RAFINASI

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 22

RAFINASI

Oleh : Noviga Putri Pujianti


(1901042)
Apa itu gula Rafinasi ?

Gula dengan kualitas paling bagus karena melalui proses pemurnian


bertahap. Warna putih cerah (ICUMSA 45). Di Indonesia gula rafinasi di
peruntukkan bagi industry makanan dan minuman karena membutuhkan
kadar kotoran yang sangat sedikit dan transparan.
Bahan baku yang digunakan industri gula rafinasi yaitu raw sugar.
Raw sugar merupakan gula mentah atau gula setengah jadi,
sehingga perlu diolah lebih lanjut untuk kebutuhan industri
makanan dan minuman. Raw sugar diimpor dari negara Australia,
Afrika, Thailand dan Brazil menggunakan kapal container dalam
bentuk curah.
Hal yang perlu diperhatikan dalam
pembelian raw sugar menurut Peter Rain :
Pol Dextran
Colour Starch
Ash Reducing Sugars
Insoluble Solids Grain Size
Filterabilit
Proses Pembuatan Gula rafinasi
1. Persiapan Bahan Baku

Persiapan dimulai dari pemindahan raw sugar dari dalam


gudang bahan baku ke dalam penampung yaitu raw sugar bin.
Dilakukan dengan menggunakan belt conveyor. Pada persiapan
bahan baku juga dilakukan penimbangan yang bertujuan untuk
mengetahui berat bahan yang akan diproses dan untuk menghindari
kelebihan kapasitas mesin.
2. Affinasi
Proses penghilangan lapisan molasses yang melapisi kristal gula.
a. Mingling
Bertujuan untuk melunakkan lapisan syrup yang terdapat di
permukaan kristal, sehingga dapat dipisahkan menggunakan
centrifugal.
1) Penambahan hot water (membersihkan permukaan mingler)
2)Penambahan sweet water dan raw sugar(meningkatkan brix
affinated magma)
3) Pengadukan affinated magma (melunakan lapisan
tetes/molasses yang menempel pada permukaan raw sugar)
b. Centrifugation
Bertujuan untuk memisahkan antara kristal gula dengan
molasses menggunakan gaya centrifugal. Hasil dari pemutaran di
centrifugal affinasi adalah affinated sugar dan green molasses.

