Learning Objective Promskes SC 2

Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 20

LEARNING OBJECTIVE

PROMOSI KESEHATAN &


K3
“ KOMUNIKASI MASSA”

Referensi by :

Miller, Katherine. (2001). Communication Theories. New


York. McGraw Hill
Rakhmat, Jalaludin. (2009). Psikologi Komunikasi. Bandung:
PT Remaja Rosdakarya
Saverin, W.J. & Tankard, W.T,Jr. (2008). Teori Komunikasi:
sejarah, metode, dan terapan di dalam media massa. Terj.
Sugeng Hariyanto. Jakarta: Kencana Prenada Media Group
Venus, Antar. (2009). Manajemen Kampanye. Bandung:
Simbiosa Rekatama Media
KOMUNIKASI MASA
1. DEFINISI KOMUNIKASI MASA

 Komunikasi massa (mass communication) juga bisa disebut sebagai


komunikasi media massa (mass media communication). Maka dari itu,
komunikasi massa jelas berarti sebuah cara berkomunikasi atau penyampaian
informasi yang dilakukan melalui media massa (communicating with media).
Ciri khas dari komunikasi massa adalah jenis komunikasi yang ditujukan
kepada orang banyak atau masyarakat luas melalui perantara media massa. Jika
mendengar kata massa, maka kita dapat mengartikan dengan hal yang berkaitan
dengan kata jamak, massive, serta dalam jumlah yang sangat banyak.
 Defisini komunikasi massa yang paling umum adalah cara penyampaian pesan
yang sama, kepada sejumlah besar orang, dan dalam waktu yang serempak
melalui media massa. Komunikasi massa dapat dilakukan melalui keseluruhan
media massa yang ada, yaitu media cetak, media elektronik, serta media online.
Tidak ada batasan media dalam penggunaan komunikasi massa ini.
2. FUNGSI DAN TUJUAN KOMUNIKASI MASA

Fungsi komunikasi massa menurut Dominick, dalam buku Komunikasi Massa, karangan
Ardianto adalah sebagai berikut:
 1. Fungsi surveilance (pengawasan), komunikasi massa dalam hal ini tidak lepas dari
peranan media massa sebagai watch dog atau anjing pengawas dalam tatanan sosial
masyarakat, media massa bisa disebut sebagai alat kontrol sosial.
 2. Fungsi interpretation (penafsiran), komunikasi massa memberi fungsi bahwa media
massa sebagai salurannya sedang memasok pesan atau data, fakta, dan informasi dengan
tujuan memberi pengetahuan dan pendidikan b agi khalayak.
 3. Fungsi linkage (keterkaitan), komunikasi massa dalam fungsi keterkaitannya ialah
saluran media massa bisa digunakan sebagai alat pemersatu khalayak atau masyarakat
yang notabene tidak sama antara satu dengan yang lain
 4. Fungsi transmission of value (penyebaran nilai), komunikasi massa sebagai fungsi
menyebarkan nilai mengacu pada bagaimana individu atau khalayak dapat mengadopsi
sebuah perilaku dan nilai kelompok lain. Itu terjadi karena media massa sebagai
salurannya telah menyajikan pesan atau nilai-nilai yang berbeda kepada masyarakat yang
berbeda pula.
 5. Fungsi entertainment (hiburan), dalam fungsi komunikasi massa sebagai sarana
penghibur, media massa sebagai saluran komunikasi massa dapat mengangkat pesan-
pesan yang sifatnya mampu menciptakan rasa senang bagi khalayak. Kondisi ini
sebetulnya menjadi nilai lebih komunikasi massa yang pasti selalu saja menghibur,
sekalipun isi pesan tidak murni menghibur.

