Analisis Pengendalian Kualitas Pada Proses Produksi Pembuatan Okky Jelly Drink Rasa Jeruk Di PT Triteguh Manunggal Sejati PDF Free
Analisis Pengendalian Kualitas Pada Proses Produksi Pembuatan Okky Jelly Drink Rasa Jeruk Di PT Triteguh Manunggal Sejati PDF Free
Analisis Pengendalian Kualitas Pada Proses Produksi Pembuatan Okky Jelly Drink Rasa Jeruk Di PT Triteguh Manunggal Sejati PDF Free
Sarjana Strata-1
Disusun Oleh:
EKO TRISYONO
207.415.011
i
ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PADA
PROSES PRODUKSI PEMBUATAN
OKKY JELLY DRINK RASA JERUK
DI PT. TRITEGUH MANUNGGAL SEJATI
Skripsi ini telah kami setujui untuk dipertahankan dihadapan Komisi Penguji
Jurusan Teknik Industri UPN “Veteran” Jakarta pada tanggal 13 Agustus 2011
dan dinyatakan LULUS.
Pembimbing
Fakultas Teknik
ii
ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PADA
PROSES PRODUKSI PEMBUATAN
OKKY JELLY DRINK RASA JERUK
DI PT. TRITEGUH MANUNGGAL SEJATI
Nrp : 207.415.011
Fakultas Teknik
iii
LEMBAR PERNYATAAN
NRP : 207.415.011
Hormat Saya,
Eko Trisyono
iv
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
karunia-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini dengan baik.
oleh karena itu penulis mengharapkan adanya kritik dan saran yang menunjang
demi kesempurnaan tugas akhir ini untuk meningkatkan mutu penulisan di masa
mendatang.
Sejak awal telah banyak tenaga, usaha dan waktu yang dicurahkan dari
berbagai pihak baik berupa dukungan moril maupun materil dalam membantu
penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini. Seiring dengan rasa syukur
kehadirat Allah SWT maka penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih
kepada:
“Veteran ” Jakarta.
2. Ibu Ir. Lilik Zulaihah M,Si. selaku Wakil Dekan Fakultas Teknik UPN
”Veteran” Jakarta.
Industri.
v
6. Kepada kedua orang tuaku tercinta, segenap keluarga yang telah
10. Semua pihak yang telah membantu menyelesaikan skripsi ini yang
penyusunan tugas akhir ini. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik
dan saran yang membangun sehingga dapat menyempurnakan tugas akhir ini.
Akhirnya, penulis berharap semoga tugas akhir ini dapat bermanfaat dan
Penulis
vi
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK...................................................................................................... viii
BAB I PENDAHULUAN
vii
2.5.3.1 Peta Kendali p ..................................................... 20
20
33
3.1 Prosedur Penelitian ................................................................. 31
34
3.1.2 Studi Pustaka .................................................................. 32
34
3.1.3 Studi Lapangan .............................................................. 32
35
3.1.4 Pengumpulan Data ......................................................... 33
35
3.1.5 Pengolahan Data ............................................................ 33
38
4.1 Pengumpulan Data .................................................................. 36
39
4.2 Sejarah dan Kondisi Perusahaan ............................................. 37
41
4.3 Proses Produksi ....................................................................... 39
53
4.5 Identifikasi Karakteristik Kualitas .......................................... 50
57
4.6 Pengolahan Data ..................................................................... 54
57
4.6.1 Pemakaian Bagan Kendali p ........................................ 54
74
4.6.3 Pemakaian Diagram Sebab Akibat ............................... 70
BAB V ANALISA
76
5.1 Analisa peta kendali p............................................................... 72
78
5.3 Analisa Diagram Sebab Akibat................................................. 74
viii
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan............................................................................. 82
DAFTAR PUSTAKA
ix
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 4.1 Diagram Alir Proses Produksi Okky Jelly Drink .................... 45
42
x
DAFTAR TABEL
Halaman
xi
ABSTRAK
i
BAB I
PENDAHULUAN
baku, kualitas itu sendiri dapat didefinisikan sebagai suatu kondisi dinamis yang
berhubungan dengan produk, jasa manusia, proses dan lingkungan yang melebihi
idealnya harus dilakukan pada setiap tahap proses pengembangan dan pembuatan
produk tersebut. Untuk menghasilkan produk yang baik seperti yang dikehendaki,
Merupakan salah satu usaha dalam mengembangkan ilmu pengetahuan, sikap, dan
1
PT. Triteguh Manunggal Sejati merupakan salah satu industri minuman
Sejati terjadi beberapa kesalahan pada proses produksinya yaitu terjadi beberapa
kecacatan yang akan penulis analisis. Menanggapi hal ini, pihak manajemen
sangat menyadari salah satu hal terpenting untuk menghasilkan produk yang
dihadapi, berdasarkan data yang diperoleh terdapat produk cacat yang jumlahnya
cukup tinggi pada pembuatan Okky Jelly Drink rasa jeruk seperti kurang isi, seal
miring, cup terpotong, kontaminan, bocor halus, kurang pres, kadaluarsa, cup
2. Mengetahui jenis cacat terbesar pada produk Okky jelly drink rasa
jeruk.
