1 PB
1 PB
1 PB
ABSTRAK
Daerah Nyukang Harjo Kabupaten Lampung Tengah Provinsi Lampung tersingkap batuan beku
granitoid pada kondisi morfologi perbukitan rendah hingga perbukitan tinggi. Batuan beku pada
daerah penelitian tersebar dengan cukup luas dan mempunyai karakteristik yang menarik baik
secara megaskopis maupun secara petrografi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
karakteristik, komposisi, dan tipe batuan beku daerah penelitian. Metode yang digunakan dalam
penelitian ini meliputi observasi lapangan dan analisis petrografi menggunakan sampel batuan yang
telah diambil dari lokasi penelitian. Observasi lapangan mengidentifikasikan batuan granitoid pada
daerah penelitian berupa syenite. Hal tersebut diinterpretasi berdasarkan komposisi mineral yang
hadir pada batuan, dimana batuan syenite memiliki ciri warna segar putih krem dengan warna lapuk
putih kecoklatan, hal tersebut dipengaruhi oleh komposisi penyusun syenite didominasi alkali-
feldspar. Hasil analisis petrografi didapatkan penamaan batuan berupa quartz syenite dan quartz
monzonite dimana kedua batuan ini merupakan kelompok batuan beku plutonik yang bersifat asam
hingga intermediet. Mineral penyusun quartz syenite didominasi oleh alkali feldspar serta terdapat
mineral plagioklas (An30-An34), dan sedikit kuarsa, biotit, muskovit serta mineral sekunder seperti
klorit, serisit, dan opak dengan tekstur khusus berupa perhite dan graphic. Sedangkan quartz
monzonite didominasi oleh mineral alkali-feldspar dan plagioklas (An38) serta sedikit kuarsa, mineral
penyusun lainnya berupa, biotit, dan serisit dengan tekstur khusus berupa perhite dan myrmekite.
Kata kunci: Granitoid, karakteristik, tipe, petrografi, Lampung
ABSTRACT
The Nyukang Harjo area, Central Lampung Regency, Lampung Province is exposed to granitoid
igneous rocks in morphological conditions of low hills to high hills. Igneous rocks in the study area
are widely distributed and have interesting characteristics both megascopic and petrographic. This
study aims to determine the characteristics, composition, and type of igneous rock in the study area.
The methods used in this study include field observations and petrographic analysis using rock
samples that have been taken from the research site. Field observations identified types of granitoid
rocks in the study area, namely syenite. This is interpreted based on the mineral composition present
in the rock, where the syenite rock has a characteristic fresh milky white color with brownish white
weathered color, it is influenced by the composition of the syenite which is dominated by alkali-
feldspar. The results of petrographic analysis show that the rock names are quartz syenite and quartz
monzonite, where these two rocks are a group of acidic plutonic to int er medi ate igneous rocks.
The mineral constituents of quartz syenite are dominated by alkali-feldspar and there are
plagioclase minerals (An30-An34), quartz, biotite, muscovite and secondary minerals such as chlorite,
sericite, and opaque with special textures such as perhite and graphic. While quartz monzonite is
dominated by alkali-feldspar and plagioclase (An38), little quartz, other constituent minerals such as,
biotite, and sericite with special textures in the form of perhite and myrmekite.
Keywords: Granitoid, characteristic, type, petrography, Lampung
23
Bulletin of Scientific Contribution: GEOLOGY, Volume 17, Nomor 1, April 2022 : 23-32
24
Bulletin of Scientific Contribution: GEOLOGY, Volume 17, Nomor 1, April 2022 : 23-32
25
Bulletin of Scientific Contribution: GEOLOGY, Volume 17, Nomor 1, April 2022 : 23-32
Gambar 3. Digital Elevation Model daerah penelitian memperlihatkan tiga kelas kelerengan yaitu
perbukitan rendah dengan elevasi 50-200 meter, perbukitan dengan elevasi 200-500 meter, dan
perbukitan tinggi dengan elevasi 500-1000 meter
Bentuk lahan daerah penelitian berdasarkan menempati sebanyak 5% dari daerah penelitian.
