Contoh Refleksi Kasus Maternitas
Contoh Refleksi Kasus Maternitas
Contoh Refleksi Kasus Maternitas
PK KEPERAWATAN MATERNITAS
Homebase PKU MUH X…
Disusun Oleh :
MAHASISWA x NIM x
2. Eksplorasi Perasaan
Saya merasa cukup kecewa dengan sikap beberapa perawat yang
menyepelekan pentingnya pemeriksaan postpartum tersebut. Padahal para bidan dan
perawat mengetahui dan memahami bahayanya kondisi ibu pasca melahirkan. Ibu
memiliki risiko tinggi perdarahan. Para bidan dan perawat di ruangan ini terkadang
menunggu ada keluhan atau laporan dari keluarga pasien, barulah pasien dilakukan
pemeriksaan dan dilakukan tindakan lanjut. Padahal, tugas dari seorang tenaga medis
adalah maksimal dalam merawat. Saya merasa bahwa tindakan seperti ini menjadi
bagian dari kelalaian tenaga medis dalam melaksanakan tugas.
Saya menyayangkan kejadian seperti ini terjadi pada para perawat dan bidan
di ruangan maternitas RSUD Temanggung, karena sebagai mahasiswa kesehatan saya
telah memahami betapa berharganya pemeriksaan postpartum. Selain bersifat lalai,
tidak adanya pemeriksaan postpartum pada pasien akan merugikan pasien. Apabila
memang tidak dilakukan pemeriksaan, harusnya para tenaga medis memberikan
edukasi kepada pasien agar kedepan saat pulang pasien harus mengetahui tanda
bahaya masa nifas.
Perasaan saya campur aduk saat beberapa kali saya mengamati para bidan dan
perawat tidak memeriksa pasien postpartum dengan benar dan detail. Saya ingin
mengingatkan, namun saya mendapatkan jawaban yang secara umum mungkin
menjadi alasan umum dari para tenaga medis yaitu, pekerjaan lain juga menunggu dan
pemeriksaan postpartum tidak mungkin betul-betul dilakukan, yang terpenting adalah
pasien dalam kondisi sadar, apabila ada keluhan maka akan dibantu diatasi. Saya
pikir, sebagai tenaga medis yang terdidik dan terlatih, harusnya kita mengedepankan
diri untuk memantau kondisi pasien dengan baik dan minimal memberikan
Pendidikan terlebih dahulu kepada pasien terkait hal-hal yang sifatnya abnormal dan
harus dilaporkan ke bidan/perawat di nurse station. Menurut saya, itulah yang
menjadi salah satu poin merawat pasien dengan maksimal.
4. Analisa
Kejadian yang telah saya bahas diatas tentunya harus diperhatikan dan
menjadi issue yang harus diatasi. Berbagai jurnal telah menjelaskan betapa
pentingnya pemeriksaan postpartum pada ibu pasca persalinan. Sebghati &
Chandraharan (2017) menjelaskan dalam penelitiannya bahwa perdarahan postpartum
adalah masalah paling umum yang terjadi pada ibu pasca melahirkan di seluruh dunia.
Kematian pada ibu postpartum dengan perdarahan masif dapat terjadi dalam waktu 4
menit. Pemeriksaan postpartum menjadi hal paling penting yang dijadikan sebagai
tindakan konservatif demi keselamatan ibu. Pencegahan perdarahan dapat dilakukan
dengan melakukan penghitungan dan kontrol perdarahan serta memberikan terapi
penggantian kehilangan volume darah dan untuk memperbaiki kapasitas volume
oksigen (hemoglobin pasien).
PPH (postpartum haemorrhage) adalah kejadian saat ibu kehilangan darah
lebih dari 500 ml. PPH secara primer adalah hal yang dapat terjadi 24 jam pertama
pasca melahirkan. PPH kedua dapat terjadi diantara 24 jam pertama dan 12 minggu
pasca melahirkan. Tindakan pencegahan adalah dengan melakukan pemantauan
berkala bagi ibu yang baru saja melahirkan dengan melakukan pemeriksaan pasca
persalinan kepada ibu.
Dalam jurnal ini dijelaskan pula bahwa pasca melahirkan, perdarahan sering
terjadi karena kontraksi uterus tidak berjalan dengan baik sehingga pemulihan akan
berjalan lama dan perdarahan dapat terjadi terus menerus. Kejadian perdarahan pada
ibu pasca melahirkan paling sering disebabkan oleh atonia uteri. Atonia uteri
merupakan kondisi saat rahim tidak dapat berkontraksi kembali setelah melahirkan
dan hal ini bersifat membahayakan nyawa ibu karena adanya perdarahan yang tidak
terkontrol. Oleh karena itu pemantauan berkala adalah poin khusus yang harus
diperhatikan pada ibu, terutama yang memiliki faktor risiko seperti usia 40 lebih dari
40 tahun, BMI tinggi, multiple pregnancy, placenta previa, riwayat anemia, pre-
eklampsia, dan hipertensi (Sebghati & Chandraharan, 2017).
5. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari kejadian ini adalah pentingnya
memaksimalkan pelaksanaaan pemeriksaan postpartum. Praktik pelaksanaan
pemeriksaan postpartum menjadi titik utama fokus pelayanan dalam merawat pasien
dalam area osbtetrik karena bahaya yang mengancam para ibu pasca persalinan.
Perawat sebagai tenaga professional kesehatan yang paling sering kontak dengan
pasien pasca melahirkan harus memaksimalkan asuhan keperawatan demi
kemaslahatan pasien dan bayinya ke depan. Pemeriksaan postpartum penting
diterapkan sesuai standar prosedur pemeriksaan demi mengurangi risiko yang tidak
diinginkan atau risiko membahayakan bagi status kesehatan pasien.
Sebghati, M., Chandraharan E. 2017. An update on the risk factors for and
management of obstetric haemorrhage. Women’s Health J, 2017, vol. 13(2)
34-40. DOI: 10.1177/1745505717716860 journals.sagepub.com/hom/whe.