Ayu Siva Fix
Ayu Siva Fix
Ayu Siva Fix
Oleh
KETUT AYU SIVA ASTITI
NIM. KP. 09. 16. 057
1
PROPOSAL
KARYA TULIS ILMIAH
Telah disetujui pada tanggal Desember 2020, Seperti tertera di bawah ini
Pembimbing,
i
PROPOSAL
KARYA TULIS ILMIAH
TIM PENGUJI
Mengetahui;
Ketua STIKes Kesdam IX/Udayana
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Kuasa atas
“Gambaran Pola Tidur pada Lansia dengan Hipertensi di Desa Marga, Kec.
Marga, Tabanan” dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Proposal ini dapat
dorongan dan bantuan berbagai pihak. Untuk itu, melalui kesempatan ini penulis
2. Ns. I Gede Yudiana Putra, M.Kes., selaku pembimbing utama yang telah
iii
5. Ns. I Ketut Dira, S.Kep selaku Pudir III Stikes Kesdam IX/Udayana yang
7. Orang tua dan keluarga besar tercinta yang selalu memberi doa, dukungan
dan motivasi yang tiada henti selama penyusunan penelitian dan selama
9. Dan berbagai pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa selalu memberikan yang terbaik bagi
kita semua.
maupun tidak disengaja, penulis merasa masih banyak terdapat kekurangan, oleh
karena itu saran dan kritik dari semua pihak yang sifatnya membangun sangat
Penulis
iv
DAFTAR ISI
Halaman
COVER DALAM..................................................................................................i
KATA PENGANTAR...........................................................................................iii
DAFTAR ISI.........................................................................................................v
DAFTAR GAMBAR.......................................................................................... ix
DAFTAR LAMPIRAN....................................................................................... x
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................1
2.1.1 Definisi.........................................................................................................5
v
2.2.1 Definisi Hipensi............................................................................................14
2.2.2 Etiologi.........................................................................................................15
2.2.5 Komplikasi...................................................................................................18
2.2.6 Patofisiologi..................................................................................................19
2.2.7 Klasifikasi.....................................................................................................20
2.3.1 Definisi.........................................................................................................12
vi
4.3.1 Populasi........................................................................................................19
4.3.2 Sampel..........................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA
vii
DAFTAR TABEL
Halaman
viii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
ix
DAFTAR LAMPIRAN
x
BAB I
PENDAHULUAN
dari bayi, anak-anak, remaja, dewasa hingga lanjut usia. Lansia merupakan sebuah
siklus hidup manusia yang hampir pasti dialami setiap orang (Rokom, 2016).
Penyakit tidak menular yang banyak diderita lansia di Indonesia adalah penyakit
(Rasmaliah dkk, 2018). Salah satu penyakit tidak menular yang umumnya dialami
oleh lansia di masyarakat adalah hipertensi atau tekanan darah tinggi. Hipertensi
telah lama diketahui sebagai penyakit yang melibatkan banyak faktor baik faktor
internal seperti jenis kelamin, umur, genetik dan faktor eksternal seperti pola
makan, kebaisaan olahraga dan lain-lain (Sartik, 2017). Hipertensi yang terjadi
pada lansia bisa menyebabkan salah satu masalah kesehatan yaitu gangguan pola
tidur.
penduduk lansia di negara maju 287 juta penduduk lansia di negara berkembang.
Tahun 2017 diperkirakan terdapat sekitar 22,6 juta jiwa penduduk lansia di
Indonesia (9,03% dari total penduduk Indonesia) dan diprediksi jumlah ini kian
meningkat hingga pada tahun 2020 jumlah lansia menjadi 27,08 juta jiwa
(Kemenkes RI, 2017). Bahkan pada tahun 2020-2025, Indonesia akan menduduki
1
peringkat negara dengan struktur penduduk lanjut usia tertinggi setelah Tiongkok,
India dan Amerika Serikat dimana usia rata-rata harapan hidup lansia Indonesia
akan melebihi 70 tahun (Nugroho, 2012). Dari 19 provinsi yang ada di Indonesia,
Bali menempati urutan ke empat prosentase lansia terbesar dengan jumlah 10,71
(2017, dalam Yuliwar dkk, 2018) mengungkapkan ada sejumlah faktor risiko
kebiasaan merokok, kurangnya aktivitas fisik dan pola makan yang salah.