observasi lapangan terdiri dari lima satuan Perbukitan rendah denudasional landai (PRD)
bentuk lahan yaitu channel irregular meander dengan elevasi 100-200 mdpl yang tersebar di
(CIM), dataran banjir (DB), perbukitan rendah sebagian besar daerah penelitian dan
denudasional landai (PRD), perbukitan menempati 65% dari total keseluruhan daerah
denudasional curam (PDC) dan perbukitan tinggi penelitian. Perbukitan denudasional curam
curam (PTC). Channel irregular meander (CIM) (PDC) dengan elevasi 200-500 mdpl tersebar
merupakan bentuk lahan disepanjang sungai sebanyak 20% dari daerah penelitian yang
Way Seputih yang mengalir dari timur ke barat berada di bagian barat daya dan tenggara
pada derah penelitian yang berada pada elevasi daerah penelitian serta perbukitan tinggi curam
0-100 mdpl dengan kelerengan datar (0-2%) (PTC) dengan elevasi 500-1000 mdpl tersebar
hingga curam (21-55%). Bentang alam dataran sebanyak 10% dari daerah penelitian yang
banjir (DB) memiliki elevasi 75-100 mdpl yang berada di barat daya daerah penelitian (Gambar
tersebar di sekitar sungai Way Seputih dan 4)
26
Bulletin of Scientific Contribution: GEOLOGY, Volume 17, Nomor 1, April 2022 : 23-32
Berdasarkan observasi lapangan jenis persebaran batuan granitoid daerah penelitian merupakan
berupa syenite. Identifikasi tersebut dan plagioklas. Karakteristik megaskopis
berdasarkan warna segar batuan yang berwarna warna segar putih krem dengan warna
dipengaruhi oleh mineral penyusun yang lapuk putih kecoklatan. Memiliki tekstur fanerik
didominasi oleh mineral alkali feldspar dengan dengan ukuran mineral 0-5 cm hingga 2,5 cm,
sedikit mineral kuarsa. Selanjutnya komposisi berbentuk subhedral, derajat kristalisasi
mineral penyusun batuan diidentifikasi dengan holokristalin dengan seluruh komposisi batuan
analisis petrografi untuk mengetahui lebih detail berupa kristal. Syenit memiliki didominasi oleh
sehingga didapatkan karakteristik dan kandungan alkali feldspar dan ditemukan
penamaan petrografi batuan berdasarkan mineral penyusun lain seperti plagioklas, dan
mineral penyusun berupa kuarsa, alkali feldspar, sedikit kuarsa serta biotit.
27
Bulletin of Scientific Contribution: GEOLOGY, Volume 17, Nomor 1, April 2022 : 23-32
KARAKTERISTIK PETROGRAFI
Analisis petrografi dilakukan untuk mengetahui kandungan mineral penyusun batuan secara rinci
sehingga didapatkan penamaan batuan lebih detail. Berdasarkan analisis petrografi didapatkan
penamaan menggunakan klasifikasi Streckeisen & Le Bas (1991) berupa quartz syenitedan quartz
monzonite (Gambar 6).
Gambar 6. Penamaan batuan granitoid daerah penelitian (Streckeisen & Bas, 1991)
Quartz syenite secara mikroskopis didominasi sekunder, klorit, dan muskovit. Kemudian,
oleh mineral alkali-feldspar (60-71%) dan quartz monzonite terdiri dari mineral alkali-
terdapat mineral plagioklas (10-17%), kuarsa feldspar (44-53%), plagioklas (31-33%), kuarsa
(9-12%) serta biotit (4-6%) sebagai mineral (8-17%) serta mineral ubahan dan mineral
utama. Selain itu terdapat juga mineral ubahan aksesoris berupa serisit dan biotit sekunder.
