Asuhan Keperawatan Lanjut Usia Gangguan
Asuhan Keperawatan Lanjut Usia Gangguan
Asuhan Keperawatan Lanjut Usia Gangguan
Pembimbing :
Ns. Lilik Pranata, M.Kep
Disusun Oleh :
Bela Tamara,
S.Kep
1935001
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan yang Maha Esa karena atas
berkat dan rahmatNya penulis dapat menyelesaikan Asuhan Keperawatan Lanjut
Usia Gangguan Sistem Pencernaan “Kostipasi” Dengan Intervensi Abdominal
Massage Di Era Pandemi Covid-19 ini tepat pada waktunya. Penulis dalam
menyelesaikan laporan ini banyak mendapatkan bantuan oleh karena itu dalam
kesempatan ini pnulis mengucapkan terima kasih kepada Ns. Lilik Pranata,
M.Kep. selaku pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu, tenaga, pikiran
dan dengan sabar untuk membimbing penulis selama penyusunan laporan. Penulis
menyadari dalam penyusunan laporan ini masih banyak kekurangan dan masih
jauh dari kesempurnaan baik dari segi materi, isi maupun dari segi penulisan, oleh
karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya membangun guna
perbaikan dan peningkatan kualitas dimasa yang akan datang. Atas segala bantuan
yang diberikan, penulis mengucakan banyak terimakasih, semoga Tuhan yang
Maha Esa memberikan berkatnya yang belimpah kepada kita semua. Akhir kata
semoga laporan ini berguna bagi kita semua.
Penulis
ii
Daftar Isi
HALAMAN DEPAN........................................................................................i
KATA PENGANTAR.....................................................................................ii
Daftar Isi.........................................................................................................iii
BAB I Pendahuluan...........................................................................................1
A. Latar Belakang.......................................................................................1
B. Tujuan Penulisan....................................................................................3
1. Tujuan Umum...............................................................................3
2. Tujuan Khusus..............................................................................3
C. Manfaat..................................................................................................3
1. Bagi lansia.....................................................................................3
2. Bagi perawat.................................................................................3
3. Bagi Institusi Pendidikan..............................................................3
D. Ruang Lingkup........................................................................................3
BAB II Tinjauan Pustaka..................................................................................4
A. Konsep Dasar Lansia..............................................................................4
1. Pengertian......................................................................................4
2. Klasifikasi.....................................................................................4
3. Tujuan Asuhan Keperawatan Gerontik.........................................5
4. Keperawatan Lansia di Berbagai Tempat Pelayanan....................5
5. Peran, Fungsi, dan Tanggung Jawab Perawat Gerontik................7
6. Peran Perawat Gerontik................................................................8
7. Persyaratan Perawat Gerontik.......................................................9
B. Lansia dan Covid-19.............................................................................10
1. Fasilitas hidup lansia...................................................................10
2. Jaga diri.......................................................................................10
3. Manfaatkan teknologi.................................................................10
4. Melaksanakan kegiatan dengan lansia........................................10
5. Menentukan rencana...................................................................11
6. Terpapar covid-19 atau muncul gejala covid-19.........................11
C. Konstipasi.............................................................................................11
1. Pegertian......................................................................................11
2. Anatomi Fisiologi.......................................................................11
3. Klasifikasi...................................................................................15
4. Etiologi........................................................................................15
