Inspeksi

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 5

A.

Inspeksi K3
Kegiatan inspeksi K3 merupakan inspeksi yang teratur dan terencana serta merupakan
usaha untuk mencapai target yang telah diprogramkan oleh P2K3 di perusahaan, target tersebut
adalah :
1. Melakukan upaya pencegahan terhadap timbulnya bahaya kecelakaan kerja dan
pencapaian zero accident.
2. Meminimalkan dan bahkan menghilangkan timbulnya kebakaran.
3. Menciptakan sistem pengawasan yang dapat menunjukkan adanya ketimpangan pada
sistem manajemen yang ada.
B. Obyek Inspeksi
Inspeksi K3 dilakukan secara rutin di seluruh area dan departemen yang berhubungan
langsung dengan proses produksi ataupun proses lain.
a. Inspeksi Peralatan Keselamatan Kerja
Inspeksi peralatan keselamatan kerja dilakukan terhadap seluruh peralatan keselamatan,
diantaranya fasilitas pemadam kebakaran, emergency light, dan safety equipment. Hal ini
bertujuan agar alat-alat tersebut selalu dalam keadaan aman dan siap pakai apabila sewaktu-
waktu dibutuhkan atau dipergunakan. Pelaksanaan inspeksi dilakukan secara rutin yaitu setiap
hari oleh inspektor (P2K3) sehingga potensi bahaya yang ada di perusahaan seperti kecelakaan
kerja, kebakaran dan peledakan dapat diminimalkan.
 Inspeksi Fasilitas Alat Pemadam Kebakaran
Perlu dilakukan inspeksi terhadap fasilitas pemadam kebakaran seperti hydrant dan Alat
Pemadam Api Ringan (APAR). Inspeksi terhadap peralatan pemadam kebakaran jenis hydrant
dilakukan setiap 3 bulan sekali meliputi pengecekan tekanan air hydrant, kondisi atau kesiapan
air hydrant, serta pengecekan nozzle dengan kopling. Sedangkan pengecekan kondisi serta
kelengkapan bagian-bagian hydrant dilakukan setiap 2 minggu sekali secara rutin seperti kondisi
nozzle, hose, kopling, kunci valve dan kondisi box hydrant. Untuk jenis alat pemadam api ringan
(APAR) dilakukan inspeksi mengenai kondisi alat secara fisik yaitu segel, pen pengaman, batas
expired, tekanan bar, nomor APAR, area atau lokasi penempatan APAR, berat APAR, jenis
APAR, dan waktu dilakukannya inspeksi. Inspeksi APAR secara fisik dilakukan setiap 2 minggu
sekali.
 Safety Equipment
Safety equipment perlu di inspeksi untuk menjamin keselamatan dan keamanan tenaga
kerja saat melakukan pekerjaan. Pengujian safety equipment dilakukan secara visual setiap akan
dilakukan pekerjaan diantaranya dari segi kelengkapan, kondisi alat serta kelayakan. Macam
safety equipment diantaranya peralatan safety pada forklift, peralatan safety pada loader,
peralatan safety pada electric chain hoist, serta alat pelindung diri. Peralatan keselamatan untuk
peralatan berat forklift dan loader diantaranya safety belt yang digunakan operator untuk
menjalankan peralatan berat tersebut. Peralatan safety untuk peralatan berat electric chain hoist
atau lift barang yaitu sangkar atau keranjang yang terbuat dari kawat anyaman dan rantai
pengaman untuk melindungi barang yang diangkut agar tidak jatuh. Sedangkan alat pelindung
diri seperti safety shoes, tameng muka (face shield), helm, googles, ear plug, safety belt,
kacamata, full face, sarung tangan, body pack, dan ear muff digunakan pada pekerjaan-pekerjaan
yang memiliki potensi bahaya yang sangat tinggi seperti pekerjaan api (pengelasan,
penggerindaan). Apabila peralatan safety tidak berfungsi sebagaimana mestinya maka akan
sangat berbahaya bagi para pekerja. Inspeksi Safety Equipment dilakukan untuk setiap tenaga
kerja pada saat melakukan pekerjaan yang memiliki resiko tinggi terhadap kecelakaan kerja.
Pengecekannya dilakukan sebelum peralatan tersebut dipergunakan sehingga tenaga kerja dapat
bekerja dengan aman dan nyaman.
b. Inspeksi Alat Pelindung Diri (APD)
Inspeksi APD ditujukan pada tenaga kerja yang melakukan pekerjaan dengan
memastikan tenaga kerja tersebut menggunakan APD pada saat melakukan pekerjaan dengan
cara yang baik dan benar. Pengawasan penggunaan alat pelindung diri lebih diprioritaskan bagi
tenaga kerja yang melakukan pekerjaan dengan tingkat bahaya resiko tinggi, misalnya pada
pekerjaan pengelasan, penggerindaan, pekerjaan maintenance, pekerjaan penggilingan mie
scrape, dan pada kegiatan produksi.
c. Inspeksi Ijin Melakukan Pekerjaan
Yaitu inspeksi terhadap sistem ijin kerja (work permit) berupa dokumen tertulis yang
diisi oleh pekerja atau pemohon ijin atau departemen terkait, yang kemudian diperiksa oleh
auditor K3 dan diketahui oleh ketua P2K3 atau ahli K3 selaku pengawas serta penanggung jawab
keamanan dan keselamatan dalam pekerjaan. Hal-hal yang diinspeksi antara lain :
1) Pengisian Ijin Melakukan Kerja
a) Penjelasan identitas pekerja dan pekerjaan
b) Potensi terjadi bahaya
