Mandat Pemuridan Keluarga
Mandat Pemuridan Keluarga
Mandat Pemuridan Keluarga
2 MA N D A T P E M U R I D A N K E L U A R G A
semangat mewujudkan mandat keluarga yang sudah Tuhan
berikan di Ulangan 6 dan di berbagai bagian Alkitab lainnya.
Bersyukur kepada Tuhan, sedikitnya ada 8 perwakilan gereja
yang sudah membuka diri membagikan pengalaman suka duka
dalam mengimplementasikan visi misi “Mandat Pemuridan
Keluarga” ini. Di dalam pertemuan ini, kami sepakat untuk
mengganti istilah “Gerakan U6” dengan “Gerakan Mandat
Pemuridan Keluarga” untuk membedakan dengan D6 yang
berasal dari Amerika. Sekalipun beberapa materi kami
dapatkan dari organisasi tersebut, namun gerakan kami
mempunyai warna, materi dan strategi yang berbeda. Untuk
itulah kami perlu membedakannya, sehingga tidak
membingungkan banyak orang.
Akhir kata, saya ingin mengucapkan terima kasih kepada para
penulis yang mewakili gereja, tim Yayasan Eunike (Bella, Bun
Hau, Gaby, Gita, Jani, Julimin, Melati, Rella, Ruly, Rosslyn) sebagai
penyusun dan korektor, serta rekan-rekan STT SAAT yang
memungkinkan buku ini diterbitkan. Kami berharap buku ini
bisa memberi inspirasi, semangat dan mendorong banyak
pemimpin gereja dan aktivis dalam mempersiapkan keluarga
yang mengasihi Tuhan dengan segenap hati, jiwa, dan
kekuatan.
Salam,
PENGANTAR ........................................................................ 1
DAFTAR ISI ...........................................................................4
DARI KELUARGA UNTUK KELUARGA .................................. 6
Pdt. Nicanor Nangaro, S.T h., M.Min.
4 MA N D A T P E M U R I D A N K E L U A R G A
DUA RODA BERJALAN BERSAMA ORANG TUA & MENTOR
DALAM MEMBINA IMAN REMAJA....................................... 33
Pdt. Jonathan Pra setia, M.Div.
Pada tahun 2013 dan 2014, kami, Gembala Sidang, saya dan
beberapa rekan hamba Tuhan menghadiri Seminar Pemuridan
Keluarga yang diadakan oleh Yayasan Eunike. Dalam seminar
itu Gembala Sidang kami menangkap Visi Pemuridan Keluarga
yang sangat penting di dalam pembangunan jemaat. Saya
kemudian mengajukan pemikiran-pemikiran untuk
pelaksanaannya secara tertulis dan beliau menyetujuinya.
Bersama dengan tim yang terdiri dari 5 orang, kami mulai
mengatur bagaimana menyusun materi-materinya dalam suatu
konsep yang konkret yang dapat Gereja lakukan dan konsep ini
disetujui oleh majelis. Kami sadar bahwa pembinaan paling
efektif harus diadakan pada hari Minggu, setelah kebaktian
selesai. "Maka dari itu, kami membuat durasi ibadah yang
kedua menjadi 1 jam dan dilanjutkan dengan pembinaan
pasutri/ keluarga pada 1 jam berikutnya. Ini dimulai tahun 2015.
Hal ini dilakukan 1 bulan sekali yaitu pada minggu keempat tiap
bulannya. Materinya diambil dari kurikulum Growing Kids God’s
6 MA N D A T P E M U R I D A N K E L U A R G A
Way yang diselesaikan dalam waktu 2 tahun (s/d th 2017)
dengan pembicara dari tim Yayasan Eunike. Kemudian pada
tahun 2017-2019 program ini dilanjutkan dengan materi yang
sama dan pembicara yang sama, namun kehadiran peserta
tidak berkurang, yaitu sekitar 30-40 pasang pasutri, bahkan ada
dari luar Gepembri.
KUNCI KEBERHASILAN
8 MA N D A T P E M U R I D A N K E L U A R G A
mengembangkan suatu konsep bahwa Gereja itu adalah
keluarga dan semua acara yang kami lakukan itu dibangun
di atas suatu konsep bahwa Gereja adalah keluarga Allah.