2
1.4 Pembatasan Masalah
Agar pembahasan pada penelitian lebih terarah, maka tugas akhir ini hanya
dibatasi pada :
BAB I PENDAHULUAN
3
BAB II LANDASAN TEORI
pengendalian kualitas.
BAB V ANALISA
4
BAB II
LANDASAN TEORI
merealisir tujuan utama perusahaan. Selanjutnya analisis teori ini akan diarahkan
oleh perusahaan didalam mengenai masalah yang dihadapi. Berdasarkan hal itu
perlu mendapat penafsiran secara cermat. Faktor utama yang menentukan kinerja
suatu perusahaan adalah kualitas barang dan jasa yang dihasilkan. Produk dan jasa
yang berkualitas adalah produk dan jasa yang sesuai dengan apa yang diinginkan
sekali definisi atau pengertian yang satu hampir sama dengan definisi atau
pengertian yang lain. Pengertian kualitas menurut beberapa ahli yang banyak di
5
Deming (1982) “ kualitas harus bertujuan memenuhi kebutuhan pelanggan
dimana produk dan jasa tersebut dalam pemakaiannya akan sesuai dengan
menginginkan produk dan jasa yang sesuai dengan kebutuhan dan harapannya
pada suatu tingkat harga tertentu yang menunjukkan nilai produk tersebut”.
Elliot (1993) “ kualitas adalah suatu yang berbeda untuk orang yang berbeda dan
bergantung pada waktu dan tempat atau dikatakan sesuai dengan tujuan.”
Goetch dan Davis (1995) “ kualitas adalah suatu kondisi dinamis yang berkaitan
dengan produk, pelayanan, orang, proses, dan lingkungan yang memenuhi atau
reputasi perusahaan, (2) menurunkan biaya, (3) meningkatkan pangsa pasar, (4)
penampilan produk, (7) mawujudkan kualitas yang dirasakan penting, serta masih
banyak lagi alsan-alasan mengapa kualitas begitu penting bagi organisai atau
perusahaan.
6
2.2.1 Reputasi perusahaan
atau jasa yang berkualitas akan mendapat predikat sebagai organisasi yang
berkualitas selalu identik dengan harga mahal. Hal ini jelas terjadi karena
penghasil produk atau jasa tersebut masih menganut paradigma lama, dan
jasa yang telah dihasilkan tidak akan laku terjual karena konsumen tidak
menginginkannya.
produk atau jasa yang berkualitas perusahaan atau organisasi tidak perlu
mendasarkan jenis, tipe, waktu, dan jumlah produk yang dihasilkan sesuai
7
pemborosan yang terjadi yang harus dibayar mahal oleh perusahaan atau
dibutuhkan pelanggan.
membeli dan membeli lagi produk atau jasa tersebut sehingga pangsa
pasar meningkat.
jasa yang dihasilkan, maka organisasi atau perusahaan akan dituntut untuk
Selain itu, pihak perusahaan atau organisasi tidak perlu lagi mengeluarkan
selain dikenal di pasar lokal, produk atau jasa yang ditawarkan juga akan
dikenal dan diterima di pasar nasional. Hal ini akan menimbulkan kesan
8
pengertian terhadap ISO 9000 yang merupakan standar sitem manajemen
perusahaan yang layak mendapatkan sertifikasi ISO seri 9000 hanya yang
Kualitas akan membuat produk atau jasa dikenal, dan hal ini akan
Hal ini akan menimbulkan fanatisme tertentu dari para konsumen terhadap
membeli produk atau barang dengan harga tinggi namun berkualitas tinggi
9
harapan pelanggan dan mampu menterjemahkan apa yang menjadi
Oleh karena itu, yang dimaksud dengan kualitas bukan hanya kualitas
eksternal.
berkesinambungan.
organisasi.