sehingga penderita lebih sering abai dan baru sadar setelah muncul gangguan
berupa penyakit kronis seperti stroke, gangguan fungsi jantung, gangguan fungsi
ginjal dan lainnya sehingga hipertensi sering disebut sebagai “silent killer” atau
Pola tidur menjadi salah satu faktor risiko dari kejadian hipertensi. Pola
psikologis dalam diri seseorang. Selain itu,durasi tidur pendek dalam jangka
darah 24 jam dan denyut jantung, peningkatan sistem saraf simpatik, dan
Kondisi yang dialami oleh individu dapat mempengaruhi pola tidurnya, beberapa
2
faktor yang mempengaruhi pola tidur yaitu stres,lingkungan fisik, diet, obat-
obatan, latihan fisik, penyakit, dan gaya hidup. Perubahan umur juga bisa
perubahan jumlah total tidur, tetapi kualitas tidur yang akan berubah, akan terjadi
penurunan episode tidur REM yang akan cenderung memendek (Martini, 2018).
gangguan pola tidur, kualitas tidur yang buruk, dan durasi tidur yang pendek
berupa kebiasaan hidup salah satunya pola tidur. Apabila seseorang menerapkan
pola hidup yang baik, maka hipertensi bisa dihindari (Lubis, 2011).
3
a. Mengidentifikasi karakteristik lansia berdasarkan usia, jenis kelamin,
penyakit
Marga, Tabanan
1. Manfaat Teoritis
keperawatan dalam hal menangani pola tidur pada lansia dengan hipertensi
b. Bagi Penulis
keperawatan dalam hal mengatasi gangguan pola tidur pada lansia dengan
hipertensi
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Masyarakat
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Definisi
berusia 60 tahun atau lebih, baik secara fisik masih berkemampuan (potensial)
ataupun karena sesuatu hal tidak mampu lagi berperan secara aktif dalam
Kondisi usia lanjut merupakan hal yang harus diterima sebagai suatu
proses kehidupan dan kenampakan biologis. Kehidupan itu akan diakhiri dengan
seorang laki-laki atau perempuan yang mengalami proses penuaan dan berusia di
atas 60 tahun
5
Menurut Depkes RI (2015) batasan lansia terbagi menjadi 4 kelompok
yaitu :
45-54 tahun.
2. Usia lanjut dini/ prasemu yaitu kelompok yang mulai memasuki usia lanjut
4. Usia lanjut dengan risiko tinggi yaitu kelompok yang berusia lebih dari 70
tahun.
teori baru mengenai proses menua. Beberapa teori tentang penuaan yang dapat
Teori ini pertama kali dipublish oleh Denham Harman pada tahun
6
Sebagai contoh, karena membran sel mengandung sejumlah lemak,
b. Teori imunologis
7
DNA yang diinduksi oleh sinar ultraviolet (UV) pada berbagai
nilai atau kekuatan laju DNA repair terbesar dan korelasi ini dapat
d. Teori genetika
proses yang secara tidak sadar diwariskan yang berjalan dari waktu
(Putri, 2016).
e. Teori wear-and-tear
Kita ambil contoh disini adalah radikal bebas dimana pada radikal
2016).
a. Teori disengagment
8
Teori disengagment (teori pemutusan hubungan), menggambarkan
proses penarikan diri oleh lansia dari peran masyarakat dan tanggung
dapat dihindari, dan penting untuk fungsi yang tepat dari masyarakat
b. Teori aktivitas
1. Perubahan fisik
a. Sel
Ketika individu mengalami usia lanjut atau penuaan, maka sel tubuh
b. Sistem persyarafan
9
Keadaan system persyarafan pada lansia akan mengalami perubahan,
c. Sistem gastrointestinal
d. Sistem genitourinaria
ke ginjal menurun.
e. Sistem musculoskeletal
Pada lansia tulang akan kehilangan cairan dan makin rapuh, keadaan
f. Sistem Kardiovaskuler
10
karena lansia akan kehilangan distensibilitas arterinya. Tekanan
2. Perubahan intelektual
3. Perubahan keagamaan
kehidupan dunia.
