Makalah Biomedik - Fix

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 19

KONSEPSI DAN PERTUMBUHAN JANIN

MAKALAH Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah BIOMEDIK I Program Studi Rekam Medis dan Informasi Kesehatan

Disusun Oleh : Izza Rupaida F Rendra Rizki S Semi Prima S Taofik Hidayah 09403084 12403026 12403027 12403012

POLITEKNIK PIKSI GANESHA BANDUNG 2012

LEMBAR PENILAIAN TUGAS


MAKALAH INI TELAH DIPERIKSA

di Bandung tanggal : ..................................

dengan Nilai Angka : ................................

Dosen Mata Kuliah,

Lidya Maryani, S. Kep., Ners., M.M NIDN. 04-060385-01

KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala limpahan rahmat dan karunia-Nya kepada tim penulis sehingga dapat menyelesaikan makalah ini yang membahas tentang KONSEPSI DAN PERTUMBUHAN JANIN

Penulis menyadari bahwa didalam pembuatan makalah ini berkat bantuan dan tuntunan Tuhan Yang Maha Esa dan tidak lepas dari bantuan berbagai pihak untuk itu dalam kesempatan ini penulis menghaturkan rasa hormat dan terima kasih yang sebesarbesarnya kepada semua pihak yang membantu dalam pembuatan makalah ini.

Tim penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan makalah ini masih dari jauh dari kesempurnaan baik materi maupun cara penulisannya. Namun demikian, tim penulis telah berupaya dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki sehingga dapat selesai dengan baik dan oleh karenanya, tim penulis dengan rendah hati dan dengan tangan terbuka menerima masukan,saran dan usul guna penyempurnaan makalah ini.

Akhirnya tim penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi seluruh pembaca.

Bandung, 20 Mei 2012

Penyusun,

DAFTAR ISI
LEMBAR PENILAIAN TUGAS ....................................................................................... 2 KATA PENGANTAR ......................................................................................................... 3 DAFTAR ISI ........................................................................................................................ 4 BAB I ................................................................................................................................... 5 PENDAHULUAN ............................................................................................................... 5 1.1 Latar Belakang ........................................................................................................... 5 1.2 Tujuan ........................................................................................................................ 8 1.3 Manfaat Penulisan ...................................................................................................... 8 BAB II .................................................................................................................................. 9 PEMBAHASAN PROSES DAN KONSEPSI PERTUMBUHAN JANIN ......................... 9 Proses Konsepsi dan Pertumbuhan Janin ......................................................................... 9 Spermatogenesis ............................................................................................................ 10 Oogenesis ....................................................................................................................... 12 Pengaruh Hormon Dalam Oogenesis ............................................................................. 14 Fertilisasi ........................................................................................................................ 15 Perkembangan embrio ................................................................................................... 15 Kontrasepsi ( Pencegahan Konsepsi ) ............................................................................ 17 A. Permanen ............................................................................................................... 17 B. Non Permanen ....................................................................................................... 17 DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 19

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Setiap mahluk hidup selalu bereproduksi, Mahluk hidup bereproduksi dengan tujuan mempertahankan keberadaan jenisnya. Demikian juga manusia Proses reproduksi diatur oleh sistem reproduksi manusia yang memiliki dua jenis, yaitu laki-laki dan perempuan. Keduanya memiliki sistem reproduksi yang berlainan dan saling membutuhkan.

Alat reproduksi laki-laki terdiri dari: Sepasang testis Saluran-saluran kelamin Kelenjar-kelenjar tambahan Penis

Testis adalah kelenjar kelamin penghasil sperma dan hormon testosteron , sedangkan pada saluran saluran kelaminnya terdapat : Vesika seminalis yang merupakan kantong semen (mani) yang dindingnya menghasilkan cairan lendir yang mengandung fruktosa, asam askorbat dan asam amino sebagai makanan dan pelindung sperma sebelum membuahi ovum. Semen

(mani) adalah cairan yang terdiri dari sperma dan cairan yang dihasilkan oleh beberapa kelenjar. Vasa eferentia yang merupakan penampung sperma Epididimis yang merupakan mengabsorpsi sperma hingga kental dan menyimpan sperma sementara (3 minggu) Vasdeferens yang merupakan saluran penghubung epididimis dengan uretra pada penis. Dibagian ujungnya terdapat saluran ejakulasi. Uretra yang merupakan saluran untuk mengeluarkan sperma dan urine

Adapun kelenjar kelenjar tambahan yaitu terdiri dari : Kelenjar prostat yang menghasilkan cairan basa berwarna putih susu. Cairan ini berfungsi untuk menetralkan sifat asam pada saluran vasa eferentia dan cairan pada vagina sehingga sperma dapat bergerak dengan aktif Kelenjar cowperi (bulbouretralis): Penghasil cairan pelicin

Selanjutnya adalah Penis yang merupakan alat kelamin luar yang berfungsi untuk memasukan sperma kedalam tubuh wanita.

