303-Article Text-1892-3-10-20201130

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH ILMIAH

KARAKTERISTIK ALTERASI DAN TEKSTUR URAT KUARSA PADA PIT BARANI,


CEBAKAN EMAS MARTABE, KABUPATEN TAPANULI SELATAN,
PROVINSI SUMATRA UTARA

ALTERATION AND QUARTZ-VEIN TEXTURES CHARACTERISTIC AT BARANI PIT OF


MARTABE GOLD DEPOSITS, SOUTH TAPANULI REGENCY,
NORTH SUMATRA PROVINCE

Nada Salsabila Deva1, Euis Tintin Yuningsih1, Kurnia Arfiansyah Fachrudin1,


Nur Afrianti Saala2, dan Ade Triyunita2
1
Fakultas Teknik Geologi, Universitas Padjadjaran,
2
PT. Agincourt Resources Martabe
[email protected]

ABSTRAK

Pit Barani merupakan bagian dari wilayah kontrak karya PT Agincourt Resources yang terletak
di Kelurahan Aek Pining, Kecamatan Batangtoru, Kabupaten Tapanuli Selatan, Sumatra
Utara. Pit Barani berupa tambang terbuka, dengan tipe cebakan epitermal berupa urat-urat
yang menjadi tempat konsentrasi lebih banyak unsur logam. Penelitian bertujuan untuk
mengetahui karakteristik alterasi dan variasi tekstur urat kuarsa yang banyak terdapat pada
daerah Pit Barani dan mengidentifikasi tekstur urat kuarsa pembawa mineralisasi yang
ekonomis. Pengambilan conto batuan dilakukan pada saat pemetaan pit dan identifikasi
mineral alterasi menggunakan analisis laboratorium berupa analytical spectral devices (ASD),
serta analisis geokimia untuk mengetahui kadar unsur Au, Ag, dan Cu. Hasil penelitian
menunjukkan zona alterasi yang berkembang terdiri dari zona alterasi argilik
(kaolinit+illit+smektit), argilik lanjut (kuarsa+kaolinit+dikit), dan silisifikasi
(kuarsa+kalsedon+kaolinit). Tekstur urat kuarsa yang berkembang pada daerah penelitian
terdiri dari masif, crustiform, crustiform-colloform, brecciated, bladed, dan saccharoidal.
Tekstur urat kuarsa pembawa mineralisasi dengan kadar emas tinggi berupa crustiform-
colloform, banded diikuti oleh massive quartz oxide, dan lattice bladed. Urat kuarsa tersebut
berasosiasi dengan mineral lempung kaolinit+dikit dengan tingkat oksidasi sedang sampai
tinggi, serta berasosiasi dengan sulfida abu-abu yang mengandung kadar tertinggi mencapai
Au 76,65 ppm dan Ag 34 ppm.

Kata kunci: alterasi, argilik lanjut, crustiform-colloform banded, mineralisasi, tekstur kuarsa

ABSTRACT

Barani Pit is part of the PT Agincourt Resources Contract of Work, located in Aek Pining
Village, Batangtoru District, South Tapanuli Regency, North Sumatra. The Barani Pit is an
open pit mine, with epithermal deposit type in the form of veins which host for more
concentration of metal elements. This study aims to find out the alteration characteristics and
texture variations of quartz veins that are abundant in the Barani Pit area and to identify the
texture of quartz veins carrying economic mineralization. The pit mapping method is used to
get samples, and alteration mineral identification using analytical spectral devices (ASD), as
well as geochemical analysis to determine grade content of Au, Ag, and Cu elements. The
results showed that the developing alteration zone consisted of argillic (kaolinite+illite+
smectite), advanced argillic (quartz+kaolinite+dickite), and silicification (quartz+chalcedony+
kaolinite). Quartz textures of the veins that developed in the study area consisted of massive
quartz, crustiform, crustiform-colloform, brecciated, bladed, and saccharoidal. The texture of
mineralization bearing veins with high grade gold content were crustiform-colloform, banded,

Buletin Sumber Daya Geologi Volume 15 Nomor 3 - 2020 156


MAKALAH ILMIAH

followed by massive quartz oxide, and lattice bladed. These veins are associated with kaolinite
+ dickite clay minerals, moderate to high oxidation states, and are associated with grey
sulphides containing high grade up to Au 76.65 ppm and Ag 34 ppm.

