Inspeksi K3
Inspeksi K3
Inspeksi K3
Saat melaksanakan inspeksi K3, tidak hanya kondisi dan tindakan tidak aman saja yang diamati,
tetapi justru bahaya-bahaya yang tersembunyi dibalik kedua kondisi tersebut yang perlu
ditelusuri dan dibuat tindakan pengendaliannya.
Inspeksi kesehatan dan keselamatan kerja (K3) dapat membantu perusahaan dalam mencegah
kecelakaan, cedera dan penyakit akibat kerja (PAK). Melalui pemeriksaan yang dilakukan secara
kritis dan sistematis, inspeksi K3 bisa membantu mengidentifikasi dan mencatat berbagai potensi
bahaya guna tindakan perbaikan di tempat kerja.
Dalam hal ini, baik departemen K3, supervisor atau manajer berwenang merencanakan,
melaksanakan, melaporkan dan memantau inspeksi K3. Inspeksi K3 berkala di tempat kerja
menjadi bagian penting dari keseluruhan program K3 dan sistem manajemen K3 di perusahaan.
Catatan:
Bila supervisor tidak dilibatkan dalam inspeksi, sebelum memeriksa area, tim harus menghubungi
supervisor yang bertanggung jawab di area tersebut. Jika supervisor tidak mengikuti selama
pelaksanaan inspeksi, berkonsultasilah dengan supervisor tersebut sebelum meninggalkan area
inspeksi
Seberapa sering inspeksi K3 sebaiknya
dilaksanakan?
Untuk membantu menentukan aspek-aspek di tempat kerja apa saja yang sebaiknya diinspeksi,
ada beberapa hal yang perlu Anda pertimbangkan di antaranya:
1. Bahaya yang berpotensi menimbulkan cedera atau PAK di tempat kerja, meliputi:
Bahaya biologis, yang disebabkan oleh organisme seperti virus, bakteri, jamur, dan parasit.
Bahaya kimiawi, disebabkan oleh uap, cairan, gas, debu, kabut atau asap.
Bahaya ergonomis, disebabkan gerakan berulang, postur yang salah saat bekerja, metode
bekerja tidak tepat, serta desain posisi kerja dan peralatan tidak dirancang dengan benar.
Bahaya fisik, disebabkan kebisingan, getaran, suhu ekstrem, pencahayaan, dll.
Bahaya psikososial, dapat memengaruhi kesehatan mental seperti kerja berlebihan,
stres, bullying atau kekerasan.
Bahaya keselamatan, disebabkan kondisi dan tindakan tidak aman.
2. Peraturan perundang-undangan di bidang K3 dan standar yang berkaitan dengan bahaya,
tugas-tugas, proses produksi tertentu, alat pelindung diri, dll.
3. Permasalahan K3 yang terjadi sebelumnya meskipun risikonya kecil juga perlu
dipertimbangkan.
Bagaimana langkah-langkah melaksanakan inspeksi K3?
Inspeksi K3 dilaksanakan dengan beberapa tahapan sebagai berikut:
1. Tahap persiapan
Agar pelaksanaan inspeksi K3 berjalan lancar dan efektif, ada beberapa hal yang harus Anda
persiapkan, di antaranya:
Jadwal inspeksi dan tim inspeksi
Peta inspeksi berdasarkan denah area kerja
Jalur-jalur inspeksi K3
Potensi bahaya yang terkait dengan mesin, peralatan, material dan proses kerja
Standar, peraturan atau prosedur kerja yang berlaku
Laporan inspeksi sebelumnya
Data kecelakaan kerja
Laporan pemeliharaan
Daftar atau hal-hal apa saja yang akan diinspeksi
• Alat pelindung diri (APD) yang diperlukan selama inspeksi
2. Tahap pelaksanaan
Bila persiapan Anda sudah matang dan terencana, saatnya Anda melaksanakan inspeksi K3.
Berikut langkah-langkahnya:
Menghubungi penanggung jawab bagian yang akan dikunjungi untuk menginformasikan bahwa
akan diadakan inspeksi K3
Usahakan untuk mengikuti peta dan jalur inspeksi yang sudah direncanakan
Mengamati rangkaian proses kerja untuk memastikan ada atau tidaknya pelanggaran terhadap
peraturan atau prosedur K3
Mengamati tindakan perorangan atau perilaku pekerja apakah sudah memenuhi persyaratan K3
Mengumpulkan data atau memeriksa kembali data sesuai daftar inspeksi yang telah dibuat.