Banyak permasalahan yang sering terjadi pada lanjut usia yang merupakan
reaksi yang merugikan. Perasaan aman rupanya lebih kuat dari pada
11
2. Seks pada usia lanjut
Orang usia lanjut dapat saja mempunyai kehidupan seks yang aktif sampai
umur 80-an. Libido dan nafsu seksual penting juga pada usia lanjut, tetapi
sering hal ini mengakibatkan rasa malu dan bingung pada mereka sendiri
dan anak-anak mereka yang menganggap seks pada usia lanjut sebagai
tabu atau tidak wajar. Orang yang pada masa muda mempunyai kehidupan
seksual yang sehat dan aktif, pada usia lanjut masih juga demikian,
biarpun sudah berkurang, jika saat muda sudah lemah, pada usia lanjut
pemrosesan informasi.
4. Kejadian Jatuh
12
Pada usia lanjut, kejadian jatuh merupakan permasalahan yang sering
Cedera fisik yang menjadi ketakutan terbesar lansia ialah terjatuh dan
cedera fisik tidak terjadi, syok setelah jatuh dan rasa takut akan jauh lagi
percaya diri, pembatasan dalam aktivitas sehari-hari dan fobia jatuh (Putri,
2016).
Hipertensi tidak hanya berisiko tinggi menderita penyakit jantung, tapi juga
menderita penyakit lainnya seperti penyakit saraf, ginjal dan pembuluh darah.
2.2.2. Etiologi
a. Hipertensi Primer
13
Disebut juga hipertensi idiopatik karena tidak diketahui penyebabnya.
simpatis sistem renin, angiotensin dan peningkatan kadar natrium dan kalium
b. Hipertensi Sekunder
peningkatan tekanan darah, selain penentuan tekanan arteri oleh dokter yang
memeriksa. Hal ini berarti hipertensi arterial tidak akan pernah terdiagnosa jika
14
b. Gejala yang lazim
nyeri kepala dan kelelahan. Dalam kenyataannya ini merupakan gejala terlazim
pasien akan mengalami keluhan seperti : mengeluh sakit kepala, pusing, lemas,
kelelahan, sesak nafas, gelisah, mual, muntah, epistaksis dan kesadaran menurun.
a. Pemeriksaan laboratorium
hipokoagulabilitas, anemia.
ketokolamin
dan ada DM
perbaikan ginjal
15
e. Photo dada : menunjukan destruksi klasifikasi pada area katup pembesaran
jantung
2.2.5 Komplikasi
miokard, jantung koroner, gagal jantung kongestif, bila mengenai otak, apabila
dan gelisah, namun apabila sudah tahap lanjut, maka akan terjadi stroke,
sedangkan bila mengenai mata akan terjadi retinopati hipertensif. Dari berbagai
komplikasi yang mungkin timbul merupakan penyakit yang sangat serius dan
2.2.6 Patofisiologi
tahanan perifer dengan curah jantung (cardiac output). Hasil Cardiac Output
didapatkan melalui perkalian antara stroke volume (volume darah yang dipompa
dari ventrikel jantung) dengan hearth rate (denyut jantung). Sistem otonom dan
Hipertensi merupakan suatu abnormalitas dari kedua faktor tersebut yang ditandai
dengan adanya peningkatan curah jantung dan resistensi perifer yang juga
16
Berbagai teori yang menjelaskan tentang terjadinya hipertensi, teoriteori
a. Perubahan yang terjadi pada bantalan dinding pembuluh darah arteri yang
b. Terjadi peningkatan tonus pada sistem saraf simpatik yang abnormal dan
perifer.
hormonal.
hipertrofi sehingga kebutuhan oksigen dan beban kerja jantung juga meningkat.
Dilatasi dan kegagalan jantung bisa terjadi, jika hipertrofi tidak dapat
lanjut akibat aliran darah yang menurun menuju ke miokardium, sehingga timbul
17
pada pembuluh darah yang semakin mempercepat proses aterosklerosis dan
kerusakan organorgan vital seperti stroke, gagal ginjal, aneurisme dan cedera
retina (Kowalak, 2011). Kerja jantung terutama ditentukan besarnya curah jantung
dan tahanan perifer. Umumnya curah jantung pada penderita hipertensi adalah
otot polos pada pembuluh darah tersebut. Jika hipertensi sudah dialami cukup
struktural pada pembuluh darah arteriol seperti penebalan pada tunika interna dan
terjadi hipertrofi pada tunika media. Dengan terjadinya hipertrofi dan hiperplasia,
maka sirkulasi darah dalam otot jantung tidak mencukupi lagi sehingga terjadi
anoksia relatif. Hal ini dapat diperjelas dengan adanya sklerosis koroner (Riyadi,
2011).