Sistem reproduksi laki-laki berhubungan erat dengan sistem ekskresi urineria, Testis menghasilkan jutaan sperma setiap hari mulai dari masa pubertas sampai meninggal dunia. Jika tidak dikeluarkan, sel-sel sperma akan mati dan diserap kembali oleh tubuh.

Alat reproduksi pada wanita berupa: Sepasang ovarium Oviduk/tuba fallopii) Uterus

Vagina Organ kelamin bagian luar

a. Ovarium (indung telur) Merupakan kelenjar kelamin yang memproduksi ovum (sel telur) dan menyekresi hormon estrogen dan progesteron b. Oviduk/tuba Fallopii (saluran telur) Berfungsi menyalurkan sel telur ke uterus (rahim) dengan gerakan peristaltik dan dibantu oleh gerakan silia pada dindingnya. c. Uterus (rahim) Tempat berkembangnya embrio. Selama kehamilan volume uterus mampu mengembang hingga 500 kali d. Vagina Tempat penis pada saat ovulasi dan sebagai jalan keluar bayi pada proses kelahiran

Organ kelamin luarnya terdiri dari : klitoris/klentit: struktur yang sama dengan penis Vulva: terdiri atas labium mayor (bibir besar) dan labium minor (bibir kecil)

Lubang saluran kencing Lubang vagina: bagian terluar vagina Fundus: bagian lipat paha

1.2 Tujuan
1. Memahami pembelajaran tentang sistem Reproduksi Manusia 2. Memahami pembelajaran tentang proses konsepsi dan pertumbuhan janin

1.3 Manfaat Penulisan

Hasil dari penulisan ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada semua pihak, khususnya kepada siswa untuk menambah pengetahuan dan wawasan dalam menghadapi ujian . Manfaat lain dari penulisan makalah ini adalah dengan adanya penulisan makalah ini diharapkan dapat dijadikan acuan untuk menjadikan kualitas pembelajaran yang baik

BAB II PEMBAHASAN PROSES DAN KONSEPSI PERTUMBUHAN JANIN

Proses Konsepsi dan Pertumbuhan Janin


Konsepsi menyangkut fertilisasi dan pelekatan embrio pada dinding uterus. Fertilisasi adalah peleburan inti sel sperma dan inti sel telur yang terjadi di saluran telur (oviduk) atau di uterus. Pada saat fertilisasi kepala sel sperma menembus dinding sel telur sedang ekor tertinggal di luar membentuk zigot (2n) yang terus membelah mitosis menjadi 32 sel (morula). Morula berkembang menjadi blastula. Bagian dalam blastula akan membentuk janin sedang bagian luarnya membentuk trofoblast (bagian dinding untuk menyerab makanan dan akan berkembang menjadi plasenta. Pada usia hari ke 4-5 setelah ferlitilasi blastula bergerak ke uterus dan melakukan implantasi (pelekatan) di uterus pada hari ke-6. Balastula kemudian berkembang menjadi grastula (punya lapisan ektodermis, mesodermis, dan endodermis). Selanjutnmya gastrula berkembang menjadi embrio setelah melalui peristiwa diferensiasi, spesilisasi, dan organogenesis. Ektodermis akan membentuk susunan saraf, hidung, mata, epidermis, kelenjar kulit. Mesodermis akan membentuk jaringan tulang, otot jantung, pembuluh darah, limfa, ginjal, klenjar kelamin. Endodermis akan membentuk kelenjar gondok, hati, pankreas, kandung kemih, saluran pencernaan, saluran pernapasan.

