Askep Gea Pada Dewasa
Askep Gea Pada Dewasa
Askep Gea Pada Dewasa
TINJAUAN TEORI
ASKEP GEA
A.PENGERTIAN
Gastroenteritis adalah inflamasi membran mukosa lambung dan usus halus yang ditandai
dengan muntah dan diare yang berakibat kehilangan cairan dan elektrolit yang menimbulkan
Gastroenteritis adalah peradangan pada lambung dan usus yang memberikan gejala diare,
dengan atau tanpa disertai muntah, dan seringkali disertai peningkatan suhu tubuh.
Gastroenteritis atau diare akut adalah kekerapan dan keenceran BAB dimana frekuensinya lebih
dari 3 kali perhari dan banyaknya lebih dari 200 – 250 cc (Lynn Betz,2009).
Gastroenteritis adalah peradangan yang terjadi pada lambung dan usus yang memberikan
gejala diare dengan frekwensi lebih banyak dari biasanya yang disebabkan oleh bakteri,virus dan
parasit yang patogen.
Gastroenteritis (diare akut) adalah inflamasi lambung dan usus yang disebabkan oleh
berbagai bakteri, virus, dan pathogen parasitic. Diare adalah defekasi yang tidak normal baik
frekuensi maupun konsistensinya, frekuensi diare lebih dari 4 kali sehari.
Diare adalah kehilangan cairan dan elektrolit secara berlebihan yang terjadi karena
frekuensi satu kali atau lebih buang air besar dengan bentuk tinja yang encer atau cair (Suriadi,
2006).
Diare adalah defekasi encer lebih dari tiga kali sehari dengan atau tanpa darah dan /atau
a.Dehidrasi ringan : berat badan menurun 3% - 5%, dengan volume cairan yang hilang
b.Dehidrasi sedang : berat badan menurun 6% - 9%, dengan volume cairan yang hilang
50 – 90 ml/kg
c.Dehidrasi berat : berat badan menurun lebih dari 10%, dengan volume cairan yang
1. Penyebab
1. infeksi
a).Faktor infeksienteral yaitu infeksi saluran pencernaan yang merupakan penyebab utama diare
(intoleransi glukosa, fruktosa dan galaktosa), pada bayi dan anak yang tersering dan terpenting
2)Malabsorbsi lemak
3)Malabsorbsi protein
3. Faktor makanan, Makanan basi, beracun, dan alergi terhadap makanan, , belum waktunya
diberikan
4. Factor psikologis, Rasa takut dan cemas.
5. Imunodefisiensi, Dapat mengakibatkan terjadinya pertumbuhan bakteri.
6. Infeksi terhadap organ lain, seperti radang tonsil, bronchitis, dan radang tenggorokan.
7.Keracunan : makanan beracun (Bakteri:Clostridium botulinum, Stafilokokus). Makanan
kecampuran racun (bahan kimia)
8.Alergi : Alergi susu, alergi makanan, Cow's milk potein sensitive enteropathy (CMPSE)
9.Faktor lain : psikis, lingkungan, cuaca
C. PATOFISIOLOGI
a.Gangguan Osmotik
Akibat terdapat makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan menyebabkan tekanan osmotik
dalam rongga usus meninggi, sehingga terjadi pergeseran air dan elektrolit kedalam rongga usus.
Isi rongga usus yang berlebihan ini akan merangsang usus untuk mengeluarkannya sehingga
timbul diare.
b.Gangguan Sekresi
Akibat rangsangan tertentu (misal oleh toksin) pada dinding usus akan terjadi peningkatan
sekresi air dan elektrolit kedalam rongga usus dan selanjutnya diare timbul karena terdapat
sehingga timbul diare. Sebaliknya bila peristaltik usus menurun akan mengakibatkan bakteri
tumbuh berlebihan yang selanjutnya dapat menimbulkan diare pula (Latief dkk, 2005 ).
Meningkatnya motilitas dan cepatnya pengosongan pada intestinal merupakan akibat dari
gangguan absorbsi dan ekskresi cairan dan elektrolit yang berlebihan (Suriadi, 2006).