Tujuan Komunikasi Massa


1. Menginformasikan Pesan
2. Menjadikan Informasi Lebih Menarik
3. Memberi Efek Hiburan
4. Membuat Pesan Lebih Efektif
5. Mengefisiensikan Waktu 
6. Mempermudah Penerimaan Pesan
7. Mengemas Pesan Menjadi Lebih Menarik
8. Agar Pesan Menjadi Lebih Jelas
9. Menghubungkan Pesan
10. Menjadikan Pesan Lebih Hidup
11. Memberi Efek Pendidikan
12. Pesan Menjadi Lebih Terbuka
13. Menjadikan Pesan Lebih Bernilai
3. CIRI-CIRI KOMUNIKASI MASA

 Komunikasi massa memiliki beberapa karakteristik. Ciri-ciri komunikasi massa ini dapat
diibagi kedalam 4 tanda pokok komunikasi massa. Keempat tanda pokok karakteristik
komunikasi massa ini disampaikan oleh seorang ahli yaitu Suprapto. Ciri-ciri menurut
Suprapto, 2006 : 13 tentang keempat tanda pokok tersebut adalah sebagai berikut :

1. Komunikasi massa memiliki sifat komunikan


 Hal ini karena sasaran komunikasi massa adalah masyarakat yang relatif besar serta
memiliki sifat yang heterogen dan anonim. Masyarakat ini tidak dapat diukur berapa
banyak jumlahnya, bagaimana latar belakang pendidikan, usia, agama, suku, jenis
pekerjaan, dan lain sebagainya. Hal yang dapat menjadikan semua perbedaan ini melebur
adalah kesamaan minat dan kepentingan yang sama.

2. Komunikasi massa memiliki sifat cepat dan serentak


 Penyampaian pesan secara serempak ini dilakukan secara bersamaan oleh komunikator
kepada komunikan yang memiliki jumlah yang besar. Jika disampaikan secara serentak,
maka perhatian komunikan akan berfokus pada pesan yang disampaikan oleh
komunikator. Sifat penyampaian pesan yang cepat akan memungkinkan pesan tersebut
dapat tersampaikan dalam waktu yang relatif singkat.

3. Komunikasi massa memiliki sifat publik


 Sudah jelas bahwa pesan yang ingin disampaikan tersebut ditujukan kepada masyarakat
luas, bukan kepada golongan tertentu saja. Sehingga isi pesan yang disampaikan harus
lebih umum. Karena mencakup lingkungan yang umum dan universal.

4. Komunikator yang terkoordinir


 Karena media massa merupakan sebuah lembaga organisasi, maka komunikasi massa
pasti memiliki komunikator yang telah terorganisasi dengan baik dan profesional seperti
jurnalis, sutradara, penyiar atau pembawa acara, dan lain sebagainya. Pesan yang akan
disampaikan tersebut merupakan hasil kerjasama tim, sehingga keberhasilan sebuah
komunikasi massa juga tergantung berdasarkan berbagai faktor di dalam organisasi media
massa tersebut.
 Selain keempat tanda pokok tersebut, komunikasi massa memiliki karakteristik
komunikasi massa konsep klasik. Konsep-konsep tersebut diantaranya adalah ditujukan
kepada masyakarat luas, yang heterogen, tersebar, serta tidak terbatas pada batas
geografis dan kultural. Karakteristik konsep klasik lainnya adalah bersifat umum, cara
penyampaian pesan yang cepat dan menjangkau banyak orang dalam waktu yang singkat,
penyampaian pesan bersifat satu arah, kegiatan komunikasi dilakukan dengan secara
terencana dan terkonsep, komunikasi dilakukan secara periodik atau berkala, serta pesan
yang disampaikan melingkupi seluruh aspek sosial, ekonomi, politik, dan budaya.

4. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KOMUNIKASI MASA

 Pengetahuan
Tingkat pengetahuan seseorang menjadi faktor utama dalam komunikasi. Seseorang
dapat menyampaikan pesan dengan mudah apabila ia memiliki pengetahuan yang luas.
Seorang komunikator yang memiliki tingkat pengetahuan tinggi, ia akan lebih mudah
memilih kata-kata (diksi) untuk menyampaikan informasi baik verbal maupun non verbal
kepada komunikan. Hal ini berlaku juga untuk seorang komunikan. Seorang komunikan
dapat merespon atau menginterpretasikan informasi yang diberikan komunikator dengan
baik apabila ia memiliki pengetahuan. Misalnya seorang akademisi tidak mungkin
menggunakan kata-kata yang intelektual apabila ia menghadapi seorang yang
pendidikannya lebih rendah darinya. Hal tersebut justru menjadi penghambat dalam
proses komunikasi.
 Perkembangan
Perkembangan memiliki dua aspek, yaitu:
Pertumbuhan manusia
Pertumbuhan dapat mempengaruhi pola pikir manusia. Bagaimana komunikan menyikapi
informasi yang diberikan komunikator dan bagaimana komunikator menyampaikan
informasi kepada komunikan. Setiap orang memiliki cara masing-masing untuk
menyampaikan informasi agar dapat mencapai tujuan yang diinginkan. Misalnya cara
menyampaikan informasi kepada anak balita dengan remaja tentu saja berbeda. Ada cara-
cara tersendiri yang dapat kita sesuaikan dengan pola pikir yang sesuai dengan
pertumbuhannya.
Keterampilan menguasai bahasa
Keterampilan dalam berbahasa ini merupakan salah satu faktor yang sangat terkait
dengan pertumbuhan. Misalnya jika kita menghadapi remaja maka kita lebih baik
mengetahui bahasa-bahasa yang digunakan dalam kesehariannya atau disebut dengan
bahasa gaul. Dengan demikian kita dapat menjalin komunikasi dengan baik. Begitu pula
dengan bayi, bayi memiliki keterampilan bahasa hanya dengan isyarat (non verbal)
seperti menangis jika sakit, haus, atau lapar.

 Persepsi
Persepsi  adalah suatu cara seseorang dalam menggambarkan atau menafsirkan informasi
yang diolah menjadi sebuah pandangan. Pembentukan persepsi ini terjadi berdasarkan
pengalaman, harapan, dan perhatian. Proses pemahaman manusia terhadap suatu
rangsangan atau stimulus ini dapat memiliki padangan yang berbeda-beda. Selain dapat
menjadi pengaruh baik, persepsi juga dapat menjadi penghambat untuk komunikasi.
Misalnya ada dua orang yang sedang berbicara mengenai “behel”. Seorang berprofesi
sebagai dokter gigi dan seorang lagi berprofesi sebagai pekerja bangunan. Maka mereka
memiliki persepsi yang berbeda tentang “behel”. Si dokter gigi berpersepsi bahwa
“behel” adalah alat yang digunakan untuk merapikan struktur gigi, sedangkan si pekerja
bangunan memiliki persepsi bahwa “behel” adalah besi yang digunakan untuk membuat
bangunan.
 Peran dan hubungan
Peran dan hubungan memiliki pengaruh dari proses komunikasi tergantung dari materi
atau permasalahan yang ingin dibicarakan termasuk cara menyampaikan informasi atau
teknik komunikasi. Komunikator yang belum menjalin hubungan dekat dengan
komunikan maka akan terjadi komunikasi secara formal.
Misalnya, dua orang yang bertemu di sekolah baru. Maka mereka melakukan komunikasi
secara formal baik dalam materi maupun teknik bicaranya. Jika komunikator telah
menjalin hubungan dekat dengan komunikan maka materi dan teknik bicara dalam
komunikasi dilakukan secara non formal. Misalnya ketika kita berbicara kepada sahabat
atau keluarga. Biasanya kita lebih terbuka dan tidak formal bahkan lebih memiliki
keragaman dalam berbicara.
 Lingkungan
Lingkungan interaksi memiliki pengaruh dalam komunikasi. Lingkungan yang nyaman
dan kondusif biasanya dapat berpengaruh baik terhadap proses komunikasi. Adapun
faktor yang mempengaruhi lingkungan adalah sebagai berikut.