2. Kami sebagai hamba Tuhan mendapat keuntungan karena
jemaat menyadari bahwa ternyata hamba-hamba Tuhan itu
perlu waktu untuk keluarga sehingga kalau kami cuti
dengan keluarga, kami tidak terganggu. Bahkan jemaat
mendukung supaya kami bisa mengambil cuti agar bisa
bersama dengan keluarga dan bukan mengurusi jemaat
saja.
3. Ayah-ayah dalam jemaat bertumbuh menjadi ayah yang
peduli dan memperhatikan keluarga. Mereka punya
peranan, kalau ada anak nangis dalam ibadah ayahnya yang
menggendong membawa keluar, dan kalau ada ibadah
gabungan pasti ada papa, mama dan anak-anaknya semua
hadir di sana. Hal itulah yang kami rasakan dampaknya
dalam gereja kami.
10 MA N D AT P E M U R I D A N K E L U A R G A
diperlengkapi dalam membentuk keluarga yang baru. Dalam
proses mengarahkan kelas pranikah ini, saya memunculkan
istilah Purposeful Family, yaitu sebuah konteks pemuridan
yang diharapkan dapat menjadi sasaran dari para calon
pasangan pasutri yang sedang disiapkan dalam kelas pranikah.
Saya mengarahkan topik-topik dalam kelas pranikah kepada
sasaran Purposeful family.
12 MA N D AT P E M U R I D A N K E L U A R G A
kami terus memperjuangkan, termasuk mengoptimalkan event
bulan keluarga yang secara rutin memang sudah ada.
DAMPAK
TANTANGAN
14 MA N D AT P E M U R I D A N K E L U A R G A
ibadah di saat lain lagi, gereja sering terombang ambing
sehingga kehilangan arah dan kehilangan fokus.
• Ketiga, Gereja harus membuat sebuah sistem pelayanan
yang jelas: tujuan, mendeskripsikan murid seperti apa yang
mau dicapai, proses untuk menghasilkan murid di setiap
fase usia maupun antar usia. Teori James Fowler
memperlihatkan bahwa setiap fase usia memberikan respon
berbeda terhadap aspek kerohanian, maka pembinaan
harus dilakukan di dalam setiap fase dan antar fase dan
terintegrasi dengan baik.
• Keempat, Gereja adalah fokus. Gereja harus berani
meniadakan kegiatan rohani yang selama ini dianggap baik
tapi tidak mendukung proses yang menghasilkan murid. Ini
tidak gampang karena akan menjadi tidak popular, akan
melawan arus, aktivitas-aktivitas lama yang selama ini
dipandang baik dan harus ada di gereja harus ditinggalkan.
Namun, beranikah kita membayar harga? Karena Tuhan
ijinkan Gereja tetap bertumbuh di dalam suatu sistem hidup
tertentu yang terkadang tidak cukup sehat. Justru di situlah
Tuhan memberikan peluang bagi kita untuk berperan
bagaimana bisa menyadarkan anggota gereja untuk sampai
pada suatu pemahaman yang sama.
PENUTUP
16 MA N D AT P E M U R I D A N K E L U A R G A
KEBERANIAN MEMULAI PENDAMPINGAN
UNTUK CALON PASANGAN SUAMI ISTRI
SECARA KOMPREHENSIF DAN INTENSIF
GKI GADING SERPONG
Benedictus Leonar dus, S.E, M.M. & Elizabeth Indra wati
Jeffe rson Lukman & Diana M. Sani, M.Psi, Psikolog, CMHA.
18 MA N D AT P E M U R I D A N K E L U A R G A
mempersiapkan materi-materi lainnya. Melalui pertemuan
demi pertemuan, kami berusaha menjelaskan ke para pendeta,
pengerja dan tim pembinaan. Proses magang, pendekatan
hingga sosialisasi ini berlangsung kurang lebih 2 (dua) tahun.
DAMPAK
KENDALA
20 MA N D AT P E M U R I D A N K E L U A R G A
jauh, muluk, dan idealis. Karena justru PMC adalah program
yang sangat mendasar yang seharusnya dimiliki oleh semua
gereja.