Potogenesis diare akut
a.Masuknya jasad renik yang masih hidup ke dalam usus halus setelah berhasil melewati
d.Akibat toksin tersebut terjadi hipersekresi yang selanjutnya akan menimbulkan diare.
b.Gangguan gizi sebagai akibat kelaparan (masukan makanan kurang, pengeluaran bertambah).
c.Hipoglikemia
a. Sering buang air besar dengan konsistensi tinja cair atau encer (diare)
c. Demam
d. Nyeri abdomem
i. Terdapat tanda dan gejala dehidrasi : Turgor kulit jelek (elastisitas kulit menurun), mata
j. Pucat
m. Sakit kepala
(Suriadi, 2006)
Tanda, gejala dan sifat tinja pada penderita diare karena infeksi (Gray dkk,1979)
Agen Bakterial :
Karakteristik : demam, kram abdomen, sakit kepala, Diare cair disertai mucus dan pus. Penyakit
Insiden banyak pada musim panas, dengan hanya pengobatan simptomatis. Gejala berkurang
dalam 3-7hari.
Agen Viral :
Rotavirus : awitan tiba-tiba, demam, mual, muntah, diare dapat menetap lebih dari satu minggu.
Terjadi lebih tinggi pada musim dingin, biasanya ringan dan sembuh sendiri.
Ditularkan melalui makanan terkontaminasi, sembuh sendiri, perbaikan terlihat dalam 24 jam.
Karakteristik : kram sedang sampai hebat, nyeri midepigastrik. Dapat sembuh sendiri.
E.PENATALAKSANAAN MEDIS
a.Pengobatan Cairan
b.Pengobatan kausal
c.Pengobatan simptomatik
d.Pengobatan diitetik
Jenis cairan :
Formula lengkap mengandung NaCl, NaHCO3, KCl dan glukosa. Kadar natrium 90 meEq/l
untuk kolera dan diare akut pada anak diatas 6 bulan dengan dehidrasi ringan dan sedang atau
Kadar Natrium 50-60 mEq/l untuk diare akut non –kolera pada anak dibawah 6 bulan dengan
dehidrasi ringan, sedang atau tanpa dehidrasi.Formula lengkap sering disebut oralit.
Formula sederhana atau tidak lengkap hanya mengandung NaCl dan sukrosa atau karbohidrat
lain, misalnya larutan gula garam, larutan air tajin garam, larutan tepung beras garam dan
sebagainya untuk pengobatan pertama di rumah pada semua anak dengan diare akut baik
2)Cairan parenteral
RL (Ringer Laktat)
Cairan 4:1 (4bagian glukosa 5-10%+1bagian NaHCO3 1 ½%atau 4bagian glukosa 5-10%
1)Peroral untuk dehidrasi ringan, sedang dan tanpa dehidrasi dan bila anak mau minum serta
kesadaran baik
2)Intragastrik untuk dehidrasi ringan, sedang atau tanpa dehidrasi tetapi anak tidak mau minum
b.Pengobatan Kausal
Pengobatan yang tepat terhadap kausa diare diberikan setelah kita mengetahui penyebab yang
pasti.