Daftar inspeksi bersifat permanen, tidak boleh ada hal yang dipertimbangkan kembali selama
pelaksanaan inspeksi berlangsung. Daftar inspeksi harus ditinjau dan ditambahkan atau direvisi
seperlunya, misalnya perubahan prosedur kerja atau perubahan proses kerja menggunakan
peralatan tertentu.
Melakukan perbaikan sementara dengan segera apabila saat pelaksanaan inspeksi ditemukan
tindakan atau kondisi berbahaya.
3. Pencatatan hasil pengamatan
Buat catatan ringkas tentang ketidaksesuaian dan kesesuaian peralatan, tindakan dan kondisi
terhadap standar, kemudian lakukan identifikasi bahaya. Pencatatan hasil pengamatan diperlukan
untuk meninjau semua informasi yang dikumpulkan dan memudahkan tim inspeksi untuk membuat
klasifikasi bahaya dalam laporan.
Terdapat dua kategori dalam membuat kelas bahaya, yakni:
Menentukan perkiraan besarnya konsekuensi yang diakibatkan oleh bahaya apabila terjadi
kecelakaan.
• Perkiraan kemungkinan terjadinya kecelakaan yang dapat dipergunakan untuk pengambilan
keputusan atau perencanaan tindakan perbaikan dan/ atau pencegahan
Kategori Konsekuensi Bahaya Jenis Bahaya Keterangan
I Katastropik Dapat mengakibatkan kematian atau kehilangan kemampuan
Dapat mengakibatkan cedera serius atau kerusakan berat pada aset
II Kritis
perusahaan
Dapat mengakibatkan cedera ringan atau PAK ringan yang mengakibatkan
III Kecil/ ringan
kehilangan waktu kerja atau kerusakan ringan pada aset perusahaan
4. Tahap pelaporan
Setiap inspeksi K3 harus ditindak lanjuti dengan membuat laporan tertulis. Berikut tiga tipe laporan
inspeksi K3, antara lain:
Laporan keadaan darurat − Mencakup kategori bahaya katastropik atau kritis, laporan harus
segera dibuat sebelum kecelakaan kerja terjadi atau sesaat setelah inspeksi K3 dilaksanakan.
Laporan berkala − Mencakup keadaan bahaya yang tidak masuk kategori darurat. Laporan bisa
dibuat dalam 24 jam setelah inspeksi.
Laporan ringkas − Mencakup kesimpulan dari semua item laporan terdahulu.
Laporan inspeksi K3 harus berisi nama departemen dan area yang diinspeksi, nama dan jabatan
yang mengadakan inspeksi, tanggal laporan dibuat dan nama untuk siapa laporan dibuat.
Adapun persyaratan dalam membuat laporan inspeksi agar mudah dipahami dan ditindak lanjuti,
meliputi:
Mencatat dan memberi tanda pada item temuan yang belum ditindak lanjuti
Setiap item harus diberi nomor urut
Setiap item harus diberi kategori bahaya
Menentukan siapa yang akan menindaklanjuti setiap item pada hasil inspeksi
Laporan inspeksi ditujukan kepada departemen yang diinspeksi dengan tembusan kepada
atasan
Menentukan tindakan perbaikan sebagai tindak lanjut
Melakukan evaluasi terhadap hasil inspeksi K3 untuk menentukan tindak lanjut yang dilakukan
guna pengembangan berkelanjutan.
Hasil inspeksi K3 adalah indikator keberhasilan atau kegagalan mengenai kebijakan dan
prosedur yang telah diterapkan di perusahaan. Bahaya yang teridentifikasi pada akhirnya
harus dihilangkan atau diminimalkan, supervisor atau manajer yang bertanggung jawab atas
hal ini.
Hasil inspeksi juga akan menunjukkan kategori bahaya mana yang memerlukan tindakan
perbaikan cepat dan tidak. Informasi yang diperoleh dari inspeksi K3 rutin sebaiknya ditinjau
ulang untuk:
Mengidentifikasi bahaya
Membantu memantau efektivitas program K3
Menentukan kebutuhan pelatihan untuk pekerjaan tertentu
Memberikan pengetahuan mengapa kecelakaan terjadi di area kerja tertentu
Menentukan tindakan perbaikan
Menetapkan atau memperbaiki prosedur bekerja aman
Memberi tanda area, peralatan, dll. yang mungkin memerlukan analisis bahaya lebih dalam.