Keywords: alteration, advanced argillic, crustiform-colloform, banded, mineralization, quartz


texture

PENDAHULUAN Barus-Vulkanik Angkola Tersier, Kubah


Dasit-Andesit dan Kompleks Diatreme
Daerah penelitian berada pada Pit Barani Tersier Akhir (Gambar 1).
yang merupakan tambang emas terbuka
pada wilayah kontrak karya PT Agincourt
Resources di Kecamatan Batang Toru,
Kabupaten Tapanuli Selatan, Sumatra
Utara. Wilayah Martabe terletak pada
fisiografi Barisan Barat, yang meliputi zona
subduksi pada bagian barat dan Bukit
Barisan pada bagian timur di Sumatra
Utara. Wilayah ini terletak dalam Sistem
Sesar Sumatra yang secara lokal dikenal
sebagai Sesar Sibolga dan Sesar Angkola-
Gadis, serta zona pengangkatan secara
struktural pada batuan meta-sedimen,
batuan sedimen, vulkanoklastik, dan
batuan vulkanik. Aktivitas tektonik
diperkiran sebagai penyebab terbentuknya
endapan hidrotermal, magmatisme multi
fase, pembentukan breksi freatik dan
freatomagmatik serta cebakan emas
Martabe.

Pit Barani terletak pada bagian selatan


wilayah kontrak karya, endapan ini memiliki
tipe mineralisasi berupa urat sebagai
tempat konsentrasi lebih banyak unsur
logam. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui tipe alterasi dan tekstur urat
kuarsa pembawa mineralisasi pada daerah Gambar 1. Stratigrafi daerah Martabe
penelitian. (Sutopo, 2013)

GEOLOGI REGIONAL Patahan utama pada wilayah Martabe


ditafsirkan dari kelurusan dan dari
Wilayah Martabe terletak pada cekungan pemetaan dengan arah baratlaut, utara-
busur depan dengan zona subduksi pada baratlaut hingga utara-timurlaut dan timur-
bagian barat dan vulkanisme aktif di timurlaut (Davies, 2002).
sepanjang sisi timur Bukit Barisan.
Magmatisme multifase dan periode METODE PENELITIAN
sedimentasi berlangsung pada daerah ini.
Menurut Sutopo (2013) stratigrafi daerah Metode yang digunakan dalam penelitian
ini dapat dibagi menjadi beberapa unit meliputi pemetaan pit, pengambilan conto
utama yaitu : meta-sedimen karbonan batuan permukaan dan bawah permukaan,
kelompok Tapanuli Paleozoikum, Granit analisis spektral, dan analisis geokimia.
Uluala Nagodang Mesozoikum, Sedimen Pemetaan pit dilakukan dengan

157 Buletin Sumber Daya Geologi Volume 15 Nomor 3 - 2020 : 156 - 168
MAKALAH ILMIAH

memetakan singkapan batuan, alterasi dan Satuan Konglomerat


mineralisasi, serta pengamatan tekstur urat Litologi terdiri atas perselingan
kuarsa. Saat pemetaan lapangan, konglomerat dengan batupasir.
dilakukan pengambilan conto batuan untuk Konglomerat berwarna abu-abu tua
kemudian dilakukan analisis spektra dan kecoklatan, fragmen berupa kuarsa
analisis geokimia. Pengambilan conto berbutir kasar, batupasir dan batulanau,
batuan dan urat kuarsa pada bawah dengan matriks batupasir. Bentuk fragmen
permukaan diambil dari tujuh lubang bor membundar tanggung sampai menyudut
batuan inti. tanggung, ukuran fragmen berangkal
sampai butiran, terpilah buruk, dan kemas
Analisis spectral yang dilakukan berupa terbuka. Pola alterasi selective pervasive,
Analytical Spectral Device (ASD) dengan intensitas alterasi sedang sampai
mempergunakan alat portable yang tinggi, silisifikasi, dan pada beberapa
dilakukan di Laboratorium Eksplorasi PT bagian teroksidasi sedang. Mineral oksida
Agincourt Resources, untuk berupa hematit dan gutit (Gambar 3b).
mengidentifikasi mineral lempung dan
mineral yang mengandung gugus (OH-), Satuan Breksi Vulkanik
dengan pembacaan harga panjang Breksi vulkanik berwarna putih kemerahan
gelombang setiap mineral yang dikenai sampai putih merah kecoklatan. Monomik,
sinar infrared pada sensor. Analisis andesitik klastik dengan matriks tuf. Bentuk
geokimia yang digunakan berupa uji fire fragmen menyudut sampai membundar
assay, untuk mengetahui kandungan unsur tanggung, ukuran fragmen berangkal
logam ekonomis pada batuan, khususnya sampai kerikil, terpilah buruk, dan kemas
Au, Ag, dan Cu. Uji fire assay dilakukan di terbuka. Batuan sudah teroksidasi kuat,
Laboratorium Eksplorasi PT Agincourt pola alterasi selective pervasive sampai
Resources terhadap 55 conto batuan dan pervasive, intensitas alterasi sedang
urat kuarsa. sampai kuat. Alterasi berupa mineral
lempung kaolinit, dikit, dan mineral oksida
HASIL DAN PEMBAHASAN hematit dan gutit (Gambar 3c).