C. Pengobatan Simptomatis
1)Obat antidiare
Obat yang berkhasiat menghentikan diare secara cepat seperti antispasmodik/spasmolitik atau
Obat ini berkhasiat menghentikan peristaltic, diare tampak ada perbaikan tetapi justru perut
2)Adsorbent
Obat adsorbent seperti kaolin, pectin, arang aktif, bismuth dibuktikan tidak ada manfaatnya
3)Stimulans
Obat stimulant seperti adrenalin tidak akan memperbaiki renjatan atau dehidrasi karena dehidrasi
4)Antiemetik
mengurangi sekresi dan kehilangan cairan bersama tinja. Pemberian dalam dosis adekuat (sampai
dengan 1mg/kgBB/hari)kiranya cukup bermanfaat, tetapi juga perlu diingat efek samping dari
5)Antipiretika
ternyata selain berguna untuk menurunkan panas sebagai akibat dehidrasi atau panas karena
D.Pengobatan Diitetik
Mempuasakan penderita diare tidak dianjurkan, yang menjadi pegangan dalam pengobatan
Simultaneously, Education
F.KOMPLIKASI
Sebagai akibat kehilangan cairan dan elektrolit secara mendadak, dapat terjadi berbagai ancaman
komplikasi seperti:
b.Renjatan hipovolemik
c.Hipokalemia (dengan gejala meteorismus, hipotoni otot, lemah, bradikardia, perubahan pada
elektrokardiogram)
d.Hipoglikemia
e.Intoleran laktosa sekunder, sebagai akibat defisiensi enzim laktase karena kerusakan vili
g.Malnutrisi energi protein, karena selain diare dan muntah penderita juga mengalami kelaparan
h. baktrerimia
G.PEMERIKSAAN PENUNJANG
a.Pemeriksaan tinja:
PH dan kadar gula dalam tinja dengan kertas lakmus dan tablet clinitest, bila diduga terdapat
intoleransi gula.
cadangan alkali atau lebih tepat lagi dengan pemeriksaan analisa gas darah menurut ASTRUP
(bila memungkinkan)
c.Pemeriksaan elektrolit terutama kadar natrium, kalium, kalsium, dan fosfor dalam serum
f. Pemeriksaan biakan empedu bila demam tinggi dan dicurigai infeksi sistemik
g. Pemeriksaan darah 5 darah perifer lengkap, analisis gas darah (gda) & elektrolit (na, k, ca,
penyakit
Eliminasi Episode diare yang tidak dapat Flatus lembut dan semi cair, bau
Pencernaan Nyeri perut, mual, muntah, BAB Muntah, konsistensi feces cair,
I.DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosa keperawatan pada pasien dengan Gastroenteritis Akut menurut Wong, 2003 adala
2. Resiko tinggi kekurangan volume cairan b/d kehilangan yang aktif melalui feses dan
muntah
Diagnosa 2. Resiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan banyak
melalui rute normal (diare, muntah).
Tujuan : masukan nutrisi adekuat. 1. Berikan makanan 1.Dilatasi gaster dapat terjadi bila
Kriteria hasil :
sedikit tapi sering pemberian makanan terlalu cepat
setiap 2-3 jam setelah periode puasa
2.memberikan informasi tentang
- BB meningkat atau normal 2. timbang berat badan kebutuhan diet/keefektifan terapi
sesuai umur tiap hari. 3.menenangkan peristaltic dan
meningkatkan energi untuk makan
3. anjurkan istirahat 4. mulut yang bersih dapat
- nafsu makan baiks sebelum makan. meningkatkan rasa makanan..
5. memberikan rasa control pada
4. berikan kebersihan pasien dan kesempatan untuk memilih
- porsi makan dihbiskan makanan yang diinginkan/dinikmati,
oral.
dapat meningkatkan masukan.
- status gizi normal 5. catat masukan dan 6. keragu-raguan untuk makan mungkin
perubahan diakibatkan oleh takut makanan akan
simtomatologi menyebabkan eksaserbasi gejala.
8. Tingkatkan asupan
cairan dan nutrisi
Diagnosa 4. Nyeri akut berhubungan dengan hiperperistaltik, diare lama, iritasi kulit/jaringan, ekskoriasi
fisura perirektal; fistula.
1 PENGKAJIAN
• A.Identitas Pasien
• Umur : 61 Tahun
• Alamat : Tondon
• Agama : Protestan
• Pekerjaa : IRT
• Nama : Tn. “ Y “
• Pekerjaan : Swasta
• Alamat : Tondon
• Agama : protestan
• Pendidikan : petani
B. Riwayat Kesehatan
Satu hari Sebelum klien msuk RS. ELIM klien bab encer 1 hari dirumah sebanyak 5x disertai
mual/muntah 1x, klien mengatakan tidak mengetahui apa yang menyebabkan dia diare.
