Makalah Kelompok 2 Manajemen BK

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 12

KONSEP,HUBUNGAN,KEDUDUKAN DAN PERSONIL ORGANISASI

DISUSUN UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH MANAJEMEN BK


DOSEN PENGAMPU : Dr. TARMIZI SITUMORANG, M.pd

DISUSUN OLEH
KELOMPOK 2:
DINA YANTI ( 0303203118)
NURUL JANNAH (0303202111)
EKA SYAHPUTRI ( 0303203132 )
ALYA MAHYANI ( 0303203145)

BIMBINGAN KONSELING DAN PENDIDIKAN ISLAM


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVESITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA
MEDAN 2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari bapak
Dr. Tarmizi Situmorang, M.Pd dosen pada mata kuliah Manajemen BK. Selain itu, makalah ini
juga bertujuan untuk menambah wawasan bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Dr. Tarmizi Situmorang, M.Pd selaku dosen
mata kuliah Manajemen BK yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni.
Kami menyadari bahwa makalah yang kami susun ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun akan saya nantikan demi
kesempurnaan makalah ini.

Medan, 27 April 2021


DAFTAR ISI

KATA
PENGANTAR………………………………………………………………………………………………
………………………

BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
………………………………………………………………………………………………………
…….
B. RUMUSAN
MASALAH…………………………………………………………………………………………
……………..

BAB II PEMBAAHASAN
A. KONSEP
ORGANISASI………………………………………………………………………………………
……………….
B. HUBUNGAN DAN KUDUDUKAN
ORGANISASI…………………………………………………………………….
C. PERSONIL…………………………………………………………………………………………
…………………………………
D. TUGAS
POKOK………………………………………………………………………………………………
……………………
E. STRUKTUR
ORGANISASI………………………………………………………………………………………
……………..
F. PERMASALAHAN DAN
SOLUSI……………………………………………………………………………………………

BAB III PENUTUPAN


A. KESIMPULAN……………………………………………………………………………………
……………………………….
B. SARAN……………………………………………………………………………………………
………………………………….
DAFTAR
PUSTAKA…………………………………………………………………………………………………
…………………………….
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Apabila kita berbicara tentang konsep organisasi, maka apa sajakah yang muncul dalam
persepsi kita? Apabila kita memperhatikan kondisi sekeliling kita, maka dapatlah kita
mengatakan bahwa kehidupan kita sebagai manusia modern senantiasa dipengaruhi oleh pelbagai
macam organisasi. Organisasi-organisasi merupakan proses-proses dinamik, yang dalam tata
susunan mereka mencakup aneka macam sub proses sub proses. Organisasi juga merupakan
wadah bagi orang-orang yang memiliki kesamaan visi, misi, maupun tujuan yang sama.
Perkembangan ilmu manajemen begitu pesat pada era sekarang ini. Hal ini disebabkan
karena ilmu manajemen tidak hanya di pelajari oleh para akademisi, pebisnis, dan birokrat
semata, namun berbagai lembaga non profit juga telah ikut serta menjadikan dan menempatkan
ilmu manajemen sebagai bahan kajian yang harus di mengerti serta di pahami secara maksimal.
Evolusi organisasi telah mendorong lahirnya jenis baru professional-manajer. Manajemen
professional bukanlah berdasarkan pemilikan, tetapi berdasarkan skill ( keterampilan/keahlian)
yang diperoleh dari pegetahuan dan pengalaman. Manajemen terdapat dalam semua organisasi.
Ia bukan hanya pekerjaan dalam perusahaan atau instansi pemerintah saja. Segala macam
organisasi mempunyai banyak fungsi dan ciri-ciri yang sama.
Berbagai kegiatan pokok manajerial dilaksanakan dalam semua instansi organisasi. Akan
tetapi, kita semakin sadar bahwa setiap organisasi itu mengembangkan kebudayaan internalnya
(cara beroperasinya) sendiri yang mempengaruhi cara pekerjaan manajerial itu dapat
dilaksanakan secara efektif. Kebudayaan organisasi itu menyangkut perangkat nilai,
kepercayaan dan pemahaman yang penting yang dimiliki bersama oleh para anggotanya.
Salah satu peranan penting dari manajemen adalah membentuk kebudayaan organisasi.
Gaya(style) manajemen adalah cara khas (distincitive manager) seorang manajer berperilaku
yang dibatasi oleh kebudayaan organisasi dan dituntun oleh filsafat pibadinya. Kemudian timbul
pertanyaan apa itu manajemen dan organisasi itu.