5. Tanda dan gejala.........................................................................17
6. Pemeriksaan................................................................................18
7. Penatalaksanaan..........................................................................18
8. Komplikasi..................................................................................21
9. Patoisiologi..................................................................................23
10. Konsep asuhan keperawatan.....................................................25
iii
BAB III Penutup.............................................................................................29
A. Kesimpulan..........................................................................................29
B. Saran.............................................................................................29
1. Bagi Lansia..............................................................................29
2. Bagi perawat............................................................................29
3. Bagi Institusi Pendidikan.........................................................29
Daftar Pustaka..................................................................................................30
iv
BAB I
Pendahuluan
A. Latar Belakang
Menurut WHO (2018) laju penuaan populasi lebih cepat daripada
tahun-tahun sebelumnya, antara tahun 2015 hingga 2050 proporsi lansia >60
tahun didunia hamper 2 kali lipat dari 12% ke 22%, ditahun 2020 lansia
dengan rata-rata umur 60 tahun dan lebih melebihi populasi anak dibawah
umur 5 tahun dan diperkirakan pada tahun 2050 80% orang tua akan tinggal di
Negara berpenghasilan rendah dan menengah, berdasarkan data proyeksi
penduduk RI (2017) diperkirakan tahun 2017 terdapat 23,66 juta jiwa
penduduk lansia di Indonesia (9,03%) diprediksi pada tahun 2020 jumlah
lansia akan bertambah yatu 27,08 juta, tahun 2025 diprkirakan lansia
berjumlah 33,69 juta, pada 2030 diprkirakan lansia berjumlah 40,95 juta dan
tahun 2035 menjadi 48,19 juta jiwa lansia, Sumatra selatan sendiri merupakan
nomor 14 populasi lansia terbanyak di indonesia dengan jumlah lansia yang
diperkirakan pada tahun 2017 sebanyak 7,47% jiwa. Permasalahan khusus
yang sering terjadi pada lansia adalah proses penuaan yang terjadi secara
alami, perawat memainkan peran penting dalam memberi asuhan keperawatan
pada lansia.
Fokus asuhan keperawatan gerontik tidak hanya pada kondisi sakit
atau kecacatan, tetapi pada kondisi sehat, yaitu meliputi peningkatan
kesehatan (health promotion), pencegahan penyakit (preventif),
mengoptimalkan fungsi mental, dan menganalisis gangguan umum. Lingkup
asuhan keperawatan gerontik meliputi pencegahan terhadap ketidak
mampuan akibat proses penuaan, perawatan yang ditujukan untuk
pemenuhan kebutuhan akibat proses penuaan, dan pemulihan yang ditujukan
untuk upaya mengatasi keterbatasan akibat proses penuaan (Sunaryo, eta al,
2016). Kondis tubuh lansia yang imunitasnya menurun dapat memicu
timbulnya masalah pada sistem tubuh seperti sistem pencernaan.
1
2
4
5
d. Lansia potensial
Lansia yang masih mampu melakukan pekerjaan dan atau
kegiatan yang dapat menghasilkan barang atau jasa
e. Lansia tidak potensial
Lansia yang tidak berdaya mencari nafkah, sehingga
hidupnya bergantung pada bantuan orang lain
3. Tujuan Asuhan Keperawatan Gerontik Tujuan perawatan lanjut usia
a. Meningkatkan kemandirian dalam Activity Daily Living (ADL)
dengan upaya promotif, preventif, dan rehabilitatif.
b. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan dan kemampuan
lansia dala melakukan tindakan pencegahan dan perawatan.
c. Membantu mempertahankan serta membesarkan daya hidup atau
semangat hidup klien lanjut usia.
d. Menolong dan merawat klien lansia yang menderita penyakit atau
mengalami gangguan tertentu (kronis maupun akut) sesuai dengan
kemampuan lansia.
e. Mempertahankan kebebasan yang maksimal dengan meningkatkan
kemandirian.
f. Membantu memahami individu terhadap perubahan di usia lanjut.
g. Memotivasi masyarakat dalam upaya meningkatkan kesejahteraan
hidup lansia. h. Merangsang para petugas kesehatan, khususnya
perawat, untuk dapat mengenal dan menegakkan diagnosis yang
tepat dan dini apabila mereka menjumpai suatu kelainan tertentu
(Sunaryo et al., 2016)
4. Keperawatan Lansia di Berbagai Tempat Pelayanan
Keperawtan diberbagai tempat menurut Sunaryo, et al (2016)
merupakan sebagai berikut :
a. Di Rumah Sakit/Sarana Pelayanan Kesehatan
1) Lansia dengan gangguan fisik dan mental yang memerlukan
bantuan tenaga profesional.