10
2.3 Pengertian Pengendalian Kualitas
produksi, dan jasa dapat berada pada tingkat yang paling ekonomis sehingga
product which is most economical, most useful, and always satisfactory to the
consumers.”
memastikan apakah kebijaksanaan dalam hal kualitas dapat tercermin dalam hasil
dimana dengan aktivitas tersebut, dapat diukur ciri-ciri kualitas suatu produk,
perbaikan yang sesuai apabila ada perbedaan antara penampilan yang sebenarnya
dengan standar. Pada dasarnya, tidak ada standar kualitas yang sempurna, baik itu
11
yang ada. Kebutuhan konsumen juga berubah terus menerus, menuntut kualitas
yang meningkat dari tahun ke tahun. Standar kualitas yang pertama kali
ditetapkan dan dibuat standarisasi, lama kelamaan menjadi usang dan dianggap
standar kualitas selalu ditinjau kembali, direvisi, dan ditingkatkan guna memenuhi
berikut :
Dalam hal mutu suatu produk yang dihasilkan oleh suatu perusahaan
kadang mengalami keragaman. Hal ini disebabkan mutu suatu produk itu
menentukan bahwa suatu produk dapat memenuhi standar yang telah ditentukan
12
2.4.1 Bahan Baku
Bahan baku merupakan salah satu faktor yang sangat penting dan
Untuk itu pengendalian mutu bahan baku menjadi hal yang sangat penting
dalam hal bahan baku, perusahaan harus memperhatikan beberapa hal antara
harus dilakukan dengan baik sehingga kemungkinan bahan baku yang akan
mungkin.
2.4.2 Manusia
dari produk yang dihasilkan oleh suatu perusahaan. Maka aspek manusia
2.4.3 Manajemen
Dalam hal ini pimpinan harus melakukan koordinasi yang baik antara
13
pekerjaan. Keadaan ini memungkinkan perusahaan untuk mempertahankan
2.4.4 Uang
Peralatan yang kurang lengkap serta mesin yang sudah kuno dan tidak
akan laku dipasarkan. Hal ini akan mengakibatkan perusahaan tidak dapat
bantu yaitu :
1. Diagram Pareto
3. Histogram
14
4. Diagram tebar
6. Check Sheet
sebab tergantung dari kebutuhan kita. Peralatan yang digunakan untuk membantu
menganalisa masalah adalah diagram pareto, peta kendali, dan diagram sebab
akibat.
setiap tindakan.
pada sisi paling kiri, dan seterusnya sampai masalah yang paling sedikit
ditempatkan pada sisi paling kanan. Pada dasarnya diagram pareto dapat
15
b. Memfokuskan perhatian pada iso-iso kritis dan penting
signifikan.
langkah berikut:
Langkah 1 :
pengumpulan data.
Langkah 2 :
kata lain, dari waktu apa ke waktu apa yang mencakupnya. Tidak terdapat
situasi. Agar lebih menyenangkan, periode diatur sebagai satu minggu, dua
minggu, dan seterusnya, tetapi untuk beberapa situasi tertentu dapat juga
16
Langkah 3 :
setiap item akan ditunjukan dengan panjang balok. Bila perlu anda dapat
Langkah 4 :
membatasi sumbu vertikal dengan unit yang tepat (seperti jumlah cacat
Langkah 5 :
Langkah 6 :
sumbu vertikal. Jagalah lebar balok selalu sama dan setiap balok haru
Langkah 7 :
Berilah judul pada grafik dan tulisan dengan singkat sumber data
grafik tersebut. Bila tidak terdapat judul, atau bila tidak seorangpun dapat
menceritakan kapan data diambil, pada kondisi apa, dan lain-lain maka
17
9000
8069
8000
7000
6150
6000 5788
Frekuensi 5000
4197
kerusakan 4000
(unit)
3000 Series1
2000
1273 1212
731
1000
137 96
0
Jenis kerusakan
yang melekat pada proses hanya disebabkan oleh variasi penyebab umum.
