Organisasi Profesi

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 3

Organisasi Profesi Kesehatan Masyarakat

Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya dalam pelayanan kesehatan, semua tenaga kesehatan
memiliki organisasi profesi yang bertugas mewadahi jenis profesi kesehatan masing-masing. Organisasi
Profesi (OP) adalah wadah untuk berhimpun tenaga kesehatan seprofesi. OP berfunsi meningkatkan
dan/atau mengembangkan pengetahuan dan keterampilan, martabat, dan etikfa profesi tenaga
kesehatan. Tenaga Kesehatan harus membentuk 1 (satu) OP.

Tenaga Kesehatan Masyarakat merupakan tenaga kesehatan yang belum memiliki payung hukum
sendiri baik dalam bentuk Permenkes maupun Perundangan Turunan lainnya, saat ini Kesehatan
Masyarakat masih berlandaskan pada UU No. 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan.

Sayangnya, UU Tenaga Kesehatan tersebut tidak I memberikan kejelasan dan kepastian hukum bagi I
tenaga kesehatan masyarakat. Beberapa pasal yang I menjadi sorotan dan menimbulkan berbagai
polemik keprofesian kesmas, yakni:

1) Bab III Pasal 11 ayat (1)


2) Bab III Pasal 11 ayat (7) Bab IV Pasal 21 ayat (1)
3) Bab VI Pasal 44 ayat (1)

Mahasiswa kesehatan masyarakat sangat digantungkan oleh realita bahwa mahasiswa kesehatan
masyarakat tidak bisa mendapatkan STR karena tidak memenuhi syarat untuk mengikuti Uji Kompetensi
(UKOM). Di dalam UU No. 36 Tahun 2014 menjelaskan syarat-syarat mahasiswa tingkat akhir (calon
tenaga kesehatan) harus mengikuti UKOM dan jelas didalamnya bahwa yang bisa mengikuti UKOM
adalah mahasiswa yang menjalankan pendidikan vokasi dan profesi. Hal tersebut menjadi problematika
bagi mahasiswa kesehatan masyarakat dimana kesehatan masyarakat merupakan pendidikan akademik
sehingga mahasiswa kesehatan masyarakat tidak bisa mengikuti UKOM dan mendapatkan STR.

Namun disamping itu, saat ini mahasiswa kesehatan masyarakat yang baru menjadi S.K.M dan ingin
mendaftarkan diri ke instansi pemerintahan ataupun program pemerataan kesehatan dari pemerintah
seperti Nusantara Sehat masih harus menyertakan STR sebagai syarat. Maka sudah seharusnya regulasi
mengenai keprofesian kesehatan masyarakat segera dibentuk dan disahkan supaya tenaga kesehatan
masyarakat memiliki kejelasan payung hukum yang bisa dijadikan pedoman.

Dalam surat Kemenkes RI No. PS. 04.01/H.III/3654/2019 yang ditujukan kepada Kemenkes akan
mengatur tenaga kesehatan masyarakat sebagai tenaga kesehatan sesuai dengan UU No. 36 Tahun
2014. Namun, penyusunan regulasi ini membutuhkan waktu.

IAKMI itu adalah organisasi profesi kesehatan masyarakat yang berdiri sejak 1971. Keanggotaan IAKMI
adalah semua ahli kesehatan masyarakat dengan latar belakang kesarjanaan kesehatan, baik Sarjana
Kedokteran, Kedokteran Gigi, Farmasi, Gizi, SKM, Perawat/Ners, Kesehatan Lingkungan, Sarjana
Farmasi/ Apoteker, dsb. Disamping itu, keanggotaan IAKMI, bisa juga berasal dari Sarjana Non
Kesehatan seperti Sarjana Hukum, Sarjana Ekonomi, Sarjana Sosial, Sarjana Teknik, Sarjana Agama,
Sarjana Sarjana Pendidikan dan sebagainya, asal saja dengan syarat bahwa pendidikan S2 nya (Program
Pasca Sarjana) atau S3 (DOKTORAL) adalah Kesehatan Masyarakat/Public Health, maka bisa menjadi
anggota IAKMI. Hal tersebut sesuai dengan peraturan organisasi yang tertuang dalam Anggaran Dasar,
pasal 8 dan Anggaran Rumah Tangga pasal 3 s.d 7 IAKMI.

IAKMI itu adalah organisasi profesi kesehatan masyarakat yang berdiri sejak 1971. Keanggotaan IAKMI
adalah semua ahli kesehatan masyarakat dengan latar belakang kesarjanaan kesehatan, baik Sarjana
Kedokteran, Kedokteran Gigi, Farmasi, Gizi, SKM, Perawat/Ners, Kesehatan Lingkungan, Sarjana
Farmasi/ Apoteker, dsb. Disamping itu, keanggotaan IAKMI, bisa juga berasal dari Sarjana Non
Kesehatan seperti Sarjana Hukum, Sarjana Ekonomi, Sarjana Sosial, Sarjana Teknik, Sarjana Agama,
Sarjana Sarjana Pendidikan dan sebagainya, asal saja dengan syarat bahwa pendidikan S2 nya (Program
Pasca Sarjana) atau S3 (DOKTORAL) adalah Kesehatan Masyarakat/Public Health, maka bisa menjadi
anggota IAKMI. Hal tersebut sesuai dengan peraturan organisasi yang tertuang dalam Anggaran Dasar,
pasal 8 dan Anggaran Rumah Tangga pasal 3 s.d 7 IAKMI.