2.2.7 Klasifikasi
a. Hipertensi Pulmonal
ditandai dengan penurunan toleransi dalam melakukan aktivitas dan gagal jantung
kanan. Hipertensi pulmonal primer sering didapatkan pada usia muda dan usia
18
pertengahan, lebih sering didapatkan pada perempuan dengan perbandingan 1:1,
angka kejadian pertahun sekitar 2-3 kasus per 1 juta penduduk, dengan mean
2) Hipertensi kronik yaitu hipertensi yang sudah ada sejak sebelum ibu
mengandung janin
mengatakan bahwa hal tersebut diakibatkan oleh kelainan pembuluh darah, ada
yang mengatakan karena faktor diet, tetapi ada juga yang mengatakan disebabkan
1. Usia
19
Hipertensi merupakan salah satu penyakit degeneratif, dengan
bertambahnya umur, maka tekanan darah juga akan meningkat yang disebabkan
sehingga pembuluh darah berangsur menjadi sempit dan kaku (Noerinta, 2018).
2. Jenis Kelamin
kenaikan tekanan darah sistolik dan 3,76 untuk kenaikan tekanan darah diastolik.
Hal ini disebabkan karena angka istirahat jantung dan indeks kardiak pada pria
lebih rendah dan tekanan peripheralnya lebih tinggi jika dibandingkan dengan
3. Pendidikan
penyakit dalam hal ini adalah hipertensi. Pengetahuan dan kesadaran yang rendah
dengan baik. Hipertensi yang tidak terkontrol dengan baik dapat menyebabkan
4. Pekerjaan
Hipertensi disebabkan oleh stres terkait dengan pekerjaan mereka. Hal ini
dapat dipengaruhi karena tuntutan kerja yang terlalu banyak (bekerja terlalu keras
dan sering kerja lembur). Orang yang memiliki jam kerja padat, duduk terlalu
lama dan kurangnya waktu dalam berolahraga membuat tingkat stress seseorang
20
meningkat dan ini memberikan efek buruk dalam sistem peredaran darah
2.3.1. Definisi
ditandai dengan keadaan relatif tidak bergerak dan tingginya peningkatan ambang
2010). Waktu tidurnya kurang dari 3 jam dalam 24 jam dapat menyebabkan
seseorang mudah marah dan cakupan perhatiannya berkurang. Kurang tidur dalam
Fisiologi tidur dibedakan menjadi dua tipe: tidur rapid eye movement
(REM) dan non-REM (NREM). Kedua tipe ini ditentukan oleh perbedaan dalam
pola electroencephalogram (EEG), gerakan mata, dan tonus otot (CDC, 2008).
serebri termasuk rangsangan emosi dan proses pikir. Dalam keadaan sadar,
neuron dalam RAS akan melepaskan katekolamin seperti norepineprin dan pada
saat tidur disebabkan adanya pelepasan serum serotonin dari sel khusus yang
berada di pons dan batang otak tengah yaitu Bulbar Synchronizing Regional
(BSR). Sistem pada batang otak yang mengatur siklus dalam tidur yaitu RAS dan
21
asetilkolin, yang mengaktifkan korteks serebrum sementara bagian otak lain tidak
aktif, kemudian tidur REM (Rapid Eye Movement) diakhiri dengan meningkatnya
a. Penyakit
hipertensi, gagal ginjal dan beberapa penyakit medis lain seperti kanker,
daripada biasanya. Di samping itu siklus bangun- tidur selama sakit dapat
mengalami gangguan.
b. Jenis Kelamin
c. Pendidikan
tinggi lebih bisa mengelola stress dan mengatasi gangguan tidur di malam
hari.