18
a. Menentukan apakah suatu proses berada dalam pengendalian
itu, variasi penyebab khusus menjadi tidak ada lagi dalam proses.
penyebab umum.
b. Peta kendali np, peta kendali untuk banyaknya butir yang tidak
19
c. Peta kendali c, peta kendali yang digunakan untuk banyaknya
atribut. Bagian yang ditolak (p), dapat didefinisikan sebagai rasio dari
maka hal ini dapat digunakan sebagai tanda bahwa proses telah
20
Dalam banyak kasus batas kendali 3 sigma adalah yang terbaik,
periode.
kualitas ini.
21
produk yang sebenarnya baik dan menerima produk yang tidak
22
b) Mengumpulkan dan mencatat data.
x
p
n
Dimana :
n = ukuran subgrup.
p
¦x
¦n
Dimana :
23
e) Menentukan batas kendali subgrup rata-rata.
V
p 1 p
n
adalah
BKA p = p 3
p 1 p
n
BKB p = p 3
p 1 p
n
24
penyebab tertentu yang tidak wajar dalam proses.
normal.
kualitas atau proporsi dari produk yang cacat yang dihasilkan dalam
suatu proses.
berikut :
25
untuk membentuk kelompok data juga dapat didasarkan
pn =
¦X
N
p =
¦X
¦n
Ȉ X = jumlah total produk yang ditolak
ı pn = pn..x1 P
sebagai berikut :
UCL = pn 3 pn..x1 P
26
CL = pn
LCL = pn 3 pn..x1 P
27
Y
0,012 BKA
0,011
Jumlah 0,010 GT
proporsi
cacat 0,009
0,008 BKB
0,007
0,006
X
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Jumlah data cacat
tersebut).
28
GT : Garis tengah (garis keseimbangan yang berada di antara
dalam jumlah).
dalam persen).
agar tidak melewati batas kualitas yang telah ditentukan, serta tidak
Prinsip yang dipakai untuk membuat diagram ini adalah sumbang saran.
29
Pada dasarnya diagram sebab akibat dapat dipergunakan untuk
kebutuhan yaitu :
berikut :
(effect). Tulisan pada sisi sebelah kanan dari kertas (kepala ikan),
30
penyebab sekunder itu dinyatakan sebagai “tulang-tulang
berukuran sedang”.
tanggal.
31
32
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
berikut:
Studi Pendahuluan
Identifikasi Masalah
Tujuan Penelitian
Pengolahan Data
Pembahasan
33
3.1.1 Tujuan Penelitian
yang diproduksi.
untuk digunakan sebagai dasar untuk melakukan penelitian, dalam hal ini
statistik.
a. Observasi langsung
34
b. Wawancara
perusahaan tersebut.
cacat.
35
3. Menentukan titik-titik yang berada diluar batas kendali yang
b. Diagram Pareto
yang ada.
selesai dilakukan, maka untuk memeriksa apakah hasil yang didapat sesuai
36
dengan yang diinginkan, maka hasil tersebut dibandingkan dengan
keputusan.
37
BAB IV
Pada bab ini akan menjelaskan mengenai teknik pengumpulan data yang
diperoleh dari sumber data primer dan data sekunder. Setelah itu langkah
kualitas.
Pada penelitian ini data diperoleh dari berbagai sumber, yang pertama
sumber data primer yaitu dengan melakukan riset terhadap perusahaan berupa
observasi langsung dari kondisi perusahaan saat ini dan wawancara dengan
pengendalian kualitas. Yang kedua sumber data sekunder, diperoleh dari data-data
referensi, juga dari uraian dari materi pada mata kuliah pengendalian kualitas.
Untuk lebih jelasnya teknik dari metode pengumpulan data pada penelitian
38
4.2 Sejarah dan Kondisi Perusahaan
Pati, Jawa Tengah, pada tahun 1958 dan bergerak di bisnis tepung tapioka. Pada
Pendiri perusahaan adalah mendiang Darmo Putro, mantan pejuang yang memilih
Pada awal 1987, TPJ mulai menjual hasil produksi kacang dengan merek
Kacang Garing Garuda (Kacang Garuda). Untuk menjamin Kacang Garuda dapat
diperkuat dengan mendirikan PT Sinar Niaga Sejahtera (SNS) pada tahun 1994.
