LP Gastroenteritis
LP Gastroenteritis
LP Gastroenteritis
Disusun Oleh:
YUSUF MARDIANTO
NIM. 201614201044
Mengetahui,
Kepala Ruang PICU RSUD Sidoarjo
Konsep Medis
Gastroenteritis
A. Definisi
Gastroenteritis adalah peradangan yang terjadi pada lambung dan usus yang memberikan
gejala diare dengan atau tanpa disertai muntah. Diare adalah buang air besar (defekasi)
dengan jumlah tinja yang lebih banyak dari biasanya (normal 100-200 ml per jam),
dengan tinja berbentuk cairan atau setengah cair (setengah padat), dapat pula disertai
frekuensi defekasi yang meningkat (Haryono, 2012). Gastroenteritis merupakan
peradangan pada lambung, usus kecil, dan usus besar dengan berbagai kondisi patologis
dari saluran gastrointestinal dengan manifestasi diare, dengan atau tanpa disertai muntah,
serta ketidaknyamanan abdomen (Muttaqin dan Sari, 2011 dalam Rachmawati,
Suharsono & EM Sutrisna, 2013)
G. Penatalaksanaan
Dasar penanganan gastroenteritis akut menurut Haryono :
1. Dietetik
Pemberian makanan dan minuman khusus pada penderita dengan tujuan
penyembuhan dan menjaga kesehatan adapun hal yang perlu diperhatikan :
memberikan bahan makanan yang mengandung kalori, protein, vitamin, mineral
dan makanan yang bersih.
2. Obat-obatan
a. Obat anti diare : anti motilitas dan sekresi usus (Loperamid).
b. Obat antidiare yang mengeraskan tinja dan absorbsi zat toksin yaitu norit 1-2
tablet diulang sesuai kebutuhan.
c. Antiemetik (metoclopramid).
d. Antispasmodik, antikolinergik (Antagonis stimulus kolinergik pada reseptor
muskarinik) contoh : papaperin.
e. Vitamin dan mineral, tergantung kebutuhan yaitu vitamin B1, asam folat.
3. Rehidrasi
Tujuan terapi rehidrasi untuk mengoreksi kekurangan cairan dan elektrolit secara
cepat kemudian mengganti cairan yang hilang sampai diarenya berhenti dengan
cara memberikan oralit, cairan infus yaitu ringer laktat, dekstrose 5%. Dekstrosa
dalam salin, dan lain-lain. Pada klien dengan dehidrasi ringan dan sedang, cairan
diberikan peroral berupa cairan yang berisikan NaCL dan Na, HCO, K dan
Glukosa, untuk diare akut diatas umur 6 bulan dengaan dehidrasi ringan, aau
sedang kadar natrium 50-60 Meq/l dapat dibuat sendiri (mengandung larutan
garam dan gula) atau air tajin yang diberi gula dengan garam. Hal tersebut diatas
adalah untuk pengobatan dirumah sebelum dibawa kerumah sakit untuk mencegah
dehidrasi lebih lanjut (Haryono, 2012).
Konsep Asuhan Keperawatan
A. Pengkajian
Pengkajian terdiri dari pengumpulan informasi subjektif dan objektif
(misalnya tanda vital, wawancara pasien atau keluarga, pemeriksaan fisik) dan
meninjauan informasi riwayat pasien pada rekam medik. Perawat juga
mengumpulkan informasi tentang kekuatan (untuk mengidentifikasi peluang
promosi kesehatan) dan resiko (area perawat dapat mencegah atau potensi
masalah yang dapat ditunda (Herdman & Shigemi Kamitsuru, 2015). Fokus
pengkajian yang dilakukan pada klien dengan gastroenteritis akut menurut
Haryono adalah :
1. Identitas
2. Riwayat kesehatan saat ini
Awal serangan jika pasien anak : cengeng, gelisah, suhu tubuh meningkat,
anoreksia kemudian timbul diare. Keluhan utama : feses semakin cair,
muntah, bila kehilangan banyak air dan elektrolit terjadi gejala dehidrasi,
berat badan menurun. Pada bayi ubun-ubun besar cekung, tonus dan turgor
kulit kurang, selaput lendir mulut dan bibir kering, frekuensi BAB lebih
dari 4 kali dengan konsistensi encer.
3. Riwayat kesehatan masa lalu
Apakah pernah menderita diare sebelumnya karena alergi makanan atau
lainnya, riwayat imunisasi.
4. Kebutuhan dasar
a. Pola eliminasi : akan mengalami perubahan yaitu BAB lebih dari 4
kali sehari, BAB sedikit atau jarang.
b. Pola nutrisi : diawali dengan mual, muntah, anoreksia, menyebabkan
penurunan berat badan pasien.
c. Pola tidur dan istirahat akan terganggu karena adanya distensi
abdomen yang akan menimbulkan rasa tidak nyaman.
d. Pola hygiene : kebiasaan mandi setiap harinya.
e. Aktivitas : akan terganggu karena kondisi tubuh yang lemah dan
adanya nyeri akibat distensi abdomen.
