Institusi Pendidikan
Hasil implementasi ini diharapkan dapat menjadi tambahan wawasan ilmu
pengetahuan tentang keperawatan gerontik khususnya tentang perawatan rematoid
arthritis pada lansia.
2. Bagi Lansia
Hasil implementasi ini diharapkan dapat memberikan informasi agar lansia
mendapat pengetahuan baru dan dapat mengatasi masalah kesehatan dan dapat
memenuhi kualitas hidup dari lansia yang mengalami rheumatoid arthritis.
52
DAFTAR PUSTAKA
53
54