mesin baru berteknologi modern. Era ini ditandai dengan pendirian perusahaan
baru bernama PT Garuda Putra Putri Jaya pada tahun 1995. Perusahaan ini
bergerak di bidang produksi kacang salut (coated peanut). Produk yang dihasilkan
saat itu meliputi kacang atom, kacang telur, dan kacang madu. Guna menjamin
kelangsungan pasokan bahan baku utama kacang tanah yang bermutu dan
berkelanjutan yang dibutuhkan pabrik, maka pada tahun 1996 didirikan PT Bumi
Mekar Tani (BMT) yang bergerak di bidang perkebunan kacang. Sukses di bisnis
ringan.
produk biscuit dengan merek Danza dan Gery. Pada bulan Mei 1998 GarudaFood
39
pun masuk ke bisnis jelly melalui pembelian aset PT Triteguh Manunggal Sejati
jelly drink dengan merek Okky Jelly Drink. Ini adalah babak baru, dimana
Saham (RUPS) sepakat menggabungkan Tudung Putra Jaya, Garuda Putra Putri
Jaya dan GarudaFood Jaya dalam satu perusahaan yaitu PT GarudaFood Putra
Putri Jaya (GPPJ). Pada tahun 2006, GPPJ kembali dilebur ke dalam PT Tudung
dibentuklah kantor pusat dengan nama Tudung Group yang saat ini berkantor di
Bintaro, Jakarta Selatan. Nama Tudung menjadi simbol pemersatu dan pusat
hanya berbisnis di Indonesia tapi juga ikut bersaing dalam pasar global di
mancanegara.
Produk jelly telah meraih berbagai penghargaan antara lain pada tahun 2004
meraih Best Brand for Kids untuk kategori Jelly Snack dan tiga kali berturut-turut
meraih penghargaan Indonesia Best Brand Award (IBBA) untuk kategori Jelly
Food yaitu pada tahun 2004, 2005, dan 2006. Pada tahun 2006, produk Okky
Jelly juga menerima Golden Brand Award untuk kategori Jelly Food, setelah tiga
Indonesia.
40
4.3 Proses Produksi
produksi dalam satu hari untuk drink sebanyak 29970 pack/dus dan untuk
nondrink sebanyak 2505 pack/dus per hari, dalam setiap proses produksi pasti
4.3.1.1 Air
berkarbonasi.
41
filtrasi karbon ini bukan hanya menghilangkan kandungan gas
diharapkan.
berukuran sangat besar yang nantinya dari tangki itu akan dialirkan
ke ruang pengolahan.
4.3.1.2 Gula
flavor (rasa dan bau) bahan makanan. Sehingga rasa manis yang
organic yang berbentuk Kristal atau serbuk putih. Asam sitrat ini
mudah larut dalam air, spritus, alkohol dan ethanol, tidak berbau,
42
selain untuk memberikan rasa asam juga sebagai agensia anti
4.3.1.4 Benzoat
payau dan pada pemanasan yang tinggi akan meleleh lalu trebakar.
menarik.
43
4.3.1.7 Bubuk jelly
pada umumnya sama. hanya ada perbedaan tahapan yang di bedakan pada
gambar diagram alir dan urutan cara proses pembutan minuman Okky
44
Persiapan Produksi
(pengecekan bahan baku yang ingin digunakan
atau diproses dan formulasi)
Pemanasan (Pateurisasi)
Pendinginan (Cooling)
Pengepakan (Packing)
Penyimpanan (gudang)
Gambar 4.1 Diagram alir proses pembuatan Okky Jelly Drink rasa jeruk.
4.4 Tahapan Proses Produksi Pembuatan Okky Jelly Drink rasa jeruk.
45
dengan ukuran yang telah ditetapkan oleh bagian laboratorium. Besarnya
Kebutuhan bahan baku yang digunakan untuk produksi selama satu hari
yang dilakukan hanya awal shift yaitu pagi hari. Setelah selesai
bahan kemasaan yang akan dibutuhkan sesuai jumlah yang dipesan dan
Filling-Sealling.
Jelly dan pemasakan Nata de coco sebagai bahan pengisi minuman Jelly.