1.2 Rumusan Masalah


A. Apa saja konsep dasar organisasi?
B. Bagaimana peran manajemen dalam organisasi?
C. Bagaimana hubungan dan kedudukan organisasi administrasi dan pengelolaan
BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsep Organisasi
Organisasi (Yunani: ὄργανον, organon alat) adalah suatu kelompok orang dalam suatu
wadah untuk tujuan bersama. Dalam ilmu-ilmu sosial, organisasi dipelajari oleh periset dari
berbagai bidang ilmu, terutama sosiologi, ekonomi, ilmu politik, psikologi,
dan manajemen. Kajian mengenai organisasi sering disebut studi organisasi (organizational
studies), perilaku organisasi (organizational behaviour), atau analisis organisasi (organization
analysis).
Terdapat beberapa teori dan perspektif mengenai organisasi, ada yang cocok sama satu
sama lain, dan ada pula yang berbeda. Organisasi pada dasarnya digunakan sebagai tempat atau
wadah dimana orang-orang berkumpul, bekerjasama secara rasional dan sistematis, terencana,
terorganisasi, terpimpin dan terkendali, dalam memanfaatkan sumber daya
(uang, material, mesin,metode, lingkungan), sarana-parasarana, data, dan lain sebagainya yang
digunakan secara efisien dan efektif untuk mencapai tujuan organisasi.
Menurut para ahli terdapat beberapa pengertian organisasi sebagai berikut.
v Stoner mengatakan bahwa organisasi adalah suatu pola hubungan-hubungan yang melalui mana
orang-orang di bawah pengarahan atasan mengejar tujuan bersama.
v James D. Mooney mengemukakan bahwa organisasi adalah bentuk setiap perserikatan manusia
untuk mencapai tujuan bersama.
v Chester I. Bernard berpendapat bahwa organisasi adalah merupakan suatu sistem aktivitas kerja
sama yang dilakukan oleh dua orang atau lebih.
v Stephen P. Robbins menyatakan bahwa Organisasi adalah kesatuan (entity) sosial yang
dikoordinasikan secara sadar, dengan sebuah batasan yang relatif dapat diidentifikasi, yang bekerja
atas dasar yang relatif terus menerus untuk mencapai suatu tujuan bersama atau sekelompok
tujuan.

Sebuah organisasi dapat terbentuk karena dipengaruhi oleh beberapa aspek seperti
penyatuan visi dan misi serta tujuan yang sama dengan perwujudan eksistensi sekelompok orang
tersebut terhadap masyarakat. Organisasi yang dianggap baik adalah organisasi yang dapat diakui
keberadaannya oleh masyarakat disekitarnya, karena memberikan kontribusi seperti; pengambilan
sumber daya manusia dalam masyarakat sebagai anggota-anggotanya sehingga menekan angka
pengangguran.