Manusia merupakan makhluk hidup berumah dua (diaseus) karena satu individu hanya mempunyai satu jenis kelamin. Manusia juga termasuk jenis vivipar yaitu makhluk hidup yang beranak. Laki-laki mempunyai testis yang tersimpan di dalam skrotum. Penyimpanan testis di dalam skrotum dimaksudkan untuk

mengoptimumkan suhu spermatogenesis. Hal ini dikarenakan pada suhu yang tinggi akan menganggu spermatogenesis. Di dalam testis terdapat tubulus seminiferus yang terdiri dari jaringan epithelium dan jaringan ikat. Di dalam jaringan epithelium terdapat sel spermatogonium (calon sperma), sel sertoli (pemberi makan spermatozoa), dan sel leydig (menghasilkan testoteron).

Spermatogenesis
Sperma diproduksi di spermatogonia (sel epidermis tubulus seminiferus testis. Hormon yang berpengaruh: 1) Hormon Gonadotropin, FSH, LH, Testoteron. Proses pembentukan melalui mitosis untuk menghasilkan spermatosid primer yang selanjutnya melakukan pembelahan meiosis sehingga menghasilkan spermatid yang kemudian berdiferensiasi menjadi sperma. 1. Mitosis pada sel spermatogonium (2n) menghasilkan spermatogonium (2n) dengan jumlah yang banyak sekali 2. Selanjutnya sebagian spermatogonium akan mengalami mitosis I dan spermatogonium lainnya membesar menjadi spermatosit primer (2n) 3. Spermatosit primer kemudian mengalami meiosis tahap 1 menjadi 2 spermatosit sekunder (n) yang selanjutnya mengalami meiosis tahap 2 dan menghasilkan 4 spermatosid sekunder (n). 4. Spermatosid spermatozoa. sekunder selanjutnya mengalami diferensiasi menjadi

Spermatozoa terdiri dari bagian kepala yang terdiri dari inti sel dan akrosom (bagian pelisis kulit telur), bagian badan yang kaya mitokondria dan bagian ekor

10

yang kaya akan flagel. Selanjutnya spermatozoa menuju ke uretra di bantu oleh cairan (semen) dari vesicula seminalis (kantong sperma), kelenjar prostat, dan kelenjar cowper (bulbo). 3 ml semen mengandung 350-360 juta sperma. Spermatogenesis dipengaruhi oleh beberapa hormon yaitu; 1. Gonadotropin praduksi hipotalamus, hormon ini merangsang produksi FSH dan LH oleh kelenjar hipofisa. 2. Folicle Stimulating Hormon (FSH) selanjutnya merangsang sel sertoli untuk memproduksi ABP/Androgen Binding Protein yang akan memicu pembentukan sperma. 3. Luteinizing Hormon (LH) selanjutnya merangsang produksi testoteron (androgen) oleh Sel Leydig.

11

4. Testoteron selanjutnya akan merangsang perkembangan seks primer dan seks sekunder dan juga merangsang spermatogenesis. Jika spermatozoa sudah terbentuk, maka Sel Sertoli akan menghasilkan hormon inhibin yang akan menghambat hipofisa memproduksi FSH dan LH.

Oogenesis
Ovum diproduksi di ovarium. Pada embrio terdapat sekitar 600.000 buah sel induk telur (oogonium). Pada usia 5 bulan oogonium akan bermitosis sehingga menghasilkan 7 juta oosit primer dan pada ssat lahir jumlah oosit primer tinggal 2 juta yang bertahan samapai masa pubertas. Oogonium dan oosit ini terdapat di folikel telur yang pertumbuhannya dari folikel primer, sekunder, tersier dipengaruhi oleh FSH. Pada ssat ovulasi, folikel tersier berubah menjadi folikel de graff. Ovum terbentuk setelah oosit primer bermeiosis menjadi ovum.

1. Pada saat embrio, seorang wanita mempunyai 600.000 oogonium (calon ovum) yang kemudian membelah secara mitosis menjadi 7 juta oogonium pada saat

12

embrio berusia 5 bulan, tetapi menurun menjadi 2 juta oogonium pada saat embrio tersebut neonatus. 2. Selang 6 bulan berikutnya terjadi meiosis I tahap I yang berhenti pada profase I. Pada usia 7 tahun terjadi lanjutan meiosis I (metafase I, anafase I, dan telofase I) yang menghasilkan 300.000-400.000 oosit primer. 3. Pada masa pubertas terjadi meiosis I tahap II (profase II, metafase II, anafase II, dan telofase II), dan bersamaan menjelang ovulasi akan dihasilkan oosit sekunder dan badan polar I, badan polar I kemudian mebelah menjadi 2 badan polar. 4. Selanjutnya oosit sekunder mengalami meiosis II yang berhenti pada metafase II sebelum ovulasi. Setelah ovulasi dan ada penetrasi sperma, maka meiosis II dilanjutkan yang menghasilkan ootid dan badan polar II. 5. Ootid kemudian berdiferensiasi menjadi ovum pada saat menjelang pelburan inti sel sperma dan ovum. 3 badan polar menempel di ovum dan berdegenerasi.