Geologi Daerah Penelitian Satuan Breksi Freatomagmatik


Daerah penelitian dibedakan menjadi lima Breksi freatomagmatik berwarna abu-abu
satuan batuan dengan urutan dari tua ke sampai merah kecoklatan. Fragmen
muda, yaitu: satuan batupasir, satuan berupa kuarsa, batuan andesitik, klastik
konglomerat, satuan breksi vulkanik, dan vulkanik, dengan matriks pasiran. Bentuk
satuan breksi freatomagmatik (Gambar 2). fragmen menyudut sampai membundar
tanggung, ukuran fragmen bongkah
Satuan Batupasir sampai kerakal, terpilah buruk, dan kemas
Litologi terdiri atas batupasir, dan setempat terbuka. Tingkat oksidasi sedang sampai
terdapat perselingan batupasir dengan kuat, pola alterasi selective pervasive
batulanau. Batupasir halus berwarna abu- sampai pervasive, dengan intensitas
abu muda sampai abu-abu kuning alterasi sedang sampai kuat. Alterasi
kemerahan, ukuran butir pasir halus mineral lempung berupa ilit, smektit,
sampai pasir sedang, membundar, terpilah kaolinit, dan dikit, dan mineral oksida
baik, kemas tertutup, pola alterasi selective jarosit, hematit, dan gutit. Pada beberapa
pervasive sampai pervasive, intensitas tempat terdapat accretionary ball
alterasi sedang. Alterasi berupa mineral (Gambar 3d).
lempung kaolinit dan dikit, mineral oksida
hematit dan gutit, serta terdapat pirit pada Zonasi Alterasi Daerah Penelitian
beberapa tempat (Gambar 3a). Berdasarkan pemetaan lapangan dan
analisis ASD dari beberapa conto batuan,

Karakteristik Alterasi Dan Tekstur Urat Kuarsa Pada Pit Barani, Cebakan Emas Martabe, ...., Nada Salsabila Deva, dkk. 158
MAKALAH ILMIAH

menunjukkan mineral lempung berupa penelitian terbagi menjadi tiga, yaitu : zona
kaolinit, ilit, smektit, dan minor alunit alterasi silika, zona alterasi
sebagai penciri suatu zona alterasi yang kuarsa+kaolinit+dikit+k-alunit, dan zona
terdapat pada daerah penelitian. Zona alterasi kaolinit+ilit+smektit (Gambar 4).
alterasi yang berkembang pada daerah

Gambar 2. Peta geologi dan lokasi pengamatan singkapan batuan pada Pit Barani

159 Buletin Sumber Daya Geologi Volume 15 Nomor 3 - 2020 : 156 - 168
MAKALAH ILMIAH

Gambar 3. Singkapan batuan yang terdapat pada Pit Barani.


3a. Batupasir pada titik pengamatan NSD 18,
3b. Konglomerat pada titik pengamatan NSD 6,
3c. Breksi vulkanik pada titik pengamatan NSD 01,
3d. Breksi freatomagmatik pada titik pengamatan NSD 82.

Karakteristik Alterasi Dan Tekstur Urat Kuarsa Pada Pit Barani, Cebakan Emas Martabe, ...., Nada Salsabila Deva, dkk. 160
MAKALAH ILMIAH

Gambar 4. Peta sebaran zona alterasi dan kadar Au pada Pit Baran.