B. Hubungan Dan Kedudukan Organisasi Administrasi, Dan Pengelolaan


Pelayanan bimbingan dan konseling merupakan manajemen agar tercapai efisiensi dan
efektivitas serta tercapainya tujuan yang telah ditetapkan. Oleh sebab itu, setidaknya ada 3 alasan
mengapa Organisasi, Menegement, Administrasi BK diperlukan termasuk dalam dunia pelayanan
bimbingan dan konseling, yaitu pertama, untuk mencapai fungsi bimbingan konseling. Kedua,
untuk menjaga keseimbangan di antara tujuan-tujuan yang saling bertentangan (apabila ada).
Manajemen diperlukan untuk menjaga keseimbangan antara tujuan-tujuan, sasaran-sasaran dan
kegiatan-kegiatan apabila ada yang saling bertentangan dari pihak-pihak tertentu Ketiga, untuk
mencapai efisiensi dan efektivitas. Efisiensi adalah kemampuan untuk menyelesaikan suatu
pekerjaan dengan benar atau merupakan perhitungan rasio antara keluaran (output) dengan
masukan (input). Efektivitas merupakan kemampuan untuk memilih tujuan yang tepat atau
peralatan yang tepat untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Ø Beberapa Hubungan administrasi dan manajemen (pengelolaan) adalah :
1. Dalam penerapan administrasi dan manajemen tidak dapat dipisahkan hanya kegiatannya yang
dapat dibedakan.
2. Adminmistrasi bersifat konsep menentukan tujuan dan kebijaksanaan umumsecara menyeluruh
sedangkan manajemen sebagai subkonsep yang bertugas melaksanakan semua kegiatan untuk
mencapai tujuan dan kebijaksanaan yang sudah tertentu pada tingkat administrasi.
3. Administrasi lebih luas dari pada manajemen karena manajemen sebagai salah satu unsur dan
merupakan inti dari administrasi sebagai pelaksana yang bersifat operasional melainkan
mengatur tindakan-tindakan pelaksanaan oleh sekelompok orang yang disebut "bawahan" jadi
dengan manajemen administrasi akan mencapai tujuannya.
Hubungan manajemen dengan administrasi dapat dianggap sebagai suatu proses yang
menggerakan kegiatan dalam administrasi itu sehingga tujuan yang telah dibentuk benar-benar
tercapai. Selain itu manajemen merupakan suatu metode/teknik atau proses untuk mencapai suatu
tujuan tertentu secara sistematik dan efektif, melalui tindakan-tindakan perencanaan (Planning),
pengorganisasian (Organizing), pelaksanaan (Actuating) dan pengawasan (Controlling) dengan
menggunakan sumber daya yang ada secara efisien. Sehingga dalam suatu administrasi juga
dibutuhkan ilmu manajemen untuk mengatur segala kegiatan administrasi.

C. Personil
Personel pelaksana pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah
1. Kepala Sekolah
a) Mengkoordinasikan segenap kegiatan yang diprogramkan di sekolah, sehingga kegiatan
pengajaran, pelatihan dan bimbingan merupakan suatu kesatuan yang terpadu, harmonis dan
dinamis
b) Menyediakan prasarana, tenaga, sarana dan berbagai kemudahan bagi terlaksananya pelayanan
bimbingan yang efektif dan efisien
c) Melakukan pengawasan dan pembinaan terhadap perencanaan dan pelaksanaan program,
penilaian dan upaya tindak lanjut pelayanan bimbingan
d) Mempertanggungjawabkan pelaksanaan pelayanan bimbingan di sekolah kepada Kanwil /
Kandep yang menjadi atasannya
2. Wakil Kepala Sekolah : Wakil kepala sekolah membantu kepala sekolah dalam melaksanakan
tugas-tugas kepala sekolah termasuk pelaksanaan bimbingan dan konseling
3. Koordinator Bimbingan
a) Memasyarakatkan pelayanan bimbingan kepada segenap warga sekolah, orang tua siswa dan
masyarakat
b) Menyusun program bimbingan
c) Melaksanakan program bimbingan
d) Mengadministrasikan pelayanan bimbingan
e) Menilai program dan pelaksanaan bimbingan
f) Memberikan tindak lanjut terhadap hasil perilaku bimbingan
4. Guru Pembimbing / Konselor
a) Memasyarakatkan pelayanan bimbingan
b) Merencanakan program bimbingan
c) Melaksanakan segenap layanan bimbingan
d) Melaksanakan kegiatan pendukung bimbingan
e) Menilai proses dan hasil pelayanan bimbingan kegiatan pendukungnya
f) Melaksanakan tindak lanjut berdasarkan hasil penilaian
g) Mengadministrasikan layanan dan kegiatan pendukung bimbingan yang dilaksanakannya
h) Mempertanggungjawabkan tugas dan kegiatan dalam pelayanan bimbingan kepada koordinator
bimbingan
5. Guru Mata Pelajaran
a) Membantu memasyarakatkan pelayanan bimbingan kepada siswa
b) Membantu guru pembimbing mengidentifikasi siswa-siswa yang memerlukan layanan
bimbingan
c) Mengalihtangankan siswa yang memerlukan layanan bimbingan kepada guru pembimbing
d) Menerima siswa alih tangan dari pembimbing
e) Membantu mengembangkan suasana kelas, hubungan guru – siswa dan siswa–siswa yang
menunjang pelaksanaan pelayanan bimbingan
f) Memberikan kesempatan dan kemudahan kepada siswa yang memerlukan layanan bimbingan
g) Berpartisipasi dalam kegiatan khusus penanganan masalah siswa
h) Membantu pengumpulan informasi yang diperlukan dalam rangka penilaian bimbingan dan
upaya tindak lanjutnya.
6. Wali Kelas
a) Membantu guru pembimbing melaksanakan tugas-tugasnya di kelas yang menjadi
tanggungjawab
b) Membantu guru mata pelajaran/pelatih melaksanakan peranannya dalam pelayanan bimbingan
c) Membantu memberikan kesempatan dan kemudahan bagi siswa untuk mengikuti/ menjalankan
kegiatan bimbingan