 Nilai dan budaya/ adat


 Nilai dan budaya/ adat menjadi kacamata yang dijadikan tolak ukur untuk komunikasi
(pantas atau tidak pantas) agar komunikasi terjalin dengan baik. Sebelum berbicara
dengan orang lain, lebih baik kita mengetahui bagaimana latar belakang budaya/ adat
yang mereka anut. Misalnya orang batak yang terbiasa dengan suara keras dan intonasi
yang tinggi. Sedangkan orang jawa terbiasa dengan bahasa yang halus dengan intonasi
yang rendah.

 Stimulus Eksternal

Stimulus eksternal adalah faktor-faktor yang mempengaruhi komunikasi dari luar.


Misalnya kebisingan suara dapat mempengaruhi respon yang kurang baik karena adanya
penurunan indera pendengaran, sehingga dapat menjadi penghambat dalam proses
komunikasi.

 Jarak

Jarak antara komunikator dan komunikan mempengaruhi komunikasi. Jika komunikator


dan komunikan berjarak cukup jauh maka komunikator akan sulit menciptakan
komunikasi yang baik kepada komunikan. Namun di zaman yang sudah modern ini
memiliki alternatif lain untuk menciptakan komunikasi yang baik, yaitu komunikator dan
komunikan dapat menggunakan komunikasi secara lisan, tulisan, atau media lainnya.
Tetapi masih ada beberapa gangguan atau hambatan yang terjadi ketika memiliki
komunkasi jarak jauh.
 Emosi
Emosi adalah reaksi seseorang dalam menghadapi suatu kejadian tertentu. Emosi
terkadang tidak dapat dikendalikan oleh diri sendiri. Sehingga emosi juga mempengaruhi
proses komunikasi itu sendiri bahkan emosi dapat menjadi hambatan.
 Kondisi fisik
Kondisi fisik mempunyai peranan yang penting untuk berkomunikasi. Semua indera
memiliki fungsi-fungsi yang digunakan dalam kelangsungan komunikasi.
 Jenis kelamin
Laki-laki dan perempuan memiliki perbedaan dalam berkomunikasi dapat dilihat dari
gaya berbicara dan interpretasi. Menurut Tannen, kaum perempuan menggunakan teknik
komunikasi untuk mencari konfirmasi, meminimalkan keintiman. Sementara kaum laki-
laki lebih menunjukkan independensi dan status dalam kelompoknya. (Baca
juga: Komunikasi Gender)
Demikian penjelasan terkait apa saja faktor yang mempengaruhi komunikasi menjadi
sebuah komunikasi yang efektif. Semoga dengan adanya artikel ini dapat membantu
membangun sebuah komunikasi efisien dan pesan tersampaikan kepada komunikan.

5. ELEMEN-ELEMEN KOMUNIKASI MASA

1. Komunikator
Komunikator dalam komunikasi massa sangat berbeda dengan komunikator dalam
bentuk komunikasi yang lain. Dengan kata lain, komunikator merupakan gabungan dari
berbagaiindividu dalam sebuah lembaga media massa. Dengan demikian komunikator
dalam sebuah komunikasi massa buka individu tetapi kumpulan orang yang bekerja sama
satu sama lain.

2. Isi

Masing-masing media massa mempunyai kebijakan sendiri-sendiri dalam pengelolaan


isinya. Isi media setidaknya dapat dibagi kedalam beberapa kategori, (1) Berita dan
informasi, (2) Analisis dan interprestasi, (3) Pendidikan dan sosialisasi, (4) Hubungan
masyarakat dan persuasi, (5) Iklan dan bentuk penjualan lainnya, dan (6) Hiburan

3. Audience

Audience yang dimaksudkan dalam komunikasi sangat beragam, dan jutaan penonton
televisi, ribuan pembaca buku majaalah, koran atau jurnal ilmiah. Masing-masing
audience berbeda satu sama lain diantaranya dalam hal berpakaian, berpikir, menanggapi
pesan yang diterimanya, pengalaman, dan orientasi hidupnya. Akan tetapi, masing-
masing individu bisa saling mereaksi pesan yang diterima.