Zona Alterasi Silika dengan zona alterasi silisifikasi yang


Zona alterasi silika berwarna abu-abu terbentuk pada temperatur 150° – 200°C
sampai abu-abu tua kecoklatan, mineral (Hedenquist, dkk, 1998), dengan kondisi
alterasi berupa kuarsa dan kalsedon, pH <2 (Corbet and Leach,1997).
terjadi penambahan atau masuknya silika
oleh larutan hidrotermal (Gambar 5a). Analisis ASD yang dilakukan pada conto
Mineralisasi pada zona alterasi ini berupa batuan permukaan NSD 31, litologi
diseminasi pirit halus dan urat kuarsa. batupasir silisifikasi menunjukkan mineral
Tingkat oksidasi lemah sampai sedang, silika dan mineral oksida berupa gutit
dengan mineral oksida berupa gutit dan (Gambar 6a).
hematit. Zona alterasi ini disebandingkan

161 Buletin Sumber Daya Geologi Volume 15 Nomor 3 - 2020 : 156 - 168
MAKALAH ILMIAH

Zona Alterasi Kuarsa+Kaolinit+Dikit+ kaolinit terkristalisasi baik dan k-alunit.


K-Alunit Sedangkan pada litologi batupasir
Zona alterasi kuarsa+kaolinit+dikit+k-alunit menujukkan mineral lempung berupa
terdiri dari batuan berwarna putih keabuan kaolinit terkristalisasi baik, dikit, serta
sampai abu-abu kemerahan, mineral mineral oksida berupa hematit dan gutit
alterasi berupa mineral lempung kaolinit, (Gambar 6b).
dikit, dan setempat alunit (Gambar 5b).
Mineralisasi pada zona alterasi ini berupa Zona Alterasi Kaolinit+Ilit+Smektit
diseminasi pirit, sulfida abu-abu, dan urat Zona alterasi kaolinit+ilit+smektit terdiri dari
kuarsa. Tingkat oksidasi sedang sampai batuan berwarna abu-abu muda sampai
kuat, dengan mineral oksida berupa gutit abu-abu kekuningan, mineral alterasi
dan hematit. Zona alterasi ini berupa mineral lempung kaolinit, ilit, dan
disebandingkan dengan zona alterasi smektit (Gambar 5c). Mineralisasi pada
argilik lanjut yang terbentuk pada zona alterasi ini berupa diseminasi pirit dan
temperatur 150° – 200°C (Hedenquist, dkk, urat kalsit setempat. Tingkat oksidasi
1998), dengan kondisi pH asam yaitu 4 sedang sampai kuat, dengan mineral
(Corbet and Leach,1997). oksida berupa jarosit dan beberapa tempat
limonit. Zona alterasi ini disebandingkan
Analisis ASD dilakukan pada conto batuan dengan zona alterasi argilik yang terbentuk
permukaan NSD 70 litologi batupasir dan pada temperatur 150° – 250°C
NSD 16 litologi breksi freatomagmatik. (Hedenquist, dkk, 1998), dengan kondisi
Pada litologi breksi freatomagmatik pH 4-6 (Corbet and Leach,1997).
menunjukkan mineral lempung berupa

Gambar 5. Batuan teralterasi pada daerah penelitian. 5a. Alterasi silika yang terdapat
pada litologi perselingan batupasir dengan konglomerat dan litologi batupasir yang telah
mengalami silisifikasi, terdapat pirit dan setempat urat kuarsa pada titik pengamatan NSD 6,
5b. Alterasi kuarsa+kaolinit+dikit+k-alunit yang terdapat pada litologi breksi vulkanik
pada NSD 2, 5c. Alterasi kaolinit+ilit+smektit yang terdapat pada litologi breksi
freatomagmatik pada NSD 81

Karakteristik Alterasi Dan Tekstur Urat Kuarsa Pada Pit Barani, Cebakan Emas Martabe, ...., Nada Salsabila Deva, dkk. 162
MAKALAH ILMIAH