D. Tugas Pokok
Organisasi harus dikelola agar keberadaannya dapat tumbuh, berkembang, berbuah;
artinya organisasi dapat menjalankan misinya untuk mencapai visi, tujuan dan sasaran-
sasarannya secara efektif dan efisien. Maka dari itu Manajemen organisasi adalah rangkaian
kegiatan merencanakan, menggerakkan atau mengkoordinasi, dan mengawasi. Dengan
menjalankan fungsi-fungsi inilah pengelolaan/penataan organisasi dilakukan. Pengertian ini
menunjukkan penerapan manajemen pada organisasi atau perusahaan sebagai badan usaha. Wujud
dari kegiatan manajemen atau pengelolaan organisasi dengan fungsi pokoknya yaitu :
1. Perencanaan organisasi
2. Pengorganisasian termasuk reorganisasi
3. Menggerakkan atau mengkoordinasi orang-orang atau unit-unit kerja organisasi untuk
melaksanakan pekerjaan, fungsi atau tugas-tugas untuk mencapai tujuan
4. Melakukan pengawasan terhadap unsur-unsur organisasi dalam menjalankan fungsinya untuk
menjamin kualitas proses pencapaian tujuan.

E. Strktur Organisasi
Manajemen bimbingan dan konseling di sekolah agar bisa berjalan seperti yang
diharapakan antara lain perlu dukungan oleh adanya organisasi yang jelas dan teratur. Organisasi
yang demikian itu secara tegas mengatur kedudukan, tugas dan tanggung jawab para personil
sekolah yang terlibat. Demikian pula, organisasi tersebut tergambar dalam struktur atau pola
organisasi yang bervariasi yang tergantung pada keadaan dan karakteristik sekolah masing-
masing. jika personil sekolah siswanya berjumlah banyak dengan didukung oleh personil sekolah
yang memadai diperlukan sebuah pola organisasi bimbingan dan konseling yang lebih kompleks.
Pola BK di sekolah adalah sebagai berikut:
a) Kandepdiknas, adalah personil yang bertugas melakukan pengawasan dan pembinaan terhadap
penyelenggaraan pelayanan BK di sekolah. Dalam hal ini pengawas sebagaimana dimaksudkan
dalam petunjuk pelaksanaan BK di sekolah.
b) Kepala Sekolah ( bersama Wakasek) adalah penanggung jawab pendidikan pada satuan
pendidikan ( SLTP , SMA SMK) secara keseluruhan, termasuk penanggung jawab dalam membuat
kebijakan pelaksanaan pelayanan BK.
c) Koordinator BK ( bersama konselor sekolah) adalah pelaksana utama pelayanan BK
d) Guru ( Mata pelajaran atau praktik), adalah pelaksana pengajaran dan praktik / latihan
e) Wali kelas, adalah guru yang ditugasi secara khusus untuk mengurusi pembinaan dan
adminstrasi ( seperti nilai rapor, kenaikan kelas, kehadiran siswa) satu kelas tertentu.
f) Siswa, adalah peserta didik yang menerima pelayanan pengajaran, praktik / latihan, dan
bimbingan di SLTP, SMA, dan SMK.
g) Tata Usaha, adalah pembantu Kepala Sekolah dalam penyelenggaraan administrasi dan
ketatausahaan.
h) Komite Sekolah, adalah organisasi yang terdiri dari unsur sekolah, orang tua dan tokoh
masyarakat, yang berperan membantu penyelenggaraan satuan pendidikan yang bersangkutan.
Sifat hubungan antara pola-pola di atas dapat diartikan variatif. Hubungan antara unsur
Kandepdiknas denagn Kepala Sekolah dan koordinator BK adalah hubungan administratif.
Hubungan antara Koordinator BK dengan Guru dan Wali Kelas adalah hubungan kerja sama
sekaligus koordinatif bila ditinjau dari garis administrasi Kepala Sekolah ke bawah. Sedangkan
hubungan Koordinator BK ( dan Guru pembimbing / Konselor Sekolah), Guru Mata Pelajaran,
Wali Kelas, dengan siswa adalah hubungan layanan.

F. Masalah dan Solusi


Dalam pelaksanaan organisasi itu sendiri, terdapat beragam permasalahan yang terjadi
mulai dari posisi terendah sampai ke tingkat decision maker itu sendiri. Permasalahan itu sendiri
harus segera diselesaikan agar tidak terjadi menjadi boomerang yang akan menghancurkan
organisasi itu sendiri. Berikut ini adalah ulasan mengenai permasalahan yang terjadi dalam
organisasi dan solusi dalam pemecahan masalahnya.
v Permasalahan Dalam Koordinasi Antar Organisasi Baik Internal Maupun Eksternal
1) Koordinasi dalam Program kerja
Permasalahan ini bahkan terkadang muncul pada sebuah organisasi yang sudah mapan dan
memiliki pengalaman. jika tidak ada koordinasi antar anggota organisasi maka sering kali
menyebabkan kesalahpahaman, yang tentunya dapat menyebabkan kacaunya terlaksanya sebuah
program. Kekacauan tersebut dapat terjadi ketika antar penanggung jawab tidak mengetahui
batasan-batasan jobnya, yang seringkali hanya dapat diperoleh melalui koordinasi antar
penanggungjawab. Hal tersebut akan menimbulkan terjadinya ketidakseimbangan dalam
pelaksanaan tugas kerja karena disaat ada anggota yang mengerjakan tugas, yang lain mengalami
kekosongan pekerjaan. Hal tersebut tentunya yang tidak diinginkan terjadi dalam sebuah
organisasi, bahkan oleh yang sudah mapan sekalipun.
2) Koordinasi antar Pimpinan
Parahnya lagi, koordinasi yang buruk dapat mengarah pada komunikasi yang buruk pula.
Komunikasi yang buruk antar pimpinan tersebut dalam sebuah program dapat berakibat pada
program-program selanjutnya. Maka seringkali terjadi salah sangka dan salah paham.