13

Pengaruh Hormon Dalam Oogenesis


1. Pada saat pascamenstruasi (dimana pegaruh`progesteron sudah tidak ada) hipotalamus menghasilkan hormon gonadotropin menghasilkan FSH dan LH. 2. FSH menyebabkan folikel berkembang (dari folikel primer folikel de graaf). 3. Folikel de graaf memfasilitasi ovulasi dengan produksi satu ovum. Terjadinya ovulasi juga diransang oleh LH pada hari ke-14 fase estrus. 4. Di sisi lain folikel de graaf juga menghasilkan estrogen yang menyebabkan penebalan endomentrium dan mempengaruhi hipofisa untuk menghentikan produksi FSH dan LH. 5. Folikel de graff yang telah mengeluarkan satu ovum (folikel kosong) akan membentuk korpus luteum (badan kuning) yang mampu menghasilkan progesteron. 6. Progesteron selanjutnya menghambat hipofisa memproduksi FSH dan LH yang menyebabkan ovulasi berikutnya dihambat untuk sementara. Di sisi lain progesteron juga menyebabkan munculnya fase luteal (hari ke-10 pasca ovulasi, endomentrium tebal, lembut, dan kaya akan pembuluh darah). 7. Jika ovulasi gagal korpus luteum dan endomentrium berdegenerasi yang folikel sekunder menyebabkan hipofisa

menyebabkan pendarahan (menstruasi) pada hari ke-28 setelah ovulasi. Degerasi korpus luteum juga menyebabkan produksi progresteron tidak ada sehingga hipotalamus dapat memproduksi gonadotropin yang akan meransang mengulang siklus ovulasi tahap berikutnya.

14

Fertilisasi
Fertilsasi adalah proses peleburan antara satu sel sperma dengan satu sel telur (ovum) yang sudah matang. Sel telur yang telah dibuahi berubah menjadi zigot dan menempel pada dinding rahim. Setelah zigot terbentuk, zigot langsung membelah diri menjadi 2, 4, 8, 16 dan seterusnya. Dalam waktu bersamaan dinding rahim menebal penuh dengan pembuluh darah siap menerima zigot dan kemudian zigot menempel pada dinding rahim untuk berkembang sehingga zigot berubah menjadi embrio

Perkembangan embrio
0 4 Minggu. Pada minggu-minggu awal ini, janin memiliki panjang tubuh kurang lebih 2 mm. Perkembangannya juga ditandai dengan munculnya cikal bakal otak, sumsum tulang belakang yang masih sederhana, dan tanda-tanda wajah yang akan terbentuk. 4 8 Minggu. Ketika usia kehamilan mulai mencapai usia 6 minggu, jantung janin mulai berdetak, dan semua organ tubuh lainnya mulai terbentuk. Muncul tulang-tulang wajah, mata, jari kaki, dan tangan. 8 12 Minggu. Saat memasuki minggu-minggu ini, organ-organ tubuh utama janin telah terbentuk. Kepalanya berukuran lebih besar daripada badannya, sehingga dapat menampung otak yang terus berkembang dengan pesat. Ia juga telah memiliki dagu, hidung, dan kelopak mata yang jelas. Di dalam rahim, janin mulai diliputi cairan ketuban dan dapat melakukan aktifitas seperti menendang dengan lembut. Organ-organ tubuh utama janin kini telah terbentuk. 12 16 Minggu. Paru-paru janin mulai berkembang dan detak jantungnya dapat didengar melalui alat ultrasonografi (USG). Wajahnya mulai dapat membentuk ekspresi tertentu dan mulai tumbuh alis dan bulu mata. Kini ia