d. Pekerjaan
22
Pada umumnya pekerjaan yang berat dapat memperburuk kondisi fisik
e. Lingkungan
f. Kelelahan
g. Gaya hidup
Individu yang bergantu jam kerja harus mengatur aktivitasnya agar bisa
h. Stress emosional
23
Kafein yang terkandung dalam beberapa minuman dapat merangsang
j. Medikasi
k. Motivasi
l. Nutrisi
karena adanya tryptophan yang merupakan asam amino dari protein yang
2017)
24
BAB III
KERANGKA KONSEP
Kerangka konsep adalah kaitan atau hubungan antara konsep satu dengan
konsep lainnya dari masalah yang ingin diteliti. Kerangka konsep didapatkan dari
Kerangka konsep pada penelitian ini yaitu; lansia dengan hipertensi akan
mengalami pola tidur baik atau buruk. Pola tidur dipengaruhi oleh beberapa faktor
Keterangan :
Gambar 3.1
Kerangka konsep pada penelitian tentang Gambaran Pola Tidur pada Lansia
dengan Hipertensi di Desa Marga, Kec. Marga, Tabanan
25
3.2. Identifikasi Variabel dan Definisi Operasional
1. Identifikasi Variabel
satu faktor saja (Nursalam, 2011). Variabel dalam penelitian ini yaitu ; pola tidur
2. Definisi Operasional
Pada bagian ini berisi tentang penjelasan atau definisi yang di buat oleh
peneliti tentang fokus studi yang di rumuskan secara oprasional yang akan
1 2 4 5 6
Pola Tidur Pola tidur lansia dengan Kuesioner PSQI Ordinal Skor ≤ 5
Lansia hipertensi adalah adalah yaitu kuesioner berarti pola
dengan kepuasan seeseorang untuk mengetahui tidur baik
Hipertensi terhadap tidur, sehingga pola tidur
seseorang tersebut tidak seseorang dalam Skor ≥ 5
memperlihatkan perasaan jangka waktu berarti pola
lelah, lesu dan apatis, tertentu secara tidur buruk
kehitaman di sekitar mata, subyektif.
kelopak mata bengkak,
konjungtiva merah, mata
perih, perhatian terpecah-
pecah, sakit kepala dan
sering menguap atau
mengantuk Pittsburgh Sleep
Quality Index (PSQI)
26
BAB IV
METODELOGI PENULISAN
objek apakah orang atau segala sesuatu yang terkait dengan variabel-variebel yang
2010). Penelitian ini menggambarkan pola tidur pada lansia dengan hipertensi
2021
4.3.1 Populasi
Populasi adalah suatu kelompok yang terdiri dari objek atau subjek yang
mempunyai pola dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
27
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2010). Jumlah populasi
dalam penelitian ini adalah lansia dengan hipertensi di Desa Marga, Kec. Marga,
Tabanan.
4.3.2 Sampel
1. Sampel Penelitian
sama dengan populasi. Sampel adalah sebagian dari populasi yang memiliki
menyeleksi porsi dari populasi untuk dapat mewakili populasi, sedangkan teknik
dan eksklusi. Sampel yang diambil pada penelitian adalah berjumlah 35 orang.
1. Kriteria inklusi
2. Kriteria eksklusi
28
4.3.2 Teknik Sampling
ukuran dari populasi yang telah diperoleh sebelumnya agar bisa mewakili
pada penelitian ini adalah purposive sampling dengan rumus sebagai berikut :
n = N/N(d)2 + 1
Jumlah populasi adalah 70, dan tingkat kesalahan yang dikehendaki adalah
70
n =
70 (0,05)2 + 1
70
n =
0,175 + 1
70
n =
1,175
n= 60
Keterangan :
n = sampel
N = populasi
Jumlah populasi adalah 70, dan tingkat kesalahan yang dikehendaki adalah 5%,
29
4.4 Jenis dan Teknik Pengumpulan Data
Data adalah hasil pencatatan dari penelitian, baik yang berupa fakta
maupun angka. Pada penelitian ini menggunakan jenis data primer dan sekunder.
Data primer yaitu data yang diperoleh langsung dari responden penelitian
menggunakan alat ukur atau pengambilan data sedangkan data sekunder adalah
sumber data penelitian yang diperoleh melalui media perantara atau secara tidak
langsung yang berupa buku, catatan, bukti yang telah ada, atau arsip baik yang
2013). Dalam penelitian ini diperoleh melalui pengisian kuisioner oleh responden
yang merupakan lansia dengan hipertensi di Desa Marga, Kec. Marga, Tabanan.
pendahuluan.