Kedua, perlu adanya komitmen bersama dengan pasangan
terlebih dahulu. Untuk memakai materi PMC yang
komprehensif para mentor harus memiliki komitmen melayani
bersama pasangan. Komitmen mereka bisa dilihat pada saat
mereka magang. Komitmen merupakan hal yang jauh lebih
penting daripada keterampilan. Keterampilan bisa
ditingkatkan, namun komitmen itu harus berasal dari diri sendiri
sejak awal.
22 MA N D AT P E M U R I D A N K E L U A R G A
orang tua mendapatkan contoh bagaimana menyampaikan
Firman kepada anak-anak.
STRATEGI
• Langkah pertama:
Mendoakan strategi dan visi misi pemuridan keluarga
ini.
• Langkah kedua:
Memasukan prinsip pemuridan keluarga di dalam tema
khotbah.
• Langkah ketiga:
Memberikan dorongan kepada setiap keluarga untuk
menerapkan langkah yang paling sederhana (2 degree
change), melalui pengumuman-pengumuman, khotbah,
seminar keluarga yang dibawakan pembicara dari
Yayasan Eunike. Dorongan tersebut adalah:
a. Dorongan untuk melakukan doa bersama di rumah
EVALUASI
24 MA N D AT P E M U R I D A N K E L U A R G A
TANTANGAN
DAMPAK
SARAN
26 MA N D AT P E M U R I D A N K E L U A R G A
KEBERANIAN MEMUTAR KAPAL BESAR
GKI LAYUR
Pdt. Samuel Lie, M.Min. & Pnt. Nugraha Budi Sant osa,
M.Div.
IBADAH GABUNGAN
GEMASS ini tidak hanya untuk dewasa, namun juga untuk anak-
anak. Khususnya bagi anak-anak kecil tentunya mereka
membutuhkan orang tua di rumah karena mereka tidak dapat
28 MA N D AT P E M U R I D A N K E L U A R G A
membaca sendiri, atau dilepas begitu saja. Ketika membaca
Alkitab bersama orang tua tentu mereka memiliki pertanyaan-
pertanyaan yang perlu dijawab. Pertanyaan inilah kemudian
yang akan mendorong orang tua untuk terus mendampingi
anak-anak dalam membaca Alkitab.
Untuk membantu jemaat yang memiliki anak-anak kecil,
panitia GEMASS mengirimkan gambar-gambar atau komik-
komik yang berhubungan dengan bacaaan pada hari itu. Lebih
jauh lagi, gereja mendukung keluarga dengan cara
menyemangati. Pada malam Minggu, jemaat dipantau untuk
melihat sejauh mana anak-anak membaca. Kami juga bekerja
sama dengan guru Sekolah Minggu untuk memantau
konsistensi anak dalam membaca Alkitab. Diharapkan melalui
hal-hal seperti itu orang tua bisa terbantu untuk memuridkan
anaknya. Kami juga mempunyai whatsapp group untuk orang
tua, sehingga orang tua dapat mengajukan pertanyaan yang
muncul dari anak-anak, didiskusikan dalam group tersebut, dan
dijawab oleh hamba Tuhan yang ada dalam group tersebut.
Dengan cara inilah, gereja memperlengkapi orang tua yang
kesulitan untuk menjawab pertanyaan dari anak-anak di dalam
proses keluarga mereka membaca Alkitab secara rutin. Setelah
program ini berjalan, kami melihat dampak positif bagaimana
percakapan rohani antara orang tua dan anak mulai terjadi.
Orang tua juga terdorong untuk membaca Alkitab lebih teliti
agar dapat berdiskusi dengan anak-anak tentang Firman
Tuhan. Program ini menjadi wadah dan stimulasi bagi keluarga
untuk memiliki percakapan rohani di rumah. Kami juga
memberikan dorongan semangat dengan cara memberikan
penghargaan dan mendoakan mereka yang berhasil
30 MA N D AT P E M U R I D A N K E L U A R G A
gereja. Selain itu, kami juga melihat peningkatan perhatian
orang tua untuk pertumbuhan dan kerohanian anak. Orang
tua sekarang lebih tidak segan untuk menanyakan masalah-
masalah yang mereka hadapi, khususnya yang berkaitan
dengan pertumbuhan rohani anak.