Analisis ASD yang dilakukan pada conto Zona Urat berarah tenggara-baratlaut
batuan permukaan NSD 48 litologi breksi pada satuan breksi vulkanik dan breksi
freatomagmatik menunjukkan mineral freatomagmatik
lempung berupa illit dan smektit, serta Urat memiliki arah umum N170°E, dengan
mineral oksida berupa jarosit (Gambar 6c). dip 72°. Dimensi urat dengan panjang
mencapai 15 m dan lebar 8 m. Urat kuarsa
Karakteristik Tekstur Urat Kuarsa Pada terdapat pada litologi breksi vulkanik dan
Pit Barani breksi freatomagmatik dengan intensitas
Pengambilan dan pengamatan conto urat alterasi kuat, pola alterasi pervasive sampai
dilakukan pada permukaan Pit Barani dan selective pervasive, intensitas oksidasi
beberapa titik lubang bor yang telah sedang sampai kuat. Alterasi berupa mineral
ditentukan. Pada Pit Barani terdapat tujuh lempung kaolinit, dikit, k-alunit, mineral
zona urat (Gambar 7). Arah urat pada daerah oksida berupa hematit, gutit, dan setempat
penelitian mengikuti segmen patahan dari jarosit. Tekstur kuarsa yang berkembang
Sistim Sesar Sumatra yang berarah adalah tekstur custiform banded quartz with
tenggara-baratlaut. oxide, dan crustiform-colloform yang
terdapat pada dinding Pit Barani.

Gambar 6. Spektrum pembacaan mineral lempung. 6a. Menunjukkan mineral gutit


pada titik pengamatan NSD 31, 6b. Mineral kaolinit terkristalisasi baik, dikit, k-alunit,
hematit, dan gutit pada titik pengamatan NSD 70 dan NSD 16, 6c. Mineral illit,
smektit, dan jarosit pada titik pengamatan NSD 48

163 Buletin Sumber Daya Geologi Volume 15 Nomor 3 - 2020 : 156 - 168
MAKALAH ILMIAH

Gambar 7. Peta geologi dan zona urat pada Pit Barani

Zona urat berarah relatif utara – selatan kuarsa yang berkembang adalah tekstur
pada satuan batupasir custiform banded dan crustiform-colloform
Urat memiliki arah umum N195°E, dengan yang terdapat pada bagian dinding Pit
dip 75°. Dimensi urat dengan panjang Barani.
mencapai 9 m dan lebar 3 m. Urat kuarsa
terdapat pada litologi batupasir dengan Zona urat berarah relatif utara – selatan
intensitas alterasi sedang sampai kuat, pada satuan konglomerat
pola alterasi pervasive sampai selective Urat memiliki arah umum N170°E, dengan
pervasive, intensitas oksidasi sedang dip 42°. Dimensi urat dengan panjang
sampai kuat. Alterasi berupa mineral mencapai 12 m dan lebar 5 m. Urat kuarsa
lempung kaolinit, dikit, k-alunit, mineral terdapat pada litologi perselingan batupasir
oksida berupa hematit dan gutit. Tekstur dan konglomerat dengan intensitas alterasi

Karakteristik Alterasi Dan Tekstur Urat Kuarsa Pada Pit Barani, Cebakan Emas Martabe, ...., Nada Salsabila Deva, dkk. 164
MAKALAH ILMIAH