46
menyebapkan asam, pektin dan Gula tercampur dan membentuk Jelly.
dengan mencampurkan bubuk Jelly, air, bahan pemanis dan asam dalam
sebuah tanki masak (Jacker Tank) kemudian dimasak dengan suhu sekitar
81-85ºderajat celcius dan lama waktu 15-25 menit sesuai standar masing-
47
tambahan seperti bahan pewarna aroma, asam dan rasa dimasukan
kedua kalinnya. Karena pada saat nata datang dari pemasoknya dan
48
4.4.3 Proses Holdink dan Mixing
yang dibagi dua Tanki untuk setiap satu rasa buah-buahan. Fungsi mixing
tanki ini untuk penampungan Jelly agar tidak terjadi dont time, setelah itu
dari dalam Holdink tank dan Mixing tank dialirkan kedalam Hopper Jelly
area masak Jelly dan nata yang sudah dialirkan kedalam Hopper Jelly dan
adalah pengisian cup (feeder cup), pengisian nata de coco (Hoper nata),
setelah nata de coco sudah dimasukan kedalam cup lalu pengisian Jelly
kedalam cup yang sudah disiapkan (Hopper Jelly Filling). kemudian di-
seal (block press 1 dan 2) agar penutup terlihat rapih dan bagus
pengepressan seal atau penutup diatur dengan suhu dan tekanan yang
sudah standar. agar cup dapat ter-seal dengan baik sesuai standar kekuatan
secara otomatis oleh mesin IJP (Ink jet printer). Tujuan pemberian kode
49
produk yang telah dipasarkan. Pemberian kode tanggal berlangsung
tersisa di potong (cutting) bagian tepi seal agar penutupan terlihat bagus
dan rapih.
50
konveyor di dalamnya, sehingga pasteurisasi berlangsung selama cup
pembentukan Jelly pada kappa dan iota karaginan terjadi pada saat larutan
untuk menghilangkan air yang masih membasahi cup yang akan di kemas.
Cup akan berjalan masuk ke dalam suatu lorong tertutup yang di atasnya
51
4.4.7 Proses Pengepakan (packing)
pekerja yang terbagi di tiga line pengepakan. Untuk item SCO, SCOP,
JSO, JCO akan dikemas sekunder terlebih dahulu sebelum ditata rapi di
dalam dus produk drink langsung dikemas dalam sebuah karton yang
terlebih dahulu dikemas dalam snack box dan kemudian dipak dalam
karton, khusus item jumbo cup dan Jelly sedot, sebelum dipak akan ditata
yang memuat 2 pcs. Setelah diususun rapi dalam box, box kemudian
ditutup rapat dan direkatkan dengan mesin seal-tip. Mesin ini akan
menutup rapat box pada bagian atas dan bawahnya dengan lakban
berwarna putih. Setelah dus tertutup dengan baik, kemudian akan ditata
rapi di atas pallet yang telah disediakan. Satu pallet dapat memuat 150 dus
untuk item drink, dan kalau untuk non drink satu pallet dapat memuat 112
dus. setelah itu produk siap untuk disimpan di gudang finished good
52
Gambar 4.5 Carton Sealer
Kurang isi
Yaitu kurangnya volume air pada cup. Hal ini disebabkan karena
injectsinya.
Tutup miring
53
Yaitu cacat yang terjadi pada tutup cup berupa kurang tepatnya
pemasangan tutup tersebut pada cup nya. Hal ini disebabkan karena
Terpotong
Yaitu cacat yang terjadi pada bagian atas cup. Hal ini disebabkan
4.5.4 Kontaminan
Air pasteurisasi
Yaitu cacat yang terjadi karena masuknya air ke dalam cup. Hal ini
54
4.5.5 Bocor Halus
Berlubang kecil
Yaitu cacat berupa lubang pada seal. Hal ini disebabkan ketika
proses pemasangan seal mesin terlalu panas sehingga seal meleleh dan
berlubang. Selain itu hal tersebut juga dapat diakibatkan ketika proses
Yaitu cacat yang terjadi karena seal kurang melekat pada cup nya.
Hal ini disebabkan oleh mesin pres yang kurang panas ketika digunakan.