PENUTUP
32 MA N D AT P E M U R I D A N K E L U A R G A
DUA RODA BERJALAN BERSAMA ORANG
TUA & MENTOR DALAM MEMBINA IMAN
REMAJA
GKY Greenville
Pdt. Jonathan Pra setia, M.Div.
34 MA N D AT P E M U R I D A N K E L U A R G A
seharusnya merekalah yang melakukannya sebagai
orangtua. Namun, setelah mereka berjuang untuk
mengerjakan bagian mereka, dan anak-anak mereka
semakin bertumbuh di dalam komunitas dan rajin ke
gereja, maka orang tua mulai memetik buah kerja keras
mereka.
• Kedua, Kesibukan orang tua zaman sekarang semakin
banyak, orang tua zaman dahulu juga sibuk, akan tetapi
kesibukan orang tua zaman dahulu dan sekarang
berbeda. Perbedaannya adalah orang tua di zaman
sekarang mengikuti kecanggihan teknologi. Kesibukan
orang tua sekarang mencampuradukkan kerja dan
kesenangan dalam sebuah gadget/ gawai. Zaman dahulu
belum ada gadget secanggih sekarang. Jadi kesibukan
orang tua zaman dahulu biasanya terserap di luar, ketika
mereka perlu menyelesaikan tugas. Ketika mereka
istirahat atau refreshing, mereka bisa mengajak anak
melakukan kegiatan bersama.
• Ketiga, Orang tua zaman sekarang lebih permisif
ketimbang orang tua zaman dahulu. Ada sebagian
orang tua sebenarnya memiliki waktu bersama anak,
namun cenderung mengiyakan kemauan anak. Hal ini
tentu baik, namun kalau berlebihan akan menjadi
boomerang untuk anaknya. Pada dasarnya, remaja lebih
senang bermain bersama dengan teman-temannya
ketimbang belajar Alkitab. Oleh karena itu dibutuhkan
orang tua yang bisa bekerja sama mendorong,
membujuk, mengupayakan, menyemangati atau bahasa
sederhananya “berani memaksa” agar anak remajanya
ikut program pemuridan remaja tersebut. Dengan
36 MA N D AT P E M U R I D A N K E L U A R G A
khusus orang tua dan remajanya. Tema Love Project ini berisi
tentang sexual education. Jadi orang tua mulai dipersiapkan
bagaimana mendidik anaknya tentang pendidikan seks. Tujuan
dari retret ini adalah mengajak orang tua dan remaja untuk
saling terbuka dan membicarakan hal-hal mengenai relasi laki-
laki dan perempuan dalam pergaulan remaja, termasuk
membicarakan pendidikan seksual. Orang tua yang
memberikan jawaban tentang seks dan orang tua juga yang
memberikan figur yang baik bagaimana mereka sebagai
pasangan suami isteri menjaga kekudusan hidup. Remaja yang
sudah mulai memikirkan tentang bagaimana pacaran, akan
melihat orang tuanya ternyata bisa menjadi panutan. Mereka
akan menjaga kekudusan hidupnya dan paham tentang
seksualitas dalam hidupnya. Pada saat retret tersebut, remaja
men-sharing-kan pengakuan dosanya kepada orang tua.
Ternyata banyak di antara mereka terjebak dalam pornografi,
dan baru mengakuinya setelah retret tersebut. Kami
mempersiapkan orang tua dalam sesi ini, agar orang tua tidak
reaktif, menggurui atau memarahi, namun mendengarkan
dengan sungguh-sungguh, menerima apa adanya dan
mengampuni serta mendoakan mereka. Dengan demikian
remaja merasa tenang dan merasa bisa percaya kepada orang
tuanya sehingga ikatan relasi orang tua dan anak itu tidak
terputus, malah menjadi lebih kuat.