lemah sampai sedang, pola alterasi gutit. Tekstur kuarsa yang dijumpai adalah
pervasive, intensitas oksidasi sedang masif dan massive oxide quartz pada
sampai kuat. Alterasi silisifikasi, mineral dinding Pit Barani.
oksida berupa hematit dan gutit. Tekstur
kuarsa yang berkembang adalah Urat bagian tenggara Pit Barani
brecciated, saccharoidal, dan massive Urat pada bagian tenggara Pit Barani
oxide quartz yang terdapat pada dinding Pit memiliki arah umum N210°E, dengan dip
Barani. 65°. Dimensi panjang mencapai 4,2 m dan
lebar 2,2 m. Urat kuarsa terdapat pada
Urat bagian utara Pit Barani litologi breksi vulkanik yang sudah
Urat pada bagian utara memiliki arah mengalami alterasi dengan intensitas
umum N210°E, dengan dip 68°. Dimensi alterasi sedang sampai kuat, pola alterasi
urat dengan panjang 4,2 m dan lebar 2,2 m, pervasive, intensitas oksidasi sedang
dan veinlets dengan lebar maksimum 30 sampai kuat, mineral oksida didominasi
cm. Urat kuarsa terdapat pada litologi oleh hematit, gutit, dan setempat jarosit,
breksi vulkanik dengan intensitas alterasi sedangkan mineral lempung berupa
sedang sampai kuat, pola alterasi selective kaolinit dan dikit. Tekstur kuarsa yang
pervasive sampai pervasive, intensitas dijumpai adalah masif pada dinding Pit
oksidasi sedang sampai kuat. Alterasi Barani.
berupa mineral lempung kaolinit, dikit, k-
alunit, mineral oksida berupa hematit dan Urat kuarsa pada daerah penelitian
gutit, setempat terdapat mineral jarosit. terdapat pada alterasi silisifikasi (zona
Tekstur kuarsa yang berkembang adalah alterasi silika) dan argilik lanjut (zona
custiform banded quartz with oxide dan alterasi kuarsa+kaolinit+dikit), dimana
terdapat bladed quartz pada dinding Pit proses penambangan dominan dilakukan
Barani. pada zona alterasi kuarsa+kaolinit+dikit
(argilik lanjut), oksidasi yang berkembang
Urat bagian tengah Pit Barani pada zona alterasi tersebut memiliki tingkat
Urat pada bagian tengah Pit Barani oksidasi sedang sampai kuat, dengan
memiliki arah umum N210°E, dengan dip mineral oksida berupa hematit, gutit, dan
65°. Dimensi panjang urat mencapai 4,2 m setempat jarosit.
dan lebar 2,2 m, serta terdapat veinlets
dengan dimensi maksimum 10 cm. Urat Hasil pengamatan tekstur yang dilakukan
kuarsa terdapat pada litologi breksi dari pengamatan permukaan pada
vulkanik dengan intensitas alterasi sedang lapangan dan beberapa titik lubang bor
sampai kuat, pola alterasi pervasive menunjukkan tekstur urat yang cukup
sampai intens, intensitas oksidasi sedang beragam. Hasil pengamatan megaskopis
sampai kuat. Alterasi berupa mineral menunjukkan tekstur mulai dari masif,
lempung kaolinit dan dikit, mineral oksida crustiform banded, crustiform-colloform,
berupa hematit dan gutit. Tekstur kuarsa brecciated, lattice bladed, dan
masif pada dinding Pit Barani. saccharoidal.

Urat bagian selatan Pit Barani  Masif


Urat pada bagian selatan Pit Barani Kenampakan tekstur masif mencirikan
memiliki arah umum N210°E, dengan dip adanya pengendapan larutan silika
65°. Dimensi panjang urat mencapai 4,2 m hidrotermal yang homogen tanpa adanya
dan lebar 2,2 m. Urat kuarsa terdapat pada tekstur lain seperti banding dan rekahan
litologi batupasir dengan intensitas alterasi (Dong, dkk, 1995). Urat kuarsa masif
sedang sampai kuat, pola alterasi berwarna putih, putih kecoklatan,
pervasive sampai intens, intensitas komposisi mineral terdiri dari kuarsa,
oksidasi sedang sampai kuat. Alterasi mengalami oksidasi yang cukup tinggi,
berupa mineral lempung kaolinit, dikit, mengandung Au 95 ppm, Ag 2 ppm dan Cu
mineral oksida didominasi oleh hematit dan 4 ppm (Gambar 8a).