3) Peranan Konflik
Ada berbagai pandangan mengenai konflik dalam organisasi. Pandangan tradisional
mengatakan bahwa konflik hanyalah merupakan gejala abnormal yang mempunyai akibat-akibat
negatif sehingga perlu dilenyapkan. Pendapat tradisional ini dapat diuraikan sebagai berikut :
Ø Konflik hanya merugikan organisasi, karena itu harus dihindarkan dan ditiadakan.
Ø Konflik ditimbulka karena perbedaan kepribadian dan karena kegagalan dalam kepemimpinan.
Ø Konflik diselesaikan melalui pemisahan fisik atau dengan intervensi manajemen
tingkat yang lebih tinggi.
Ø Sedangkan pandangan yang lebih maju menganggap bahwa konflik dapat berakibat baik maupun
buruk. Usaha penanganannya harus berupaya untuk menarik hal-hal yang baik dan mengurangi
hal-hal yang buruk. Pandangan ini dapat diuraikan sebagai berikut :
Ø Konflik adalah suatu akibat yang tidak dapat dihindarkan dari interaksi organisasional dan dapat
diatasi dengan mengenali sumber-sumber konflik.
Ø Konflik pada umumnya adalah hasil dari kemajemukan sistem organisasi
Ø Konflik diselesaikan dengan cara pengenalan sebab dan pemecahan masalah.
Konflik dapat merupakan kekuatan untuk pengubahan positif di dalam suatu
organisasi.
v Solusi Penanganan Konflik Dalam Organisasi
Berikut adalah solusi dalam penanganan konflik maupun permasalahan dalam organisasi
ü Introspeksi diri
ü Mengevaluasi pihak yang terlibat
Sangat penting bagi kita untuk mengetahui pihak-pihak yang terlibat. Kita
dapat mengidentifikasi kepentingan apa saja yang mereka miliki, bagaimana nilai dan sikap
mereka atas konflik tersebut dan apa perasaan mereka atas terjadinya konflik. Kesempatan kita
untuk sukses dalam menangani konflik semakin besar jika kita meliha konflik yang terjadi dari
semua sudut pandang.
Ø Identifikasi sumber masalah
Sumber konflik sebaiknya dapat teridentifikasi sehingga sasaran penanganannya lebih
terarah kepada sebab konflik.
Ø Mengetahui pilihan penyelesaian atau penanganan konflik yang ada dan memilih yang tepat.
Spiegel (1994) menjelaskan ada lima tindakan yang dapat kita lakukan dalam penanganan
konflik :
a) Berkompetisi
Tindakan ini dilakukan jika kita mencoba memaksakan kepentingan sendiri diatas
kepentingan pihak lain. Pilihan tindakan ini bisa sukses dilakukan jika situasi saat itu
membutuhkan keputusan yang cepat, kepentingan salah satu pihak lebih utama dan pilihan kita
sangat vital. Hanya perlu diperhatikan situasi menang – kalah (win-win solution) akan terjadi
disini. Pihak yang kalah akan merasa dirugikan dan dapat menjadi konflik yang berkepanjangan.
Tindakan ini bisa dilakukan dalam hubungan atasan-bawahan, dimana atasan menempatkan
kepentingannya (kepentingan organisasi) di atas kepentingan bawahan.
b) Menghindari konflik
