Sistem MIneralisasi Bombana, 2014
Sistem MIneralisasi Bombana, 2014
Sistem MIneralisasi Bombana, 2014
Abstrak
Berkembangnya Bombana sebagai mineral ekonomis emas (Au) letakan menjadi perhatian dunia, dengan mineralisasi primer
sistem orogenik, sistem ini tidak dikenal secara luas termasuk hubungan pembentukan mineralisasinya.
Penghimpunan data lapangan yang luas pada 2014 menghasilkan kondisi tipe mineralisasi primer yang berada di Wumbubangka –
Todoha, berupa keterdapatan urat kuarsa dan alterasi argilik pada batuan metamorf. Dari korelasi geokimia dengan kehadiran
mineralisasi urat kuarsa 3-5cm berarah timurlaut-baratdaya dengan hasil 18.5 ppm Au; 309 ppm As, terhadap mineral alterasi
analisa XRD : kaolinit, muskovit, illite, serta analisa petrografi yaitu sekis muskovit kuarsa pada satu daerah, dapat dianalisa
sebagai zona mineralisasi orogenik zona transisi epizonal – mesozonal.
Pembentukan milonit pada sekis yang menghasilkan generasi urat kuarsa pada foliasi, juga mengalami potongan urat kuarsa
berarah relatif N 20o – 50o E/70o dan N 200o – 230o E/70o, berhubungan erat terhadap kontrol struktur geologi yang berarah relatif
N 230o E/70o sistem dilatasi dan pengangkatan Wumbubangka.
Dengan mengetahui sistem yang mempengaruhi mineralisasi pada daerah metamorfik, diharapkan pendekatan lebih lanjut dalam
eksplorasi sistem orogenik dapat berkembang lebih baik.
Kata kunci: emas letakan, sistem mineralisasi orogenik, zona transisi epizonal – mesozonal, struktur dilatasi, Bombana, Sulawesi
Tenggara.
muskovit (1 %), pirit (trace), oksida besi (trace). Intepretasi F. Sesar Mendatar Rumbia
kondisi Tekanan (P): 5-7kb; Suhu (T): 500ᵒ-700ᵒ C; Sesar berarah utara-selatan, kehadiran sesar ini mempunyai
Kedalaman (D): 5-15 km. bidang miring relatif kearah barat diperkirakan berumur
D. Sekis Epidot Klorit (SEk), Warna abu-abu kehijauan, Plio-Pleistosen.
kompak, lepidoblastik, epidot (dominan), klorit (30%), G. Sesar Mendatar Poleang
mikrofelsik-mikrogranular silika, (20%), tremolit-aktinolit Sesar mendatar Poleang berarah relatif baratlaut-tenggara,
(2%) muskovit (5%), kuarsa (5%), kalsit (5%), diopsid dengan arah gerak sesar menganan dan bidang sesar kearah
(1%), pirit (trace), oksida besi (1%). Intepretasi kondisi selatan. Jenis struktur ini umumnya dinamakan
Tekanan (P): 5kb; Suhu (T): 500ᵒ C; Kedalaman (D): 17,5 pemisahan/buntut kuda (splay/horse tail), terbentuk pada
km. umur relatif Plio-Pleistosen.
E. Gamping Karbonat Onyx – Marmer (BMs), karbonat- H. Sesar Normal Daole
kalsit (dominan), muskovit (3%), klorit < 1%), kuarsa (1%), Sesar Normal Daole umur relatif Pleistosen berarah barat-
oksida besi gutit/limonit (1%), karbonan? (1%) timur, dengan bidang turun bagian utara. Zona ini dominasi
F. Serpentin (Spt), Warna coklat merah kehitaman, kilap sudah tertutup oleh Fm. Langkowala, sehingga menjadi
minyak, kompak, biotit, kontak sekis mika putih, kehadiran cekungan yang terisi oleh emas lepas.
hematit. Serpentin antigorit (dominan), krisotil (15%), bastit
(10%) magnesit (1%) brusit (1%), magnetit (4%), kromit Alterasi dan Mineralisasi G. Todoha dan Sekitarnya
(<1%). Pengamatan dan perekaman data lapangan berupa kehadiran
G. Konglomerat (Kgl), Warna coklat kehitaman, kompak, alterasi dan mineral pada area penyelidikan tidaklah terlalu
fragmen rijang, kuarsa-kuarsit, sekis, kontak dengan terlihat (Gambar 2).