165 Buletin Sumber Daya Geologi Volume 15 Nomor 3 - 2020 : 156 - 168
MAKALAH ILMIAH

 Crustiform boiling yang terjadi pada suatu sistim


Tekstur ini memiliki kenampakan geotermal. Proses penggantian berkaitan
perlapisan yang simetris, sempit, dan dengan terjadinya pencampuran fluida
berulang hingga beberapa sentimeter meteorik bersuhu lebih rendah dengan CO2
(Dong, dkk, 1995). Hal ini mengindikasikan yang dibebaskan dari larutan hidrotermal
adanya perbedaan tekstur, proporsi ketika mengalami pendidihan. Tekstur
mineral atau warna. Tekstur Crustiform bladed berwarna putih sampai coklat tua,
berwarna putih kekuningan sampai krem berupa kuarsa akibat kondisi boiling
dengan komposisi mineral kuarsa dan dengan kadar Au 0,87 ppm, Ag 3 ppm, dan
kalsedon yang mengandung kadar Cu 6 ppm (Gambar 8b).
mencapai Au 8.76 ppm, Ag 1 ppm, dan Cu
16 ppm (Gambar 8e). Tekstur urat pada daerah penelitian terbagi
menjadi dua yaitu, tekstur pertumbuhan
 Crustiform – Colloform primer dan tekstur penggantian. Tekstur
Tekstur crustiform memiliki kenampakan pertumbuhan primer dicirikan dengan
perlapisan yang simetris, sempit, dan tekstur masif, crustiform, dan crustiform-
berulang. Sebagai indikasi adanya colloform, sedangkan tekstur penggantian
perubahan pada kondisi fluida hidrotermal dicirikan dengan tekstur lattice bladed, dan
saat pembentukan urat, sehingga akan saccharoidal.
membentuk tekstur mineral seperti ukuran
butir, warna, dan proporsi mineral yang Tekstur masif mengindikasikan proses
berbeda. Tekstur colloform pembentukan yang terjadi dalam satu kali
mengindikasikan larutan silika berupa gel periode. Secara umum, setiap proses
dari mineral kalsedon yang memiliki butir dapat menyebabkan perubahan kondisi
sangat halus (Dong, dkk, 1995). Tekstur dan terbentuk crustiform secara
crustiform-colloform berwarna putih keabu- sederhana. Proses tersebut termasuk
abuan sampai krem kecoklatan, komposisi pendinginan, pencampuran dua fluida, dan
mineral kuarsa, kuarsa mikrokristalin, reaksi antara fluida dengan batuan
kalsedon, dan lineasi sulfida abu-abu, samping. Untuk menghasilkan banding
setempat sudah mengalami oksidasi crustiform yang kompleks diperlukan
dengan kandungan kadar tinggi mencapai banyak perubahan berulang dalam
Au 76,65 ppm, dan Ag 34 ppm (Gambar 8 komposisi mineralnya atau penurunan
c,d). tekanan, dimana penurunan tekanan ini
akan memungkinkan cairan mendidih,
 Brecciated mengakibatkan hilangnya gas,
Rekahan pada batuan samping diakibatkan pendinginan, kelarutan pH, presipitasi
oleh pertemuan fluida bersuhu tinggi mineral lain dan gangue. Tekstur colloform
dengan fluida yang bersuhu lebih rendah disebabkan oleh adanya kristalisasi dari gel
yang menyebabkan tekanan menjadi tinggi silika, dimana mengalirnya atau
dan menghancurkan batuan samping yang berpindahnya zat pengotor yang sangat
dilewatinya (Dowling dan Morrison, 1990). lambat dibandingkan dengan laju
Tekstur terbreksikan berwarna abu-abu pertumbuhan kristal, kemudian melekat
kecoklatan, komponen berupa batupasir, pada batuan samping atau urat kuarsa.
batulempung, dengan matriks kuarsa. Tekstur crustiform-colloform terjadi akibat
Kadar yang didapatkan pada tekstur banyaknya perubahan berulang dalam
terbreksikan Au 0,92 ppm, Ag 2 ppm, dan komposisi mineralnya, penurunan tekanan,
Cu 4 ppm Gambar 8f). yang akan memungkinkan cairan mendidih,
mengakibatkan terjadinya presipitasi
 Bladed mineral lain dan gangue. Tekstur
Tekstur lattice bladed tergolong tekstur saccharoidal merupakan hasil dari
pergantian, menurut Morrison, dkk, (1990) penggantian kalsit yang didistribusikan
tekstur ini erat kaitannya dengan kondisi secara acak yang akhirnya saling mengikat
dan membentuk tekstur saccharoidal.

Karakteristik Alterasi Dan Tekstur Urat Kuarsa Pada Pit Barani, Cebakan Emas Martabe, ...., Nada Salsabila Deva, dkk. 166
MAKALAH ILMIAH

Variasi tekstur urat pada daerah penelitian dengan tekstur terbreksikan. Mineralisasi
merepresentasikan proses-proses terutama Au-Ag terjadi secara efektif pada
hidrotermal tertentu selama pembentukan tahap ini. Endapan hidrotermal tahap akhir
endapan bijih (Gambar 9). Tahap awal dicirikan dengan pembentukan tekstur
terbentuknya endapan hidrotermal dicirikan bladed, dan saccharoidal. Tahap supergen
dengan pembentukan urat-urat kuarsa dicirikan dengan proses penggantian akibat
bertekstur masif. Tahap pertengahan oksidasi mineral yang terbentuk, tahap ini
dicirikan dengan pembentukan urat yang diinterpretasikan sebagai tahap terakhir
diawali dengan tekstur crustiform, dari proses mineralisasi di daerah
kemudian crustiform-colloform, dan diakhiri penelitian.