Tindakan ini dilakukan jika salah satu pihak menghindari dari situsasi tersebut secara fisik
ataupun psikologis. Sifat tindakan ini hanyalah menunda konflik yang terjadi. Situasi menag kalah
terjadi lagi disini. Menghindari konflik bisa dilakukan jika masing-masing pihak mencoba untuk
mendinginkan suasana, mebekukan konflik untuk sementara. Dampak kurang baik bisa terjadi jika
pada saat yang kurang tepat konflik meletus kembali, ditambah lagi jika salah satu pihak menjadi
stres karena merasa masih memiliki hutang menyelesaikan persoalan tersebut.
c) Akomodasi
Yaitu jika kita mengalah dan mengorbankan beberapa kepentingan sendiri agar pihak lain
mendapat keuntungan dari situasi konflik itu. Disebut juga sebagai self sacrifying behaviour. Hal
ini dilakukan jika kita merasa bahwa kepentingan pihak lain lebih utama atau kita ingin tetap
menjaga hubungan baik dengan pihak tersebut. Pertimbangan antara kepentingan pribadi dan
hubungan baik menjadi hal yang utama di sini.
d) Kompromi
Tindakan ini dapat dilakukan jika ke dua belah pihak merasa bahwa kedua hal tersebut
sama–sama penting dan hubungan baik menjadi yang utama. Masing-masing pihak akan
mengorbankan sebagian kepentingannya untuk mendapatkan situasi menang-menang (win-win
solution).
e) Berkolaborasi
Menciptakan situasi menang-menang dengan saling bekerja sama
Cara pemecahan masalah itu sendiri tergantung seberapa kreatifkah kita menyikapi
masalah, dan bagaimana mengambil cara yang terbaik dalam memecahkan suatu masalah.
Sayangnya, pilihan pertama yang mereka ambil seringkali bukanlah solusi terbaik. Secara tipikal,
dalam pemecahan masalah, kebanyakan orang menerapkan solusi yang kurang dapat diterima atau
kurang memuaskan, dibanding solusi yang optimal atau yang ideal (Whetten & Cameron, 2002).
Pemecahan masalah yang tidak optimal ini, bukan tidak mungkin dapat memunculkan masalah
baru yang lebih rumit dibandingkan dengan masalah awal.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Menurut Mary Parker Follet manajemen adalah seni dalam menyelesaikan pekerjaan
melalui orang lain. Kata manjemen tampaknya begitu sering di dengar, manajemen erat kaitannya
dengan konsep organisasi. Organisasi adalah sekelompok orang yang bekerja sama dalam
struktur dan koordinasi tertentu dalam mencapai serangkaian tertentu. Berbagai organisasi
memiliki tujuan yang berbeda-beda tergantung pada jenis organisasinya. Elemen-elemen
suatu organisasi adalah manusia, tujuan tertentu, pembagian tugas-tugas, sebuah sistem untuk
mengoordinasi tugas-tugas, serta sebuah batas yang dipatok, yang menunjukan pihak yang berada
diluarnya. Setiap organisasi dibentuk dengan tujuan mencapai sasaran atau saran-saran tertentu.
Secara luas sasaran dapat dirumuskan sebagai: memuaskan kebutuhan, keinginan, atau sasaran-
sasaran para anggotanya.