karena kondisi klien yang tambah lemas tidak mengalami perubahan sehingga kluarga
memutuskan untuk membawaKlien ke RS. ELIM pada tgl 19-07-14 pada saat dikaji klien
lemas, klien mengatakan bab encer sebanyak 5-6x/hari’ skitar 210 cc. disertai mual , nyeri
,yg dirasakan seperti diiris- iris dan nyeri yang dirasakan tidak menjalar kebagian lain dengan
skala nyeri 6(0-10),klien merasa agak nyaman saat klien baring dgn posisi miring. Karna
kondisi tersebut klien tidak dapat melakukan kegiatan seperti biasanya.
b.Klien tidak ada riwayat alergi terhadap makanan dan obat-obatan tertentu
4. Riwayat spiritual
c. Ritual yang dilakukan seperti ibadah di hari minggu dan mengikuti ibadah rumah tangga
a . Klien mengatakan dalam anggota keluarga ada yang perna mengalami sakit diare seperti
yang di alami sekarang
6.Riwayat Sosial
klien mengatakan bahwa tinggal di lingkungan yang berdebu dan padat penduduknya dan
ingin sekali cepat sembuh dan pulang kerumah.
C. Pemeriksaan Fisik
Ku: lemah, kesadaran komposmentis, ekspresi wajah meringis
TTV:
TD :110/70 mmHg,
Nadi : 84x/mnt,
suhu : 360 C,
RR : 22x/mnt
BB :65 kg
a. Kepala : Bentuk kepala bulat, warna rambut hitam, tidak ada benjolan,kulit kepala
bersih.
b. Mata : Simetris, tidak ada sekret, konjungtiva merah muda, sklera putih, mata
cowong.
c. Mulut : Mukosa bibir kering, tidak ada stomatitis, lidah bersih.
d. Hidung : Simetris, tidak ada sekret, tidak ada pernafasan cuping hidung, tidak ada
polip.
e. Telinga : Simetris, tidak ada benjolan, lubang telinga bersih, tidak ad serumen.
f. Leher : Tidak ada pembesaran kenjar tyroid, limphe, tidak ada bendungan vena
jugularis, tidak ada kaku kuduk.
g. Dada
Inspeksi : dada simetris, bentuk bulat datar, pergerakan dinding dada simetris, tidak
ada retraksi otot bantu pernapasan.
Palpasi : Tidak ada benjolan mencurigakan
Perkusi : paru-paru sonor, jantung dullnes
Auskultasi : Irama nafas teratur, suara nafas vesikuler, tidak ada suara nafas tambahan.
h. Pencernaan
• Inspeksi:
perut : simetris
i. Punggung : Tidak ada kelainan tulang belakang (kyfosis, lordosis, skoliosis) tidak ada
nyeri gerak.
j. Genetalia : jenis kelamin perempuan, tidak odem, tidak ada kelainan, kulit perineal
kemerahan
k. Anus : Tidak ada benjolan mencurigakan,kulit daerah anus kemerahan.
l. Ekstremitas : Lengan kiri terpasang infus, kedua kaki bergerak bebas, tidak ada odem.
5 Istirahat
Jam tidur siang 13.00-14.00 14.00-15.00
Jam tidur malam 20.00-05.00 20.30-05.30
Therapy :
1. Infus RL 28 tts/I :
2. Trimoxul- f
DATA FOKUS
Nama klien : Ny.M”
No.RM : 17.69.96
Umur : 61 tahun
R.Perawatan : IMT
J.Kelamin : Perempuan
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri akut berhubungan dengan hiperperistaltik
4. No.RM : 17.69.96
5. Umur : 61 tahun
6. R.Perawatan : IMT
7. J.Kelamin : Perempuan
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
- S : 36 x/i
- RR : 22x/I
12:00
5.Penatalaksanaan pemberian obat
sesuai indikasi
Arief, Mansjoer. 2000. Kapita Selekta Jilid II Edisi 3. Media Aesculapius : Jakarta
Dongoes , Mariliynn. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan. EGC : Jakart
Carpenito-moyet, Lynda juall. 2007, “Buku Saku Diagnosis Keperawatan”, Jakarta: EGC