Gambar 8. Tekstur urat kuarsa pada Pit Barani, 8a. Kuarsa masif yang terdapat
pada titik pengamatan NSD 7, 8b. Bladed texture pada NSD 21,
8c-d. Crustiform-colloform texture pada NSD 9 dan NSD 69,
8e. Crustiform texture pada NSD 63, dan 8f. Brecciated texture pada NSD 7

Gambar 9. Urutan tahap terbentuknya endapan hidrotermal pada daerah penelitian

167 Buletin Sumber Daya Geologi Volume 15 Nomor 3 - 2020 : 156 - 168
MAKALAH ILMIAH

KESIMPULAN Anonim. 1996. Sandi Stratigrafi Indonesia,


Komisi Sandi Stratigrafi Indonesia.
Zona alterasi yang berkembang pada Ikatan Ahli Geologi Indonesia, 14 h.
daerah penelitian dikelompokkan menjadi 3 Anonim. 2009. AusSpec Workshop:
zona alterasi, yaitu zona alterasi silika yang Spectral Analysis and its Application
disebandingkan dengan zona alterasi to Exploration and Mining. AusSpec
silisifikasi, zona alterasi kuarsa + kaolinit + International, internal presentation.
dikit + k-alunit yang disebandingkan Corbett, J.G., and Leach, T.M., 1997,
dengan zona alterasi argilik lanjut, dan Southwest Pacific Rim gold-copper
zona alterasi kaolinit + illit + smektit yang systems: Structure, alteration,
disebandingkan dengan zona alterasi mineralization: Society of Economic
argilik. Mineralisasi yang hadir di daerah Geologist Special Publication, v.6, p.
penelitian yaitu pirit, mineral oksida (jarosit, 98 – 102.
gutit, dan hematit), dan berdasarkan Davies, B., 2002. Report on the structural
analisis geokimia terdapat emas, perak, review of the Martabe project,
tembaga, yang berasosiasi dengan urat Newmont Horas Nauli, internal
kuarsa. memorandum, p 5.
Dong, G., Morrison., G and Jaireth., S.,
Tekstur dengan kadar Au-Ag tertinggi 1995. Quartz Texture in Epithermal
sebagai salah satu pengontrol pembawa Veins, Queensland – Classification,
mineralisasi terdapat pada tekstur Origin, and Implication: Economic
crustiform-colloform. Tekstur crustiform- Geology, vol 90, p. 1841 – 1856.
colloform berada pada zona alterasi Dowling, K. and Morrison, G. W., 1990.
kuarsa+kaolinit+dikit+k-alunit, tingkat Application of quartz textures to the
oksidasi sedang sampai tinggi, serta classification of gold deposits using
berasosiasi dengan sulfida abu-abu. Kadar North Queensland examples:
yang dihasilkan mencapai Au 76,65 ppm Economic Geology, pp 342 – 355.
dan Ag 34 ppm. Hedenquist JW, Arribas A Jr, Reynolds
TJ.1998. Evolution of an
UCAPAN TERIMAKASIH intrusioncentered hydrothermal
system: Far Southeast Lepanto
Penulis mengucapkan terimakasih kepada porphyry and epithermal Cu-Au
seluruh pihak PT Agincourt Resources deposits, Philippines. Economic
Martabe Gold Mine, tim Departemen Mine Geology, 93 (4) p 373-404.
Geology, dan tim Departemen Eksplorasi Morrison, G., Guoyi, D., dan Jaireth, S.,
untuk akses data, serta Fakultas Teknik 1990. Textural Zoning in Epithermal
Geologi Universitas Padjadjaran untuk Quartz Veins. Klondike Exploration
proses administrasi pelaksanaan Services, p. 35.
penelitian. Sutopo Bronto, 2013. The Martabe Au-Ag
High-Sulfidation Epithermal
DAFTAR PUSTAKA Deposits, Sumatra, Indonesia:
Implications for Ore Genesis and
Alderton Conrad. 2017. Description and Exploration. University of Tasmania:
Comparison of the Martabe Deposits. Australia, p. 332.
Martabe Deposits Final, Internal
Report Martabe, p. 20 – 24.

Diterima : 17 Agustus 2020


Direvisi : 12 September 2020
Disetujui : 28 November 2020

Karakteristik Alterasi Dan Tekstur Urat Kuarsa Pada Pit Barani, Cebakan Emas Martabe, ...., Nada Salsabila Deva, dkk. 168

Anda mungkin juga menyukai