gamping dibagian atas, perselingan lempung dan pasiran Untuk penciri alterasi orogenik ditetapkan 3 karakteristik,
dibagian bawah. yaitu (Groves et al., 1998);
H. Satuan Gamping (GpKl), Warna abu-abu, kecoklatan, 1. Kloritisasi. Klorit dapat muncul sendiri atau hadir
kompak, terekahkan minor kalsit, karbonat, berbutir. bersama-sama dengan kuarsa atau turmalin dalam bentuk
Karbonat mikrit/ mikrokristalin (dominan), karbonat- kumpulan mineral, beberapa anhidrit.
kristalin kalsit (15%), fragmen batuan (10%, kuarsa (5%). 2. Karbonatisasi. Alterasi tipe karbonatisasi menghasilkan
I. Satuan Gamping (GpT), Warna putih kemerahan, hitam mineral dolomit yang terbentuk dari aktivitas hidrotermal.
kecoklatan, kompak, terekahkan minor kalsit, karbonat, fosil Dolomit hasil alterasi memiliki ukuran butir yang lebih
moluska dan koral. kasar.
J. Batupasir (Bps), Warna abu-abu, kehitaman setempat 3. Serisitisasi. Tipe alterasi ini adalah tipe alterasi yang
kecoklatan, perlapisan sejajar dengan tebal 10-15cm. paling sering ditemukan pada batuan yang kaya aluminium,
seperti batusabak, granit, dan lain sebagainya (Evans, 1993).
Struktur geologi yang terekam pada daerah penelitian, Berikut pengamatan, serta rekaman data lapangan dengan
terbentuk secara berkala. Dari analisa citra udara hingga kehadiran karakterisitik mineral alterasi serta kehadiran
analisa statistik, diketahui susunan dan kejadian struktur mineral dalam tipe orogenesa.
sebagai berikut (tua-muda) (Peta 2) (Gambar 2);
A. Antiklonorium Todoha Kehadiran karbonat dan karbonat silika (11-1%).
Struktur ini terbentuk pada masa tekanan zona subduksi Kemunculan utama terdapat pada urat kuarsa searah
berumur Kapur. Periode ini memberikan tekanan yang kuat, perlapisan (30%) dan memotong perlapisan (10%) yang
serta menghasilkan struktur yang kompleks. Terbentuknya disertai kehadiran oksidasi seperti Fe dan Mn (3%)
perlipatan komplek yang memanjang arah relatif barat-timur, sepanjang urat tersebut.
patahan seretan berarah relatif utara-selatan serta rekahan Sedangkan kehadiran alterasi yang dominan terdapat pada
utama barat-timur. Roko-Roko dan sekitarnya, atau berada di utara area
B. Sesar Mendatar Eeya-Amotypa penyelidikan, berjarak 1-5Km dari Palang. Kehadiran
Sesar mendatar Eeya-Amotypa umur Kapur-Eosen berarah alterasi berupa silisifikasi (Silika, silika-karbonat), argilik
timurlaut-baratdaya dengan arah gerak sesar relatif mengiri (kaolinit, illite), dan klorit, berikut penjelasannya;
serta bidang miring kearah barat, merupakan batas
mineralisasi-alterasi yang dicirikan dengan zona ubahan dan A. Silisifikasi
oksidasi. Kehadiran alterasi ini berdasarkan mineral alterasi kuarsa
C. Sesar Mendatar Tahi Ite dan kuarsa karbonat, dengan tekstur masif, warna putih susu,
Sesar mendatar Tahi Ite umur Kapur-Eosen berarah relatif transparan. Setempat juga mengalami terpatahkan akibat
timurlaut-baratdaya dengan gerak sesar gerak sesar relatif tekanan, dengan bagian tengah terisi oleh pasir dan mineral
mengiri serta bidang miring kearah barat, keterdapatan pirit di Roko-Roko dan sungai Eeya.
mineralisasi dan alterasi juga dikontol oleh struktur ini. Kehadiran urat kuarsa ini terbagi atas urat searah perlapisan
D. Sesar Mendatar Roko-Roko (foliasi) arah relatif N 80-110o E/40-80 o. Ciri-ciri kuarsa ini
Sesar mendatar Roko-Roko umur Kapur-Eosen berarah putih susu, terekahkan beberapa tempat dan teroksidasi.
relatif timurlaut-baratdaya dengan gerak sesar relatif Kehadiran urat kuarsa yang transparan juga dengan
menganan serta bidang miring kearah tenggara, keterdapatan pematangan akibat panas terlihat di sekitar Palang.
mineralisasi dan alterasi juga dikontol oleh struktur ini. Urat kuarsa memotong foliasi muncul secara setempat di
E. Sesar Naik Kasipute beberapa lokasi dengan arah relatif N 220-120o E/40-80o,
Sesar naik Kasipute umur relatif Miosen berarah relatif akan tetapi dominan memotong terdapat di Roko-Roko
barat-timur, dengan bidang naik dalah bagian utara. dengan ciri-ciri oksidasi dengan tebal vein 0.5 - 5cm.