55
Yaitu cacat yang terjadi pada seal tidak terdapat kode atau tanggal
produksi dan tanggal kadaluarsa. Hal ini disebabkan karena tinta pada
mesin habis atau permukaan seal yang basah dan operator kurang
Penyok
yaitu cacat yang terjadi pada cup di bagian atas dan pada badan
cup. Hal ini disebabkan karena pada saat pemasangan seal ke cup dengan
menerima panas yang berlebih. Hal tersebut juga bisa terjadi ketika proses
sesuai dengan yang diharapkan dan juga dimensi besar kecilnya nata
56
4.6 Pengolahan Data
6x 27655
P 0,008
6n 3109214
P u (1 P )
BKA = P 3
ni
0,008 u (1 0.008)
= 0,008 3
108144
= 0,0098
P u (1 P )
BKB = P 3
ni
0,008& 1 0,008
= 0,008 3
108144
= 0,0080
sebagai berikut :
57
Tabel 4.1 Perhitungan Peta Kendali p Okky Jelly Drink
58
Keterangan penyebab keluar dari batas kendali :
Pada tabel 4.1 terlihat bahwa data ke 4, 27, 29 dan 35 masih berada
59
Gambar 4.15 peta kendali p
60
Dari peta kendali tersebut apabila p bar melewati batas kendali atas
(BKA) berarti proporsi cacat atau jumlah cacat pada produk tersebut
melebihi dari batas jumlah kecacatan yang telah ditentukan, hal ini
observasi ke 35, obsevasi tersebut keluar dari batas kendali yang telah
ditentukan (BKA).
proporsi cacat atau jumlah cacat pada produk tersebut lebih sedikit dari
jumlah kecacatan yang telah ditentukan, hal ini disebabkan karena upaya
pengetatan dan penekanan pengendalian yang luar biasa. Pada peta kendali
61
Perhitungan Hasil Revisi 1
6n 24604
P 0,008
6i 2804006
P u (1 P )
BKA = P 3
ni
0,008 u (1 0,008)
= 0,008 3
108144
= 0,009
P u (1 P )
BKB = P 3
ni
0,008& 1 0,008
= 0,008 3
108144
= 0,007
62
Tabel 4.2 Perhitungan Peta Kendali p Okky Jelly Drink rasa jeruk
63
Keterangan penyebab keluar dari batas kendali :
Pada tabel 4.2 terlihat masih ada data yang berada diluar batas
kendali yaitu data ke 16, sehingga diperlukan kembali untuk revisi. Alasan
64
Gambar 4.16 peta kendali p
65
Dari peta kendali tersebut apabila p bar melewati batas kendali atas
(BKA) berarti proporsi cacat atau jumlah cacat pada produk tersebut
melebihi dari batas jumlah kecacatan yang telah ditentukan, hal ini
proporsi cacat atau jumlah cacat pada produk tersebut lebih sedikit dari
jumlah kecacatan yang telah ditentukan, hal ini disebabkan karena upaya
pengetatan dan penekanan pengendalian yang luar biasa. Pada peta kendali
tersebut tidak terlihat data yang keluar dari batas kendali yang telah
ditentukan (BKB).
66
Perhitungan Hasil Revisi 2
6n 22651
P 0,008
6i 2601350
P u (1 P )
BKA = P 3
ni
= 0,008
P u (1 P )
BKB = P 3
ni
0,008& 1 0,008
= 0,008 3
108144
= 0,007
Perhitungan dari i ke-2 sampai dengan i ke-31 dilakukan dengan cara yang
67
Tabel 4.3 Perhitungan Peta Kendali p Okky Jelly Drink rasa jeruk
68
Pada tabel 4.3 terlihat bahwa setelah direvisi dua kali tidak ada yang
diluar dari batas kendali. Karena semua data sudah berada dalam batas
pengendalian (in statistical control) maka tidak perlu dilakukan revisi lagi, dan
69
70
Gambar 4.17 peta kendali p revisi 2
Dari peta kendali tersebut apabila p bar melewati batas kendali atas
(BKA) berarti proporsi cacat atau jumlah cacat pada produk tersebut
melebihi dari batas jumlah kecacatan yang telah ditentukan, hal ini
diinginkan. Pada peta kendali tersebut sudah tidak terlihat data yang keluar
proporsi cacat atau jumlah cacat pada produk tersebut lebih sedikit dari
jumlah kecacatan yang telah ditentukan, hal ini disebabkan karena upaya
pengetatan dan penekanan pengendalian yang luar biasa. Pada peta kendali
tersebut tidak terlihat data yang keluar dari batas kendali yang telah
ditentukan (BKB).