2) Ketenagaan: tenaga keperawatan dengan dukungan tenaga
kesehatan/sosial lain dan keluargaqq
3) Intervensi: Bentuk pelayanan atau bantuan berupa keperawatan
langsung (asuhan keperawatan sesuai tingkat ketergantungan
pasien dengan pendekatan proses keperawatan, diikuti dengan
catatan perkembangan keperawatan dengan sistem SOAP.),
terapi medik, konsultasi, nutrisi, fisioterapi, dan lain-lain.
b. Di Rumah
1) Lansia dengan keterbatasan fisik dan mental yang memerlukan
bantuan di rumah.
2) Ketenagaan:
a) Tenaga keperawatan dengan dukungan tenaga
kesehatan/sosial lain dan keluarga
b) Keluarga dengan bimbingan dan pemantauan tenaga
keperawatan.
3) Intervensi:
a) Bentuk pelayanan/bantuan: keperawatan langsung/teknis
keperawatan, konsultasi, nutrisi, fisioterapi, bantuan
kegiatan rumah tangga (berbelanjamenyiapkan makanan,
dan lain-lain).
b) Asuhan keperawatan dengan pendekatan proses
keperawatan diikuti dengan catatan perkembangan dengan
sistem SOAP.
4) Pelayanan ini memerlukan kerja sama antara tim kesehatan
dengan keluarga.
5) Pemberdayaan keluarga.
a) Keperawatan oleh keluarga/tenaga sukarela dengan
bimbingan atau pemantauan tenaga keperawatan.
b) Berbagal program perlu distapkan untuk mendukung
keluarga dalam merawat lansia di rumah. Antara lain,
konsultasi, pelatihan career group.
5. Peran, Fungsi, dan Tanggung Jawab Perawat Gerontik
a. Care provider, artinya memberikan asuhan keperawatan kepada
lansia yang meliputi intervensi/tindakan keperawatan, observasi,
pendicikan kesehatan, dan menjalankan tindakan medis sesuai
dengan pendelegasian yang diberikan.
b. Advocat, artinya perawat berfungsi sebagai penghubung antara
klien dengan tim kesehatan lain dalam upaya pemenuhan
kebutuhan klien, membela kepentingan klien, dan membantu klien
memahami semua informasi dan upaya kesehatan yang diberikan
oleh tim kesehatan dengan pendekatan tradisional maupun
profesional. Perawat juga berperan mempertahankan dan
melindungi hak-hak klien yang meliputi hak atas pelayanan yang
sebaik-baiknya, hak informasi atas penyakitnya, hak atas privasi,
hak untuk menentukan nasibnya sendiri, dan hak untuk mendapat
ganti rugi akibat kelalaian.
c. Educator, artinya perawat membantu lansia meningkatkan
kesehatannya melalui pemberian pengetahuan yang terkait dengan
keperawatan dan tindakan medik vang diterima sehingga
klien/keluarga dapat menerima tanggung jawab terhadan bal-hal
yang diketahuinya. Sebagai pendidik, perawat juga dapat
memberikan. pendidikan kesehatan kepada kelompok keluarga
yang berisiko tinggi, kader kesehatan dan lain sebagainy
d. Counselor artinya perawat sebagai pemberi bimbingan/konseling.
Perawat memberikan konseling/bimbingan kepada klien, keluarga,
dan masyarakat tentang masalah kesehatan sesuai prioritas. Tugas
utama perawat adalah mengidentifikasi perubahan pola interaksi
klien terhadap keadaan sehat-sakitnya. Adanya pola interaksi ini
merupakan dasar dalam merencanakan metode untuk
meningkatkan kemampuan adaptasinya.
e. Motivator artinya perawat memberi motifasi pada lansia
f. Case manager, artinya perawat mengkoordinasi aktivitas anggota
tim kesehatan lainnya, misalnya ahli gizi dan ahli terapi fisik,
ketika mengatur kelompok yang memberikan perawatan pada
klien.
g. Consultant, artinya perawat sebagai tempat konsultasi terhadap
masalah atau tindakan keperawatan yang tepat untuk diberikan.