4. Umpan Balik

Ada dua umpan balik (feedback) dalam komunikasi yaitu umpan balik langsung dan
umpan balik tidak langsung. Di dalam komunikasi massa umpan balik biasanya tidak
secara langsung. Artinya antar komunikator dengan komunikan dalam komunikasi massa
tidak terjadi kontak langsung yang memungkinkan mereka mengadakan reaksi langsung
satu sama lain. Umpan balik secara tidak langsung, misalnya bisa ditunjukan dalam letter
to the editor/ surat pembaca/ pembaca menulis. Dalam rubrik ini biasanya sering kita lihat
koreksi pembaca atas berita atau gambar yang ditampilkan media cetak. Tidak terkecuali
dengan kritikan yang ditujukan pada pihak media yang bersangkutan. Kritikan yang
ditujukan pada pada pihak lain berdasarkan berita yang pernah dimuat jugaa merupakan
salah satu umpan balik tidak langsung yang dimaksud.

5. Gangguan
 
Gangguan dalam saluran komunikasi massa biasanya selalu ada. Ada yang disebut
dengan gangguan saluran, adapula yang berupa gangguan semantik. Di dalam media
gangguan berupa sesuatu hal, seperti kesalahan cetak, kata yang hilang, atau paragraf
yang dihilangkan dari surat kabar. Termasuk gambar tidak jelas di pesawat tv, gangguan
gelombang radio, baterai yang sudah aus, atau langganan majalah yang tidak datang.
Kenyataannya, semakin kompleks teknologi yang digunakan masyarakat, semakin besar
peluang munculnyas gangguan. Semakin banyak variasi program acara yang disajikan,
semakin meningkat pula munculnya gangguan.

Sementara gangguan semantik bisa diartikan sebagai ilmu bahasa yang mempelajari
tentang tata kalimat. Oleh sebab itu, gangguan sematik merupakan gangguan yang
berhubungan dengan bahasa. Gangguan semantik lebih rumit, kompleks, dan sering kali
muncul. Bisa dikatakan, gangguan semantik adalah gangguan dalam proses komunikasi
yang diakibatkan oleh pengirim atau penerima pesan itu sendiri.

6. Gatekeeper
 
Di dalam komunikasi massa dengan salah satu elemennya adalah informasi, mereka yang
bertugas untuk memengaruhi informasi itu (dalam media massa) bisa disebut dengan
gatekeeper. Hal itu juga bisa dikatakan, gatekeeperlah yang memberi izin bagi
tersebarnya sebuah berita. Dapat dikatakan bahwa dalam proses perjalanan sebuah pesan
dari sumber media massa kepada penerimanya, gatekeeper ikut terlibat di dalamnya.
Gatekeeper dapat berupa seseorang atau satu kelom pok yang dilalui suatu pesan dalam
perjalanannya dari sumber kepada penerima.

7. Pengaturan

Yang dimaksud pengaturan dalam media massa adalah mereka yang secara langsung ikut
mempengaruhi proses aliran pesan media massa. Pengaturan ini tidak berasal dalam
media tersebut, tetapi diluar meida. Namun demikian, meskipun diluar media massa,
kelompok itu bisa ikut menentukankebijakan redaksional. Pengaturan tersebut antara lain
pengadilan, pemerintah, konsumen, organisasi profesional, dan kelompok penekan
termasuk narasumber, dan pengiklan. Semua itu berfungsi sebagai pengatur.

8. Filter
Elemen komunikasi massa yang kedelapan yakni filter. Dalam komunikasi massa pesan
yang disampaikan media pada umumnya ditujukan kepada massa (khalayak) yang
heterogen. Khalayak yang heterogen ini akan menerima pesan melalui media sesuai
dengan latar belakang sosial, ekonomi, pendidikan, agama, usia, budaya. Oleh karena itu,
pesan tersebut akan difilter (disaring) oleh khalayak yang menerimanya.