15

dapat memutar kepalanya dan membuka mulut. Rambutnya mulai tumbuh kasar dan berwarna. 16 20 Minggu. Ia mulai dapat bereaksi terhadap suara ibunya. Akar-akar gigi tetap telah muncul di belakang gigi susu. Tubuhnya ditutupi rambut halus yang disebut lanugo. Si kecil kini mulai lebih teratur dan terkoordinasi. Ia bisa mengisap jempol dan bereaksi terhadap suara ibunya. Ujung-ujung indera pengecap mulai berkembang dan bisa membedakan rasa manis dan pahit dan sidik jarinya mulai nampak. 20 28 Minggu. Pada saat ini, ternyata besar tubuh si kecil sudah sebanding dengan badannya. Alat kelaminnya mulai terbentuk, cuping hidungnya terbuka, dan ia mulai melakukan gerakan pernapasan. Pusat-pusat tulangnya pun mulai mengeras. Selain itu, kini ia mulai memiliki waktu-waktu tertentu untuk tidur 28 32 Minggu. Walaupun gerakannya sudah mulai terbatas karena beratnya yang semakin bertambah, namun matanya sudah mulai bisa berkedip bila melihat cahaya melalui dinding perut ibunya. Kepalanya sudah mengarah ke bawah. Paru-parunya belum sempurna, namun jika saat ini ia terlahir ke dunia, si kecil kemungkinan besar telah dapat bertahan hidup. 36 Minggu. Kepalanya telah berada pada rongga panggul, seolah-olah "mempersiapkan diri" bagi kelahirannya ke dunia. Ia kerap berlatih bernafas, mengisap, dan menelan. Rambut-rambut halus di sekujur tubuhnya telah menghilang. Ususnya terisi mekonium (tinja pada bayi baru lahir) yang biasanya akan dikeluarkan dua hari setelah ia lahir. Saat ini persalinan sudah amat dekat dan bisa terjadi kapan saja.

16

Kontrasepsi ( Pencegahan Konsepsi )


A. Permanen 1. Tubektomi (tuba fallopi atau oviduk dipotong atau diikat) 2. vasektomi (vasdeferens dipotong atau diikat) B. Non Permanen 1. Tanpa alat bantu a. Memperpanjang masa menyusui. Hal ini dikarenakan prolaktin yang dihasilkan oleh hipofisa akan menghambat produksi FSH dan LH oleh hipofisa. b. Pantang berkala Sistem kalender: tidak bercoitus pada 3 hari sebelum dan sesudah ovulasi atau 14 hari sebelum menstruasi yang akan datang (jika siklus menstruasi normal tiap bulan dengan siklus 28 hari). 3 hari sebelum ovulasi merupakan waktu dimana sperma masih mungkin hidup dan 3 hari sesudah menstruasi merupakan waktu dimana ovum masih hidup. Jika siklus haidd tidak normal, maka lama siklus haid ditentukan minimal dalam jangka waktu 6 bulan untuk mengetahui siklus haid terpanjang dan terpendek. Misal siklus haid terpanjang 35 hari dan terpendek 25 hari, maka penentuan masa subur adalah sebagai berikut: 35 (masa terpanjang) 11 (bilangan standar) = 24 25 (masa terpanjang) 18 (bilangan standar) = 7 sehingga masa suburnya adalah hari ke-7 sampai dengan ke-24 dari haid I. Sistem billing ialah tidak bercoitus pada saat sekret/lendir paling panjang) c. Coitus interuptus (sengama terputus, pada saat ejakulasi sperma dibuang di luar vagina)

17

2. Dengan Alat bantu a. Menghalangi ovulasi dengan estrogen atau progesteron. Hal ini dikarenakan estrogen dan progesteron akan menghambat hipofisa memproduksi FSH. Misalnya pil KB, suntik KB, susuk KB. b. Menghalangi fertilisasi , misalnya kondom, jelly, tablet busa, spons (mengandung germisida), diafragma (dari mangkok karet yang menutupi porsio). c. Menghalangi nidasi (konsepsi, implantasi), misalnya IUD (Intra Uterine Device, spiral) yang dipasang di uterus.

18

DAFTAR PUSTAKA
.

WEB SITE Nama DR.H Moch.Agus Krisno Budianto.M.Kes,Thn 2009,Jakarta,Web:forbetterhealt.files.wordpress.com,ibubayi.com/proses-danpertumbuhan-janin.html

19

Anda mungkin juga menyukai