c) Tindakan pencegahan atau APD yang dipakai
d) Kondisi yang harus diperhatikan
e) Estimasi waktu kerja
2) Kesesuaian antara ijin kerja dengan pelaksanaannya dilapangan
d. Inspeksi Peralatan Berat
Tujuan dilaksanakannya inspeksi peralatan berat adalah agar peralatan berat tersebut
selalu dalam keadaan aman bila dioperasikan. Jenis peralatan berat yang perlu di inspeksi
diantaranya forklift, loader, dan electric chain hoist (lift barang). Hal yang diinspeksi meliputi
keadaan keseluruhan alat serta kelayakan pakai dari peralatan berat tersebut seperti kondisi
mesin, keadaan rem, keadaan peralatan pendukung pada forklift dan loader seperti ban, kaca
spion, lampu retting, klakson dan safety belt. Pada electric chain hoist seperti keranjang atau
sangkar barang dan rantai pengaman.
e. Inspeksi Umum
Inspeksi umum yaitu suatu inspeksi yang dilakukan secara menyeluruh di semua area
serta mencakup tentang semua aspek keselamatan dan kesehatan serta lingkungan kerja. Dari
aspek keselamatan kerja antara lain dari peralatan keselamatan, penggunaan alat pelindung diri,
unsafe action dan unsafe condition. Aspek kesehatan kerja meliputi sikap kerja dan perlindungan
tenaga kerja terhadap bahaya dari faktor lingkungan kerja seperti panas, bising, debu dan
kelembaban. Inspeksi umum meliputi gabungan dari inspeksi peralatan keselamatan kerja,
inspeksi personal, inspeksi khusus, dan inspeksi peralatan berat. Hal-hal yang diperiksa dalam
inspeksi ini mulai dari peralatan, perawatan, tenaga kerjanya, sistem yang diterapkan dan
lingkungan kerjanya. Inspeksi umum dilaksanakan oleh inspektor K3 harian dengan tujuan untuk
meminimalkan kecelakaan kerja untuk mencapai zero accident.
➢ Inspeksi harian
Yaitu inspeksi harian yang dilakukan oleh inspektor K3 untuk memperoleh data-data
mengenai unsafe action, unsafe condition dan lingkungan kerja dengan cara menganalisa data-
data yang diperoleh dan menentukan tindakan yang dilakukan selanjutnya sehingga kecelakaan
kerja dapat diminimalkan bahkan dapat dihilangkan. Untuk mendukung program inspeksi harian
maka P2K3 didukung oleh seluruh departemen yang berada di perusahaan dan juga seluruh
karyawan berpartisipasi dalam pelaksanaan inspeksi harian serta melaporkan kepada kepala
departemen yang bersangkutan atau tim P2K3 jika diketahui atau ditemukan adanya
penyimpangan yang menimbulkan bahaya kecelakaan kerja, kebakaran dan peledakan.
➢ Inspeksi Kebersihan Lingkungan
Yaitu suatu program yang dibuat dengan tujuan menciptakan lingkungan kerja yang
bersih dan sehat. Limbah atau sampah yang berada di lingkungan pabrik baik dari proses
produksi ataupun bukan telah diolah dengan baik.
C. Pelaksanaan Inspeksi
Adapun tugas dari seorang inspektor antara lain adalah sebagai berikut :
a. Melaksanakan inspeksi secara obyektif ke seluruh tempat atau unit kerja.
b. Memberikan prosedur pelaksanaan inspeksi kepada unit kerja yang akan diinspeksi.
c. Mencari temuan-temuan atau penyimpangan yang berpotensi terhadap bahaya kecelakaan
kerja, kebakaran dan peledakan yang ada di lapangan.
Pelaksanaan inspeksi K3 di perusahaan dilakukan sesuai dengan jadwal yang telah
ditetapkan oleh P2K3. Adapun pelaksanaan inspeksi terbagi menjadi 3 tahap, yaitu tahap
persiapan, tahap pelaksanaan, tahap palaporan.
a) Tahap Persiapan
1) Pembuatan jadwal inspeksi dan area inspeksi yang disusun oleh bagian (P2K3).
2) Pemberitahuan jadwal inspeksi dan pelaksanaan inspeksi kepada departemen lain
yang terkait dalam pelaksanaan inspeksi.
b) Tahap pelaksanaan
1) Inspektor K3 melakukan inspeksi terhadap bagian-bagian tertentu sesuai dengan
jadwal inspeksi yang telah ditentukan.
2) Mencatat temuan-temuan di lapangan disertai dengan rekomendasi atau saran dan
tindakan perbaikan.
c) Tahap laporan
1) Inspektor melaporkan hasil temuan kepada ketua P2K3, kemudian ketua P2K3
merekomendasikan untuk di follow up ke departemen masing-masing agar
dilakukan perbaikan. Kemudian inspektor akan melakukan evaluasi dan verifikasi
atas tindakan perbaikan.
2) Temuan hasil inspeksi akan dibahas dalam sidang P2K3.
D. Tindakan Lanjutan Inspeksi K3
Dari kegiatan inspeksi yang dilakukan kemudian dibuat surat rekomendasi dari ketua
P2K3 yang ditujukan kepada kepala departemen terkait yang berisi hasil temuan inspeksi,
potensi sumber bahaya dan saran untuk dilakukannya perbaikan. Kegiatan inspeksi K3 yang
dilaksanakan tidak akan berjalan dengan baik apabila tidak diimbangi dengan tindakan persuasif
dan tindakan preventif. Dari pelaksanaan Inspeksi K3 di perusahaan didapatkan hasil tambahan
berupa tindakan persuasif dan tindakan preventif yang dilakukan untuk mencegah terjadinya
kecelakaan.

Anda mungkin juga menyukai