3.2 Saran
a. Manajemen harus di isi oleh orang-orang yang kompeten di bidangnya serta memiliki tanggung
jawab sehingga proses manajerisasi dapat berjalan sesuai dengan fungsinya.
b. Organisasi harus berjalan sebagaimana visi dan misi dari tujuan organisasi tersebut, karena
banyak kasus dimana organisasi bertindak sewenang-wenang dan tidak sesuai dengan norma yang
berlaku di masyarakat.
c. Seorang manajer harus memiliki pemahaman yang baik tentang sistem manajemen dan
organisasi sehingga dapat menjalankan tugas manajer dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA

Burhanuddin Yusak. 2005. “Administrasi Pendidikan”, Pustaka Setia, Bandung.


Dewa Ketut Sukardi. 2008. Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling Di Sekolah.
Jakarta: Rineka Cipta.
Gunawan Ary H. 1996 .“Administrasi pendidikan sekolah” . Rineka Cipta: Jakarta.
H.M. Daryanto, Drs. Administrasi pendidikan. 2001. Jakarta : PT. Rineka Cipta.
http://kumpulan-makalah-baru.blogspot.com/2010/12/administrasi-sarana-dan-prasarana.html
http://makalahkurikulum-nur.blogspot.com/2010/11/makalah-administrasi-kurikulum.html
http://lenyradili89.blogspot.com/2009/12/administrasi-personalia.html
http://prittadesica.wordpress.com/ (di unduh pada tangal 15 februari 2014)
http://imamfahruzisulistyono.blogspot.com (di unduh pada tangal 15 februari 2014)
http//.www.budifilo.wordpress.com. (di unduh pada tangal 15 februari 2014)
Prayitno dan Erman Amti. 1999. Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Rineka Cipta.
Riezkaratna73.blogspot.com (di unduh pada tangal 15 februari 2014)
Tohirin. 2009. Bimbingan dan Koseling Di Sekolah dan Madrasah. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
T. Hani Handoko. 1997. Manajemen. Yogyakarta: BPFE
Thantawi R. MA. 1995. Manajemen Bimbingan dan Konseling. Jakarta: PT. Pamator Pressindo

Anda mungkin juga menyukai