Disebandingkan dengan penulis terdahulu, menjelaskan Terdapat sedikitnya dua ciri yaitu urat kuarsa, dan urat
pengangkatan Wumbubangka terhadap pegunungan Rumbia kuarsa-kalsit.
(de Rover, 1956). B. Arigilik
Mineral alterasi yang banyak muncul dipermukaan adalah
kaolinit dan illite (analisa XRD), dengan sebaran di Roko-
PROCEEDINGS PIT IAGI KE-43, JAKARTA 2014
The 43st IAGI Annual Convention and Exhibition
Roko. Pencirinya berwarna merah-kuning, putih kekuningan, Geomagnetik Pangkuri Barat (Area BB)
dan merah bata (oksidasi). Variasi nilai kemagnetan di area ini 42661-42760.1 gamma
Kehadiran argilik tersebut disertai beberapa penciri seperti dengan rata-rata sebesar 42713, nilai kemagnetan pada
perlapisan akibat sekis dan mineral stibnite (Sb) yang bagian di dominasi oleh nilai kemagnetan yang rendah
bercirikan suhu rendah di sungai Tahi Ite hingga Roko- dengan pola profil yang smooth. Rata-rata nilai
Roko. kemagnetannya sangat rendah, tidak ditemukan fluktuasi
C. Klorit nilai kemagnetan, seperti area BA. Gradient profile
Kehadiran klorit tidak terlalu dominan, sebagian besar magnetic yang relatif datar/smooth mengindikasikan bahwa
berdasarkan pengamatan megaskopik terdapat pada sekis zona ini merupakan zona struktur yang kuat (intense), bisa
glaukofan sedangkan secara mikroskopik sekis amfibolit juga dikatakan pada zona ini terdapat proses pemanasan
kuarsa tidak hadir. Analisa XRD mencerminkan kehadiran yang menyebabkan penurunan nilai kemagnetan.
pada RC/163 berupa kalsit dan klorit-serpentin, dan RC/02 Geomagnetik Pangkuri (Area BC)
pada batuan sekis epidot-klorit. Area BC yang terletak di paling timur daerah survei
memiliki karakteristik yang berbeda dengan kedua area
Mineralisasi sebelumnya, distribusi suseptibiltas tinggi mengelompok di
Pada sekis mika (muskovit) kehadiran mineral yang paling permukaan saja. Dari analisa profil area ini memiliki
dominan adalah arsenic (As) dan pirit (Feo₂), setempat kemiripan dengan pola area BB, tapi dengan intensitas
kehadiran oksida besi terlihat seperti Fe dan Mn. Sedangkan kemagnetan yang relatif lebih tingi.
mineral emas yang terlihat dibatuan atau lepasan di endapan
pada area KP tidak terlihat secara megaskopik. Analisa Tatanan Geologi
Pada area diluar penyelidikan atau regional, beberapa Proses milonitisasi pada Bombana membawa pengaruh kuat
mineral yang sangat kuat kehadirannya terlihat dominan. terhadap pengisian lapisan berupa kuarsa yang tertekan kuat
Seperti Stibnit (Sb) hadir di sungai Tahi Ite pada batuan menjadi kuarsit, kemudian mengalami patahan atau rekahan
sekis mika, serta oksidasi kuat pada batuan khususnya di yang terisi kuarsa sebagian termineralisasi pirit-arsenopirit
Roko-Roko. dan oksida besi. Beberapa tempat merupakan fasies amfibolit
yang merupakan zona epizonal-mesozonal (D.I. Groves,
Data Geokimia 1993). Terobosan Peridotit yang tertekan kuat sebagian
Sebanyak 95 sampel teranalisa pada area penyelidikan, terubah menjadi serpentinit, kecendrungan beku ultra basa
dengan kemenarikan mineral emas prospek sebagai berikut; yang melepaskan silika sehingga sebaran kuarsa memotong
o RC/453 @ 18.7 g/t at Pampalere secara dominasi pada zona patahan. Dilatasi kuat akibat
o RC/460 @ 6.13 g/t at Roko_Roko Barat sesar Kolaka membuat terobosan pada sekis berupa serpentin
o RC/465 @ 5.91 g/t at Roko-Roko dibagian utara dan hornblende (Peta 3).