Untuk mempersiapkan hati orang tua mengikuti program ini,
sebulan sekali diadakan Parenting Class untuk orang tua
remaja di mana orang tua dibekali prinsip-prinsip mendidik
remaja. Ada tanya jawab dan interaksi dengan orang tua. Hal ini
membuat orang tua mulai menyadari pentingnya untuk tetap
38 MA N D AT P E M U R I D A N K E L U A R G A
• Menemukan Calon Mentor
Awalnya saya kesulita mencari mentor karena tidak
mungkin mentor dari remaja. Jadi saya harus mencari anak-
anak muda yang ‘matang’ dalam hal rohani untuk bisa
memuridkan anak remaja. Saya harus berkenalan dahulu,
padahal saya tidak punya relasi dengan mentor tersebut
sebelumnya. Dalam rekrutmen itu, saya harus berbagi visi,
saya harus menjelaskan tentang pentingnya pemuridan
remaja. Sebagai responnya, ada yang menolak, ada yang
merasa tidak sanggup dengan anak remaja, ada yang
berkata ini sulit diatur. Namun saya tetap mencoba
membagikan kembali pemahaman pentingnya remaja dan
beban pelayanan remaja. Salah satu pengertian yang saya
coba bagikan: “Kalian juga dahulu pernah menjadi remaja,
apa yang Tuhan kerjakan ketika kalian di usia remaja?”
Tetapi seiring berjalannya waktu ternyata ada saja anak
remaja yang sudah lulus, kembali dan justru merekalah yang
meminta untuk menjadi mentor. Ketika usia pelayanan
makin lama makin panjang, muncul anak-anak remaja yang
mungkin sudah kuliah balik lagi ke gereja. Ketika kita sudah
melayani dengan baik dan me-mentoring mereka ada
kemungkinan besar mereka mau me-mentoring anak remaja
di bawahnya. Jadi sekarang di gereja kami sekitar 23 mentor
yang terlibat. Separuh dari remaja kami sendiri dan separuh
dari orang-orang yang mesti kami dekati dan berbagi visi
dengan mereka.
Dengan kata lain, strategi untuk mendapatkan mentor
adalah:
40 MA N D AT P E M U R I D A N K E L U A R G A
menceritakan pergumulannya, saya tanya tentang
keluarganya, maka saya bisa melihat kira-kira apakah orang
ini punya hati untuk pelayanan.
Kemudian baru saya menjajaki bertanya tentang
kehidupan masa remajanya yang dahulu: pergumulannya
dalam berteman, dan bagaimana dia juga mendapatkan
dukungan dari hamba Tuhan dan teman-teman yang
memperhatikan dia. Bagaimana dia menceritakan
pengalamannya dengan sepenuh hati memberikan saya
feeling bahwa orang ini bisa menjadi mentor anak-anak
remaja dan saya mulai memberikan visi dan beban
mengenai pentingnya pelayanan ini.
DAMPAK
42 MA N D AT P E M U R I D A N K E L U A R G A
• Orang tua memberikan feedback kepada kami, bahwa
mereka makin ‘nyambung’ dengan anak mereka.
• Anak-anak remaja lebih komit ikut kelompok kecilnya.
• Dan ketika anak itu makin komit mengikuti kelompok
kecilnya, mentor itu juga akan makin bertumbuh dan
makin bisa memimpin dengan baik kelompok kecil
tersebut.
Jadi semua saling berhubungan. Pemuridan ini sangat
menolong kami, menolong mentor sehingga ketika dua-duanya
berjalan, orang tua memuridkan di rumah, mentor memuridkan
di gereja, itu akan menjadi kombinasi yang baik sekali.
44 MA N D AT P E M U R I D A N K E L U A R G A
keluarga-keluarga itu bersekutu dan belajar demi kebahagiaan
bersama, sedangkan sebagian gereja lagi secara intensional
membuat strategi yang intensif sehingga keluarga-keluarga
yang berada dalam gerbong yang sama bukan hanya bahagia
menikmati perjalanan mereka tetapi juga semakin memiliki
cara berpikir dan gaya hidup yang Tuhan ubahkan, dan semakin
menghasilkan banyak buah.
Saya senang sekali bermimpi. Suatu saat, pada saat saya ada di
remaja GKI, seorang kakak menghampiri saya dan mengajak
saya menerima Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat pribadi.
Senang rasanya, ada seseorang yang mengajak saya bercakap-
cakap tentang firman Tuhan dan mengarahkan saya menjadi
seorang murid Kristus. Tidak lama setelah itu saya mengajak
seorang sahabat untuk berkenalan dengan kakak itu. Berharap
hidup kami penuh warna selain hanya duduk di bangku sekolah
dan belajar setiap hari.