dan mineral aksesoris seperti serisit, biotit
Quartz
GR2 16 41 34 - - - 9 -
Monzonite
GR3 12 68 10 - 5 3 2 - Quartz Syenite
Quartz
GR5 8 53 31 5 - - 3 -
Monzonite
Quartz
GR6 17 44 33 5 - - - 1
Monzonite
GR7 10 66 17 - 4 1 2 - Quartz Syenite
Quartz syenite secara keseluruhan memiliki subhedral-anhedral dalam jumlah yang sedikit.
tekstur porforitik dimana alkali-feldspar hadir Serta biotit muncul dengan bentuk subhedral
sebagai fenokris (Gambar 7B). Fenokris dengan dengan ukuran fanerik sedang. Beberapa
bentuk subhedral tertanam dalam masa dasar sampel mengindikasi terjadinya alterasi atau
kuarsa dengan butir sedang. Sebagian besar peroses ubahan dengan kehadiran mineral
mineral alkali-feldspar menunjukkan tekstur ubahan seperti serisit, klorit, dan biotit sekunder
perhite dan graphic yang menandatan adanya dengan jumlah yang sedikit. Mineral serisit hadir
intergrowth (tumbuh bersama) antara mineral dari proses ubahan mineral plagioklas dan alkali-
alkali-feldspar dengan kuarsa (Gambar 7A). feldspar, kemudian mineral klorit dan biotit
Mineral kuarsa hadir dengan bentuk kristal sekunder hadir sebagai ubahan dari mineral
subhedral-anhedral. Sedangkan plagioklas biotit.
berjenis andesine An30-An34 berbentuk
28
Bulletin of Scientific Contribution: GEOLOGY, Volume 17, Nomor 1, April 2022 : 23-32
Gambar 7. Kenampakan mikrografi quartz monzonite: (A) sampel GR1 tersusun oleh mineral
alkali-feldspar, plagioklas, kuarsa, biotit, serisit, muscovit, dan opak dengan tekstur khusus
berupa perhite dan graphic; (B) sampel GR3 menunjukkan kehadiran fenokris alkali-feldspar
dengan tekstur perhite serta terdapat tekstur graphic; (C) sampel GR4 tersusun oleh mineral alkali
feldspar, plagioklas, kuarsa, muskovit, serisit, dan biotit sekunder dengan tektur perhite dan
graphic; (D) sampel GR7 tersusun oleh mineral alkali-feldspar, plagioklas, kuarsa, muskovit,
serisit, dan klorit
29
Bulletin of Scientific Contribution: GEOLOGY, Volume 17, Nomor 1, April 2022 : 23-32
Gambar 8. Kenampakan mikrografi quartz monzonite: (A) sampel GR2 tersusun atas mineral
alkali-feldspar, plagioklas, kuarsa, dan serisit; (B) sampel GR5 tersusun atas mineral alkali-
feldspar, plagioklas, kuarsa, serisit, dan biotit sekunder hadir tektur khusus berupa graphic dan
perhite; (C) sampel GR6 tersusun atas mineral alkali-feldspar, plagioklas, kuarsa, dan biotit
sekunder dengan tekstur khusus berupa myrmekite dan perhite
Selanjutnya paragenesa quartz monzonite tidak yang panjang sehingga dapat tumbuh dengan
berbeda jauh dengan quartz syenite. Mineral sempurna. Pada kenampakan mikrografi quartz
primer yang terbentuk secara berturut-turut monzonite ditemukan tekstur intergrowth antara
yaitu plagioklas, alkali feldspar, kuarsa, dan kuarsa dan alkali feldspar menandakan bahwa
biotit (Tabel 3). Mineral plagioklas, alkali mineral ini tumbuh secara bersamaan.
feldspar, dan kuarsa memiliki rentang waktu
30
Bulletin of Scientific Contribution: GEOLOGY, Volume 17, Nomor 1, April 2022 : 23-32
31
Bulletin of Scientific Contribution: GEOLOGY, Volume 17, Nomor 1, April 2022 : 23-32
32