o RC/461 @ 0.77 g/t at Roko_Roko Barat Konglomerat mulai terendapkan, dengan ciri litologi kuarsa,
o RC/312 @ 0.06 g/t at Roko_Roko rijang, dan sekis. Bersamaan dengan ini terendapkan mineral
o RC/508 @ 0.05 g/t at Roko_Roko Barat potensial pada matrik batuan konglomerat. Proses dilatasi
o RC/148 @ 0.05 g/t at Roko_Roko kuat akibat sesar Kolaka, menbuat pengangkatan
o RC/462 @ 0.04 g/t at Roko_Roko Barat pegunungan Wumbubangka. Kemudian secara berurutan
o RC/305 @ 0.03 g/t at Eeya terbentuk batugamping Karbonat, Klastik hingga terumbu di
o RC/463 @ 0.02 g/t at Roko_Roko Barat bagian akhir yang mencirikan masa tenang (minor
o RC/455 & 466 @ 0.01 g/t at Roko_Roko deformasi). Struktur sudah berkurang aktifitasnya dan
Roko-Roko dan Roko-Roko barat mempunyai nilai kemungkinan besar disini terjadinya sesar turun dibagian
potensial, dengan kadar dari 5.91 – 0.01 g/t. Sedangkan pada utara pegunungan Wumbubangka. Terakhir terjadinya
Roko-Roko barat mempunyai kadar 6.13 – 0.01 g/t. pengendapan dan proses pembantuan hingga saat ini yang
dicirkan material lepas seperti pasir hingga kerakal.
XRD Permukaan
Sebanyak 10 sampel dianalisa XRD, bertujuan untuk Korelasi Geokimia Terhadap Geologi, XRD, dan Geofisika
membaca kehadiran mineral terutama mineral alterasi. Dengan menggunakan analisa geokimia, XRD dan geofisika.
Mineral kaolinit dan muskovit (suhu rendah) mempunyai Sangat dimungkinkan pendekatan yang baik dan juga tepat
hubungan emas (Au) 18.7 g/t, sedangkan Stibnite (Sb) pada target daerah potensial, serta seberapa besar potensial
signifikan berhubungan dengan moganite 1280 g/t. Arsenic yang bisa dilihat pada daerah penyelidikan. Maka disusun
(As) sangat berkaitan dengan kehadiran emas sebagai jejak pendekatannya secara bertahap agar dapat dilakukan koreksi.
mineral dan ubahannya. Geokimia Au Anomali
Pembagian anomali ini berdasarkan urutan kadar Au
Data Geofisika tertinggi hingga terendah (>1 ppm-0.009ppm) kemudian
Survei geofisika metode groundmagnetic menggunakan 2 disebandingkan dengan mineral jejak pada orogenik yaitu
unit magnetometer PPM G-856. Bertujuan untuk memetakan As, Fe, Mn, Ni, dan Sb. Fe, Mn, dan Ni bukan mineral jejak
keadaan bawah permukaan berdasarkan distribusi anomali utama akan tetapi dapat digunakan karena mempunyai nilai
magnetik batuan, dalam hal menentukan potensi lokasi yang anomali tertentu yang berkaitan.
menarik di dalam area penelitian.
Geokimia Au terhadap XRD dan Geomagnet
Geomagnetik Ps. Palang 1 (Area BA) Kehadiran Kaolinite dan Muscovit merupakan penciri
Area BA memiliki variasi nilai kemagnetan dari 42679.1 - kehadiran Au dan As, sedangkan Zircon mempunyai
42809.2 gamma dengan rata-rata 42738 gamma, nilai kecendrungan berasosiasi dengan Mn dan Ni.
kemagnetan blok ini lebih besar dari kedua blok lainnya. Pengamatan geofisika diutamakan pada daerah penyelidikan,
Dominasi nilai kemagnetan tinggi berada pada bagian sedangkan kemenarikan dilapangan terhadap geofisika tidak
selatan, profil undulasi dari magnetik terlihat pada bagian terlalu mendominasi. Sehingga sampel tidak menunjukan
timurnya diikuti dengan intensitas kemagnetan tinggi. kaitan yang berarti kecuali magnetik bernilai rendah
PROCEEDINGS PIT IAGI KE-43, JAKARTA 2014
The 43st IAGI Annual Convention and Exhibition
Area Penyelidikan