Pengalaman itu menjadi sangat berkesan karena ada beberapa
kakak pada waktu yang berbeda sambung menyambung,
berkomitmen memimpin KTB (Kelompok Tumbuh Bersama)
yang berisi saya dan beberapa teman remaja putri. Melalui KTB
kami jadi mengalami arti berbagi, saling mendoakan dan
meneladani. Tentu saja ada tantangan dalam melakukan KTB.
Saya ingat sebuah lagu, “Semakin tinggi pohon bertumbuh,
makin banyak angin yang menerpanya. Makin mulia seorang
manusia, makin berusaha iblis menjatuhkannya. Karena itu
berakarlah agar tidak goyah dalam firman Tuhan yang memberi
kekuatan. Karena itu bertumbuhlah dalam kasih Tuhan, dalam
AWAL 2000 an
46 MA N D AT P E M U R I D A N K E L U A R G A
mengumpulkan pasangan-pasangan muda untuk bersekutu
bersama. Kami mulai dengan 5 pasangan suami isteri.
Kini, di tahun 2019 Tuhan tambahkan Life Group kaum muda
menjadi lebih dari 20 kelompok. Kami sangat menantikan
kelompok yang berisi alumni katekisan di gereja kami.
Sedangkan untuk pasangan suami isteri, kini Tuhan
memberikan 10 kelompok yang secara aktif berkumpul setiap
bulan sekali.
FASE KE FASE
48 MA N D AT P E M U R I D A N K E L U A R G A
untuk bersikap terbuka pada generasi manapun yang
membutuhkan tangan kasih dan pelayanan mereka.
Ada 3 kelompok usia yang kami bedakan dalam pelayanan dan
pembinaan keluarga di gereja kami,
1. Early Marriage/ Keluarga Muda: usia pernikahan 1-10 tahun
2. Middle Marriage/ Keluarga Madia: usia pernikahan 10-20
tahun
3. Advance Marriage/ Keluarga Senior atau Dewasa: usia
pernikahan 20 tahun ke atas
Melalui 3 kelompok dalam Komisi Keluarga inilah kami
menerapkan pelayanan keluarga “intergenerasi”. Dalam arti, di
dalam pembekalan atau pembinaan yang kami adakan, kami
berharap dan mendorong setiap keluarga untuk melayani
siapapun tanpa pandang usia.
Hasil dari pembinaan di 3 kelompok usia pernikahan yang
berbeda di atas:
1. Kelompok Early Marriage mengembangkan sayap dengan
melayani teman-teman Bina Pra-nikah dengan tujuan
menyiapkan mereka memasuki realitas kehidupan
pernikahan yang sesungguhnya.
2. Kelompok Middle Marriage melayani juga teman-teman di
Early Marriage sebagai bagian dari komitmen mereka
melakukan regenerasi dalam pelayanan dan pembinaan.
3. Kelompok Advance Marriage lebih berkonsentrasi
melakukan pembinaan dasar mengenai komunikasi kepada
setiap pasangan di berbagai usia pernikahan mereka,
khususnya melalui acara retreat: weekend pasutri.
50 MA N D AT P E M U R I D A N K E L U A R G A
akhirnya pasangan baru leader siap untuk memimpin
kelompoknya sendiri. Selain para pasangan pemimpin life group
kami juga menyediakan ‘pemain cadangan’ yang siap
menggantikan pasangan lain yang berhalangan untuk
memimpin kelompok.
Life Group yang diadakan di gereja sebulan sekali ini setiap kali
diikuti oleh anak-anak. Hanya saja kami menyediakan kelas
khusus untuk anak-anak dari berbagai usia untuk bersatu dan
bersekutu. Disitu ada 2 orang kakak yang melayani anak-anak
untuk belajar firman Tuhan tetapi juga bermain bersama.
RETREAT
52 MA N D AT P E M U R I D A N K E L U A R G A
adalah Program Seminar setengah hari yang biasanya
dilakukan dengan memanggil seorang pembicara keluarga.
Biasanya siapapun pasangan dan dari usia berapapun diundang
untuk hadir dan belajar bersama.
• KONFLIK KELUARGA.