Peran ini dilakukan atas permintaan klien tehadap informasi
tentang tujuan pelayanan keperawatan yang diberikan.
h. Researcher, artinya perawat sebagai peneliti di bidang keperawatan
gerontik, di mana perawat diharapkan mampu mengidentifikasi
masalah penelitian, menerapkan prinsip dan metode penelitian,
serta memanfaatkan hasil penelitian untuk meningkatkan mutu
asuhan atau pelayanan dan pendidikan keperawatan. Penelitian
dalam bidang keperawatan berperan dalam mengurangi
kesenjangan penguasaan teknologi di bidang kesehatan, karena
temuan penelitian lebih memungkinkan terjadinya transformasi
ilmu pengetahuan dan teknologi, selain itu penting dalam
memperkokoh upaya menetapkan dan memajukan profesi
keperawatan.
i. Collaborator, artinya perawat bekerja sama dengan tim kesehatan
lain dan keluarga dalam menentukan rencana maupun pelaksanaan
asuhan keperawatan guna memenuhi kebutuhan kesehatan klien.
Sedangkan tanggung jawab perawat gerontik adalah:
1) Membantu lansia yang sehat memelihara kesehatan.
2) Membantu lansia yang sakit memperoleh kembali kesehatan
3) Membantu lansia yang tak bisa disembuhkan untuk menyadari
potensi.
4) Membantu lansia yang menghadapi ajal untuk diperlakukan
secara manusiawi
6. Peran Perawat Gerontik Sesuai Tingkat Pencegahan Pada Lansia
Menurut Mickey (2007) ada tiga peran perawat gerontik dalam
pencegahan lansia, yaitu: pencegahan primer, pencegahan sekunder,
dan pencegahan tersier.
a. Pencegahan primer yaitu meningkatkan kesehatan melalui kontak
di klinik dan di Tumah, memberikan informasi sumber-sumber
vang dapat dimanfaatkan, membuat klien dan keluarga sadar əkan
pilihan dan sumber-sumber yang ada, melibaEkan Kilen đân
keluarga sadar akan pilihan dan sumber-sumber yang ada,
melibatkan Klien dalam perkumpulan di masyarakat, dan
mengajarkan klien untuk bertanggung jawab atas dirinya dalam
kesehatan.
b. Pencegahan sekunder yaitu melaporkan penemuan kasus dan
melakukan pendekatan untuk merujuk, mengkaji respon terhadap
sakit dan kesesuainnya dengan terapi, memberikan informasi
tentang obat-obatan dan terapi, memberikan nasihat kepada klien
dan anggota keluarga serta mengidentifikasi adanya ancaman
penyakit.
c. Pencegahan tersier, yaitu memulai dengan strategi rehabilitasi
selama fase aktif, mempertahankan komunikasi dengan jaringan
kemasyarakatan, membantu dengan pelayanan tindak lanjut/follow
up, memberikan program konsultasi dan pendidikan sebagai
tanggung jawabnya terhadap perawatan pada lansia, serta
memberikan dukungan legislasi dan kebijaksanaan yang dapat
memberi dampak terhadap lansia.
7. Persyaratan Perawat Gerontik
Menurut Juniati (2001) seorang perawat gerontik memiliki persyaratan
sebagai berikut:
a. Memiliki kemampuan membina hubungan terapeutik.
b. Menghargai keunikan lansia.
c. Memiliki keterampilan dasar/lanjut keperawatan gerontik.
d. Memiliki keterampilan berkomunikasi baik.
e. Memiliki pengetahuan tentang perubahan fisik.
f. Memiliki pengetahuan psikologik dan sosial lansia terkait
bertambahnya usia
g. Memiliki kemampuan bekerjasama dalam tim.