4. Mencari data sekunder dan primer dalam hal ini adalah lansia yang
30
5. Kemudian melakukan pemilihan populasi yang memenuhi criteria inklusi
7. Bagi lansia yang tidak bisa membaca dan menulis, peneliti akan
11. Setelah disetujui, peneliti mengumpulkan hasil laporan dalam bentuk hard
print.
memperoleh informasi dari responden dan laporan tentang hal-hal yang diketahui
31
responden (Sugiyono, 2013). Intrumen atau alat pengumpulan data pada penelitin
ini menggunakan kuesioner. Data pola tidur dapat diukur dengan menggunakan
Pittsburgh sleep quality index (PSQI) (Smyth, 2018). Kuesioner PSQI terdiri dari
7 komponen diantaranya : pola tidur, latensi tidur, durasi tidur, efisiensi tidur,
mengganggu tidur dan disfungsi aktivitas siang hari. Dari 7 komponen tersebut
pernyataan yang diadopsi dari kuesioner PSQI dan di modifikasi oleh peneliti.
Skala pengukuran menggunakan rating scale yaitu skor 0-1 bila responden
ya dan tidak. Hasil dalam pengukuran keseluruhan adalah 0-14. Semakin tinggi
skor nilainya maka akan semakin buruk pola tidurnya dengan nilai 8-14 dan bila
dikatakan memiliki pola tidur baik apabila skor nilai yang didapatkan nilai 0-7.
mempersiapkan data sedemikian rupa agar dapat dianalisi lebih lanjut dan
1. Editing
32
Dengan memeriksa kelengkapan jawaban responden pada kuesiuner,
2. Koding
Dengan memasukan data yang telah didapat ke dalam media computer dan
jawaban
Data yang telah diolah kemudian dianalisis dengan analisis deskriptif yaitu
suatu prosedur pengolahan data dengan meringkas data secara ilmiah dalam
bentuk table atau grafik (Nursalam, 2013). Pada penelitian ini peneliti
membuat kesimpulan mengenai pola tidur pada lansia. Variabel pada penelitian
ini berskala data ordinal, sehingga penyajian data berbentuk table distribusi
33
dengan kode (1) dan “tidak” dengan kode (0) untuk menentukan nilai kategorisasi
dan hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data atau hasil
34
3. Confidentiality (kerahasiaan)
peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada hasil
penelitian
35
DAFTAR PUSTAKA
Adysha. 2018. Gambaran Kualitas Tidur Lansia di Desa Adat Pecatu, Kecamatan
Kuta Selatan, Kabupaten Badung Tahun 2016. Skripsi. Program Studi
Fakultas Kedokteran Universitas Udayana Denpasar.
Bianti. 2015. Hubungan Dukungan Sosial Keluarga dengan Tingkat Depresi pada
Lansia di Kelurahan Sading, Badung. Skripsi. Psikologi Universitas
Udayana
Chasanah. 2017. Hubungan Kualitas Tidur dengan Kualitas Hidup pada Lansia di
Kelurahan Karangasem Kecamatan Laweyan Surakarta. Skripsi. Program
Studi Keperawatan Universitas Muhammadiyah Surakarta
Desy. 2018. Hubungan Kinerja Kader Posyandu Lansia dengan Motivasi Lansia
Mengunjungi Posyandu Lansia. Jurnal Online Mahasiswa. 2(1)
Fauziah. 2013. Gambaran Kualitas Tidur pada Wanita Lanjut Usia di Panti Sosial
Tresna Wredha Budi Pertiwi Bandung. Skripsi. Universitas Tulungagung.
Guyton. Hall. 2012. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 11. Jakarta; Penerbit
Buku Kedokteran EGC. H
36
Huda, A., & Kusuma, H. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan berdasarkan
NANDA Nic-Noc. (3rd ed). Jogjakarta: Mediaction
Javaheri. 2017. Hubungan antara Aktivitas Fisik dengan Kulaitas Hidup pada
Lansia di Dusun Seyegan Desa Margokaton Sleman. Skripsi. Program
Studi Ilmu Keperawatan Stikes Jendral Achmad Yani Yogyakarta
Lubis. 2011. Gangguan Pola Tidur pada Kelompok Usia Lanjut dan
Penatalaksanaannya. Jurnal Kedokteran Trisakti. 2(3), 124
Mubarak. 2015. Buku Ajar Ilmu Keperawatan Dasar. Jakarta; Salemba Medika
Noerita. 2018. Hubungan Kondisi Fisik RTT Lansia terhadap Kondisi Sosial
Lansia di RW 03 RT 05 Kelurahan Tegalsari, Kecamatan Candisari.
Jurnal Enclosure. 7(1), 38-40
37
Riza & Sigit. 2013. Hubungan Kualitas Tidur dengan Fungsi Kognitif pada Lansia
di BPLU Senja Cerah Provinsi Sulawesi Utara. E-journal Keperawatan.