5. Pemeriksaan fisik
a. pemeriksaan psikologis : keadaan umum tampak lemah, kesadaran
composmentis sampai koma, suhu tubuh tinggi, nadi cepat dan lemah,
pernapasan agak cepat.
b. Pemeriksaan sistematik :
1) Inspeksi : mata cekung, ubun-ubun besar, selaput lendir, mulut dan
bibir kering, berat badan menurun, anus kemerahan.
2) Auskultasi : terdengarnya bising usus.
3) Perkusi : adanya distensi abdomen.
4) Palpasi : turgor kulit kurang elastis.
c. Pemeriksaan tingkat tumbuh kembang
Pada anak diare akan mengalami gangguan karena anak dehidrasi
sehingga berat badan menurun.
d. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan tinja, darah lengkap dan duodenum intubation yaitu untuk
mengetahui penyebab secara kuantitatif dan kualitatif.
B. Diagnosis Keperawatan
Diagnosis Keperawatan Nanda tahun 2015-2017 kemungkinan diagnosa yang
bisa muncul dari penyakit gastroenteritis akut :
1. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan aktif.
2. Resiko Infeksi berhubungan dengan kurang pengetahuan untuk
menghindari pemajanan patogen.
3. Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera biologis.
4. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan faktor biologis.
5. Ansietas berhubungan dengan perubahan status kesehatan.
6. Diare berhubungan dengan parasit
C. Intervensi Keperawatan
Intervensi keperawatan merupakan suatu perawatan yang dilakukan perawat
berdasarkan penilaian klinis dan pengetahuan perawat untuk meningkatkan
outcome pasien atau klien. Intervensi keperawatan mencakup baik perawatan
langsung dan tidak langsung yang ditujujan pada individu, keluarga dan
masyarakat, serta orang-orang dirujuk oleh perawat, dirujuk oleh dokter
maupun pemberi pelayanan kesehatan lainnya (Bulechek, et al 2015). Menurut
(Bulechek, et al 2015) intervensi keperawatan untuk pasien gastroenteritis
meliputi :
1. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan aktif.
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam
diharapkan kebutuhan cairan adekuat.
Kriteria Hasil :
a. Mempertahankan urine output sesuai dengan usia dan BB, BJ urine
normal, HT normal.
b. Tekanan darah, nadi, suhu tubuh dalam batas normal.
c. Tidak ada tanda-tanda dehidrasi, elastisitas turgor kulit baik, membran
mukosa lembab, tidak ada rasa haus yang berlebihan.
NOC :
a. Fluid Balance
b. Hydration
c. Nutritional status : Food and fluid intake
NIC :
Fluid Balance :
a. Timbang popok/pembalut jika diperlukan.
b. Pertahankan catatan intake dan output yang akurat.
c. Monitor status hidrasi (kelembaban membran mukosa, nadi adekuat,
tekanan darah ortostatik), jika diperlukan.
d. Monitor vital sign.
e. Monitor masukan makanan/cairan dan hitung intake kalori harian.
f. Kolaborasikan pemberian cairan intravena.
g. Monitor status nutrisi.
h. Berikan cairan intravena pada suhu ruangan.
i. Dorong masukan oral.
j. Berikan penggantian nesogatrik sesuai output.
k. Dorong keluarga untuk membantu pasien makan.
l. Tawarkan snack (jus buah, buah segar).
m. Kolaborasi dengan dokter.
n. Atur kemungkinan tranfusi.Persiapan untuk transfusi.
Hypovolemia Management :
a. Monitor status cairan termasuk intake dan output cairan.
b. Pelihara intravena line.
c. Monitor tingkat hemoglobin dan hematokrit.
d. Monitor tanda vital.
e. Monitor respon pasien terhadap penambahan cairan.
f. Monitor berat badan.
g. Dorong pasien untuk menambah intake oral.
h. Pemberian cairan intravena, monitor adanya tanda dan gejala
kelebihan volume cairan.
i. Monitor adanya tanda gagal ginjal.
Ariani, Ayu Putri. 2016. Diare : Pencegahan dan Pengobatannya. Jakarta : Nuha
Medika
Bulecheck, et al. 2015. Nursing Intervensions Classification (NIC). Edisi
6.2016.Singapore : Elsevier
Haryono, Rudi. 2012. Keperawatan Medikal Bedah : Sistem Pencernaan.
Yogyakarta : Gosyen Publising
Herdman T Heather & Shigemi Kamitsuru. 2015. Nanda International Inc :
Diagnosa Keperawatan Definisi & Klasifikasi 2015-2017. Jakarta : EGC
Moorhead, et al. 2016. Nursing Outcome Classification (NOC). Edisi 5. Singapore
: Elsevier
Nugroho, Taufan. 2011. Asuhan Keperawatan : Maternitas, Anak, Bedah, dan
Penyakit Dalam. Yogyakarta : Nuha Medika