A. Lansia dan Covid-19
Lansia atau seseorang yang memiliki kondisi medis mendasar seperti
diabetes, penyakit jantung atau paru-paru beresiko lebih tinggi mengidp
covid-19 krena
ketahanan tubuh yang menurun, diperkirakan 8 dari 10 kematian akibat
covid-19 adalah lansia berikut upaya pencegahan hingga penanganan
covid- 19 pada lansia menurut Arbaje (2020) dan CDC (2020) :
1. Fasilitas hidup lansia
Untuk melingungi teman-teman dan anggota keluarga yang dicintai
disarankan bagi para penyedia layanan perawatan lansia seperti panti
jompo untuk membatasi pengunjung, Periksa petugas kesehatan dan
penghuni secara teratur untuk mengetahui tanda dan gejala lalu batasi
aktivitas di dalam bersama untuk menjaga penghuni panti jompo tetap
aman
2. Jaga diri
Sering mencucui tangan dengan sabun selama 20 detik, menerapkan
etika batuk denga benar, hindari keramaian, jauhkan tangan dari wajah,
bersihkan permukaan yang sering disentu
3. Manfaatkan teknologi
Tunjukan pada lansia cara berbincang melalui video via ponsel, laptop
atau media lainnya, gunakan aplikasi teks untuk lansia dengan
gangguan pendengaran, dorong teman, keluarga lansia untuk mengirim
tks atau menelpon agar lansia kembali bersemangat
4. Melaksanakan kegiatan dengan lansia
Aktifitas yang dapat dilakukan bersama lansia diantaranya
mendengarkan lagu bersama, mengatur foto-foto memorabilia
bersama, dorong lansia untuk menceritakan kisahnya dan
mendengarkan kisah yang lansia ceritakan atau ajak lansia untuk
memasak
5. Menentukan rencana
Menyimpan stok obat 1 hingga 3 bulan kedepan dan makanan
setidaknya 2 minggu kedepan dan kebutuhan lainnya, cari tahu layanan
pengiriman mana yang tersedia diwilayah anda
6. Terpapar covid-19 atau muncul gejala covid-19
Hubungi dokter keluarga, perawat atau Segera telpon 119
B. Konstipasi
1. Pegertian
Konstipasi merupakan masalah umum yang dialami lansia, pada
umur 65 tahun atau lebih wanita lebih cenderung mengalami konstipasi
dari pada laki-laki. Konstipasi merupakan penurunan frekuensi
pergerakan usus yang disertai dengan perpanjangan waktu dan
kesulitan pergerakan feses (Mickey, 2007). Konsipasi merupakan
keadaan feses yang kering dank eras, kesulitan dalam defekasi, buang
air besar kurang dari 3x perminggu (Meiner, 2015). Konstipasi
merupakan penurunan frekuensi normal defekasi disertai kesulitan
pengerluran feses tidak tuntas, keras kering dan banyak (Nanda, 2015).
2. Anatomi Fisiologi
d.
24
e.
25
29
Daftar Pustaka
Aji, prihaningtyas rendi (2014) deteksi dan cepat obati 30+ penyakit yang sering
menyerang anak tangani dengn tepat agar anak tetap sehat. Yogyakarta:
media pressindo.
Arbaje, A. (2020) Coronavirus and COVID-19: Caregiving for the Elderly, Johns
hopkins medicine.
CDC (2020) Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) Older Adult, Centers for
disease control and prevention.
Diane, bougham c and Joann, hackley c (2000) keperawatan medikal bedah buku
saku dari brunner & suddarth. Jakarta: EGC.
Evelyn, pearce c (2013) anatomi & fisiologi untuk paramedis. Jakarta: cv prima
grafika.
Maryam, r siti et al. (2008) Menengenal Usia Lanjut dan Perawatannya. Jakarta:
30
Salemba Medika.
Richard, C. and Alastair, W. (2014) ‘anus surgical treatment and pathology’, in.
London: springer.
Sri, N. et al. (2019) prinsip dasar kesehatan lanjut usia (geriatri). Malang: ub
Jakarta: EGC.
31
WHO (2018) Ageing and Health, World Health Organitation.
32