5(1)
Smeltzer & Bare. 2012. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Edisi 8. Jakarta;
EGC
Sulistiyani. 2012. Faktor yang Berhubungan dengan Kualitas Tidur pada Lansia.
Jurkesmas. 3(1), 42-43
Sinubu. 2015. Hubungan Kualitas Tidur dengan Fungsi Kognitif pada Lansia di
BPLU Senja Cerah Sulawesi Utara. E-Journal Keperawatan. 5(1), 2-3
Sumirta & Laraswati. 2015. Faktor yang Menyebabkan Gangguan Tidur pada
Lansia. Jurnal Poltekkes Denpasar. 3(1), 76-77
Susanti. 2017. Gambaran Kualitas Hidup Lansia di Panti Sosial Tresna Wredha
Budi Luhur Kota Jambi. Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi.
17(2), 178
38
Lampiran 1
KUESIONER KUALITAS TIDUR No.
(PSQI)
I . Karakteristik Lansia
2. Jenis Kelamin:
Laki-Laki Perempuan
3. Penyakit :
Stroke Hipertensi
Gastritis Arthritis
Pernyataan Ya Tidak
Kualitas tidur
Bapak /ibu bisa tidur 6 jam perhari
Setelah bangun tidur bapak/ibu merasa segar dan
bersemangat
Latensi tidur
Bapak/Ibu sering mengalami susah tidur
Bapak/Ibu membutuhkan waktu yang lama untuk
bisa tidur
Durasi tidur
Bapak/Ibu bangun terlalu pagi
Bapak/Ibu tidur siang lebih dari 30 menit
Efisiensi tidur
Bapak/Ibu sering berbaring di tempat tidur tapi
tidak bisa tidur
Bapak/Ibu sering terbangun di malam hari
Menganggu tidur
Bapak / ibu sering batuk dan mendengkur saat
tidur
Sering bangun di malam hari karna buang air kecil
Penggunaan obat tidur
Bapak / ibu sering mengkonsumsi obat obatan
sebelum tidur
Bapak / ibu sering minum kopi sebelum tidur
Difungsi aktivitas siang hari
Bapak/Ibu sering mengantuk di siang hari
Bapak/Ibu merasa lemas di siang hari
40
Lampiran 2
Waktu
No KEGIATAN Desember Januari Pebruari Maret April Mei Juni
1 4 1 4
1 Pengajuan judul
2 Konsultasi usulan tema
3 Penyusunan laporan
4 Seminar laporan
5 Pengurusan ijin
6 Pengambilan data
Penyusunan hasil studi
7 kasus
8 Ujian KTI
9 Revisi
10 Pengumpulan KTI
Lampiran 3
A. Persiapan
1. Pra Laporan Rp. 300.000,00
2. Penyusunan laporan Rp. 250.000,00
3. Ujian Laporan Rp. 300.000,00
B. Pelaksanaan
1. Pengurusan ijin Rp. 200.000,00
2. ATK pendukung Rp. 200.000,00
3. Transport dan akomodasi Rp. 250.000,00
4. Pengolahan data Rp. 300.000,00
C. Tahan Akhir
1. Penyusunan laporan Rp. 200.000,00
2. Penggandaan laporan Rp. 400.000,00
3. Persentasi laporan Rp. 300.000,00
42
Lampiran 4
Dengan Hormat,
Saya Ayu Siva, Mahasiswa Stikes Kesdam IX/Udayana Denpasar,
bermaksud akan mengadakan penelitian yang berjudul “Gambaran Pola Tidur
pada Lansia dengan Hipertensi di Desa Marga, Kec. Marga, Tabanan”.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran kualitas tidur pada
lansia di PSTW Wana Seraya Denpasar. Untuk maksud tersebut, peneliti
memohon kesediaannya untuk menjadi responden dalam penelitian ini. Peneliti
menjamin kerahasiaan segenap informasi yang diberikan dan hanya akan
menggunakan informasi tersebut untuk pengembangan ilmu dan teknologi
khususnya di bidang keperawatan.
Atas kesediaan dan perhatiannya , peneliti mengucapkan terimakasih.
43
LEMBAR BIMBINGAN PROPOSAL KTI
TANDA
NO TANGGAL MATERI BIMBINGAN
TANGAN
18-11-2020 Bimbingan judul proposal
44