Uas BHS Indo

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 3

Nama : Sean Sanggap Nathan P.

NPM : 201000351
Kelas : H – UAS Bahasa Indonesia
Dosen : Muhamad Ryan Hidayat, M.Pd.

1. Struktur Bahasa Hukum meliputi peristiwa yang dilukiskan secara kronoligis yang
harus diverifikasi (diperiksa benar/salah). Oleh karena itu, pemakaian bahasa dalam
hukum harus memenuhi tiga kriteria yaitu deskriptif, evaluatif, dan preskriptif.
Saudara jelaskan tiga kriteria struktur bahasa hukum tersebut!
Jawab:
1) Deskriptif, yaitu kalimat-kalimat yang dapat diklasifikasikan sebagai “benar” dan
“tidak benar”. Ke-tidak-benaran dari pernyataan deskriptif pada dasarnya
ditentukan oleh pengujian pernyataan pada kenyataan.
2) Evaluatif, yaitu digunakan untuk menilai atau mengevaluasi. Namun, bahasa
evaluasi sering dihindari karena tidak memberi kepastian dan hanya digunakan
untuk asas-asas hukum yang abstrak.
3) Preskriptif, yaitu ditujukan untuk mengarahkan perilaku manusia, biasanya dapat
dikenali dari istilah-istilah deontis seperti wajib, dilarang, dan sebagainya.

2. Tingkatan Bahasa Indonesia Hukum meliputi bahasa resmi, bahasa semi resmi,
bahasa pergaulan, dan bahasa vulgar. Saudara jelaskan dan berikan contoh tingkatan
Bahasa Indonesia Hukum tersebut!
a. Bahasa resmi adalah ragam bahasa yang biasa digunakan dalam
suasana resmi atau formal, misalnya surat dinas, pidato dan makalah atau karya
tulis. Contoh: saya sudah menyelesaikan pekerjaan rumah tersebut.
b. Bahasa semi resmi adalah ragam penuturan yang menyampaikan kalimat dalam
bentuk yang tidak lengkap dari segi struktur atau gramatikal serta menggunakan
ragam bahasa tidak baku atau resmi. Contoh: Saya sudah ngerjain PR tadi malam
c. Bahasa pergaulan adalah salah satu variasi bahasa yang sengaja digunakan dan
diciptakan khususnya oleh kalangan remaja atau anak-anak muda untuk
meningkatkan keakraban dan eksistensi dalam kelompok mereka. Contoh: Gue
suka banget film-film Marvel, kece parah.
d. Bahasa vulgar adalah variasi sosial yang ciri – cirinya adalah pemakai bahasa oleh
mereka yang kurang terpelajar, atau dari kalangan mereka yang tidak
berpendidikan. Oleh karena itu, bahasa yang dipergunakan adalah bahasa dengan
kata – kata kasar. Contoh: dasar setan tuh orang!

3. Jelaskan dengan konkret ciri-ciri bahasa hukum!


a. Lugas dan eksak karena menghindari kesamaran dan ketaksaan
b. Objektif dan menekan prasangka pribadi
c. Memberikan definisi yang cermat tentang nama, sifat, dan kategori yang diselidiki
untuk menghindari kesimpangsiuran
d. Tidak beremosi dan menjauhi tafsiran yang bersensasi
e. Membakukan makna kata-katanya, ungkapannya, dan gaya paparannya
berdasarkan konvensi
f. Bercorak hemat, hanya kata yang diperlukan yang dipakai
g. Bentuk, makna, fungsi kata ilmiah lebih mantap dan stabil daripada yang dimiliki
kata biasa.

4. Analisis unsur bahasa hukum yang meliputi latar belakang masalah, identifikasi
masalah, unsur sebab akibat serta hipotesis dari artikel berikut!
a. Latar belakang masalah
Luasnya lahan perkebunan kelapa sawit yang dibuka dan lemahnya
pengelolaan lahan membuat sistem pengendalian dalam perizinan perkebunan
kelapa sawit belum memadai dan akuntabel. Dengan tidak adanya mekanisme
perencanaan perizinan berbasis tata ruang yang efektif tersebut, maka terdapat
kesulitan dalam mengendalikan perkebunan kelapa sawit. Lemahnya pengelolaan
lahan dan perizinan di sektor perkebunan sangat berpotensi terjadinya tindakan
korupsi dalam pemberian izin.
b. Identifikasi masalah
1) Bagaimana upaya yang dapat dilakukan agar perizinan di sektor perkebunan
kelapa sawit terkendali dan terhindar dari praktik korupsi?
2) Bagaimana upaya untuk meningkatkan mekanisme perencanaan perizinan
berbasis tata ruang yang efektif?

c. Unsur sebab akibat


Karena tidak ada mekanisme perencanaan perizinan berbasis tata ruang yang
efektif dan tidak ada koordinasi antar lintas lembaga dalam penerbitan dan
pengendalian izin di sektor perkebunan kelapa sawit, akibatnya banyak praktik
korupsi dalam penyelesaian sengketa perizinan tersebut.
d. Hipotesis
Persoalan lahan sawit sering sekali menyebabkan peluang tindak korupsi, oleh
sebab itu perlunya perhatian dari pemerintah untuk menangani persoalan ini
dengan meningkatkan mekanisme perizinan yang terkendali.

Anda mungkin juga menyukai