Filter merupakan kerangka berpikir melalui mana audience menerima pesan. Filter ibarat
sebuah bingkai kacamata tempat audience bisa melihat dunia. Hal ini berarti dunia real
yang diterima dalam memori sangat tergantung dari bingkai tersebut. Ada beberapa filter
antara lain fisik, psikologi, budaya dan yang berkaitan dengan informasi. Filter dibagi
menjadi 3 bagian yaitu (1) Filter psikologis, (2) Filter Fisik, dan (3) Filter Budaya
(warisan budaya, pendidikan, pengalaman kerja, sejarah politik). Semua filter tersebut
akan mempengaruhi kuantitas atau kualitas pesan yang di teima dan respons yang
dihasilkan. 

6. HAMBATAN KOMUNIKASI MASA


Orientasi Intensional

Orientasi intensional merupakan sebuah perilaku dalam interaksi verbal dengan


kecenderungan melihat ciri fisik yang menonjol dari diri individu. Orientasi intensional
ini tentu saja bisa menjadikan penyampaian dalam komunikasi massa menjadi kurang
efektif.

 Polarisasi

Polarisasi merupaan kecenderungan di dalam interaksi verbal untuk mengelompokkan


individu, objek atau situasi tertentu ke dalam lawan kata yang ekstrim. Seperti misalnya
baik menjadi buruk, sehat menjadi sakit dan lain sebagainya. Perubahan makna yang
bergeser sangat drastis ini bisa berdampak pada proses komunikasi efektif.

 Indiskriminasi

Indiskriminasi merupakan bentuk “pemukulan rata” terhadap semua individu berdasarkan


latar belakang yang dimiliki. Sikap ini tentu akan menimbulkan penilaian-penilaian
tertentu bahkan sebelum komunikasi massa itu berlangsung. Indiskriminasi adalah
hambatan yang sering terjadi dalam komunikasi massa.

 Evaluasi Stasis

Evaluasi stasis bisa digambarkan dengan kondisi dimana pada saat seorang komunikator
memberikan informasi dan dianggap tidak menarik oleh komunikan, maka seterusnya
komunikan tidak akan memberikan perhatian lebih dalam interaksi tersebut. Ini adalah
hambatan interaksi verbal dalam komunikasi massa yang bisa kita perhatikan ketika kita
merasa jenuh dengan komunikasi yang terjadi.

 Stereotipe

Hasil dari indiskriminasi adalah stereotipe. Sebenarnya stereotipe mungkin menjadi


penyebab terjadinya indiskiriminasi. Namun kedua hal ini sebenarnya mirip-mirip, hanya
ada perbedaan timing saja di antara keduanya. (Baca juga: Efek komunikasi massa
terhadap masyarakat)

 Labeling

Labeling juga akan terjadi manakala seseorang menganggap sesuatu yang buruk dimiliki
oleh orang lain. Apa pun yang ia sampaikan kemudian akan ditolak karena sudah dicap
sebagai sesuatu yang tidak berguna terlebih dahulu.

 Penilaian Pribadi

Penilaian pribadi sebenarnya merupakan hambatan interaksi yang lebih menonjolkan


sikap judgemental. Seseorang akan memberikan penilaiannya sendiri terhadap individu
lain tanpa memperhatikan aspek positif yang dimiliki oleh orang tersebut. (Baca
juga: Contoh hambatan psikologis dalam komunikasi massa)

 Sikap Meremehkan

Karena adanya penilaian pribadi, seseorang bisa menganggap remeh orang lain.
Manakala ini terjadi, maka interaksi yang terjadi kemudian akan berlangsung secara satu
arah saja. Hubungan timbal balik tidak terjadi dan komunikasi dianggap sambil lalu saja.

 Sikap Kurang Objektif

Sikap yang kurang objektif merupakan akibat dari penilaian pribadi lainnya. Saat kita
mendengar pendapat orang lain, kita harus bisa mempertahankan sikap netral dan
memandang hal tersebut dari banyak sisi. Kecenderungan melihat pendapat dari satu sisi
saja akan menimbulkan sikap yang tidak objektif.