c. Melter
Bertujuan untuk peleburan affinated sugar, dengan
mencampurkannya bersama dengan sweet water. Agar
mempermudah proses pencampuran dilakukan pemanasan steam
hingga suhu 65ᴼC.
3. Klarifikasi
Proses ini bertujuan untuk membuang semaksimal mungkin
pengotor non sugar yang ada dalam leburan (melt liquor). Ada 2
tenologi klarifikasi :
a. Karbonatasi
Metode pemurnian yang dapat memisahkan kotoran berupa
koloid yang terdapat pada leburan gula. Proses ini juga dapat
menyerap atau menghilangkan warna yang memiliki berat molekul
lebih tinggi yang berasal dari raw sugar.
Proses karbonatasi: Ca(OH)2 + CO2 -> CaCO3
Terbentuknya endapan CaCO3 berfungsi menyerap zat-zat
yang bukan gula yang terdapat pada raw liquor.
b. Fosflatasi
Pada proses ini digunakan asam fosfat dan kalsium hidroksida
yang akan membentuk gumpalan (primer) kalium fosfat.
Penambahan flokulan sebelum tangki aerator dilakukan untuk
membantu pembentukan gumpalan sekunder yang terbentuk dari
gumpalan-gumpalan primer yang terikat oleh rantai molekul
flokulan. Pembentukan gumpalan sekunder dapat menyerap
berbagai pengotor: zat warna, zat anorganik, partikel yang
melayang dan lain-lain.
Pemisahan gumpalan tersebut tidak diendapkan melainkan
diambangkan pada clarifier. Pemisahan berlangsung dengan sekrap
yang berputar pada permukaan clarifier dan menyingkirkan scum ke
kanal yang dipasang pada sekeliling clarifier.
4. Filtrasi
Pemisahan campuran antara cairan dengan zat padat tidak
terlarut melalui media penapis (filter) yang meloloskan cairan
namun menahan zat padatnya pada permukaan penapis (filter).
Proses filtrasi terdapat 2 tipe yaitu Filtrasi tipe I dan Filtrasi tipe II.
Tipe filter pada proses filtrasi gula rafinasi adalah rotary leaf filter.
Penyaringan raw liquor menggunakan saringan berlapis-lapis
dengan cara mengalirkan larutan dari lubang inlet dilewatkan pada
saringan kemudian dialirkan menuju lubang outlet. Penggunaan
rotary leaf filter dalam proses filtrasi memiliki keuntungan, yaitu
filter cake yang dihasilkan memiliki ukuran yang sama yang
disebabkan oleh bingkai-ningkai filter yang ikut berputar.
5. Dekolorisasi
Proses dekolorisasi merupakan proses yang bertujuan untuk
menurunkan kandungan warna pada liquor. Pada proses inilah
terjadi penghilangan warna larutan sehingga cairan yang
dihasilkan jernih. Proses dekolorisasi dilakukan pada tangki IER (Ion
Exchange Resin).
Proses penghilangan warna menggunakan resin yang
mempunyai sifat menyerap zat-zat warna dengan prinsip
pertukaran ion. Metode ini digunakan karena terdapat sifat
beberapa zat pewarna yang terkandung seperi melanoide,
melanine, caramel, yang mempunyai sifat anionic.
6. Evaporasi
Proses evaporasi bertujuan menurunkan kadar air dan
meningkatkan brix. Semakin kecil kandungan air bahan maka brix
bahan akan semakin tinggi. Peningkatan brix bertujuan untuk
mempermudah dan mempercepat proses kristalisasi yang terjadi
dalam vacuum pan.
Proses evaporasi bertujuan untuk menurunkan kadar air fine
liquor dengan nilai brix yang diharapkan adalah 65 – 70 %.
Penguapan kadar air dilakukan dengan mengalirkan panas pada
bahan. Selain itu, evaporator didesain agar beroperasi pada kondisi
vacuum bermanfaat agar suhu yang digunakan untuk proses
penguapan tidak terlalu tinggi yaitu 60 – 65 ˚C.
7. Kristalisasi
Proses kristalisasi bertujuan untuk merubah molekul-molekul
sukrosa dalam fine liquor menjadi kristal gula dengan kehilangan
minimum dan proses sesingkat mungkin. Semakin murni larutan
gula semakin mudah gula mengkristal. Faktor yang mempengaruhi
pertumbuhan kristal sukrosa adalah kelewatjenuhan larutan, suhu,
kecepatan nisbi kristal dan larutan, sifat permukaan kristal.
Pada proses kristalisasi terjadi pembentukan kristal gula yang
berasal dari larutan (Thick Liquor) dan kemudian dimasak dalam
kondisi vakum di dalam pan masak (vacuum pan). Melalui
pemanasan ini terjadi penguapan lanjut hingga larutan mengalami
kondisi Supersaturated (sangat/lewat jenuh).
Pada saat masakan berada di kondisi Supersaturated, dilakukan
pemberian bibit kristal gula (fondan/slurry) yang berfungsi untuk
merangsang pembentukan kristal. Dengan penambahan fondan
proses pembentukan kristal lebih cepat. Temperatur berkisar 60-65
˚C dan Tekanan yang di gunakan pada vaccum 65-70 cmHg.
8. Sentrifugasi
Pada saat proses sentrifugasi terjadi pemisahan gula kristal dan
molasses menggunakan gaya sentrifugal. Dengan demikian
molasses akan terpisah dengan Kristal gula.
Prinsip kerja centrifugal menggunakan gaya sentrifugasi,
dimana kristal yang terdapat dalam basket putaran akan terlempar
dan akan tertahan disaringan, sedang larutannya akan lolos melalui
saringan. Pemisahan kristal dilakukan dengan cara memutar
masakan dalam mesin sentrifugal menghasilkan kristal (gula A) dan
sirop A. Selanjutnya sirop A dimasak seperti yang dilakukan
sebelumnya menghasilkan gula B dan sirop B. Demikian seterusnya
secara berjenjang menghasilkan gula A, B dan C yang masuk dalam
katagori gula rafinasi.
9. Pengeringan dan Pendinginan
Proses pengeringan bertujuan agar gula tidak menggumpal
atau mengeras dalam penyimpanan, mencegah kerusakan secara
mikrobiologis dan kimia, dan agar gula tetap bersifat free flowing.
Sedangkan, proses pendinginan dilakukan untuk menurunkan
suhu gula hingga mencapai suhu kamar yaitu sekitar 27-30C.
10. Pengemasan dan Penggudangan
Pengemasan bertujuan untuk mencegah kerusakan fisik gula
rafinasi akibat pengaruh dari luar. Kemasan yang digunakan yaitu
kemasan primer yaitu plastik jenis polypropilen dan kemasan
sekunder berupa karung plastik. Gula rafinasi ini kemudian
disimpan dalam Warehousing sebelum di didtribusikan.
Penyimpanan bertujuan untuk menyimpan dan menghindari
kerusakan gula rafinasi yang telah disusun diatas pallet.
Penggunaan pallet selain untuk memudahkan perhitungan,
bertujuan juga untuk melindungi produk dari kontaminasi yang
disebabkan komasan menyentuh lantai.
Kebutuhan Bahan Pembantu Proses Rafinasi
Air
Sebagai bahan pembantu yang dalam penggunaanya diolah menjadi sweet
water dan hot water.