Dalam kasus tertentu ada pasangan yang sulit melanjutkan
Life Group (LG) karena mereka memiliki konflik internal
dalam keluarga. Sehingga akhirnya saat mereka mengikuti
acara sharing dalam LG, mereka mengalami kesulitan.
Konflik yang berkepanjangan itulah yang membuat mereka
enggan mengikuti LG. Alih-alih mereka mencari konselor,
beberapa pasangan meninggalkan gerbong tanpa kabar.
• KADERISASI.
Untuk menyiapkan pasangan pemimpin biasanya kami
membutuhkan waktu sekitar 2-5 tahun. Namun demikian,
selama ini Tuhan selalu memberikan pemimpin secukupnya.
Untuk menyiapkan pemimpin yang akan datang, yang kami
lakukan selama ini pertama-tama adalah mendoakan siapa
• KOMITMEN ANGGOTA.
Kehadiran anggota yang tidak stabil dan terlambat menjadi
kendala bagi mereka yang menghendaki acara ini menjadi
tepat waktu untuk mulai dan menyelesaikannya. Sehingga
akhirnya, siapapun yang ikut serta, mereka diarahkan untuk
siap bermalam minggu di gereja dari sore hingga malam
hari.
Strategi penanganan:
54 MA N D AT P E M U R I D A N K E L U A R G A
b. Pembinaan jenis lain. Kami juga menawarkan
pembinaan jenis lain sehingga pasangan atau keluarga
mereka memilih untuk mengikuti pembinaan yang
sesuai dengan gaya belajar mereka.
Akhirnya, bagi saya BELAJAR bukanlah sebuah tujuan. Namun
sebuah perjalanan di mana kita mencapai sebuah tujuan, yaitu
kepenuhan bersama Kristus. Dalam perjalanan yang kita lalui,
kita dan keluarga kita membutuhkan keluarga lain untuk saling
mendoakan, mengisi, memberi inspirasi. Semakin banyak kita
berbagi, semakin kayalah kita. Semakin banyak kita bergumul,
semakin banyaklah kita dapat berbagi kisah di mana Tuhan
menjamah dan menolong keluarga kita.
SELAMAT BELAJAR
bersama keluarga
dari fase ke fase,
bersama Kristus Pemilik Keretanya.
TANTANGANNYA
56 MA N D AT P E M U R I D A N K E L U A R G A
Dari situ, saya menyimpulkan bahwa dalam setiap
pembinaan akan ada yang gugur di tengah jalan, namun
juga ada yang bertahan tetap menikmati dan diberkati.
Melihat hal ini, saya memutuskan untuk terus berjalan
melewati tantangan ini, karena saya percaya masih ada
keluarga-keluarga yang mendapat manfaat dari
pembelajaran ini.
Kami menetapkan bahwa dalam 17 bab ini hanya
diperbolehkan absen sebanyak 2 kali. Namun jika ada yang
lebih, kami tetap mendorong mereka untuk tetap mengikuti
pembelajaran ini sampai tuntas. Dalam pembelajaran ini
tidak diberikan ijasah. Namun kami berikan sertifikat kecil
dalam bentuk celebration yaitu retreat. Jadi ini bukan
seperti sudah lulus dan tidak perlu belajar lagi. Justru
menurut saya GKGW ketika diikuti oleh sebuah keluarga,
bahkan ada yang ikut 5 sampai 6 kali mereka mengatakan
masih terus belajar hal yang baru. Ini menunjukkan
kurikulum ini adalah kurikulum kehidupan. Setiap orang
bukan tahu sampai di knowing namun doing karena
perjuangan kita adalah bagaimana knowing itu menjadi
doing. Dan ini harus terus menerus. Jadi jika ada yang
“menyerah” dan “kapok”, kita harus sabar sambil terus
memberikan dukungan.
2. Dukungan Gereja
Pada awalnya kami berkumpul secara informal di gereja
setelah kebaktian. Saya melihat kegiatan ini sangat positif,
jadi kami bertekad disetujui atau tidak oleh pimpinan gereja
kami akan tetap jalan. Dan kegiatan ini bisa berjalan juga
GKY BSD pernah satu kali bekerja sama dengan Eunike. Ada
orang-orang yang bersedia belajar dari Eunike untuk kemudian
membimbing anak-anak. Hanya pada saat itu saja. Kesulitan
kami adalah mendapatkan orang-orang yang memiliki
komitmen untuk mau membina anak-anak. Jadi setelah bekerja
sama dengan Eunike, sekarang ini orang tuanya belajar dan
sanak-anaknya melakukan kegiatan seperti Sekolah Minggu.