 Bias Informasi
Informasi yang simpang siur juga merupakan hambatan yang seringkali terjadi.
Umumnya karena adanya hambatan dalam penyampaian secara verbal. Oleh karenanya,
penggunaan sarana dan prasarana juga perlu diperhatikan untuk menunjang komunikasi
massa yang efektif.

7. METODE STRATEGI KOMUNIKASI MASA


1. building the effective communication function (membangun fungsi komunikasi yang
efektif)

2. channel strategies (strategi saluran)

3. communication planning (perencanaan komunikasi)

4. communication audits against best practice (audit komunikasi terhadap praktik terbaik)

5. implementing communication strategy (menerapkan strategi komunikasi)

6. Developing overarching communication strategy (Mengembangkan strategi komunikasi


menyeluruh)

8. EBN
Hubungan Pemanfaatan Media Massa dengan Tingkat
Pengetahuan Kesehatan Reproduksi pada Remaja di SMP 3
Muhammadiyah Wirobrajan Yogyakarta Tahun 2015

 Putri, Ayu Renzhani Tirani and Sobri, Hikmah (2015) Hubungan Pemanfaatan Media


Massa dengan Tingkat Pengetahuan Kesehatan Reproduksi pada Remaja di SMP 3
Muhammadiyah Wirobrajan Yogyakarta Tahun 2015. Skripsi thesis, STIKES 'Aisyiyah
Yogyakarta.

Remaja merupakan kelompok penduduk dalam jumlah besar karena seperlima penduduk
dunia adalah remaja. Saat ini lebih dari satu milyar penduduk berusia 10-19 tahun, 70%
di antaranya tinggal di negara berkembang. Hingga saat ini, kebutuhan remaja akan
informasi, pendidikan dan pelayanan tentang kesehatan reproduksi masih belum dipenuhi
dengan baik. Remaja sering merasa tidak nyaman atau tabu untuk membicarakan masalah
seksualitas dan kesehatan reproduksinya. Akan tetapi karena faktor keingintahuannya,
mereka akan berusaha untuk mendapatkan informasi ini. Remaja sering merasa bahwa
orang tuanya menolak membicarakan masalah seks sehingga mereka kemudian mencari
alternatif sumber informasi lain seperti teman atau media massa. Tujuan penelitian ini
adalah untuk mengetahui hubungan antara pemanfaatan media massa dengan tingkat
pengetahuan kesehatan reproduksi pada remaja. Penelitian ini menggunakan desain
survey analitik dengan pendekatan cross sectional. Sampel pada penelitian ini sebanyak
162 siswa. Hasil penelitian analisis kendall tau diperoleh bahwa ada hubungan antara
pemanfaatan media massa dengan tingkat pengetahuan kesehatan reproduksi dengan (p=
0,000), keeratan hubungan sedang 0,558. Pemanfaatan media massa dengan kategori
sedang (69,1%) dan tingkat pengetahuan kesehatan reproduksi dalam kategori baik
(59,9%).

9. IRK
Surat Ali ‘Imran Ayat 104

َ‫ُوف َويَ ْنهَوْ نَ َع ِن ْال ُم ْن َك ِر ۚ َوأُو ٰلَئِكَ هُ ُم ْال ُم ْفلِحُون‬


ِ ‫ َو ْلتَ ُك ْن ِم ْن ُك ْم أُ َّمةٌ يَ ْد ُعونَ إِلَى ْال َخي ِْر َويَأْ ُمرُونَ بِ ْال َم ْعر‬Arab-Latin:
Waltakum mingkum ummatuy yad'ụna ilal-khairi wa ya`murụna bil-ma'rụfi wa yan-
hauna 'anil-mungkar, wa ulā`ika humul-mufliḥụn Terjemah Arti: Dan hendaklah ada di
antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang
ma'ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung.

Anda mungkin juga menyukai