CO2
Sebagai bahan pembantu yang ditambahkan bersamaan dengan susu kapur
pada saat menggunakan metode karbonatasi di proses klarifikasi. Sehingga
terbentuk endapan kalsium karbonat yang akan menyerap pengotor termasuk
zat warna.

Susu Kapur
Sebagai bahan pembantu yang digunakan dalam proses karbonatasi dalam
pembuatan gula rafinasi. Bertujuan untuk membantu pemurnian dan menaikkan
pH nira.
Asam Fosfat
Sebagai bahan pembantu yang ditambahkan pada saat fosflatasi di klarifikasi
bersama dengan kalsium hidroksida, berperan untuk membentuk gumpalan
yang disebut mikroflok.
Flokulan
Sebagai bahan pembantu yang berperan dalam meningkatkan efisiensi
pemurnian nira dan memperbaiki mutu nira. Flokulan disini akan membantu
gumpalan primer (asam fosfat dan kalsium klorida) membentuk gumpalan yang
menyerap zat pengotor.

Filter Aid
Sebagai bahan pembantu yang digunakan dalam wujud cairan dan digunakan
sebagai media penapisan dalam rotary leaf filter (filtrasi).
Anion Exchange Resin
Sebagai bahan pembantu yang ditambahkan pada saat proses dekolorisasi
yang dilakukan dengan pertukaran ion, yang dapat mengikat ion-ion warna
dalam larutan sehingga larutan menjadi jernih.
Nacl
Sebagai bahan pembantu yang mana ion Cl akan berikatan dengan resin, dan
ion Na akan mengikat warna kembali.
HCl
Sebagai bahan pembantu yang digunakan dalam proses regenerasi total yaitu
bila resin mencapai titik kejenuhannya.
NaOH
Sebagai bahan pembantu yang digunakan dalam proses regenerasi total
bersama dengan HCl apabila resin telah mencapai titik kejenuhannya.
Reaksi Bahan Pembantu Proses Gula Rafinasi

Reaksi pembakaran kapur tohor Reaksi pembuatan susu kapur

Reaksi Karbonatasi Reaksi fosflatasi

Anda mungkin juga menyukai