PERSAKMI adalah organisasi profesi kesehatan masyarakat yang keanggotaannya khusus lulusan
FKM/Prodi IKM yg bergelar Sarjana Kesehatan Masyarakat ((SKM). Bila seseorang lulusan S1 SKM
kemudian meraih gelar S2 (pasca sarjana) dan atau S3 (Doktoral) baik linear atau tidak, tetap bisa
menjadi anggota PERSAKMI. Syarat utama menjadi anggota persakmi adalah S1 nya SKM.

Dengan demikian maka selain atau non SKM, jelas tentu tidak dapat menjadi anggota PERSAKMI.
Sehingga bagi kawan-kawan para SKM di Prov. Aceh dan bahkan se Indonesia, organisasi PERSAKMI ini
yang sudah berbadan hukum dari Kementerian Hukum dan HAM, nomor : AHU-07.AH.01.06. Tahun
2010 ini adalah organisasi resminya. Dengan demikian, maka PERSAKMI ini bagi para SKM adalah
merupakan tempat/wadah menyampaikan gagasan, ide, pembinaan wawasan berorganisasi,
berkumpul, bergabung, berdiskusi, bergembira dan bahkan bersusah-susah atau ber payah-payah, saling
mendukung sesama SKM baik dalam bekerja, advokasi hukum, dan sebagainya dalam rangka
memajukan kesmas dan SKM itu sendiri.

Sebagai catatan penting bahwa perbedaan antara organisasi PERSAKMI dengan IAKMI adalah bahwa
organisasi PERSAKMI merupakan organisasi dan wadah bagi seluruh SKM di Indonesia dengan tujuan
menghimpun, mengadvokasi, membina dan memperkuat serta memperjuangkan kepentingan dan
kebutuhan pokok para SKM serta profesi kesmas.

Karena dalam UU 36/2014 TTG TENAGA KESEHATAN disebutkan bahwa organisasi profesi kesehatan itu
adalah organisasi yang menghimpun para tenaga kesehatan yg sejenis dan seminat/serumpun, .maka
bagi SKM tentu PERSAKMI adalah organisasi yang tepat untuk wadahnya. Ketentuan ini juga berlaku bagi
masing-masing jenis tenaga dan profesi kesehatan di Indonesia.

Sedangkan IAKMI merupakan organisasi tempat wadah bagi semua jenis tenaga dan profesi kesehatan
yang ada di Indonesia sebagai lintas profesi dengan beragam kesarjanaan kesehatan yang setuju dan
bersedia bergabung dengan tetap bergerak sesuai visi dan misi IAKMI yang tertulis di AD/ART-nya.
Dengan begitu maka sangat terang benderang perbedaan kedua organisasi ini yang mungkin selama ini
dianggap sama oleh khusus nya para SKM yang baru lulus dari Pergutuan Tinggi FKM /PS IKM.

Namun, polemik organisasi profesi kesehatan masyarakat merupakan permasalahan internal Kesmas.
Pemerintah (Kemenkes RI) tidak dapat menentukan satu dari kedua organisasi yang saat ini eksis.
Karena jika hal tersebut dilakukan, tidak menutup kemungkinan salah satu organisasi mengajukan
gugatan kepada Kemenkes RI.

Berbagai upaya telah dikerahkan untuk menyelesaikan polemik organisasi profesi kesehatan
masyarakat, salah satunya dengan pembentukan Tim 3 yang terdiri dari perwakilan IAKMI, Persakmi,
dan AIPTKMI. Hadirnya pihak ke-3 (AIPTKMI) diharapkan dapat membawa angin segar ditengah polemik
organisasi profesi kesehatan masyarakat yang tak kunjung usai.

Tim 3 telah melakukan pertemuan-pertemuan untuk menyelesaikan permasalahan yang ada. Namun,
hingga hari ini belum ada simpulan yang dapat menjawab pertanyaan "Siapa organisasi profesi
kesehatan masyarakat?"

Per tanggal 5 November 2020 saat ISMKMI melakukan dialog bersama perwakilan AIPTKMI, diketahui
bahwa hasil interpretasi poin-poin kesepakatan belum juga dikirimkan kepada BPPSDM Kesehatan.
Padahal jelas tertulis pada hasil rapat bahwa berkas akan dikirimkan paling lambat 30 Oktober 2020.

Jika terus seperti ini, sampai kapan polemik akan berakhir? Apakah pihak-pihak terkait tidak
menganggap polemik ini sebuah hal yang penting untuk diselesaikan?

Sejak November 2020 iakmi, persakmi dan aiptkmi udah ada rapat, namun sampai saat ini belum kirim
ke BPSDM kesehatan jadi polemik ini belum selesai sampai saat ini.

Dan belum menemukan titik terangnya mau gimana, dan memang untuk penyelesaian masalah orprof
ini harus secara internal antara persakmi sama iakminya.

Dan sampe sekarang pun, tidak ada kabar jelasnya, dan mahasiswa hang tergabung di ismkmi daerah
dalam membantu menyuarakan jalan keluarnya hanya bisa disuarakan lewat karya kayak poster dll, dan
bisa berdiskusi dengan advokasi ismkmi daerah-nasional agar mereka bisa membahas lebih internal lagi.

Ketidakjelasan jalur pendidikan kesmas, polemik UKOM dan STR, belum adanya orprof bagi tenaga
kesehatan masyarakat merupakan beberapa kenyataan pahit yang harus dihadapi mahasiswa kesmas
dan S.K.M.

Anda mungkin juga menyukai