Materinya disesuaikan dengan kegiatan orang tua. Memang
sayang sekali kami tidak bisa melakukan secara maksimal
karena untuk mendapatkan guru Sekolah Minggu atau
pasangan yang sudah lulus dan bersedia memegang anaknya,
itu tidak mudah. Jadi mungkin ada satu atau dua pasangan yang
komit namun mereka kesulitan untuk mempersiapkan metode
58 MA N D AT P E M U R I D A N K E L U A R G A
tertentu yang sudah ditentukan. Jadi sepanjang ini yang kami
lakukan adalah orang tuanya dahulu yang disentuh dan
berharap kemudian orang tua mau mempraktekkan kepada
anak mereka di rumah.
NARA SUMBER
• Untuk Mendukung
Sebuah gereja adalah tubuh Kristus, seharusnya setiap
kegiatan menyatu di dalam satu tujuan yang sama yaitu
pertumbuhan. Ketika ada keluarga-keluarga muda yang
bertumbuh, maka mestinya keluarga-keluarga yang sudah
senior memberikan mentoring. Selain itu dukungan komisi
lain, misalnya bagaimana kepedulian dari komisi anak
untuk memperhatikan anak-anak dari orang tua yang
mengikuti kelas pembinaan ini. Jadi seharusnya setiap
komisi duduk bersama-sama memikirkan sinergi dari
pembinaan ini. Sebagai gereja tradisional yang masing-
masing komisi memikirkan pergumulannya, tantangannya,
kesulitannya sendiri, berjejaring dengan komisi yang lain
memang akan lebih ribet. Namun, saya pikir harus ada
orang yang memang dari kepalanya sudah punya konsep
mindset seperti itu untuk mewujudkan sinergi ini.
• Untuk Memulai
Bisa dimulai melalui pembinaan parenting dengan
menggunakan bahan Growing Kids God’s Way. GKGW
sebetulnya sudah ada belasan tahun lalu yang kita pelajari
60 MA N D AT P E M U R I D A N K E L U A R G A
bersama-sama. Selama belasan tahun, saya melihat ada
dampak positif. Artinya kita melihat bahwa metode ini
menolong untuk orang tua diperlengkapi bagaimana
mendidik anak. Karena tidak pernah ada sekolahnya untuk
menjadi orang tua. Jadi ketika kita belajar mendidik anak,
sebetulnya yang kita pelajari adalah bagaimana menjadi
orang tua. Nah, untuk menjadi orang tua biasanya kita
berjuang sendiri. Kita mencontoh orang tua kita dahulu
atau melalui orang lain. GKGW mengajak kita melihat apa
prinsip Firman Tuhan dan apa yang Tuhan kehendaki untuk
kita menjadi orang tua. Dan ini yang paling penting karena
mau menjadi apa anak kita itu, Tuhan sudah pasti akan
mengerjakannya. Tapi, ketika ada bagian kita yang Tuhan
mau, itulah yang harus digumulkan terus menerus. Jadi,
ikut serta dalam pembinaan GKGW bukan supaya anak jadi
hormat atau supaya anak berhasil. Tetapi, yang lebih
penting bagaimana supaya orang tua berkenan dihadapan
Tuhan. Ketika gereja bisa menumbuhkan semangat ini
dalam diri orang tua, orang tua akan menjadi orang tua
yang berpengharapan di dalam Tuhan, tidak gampang
menyerah, dan terus menerus belajar serta bertumbuh di
dalam Firman. Dinamika seperti ini pasti akan membuat
pergerakan yang cepat dari gereja tersebut. Gereja pasti
akan mengalami pertumbuhan. Dan pertumbuhan itu pasti
akan menghasilkan kekuatan. Menurut saya, kesatuan hati
dan kesatuan derap hidup dari jemaat, itulah yang
menghasilkan kekuatan untuk kita menghadapi badai dan
serangan apapun.
62 MA N D AT P E M U R I D A N K E L U A R G A