71
4.6.2 Pemakaian Diagram Pareto
cacat yang paling berpengaruh terhadap kualitas Okky Jelly Drink rasa
jeruk. Berdasarkan data pada (tabel 4.4) maka dibuat diagram pareto untuk
mengetahui urutan cacat pada proses pembuatan Okky Jelly Drink rasa
72
9000
8069
8000
7000
6150
6000 5788
5000
4197
4000
3000
2000
1273 1212
731
1000
137 96
0
73
Dari diagram pareto pada (gambar 4.18) dapat dilihat bahwa cacat
seal miring dengan jumlah 6069 atau sebesar 29,2 % yang merupakan
cacat tertinggi pada produk Okky Jelly Drink rasa jeruk, kemudian kurang
isi dengan jumlah 6150 atau sebesar 22,2 %, bocor halus dengan jumlah
5788 atau sebesar 21,0 %, expired date dengan jumlah 4197 atau sebesar
15, 2 %, cup terpotong dengan jumlah 1273 atau sebesar 4,6 %, nata tidak
standar dengan jumlah 1212 atau sebesar 4,4 %, cup penyok dengan
jumlah 731 atau sebesar 2,6 %, kurang pres dengan jumlah 137 atau
74
Material Energi Kurang Manusia
serius
Cara
Pemasok Tegangan kerja
baru menurun
Kurang Karyawan
teliti Kurang
kontrak
training
Skill karyawan
Mesin kurang
sealing Pencahayaan Proses bekerja
Kurang sempurna
Seal miring
Pemasangan Redup
Tidak sesuai
Kurang tepat SOP
Gambar 4.18 Diagram Tulang Ikan Seal Miring
38
BAB V
ANALISA
Peta kendali yang paling serbaguna dan banyak digunakan adalah peta
kendali p. Peta kendali ini digunakan untuk bagian yang ditolak karena tidak
memenuhi spesifikasi atau dengan kata lain digunakan untuk menghitung proporsi
ketidaksesuaian item dari lot produk. Bagian p yang ditolak dapat didefinisikan
rasio dari banyaknya barang tak sesuai yang ditemukan dalam pemeriksaan.
Beberapa bagian yang berada di luar batas kendali dilakukan revisi. Revisi
dilakukan apabila dalam peta pengendali kualitas terdapat data yang berada diluar
batas kendali akan diketahui kondisi tersebut disebabkan karena penyebab khusus.
Diketahui pada tabel 4.1 bagan kendali p untuk pemeriksaan produk Okky
Jelly Drink rasa jeruk bulan Oktober-Desember 2010, pada observasi ke 4 batas
kendali atas (BKA) 0,0095 dan batas kendali bawah (BKB) 0,0083 sedangkan
proporsi cacat pada observasi tersebut adalah 0,0099 maka data tersebut keluar
dari batas kendali atas (BKA) hal ini dikarenakan terjadi kerusakan pada mesin.
Pada observasi ke 27 batas kendali atas (BKA) 0,0097 dan batas kendali bawah
(BKB) 0,0081 sedangkan proporsi cacatnya adalah 0,0080 maka data tersebut
keluar dari batas kendali bawah (BKB) hal ini terjadi karena manager turun
(BKA) 0,0097 dan batas kendali bawah (BKB) 0,0081 sedangkan proporsi
cacatnya adalah 0,0081 maka data tersebut keluar dari batas kendali bawah (BKB)
hal ini terjadi karena manager turun langsung untuk mengawasi produksi. Pada
76
observasi ke 35 batas kendali atas (BKA) 0,0098 dan batas kendali bawah (BKB)
0,0080 sedangkan proporsi cacatnya adalah 0,0102 maka data tersebut keluar dari
batas kendali atas (BKA) hal ini terjadi karena listrik padam genset tidak langsung
menyala.
Terlihat bahwa data ke 4, 27, 29 dan 35 masih berada diluar batas kendali. Data
yang berada diluar batas kendali tersebut dikarenakan suatu penyebab khusus.
Data tersebut harus dilakukan revisi karena masih berada diluar batas kendali.
Setelah dilakukan revisi, masih ada data yang berada di luar batas kendali (pada
tabel 4.2) yaitu data ke 16 dengan batas kendali atas (BKA) 0,0098 dan bataas
kendali bawah 0,0078 sedangkan proporsi cacatnya adalah 0,0098 maka data
tersebut keluar dari batas kendali atas (BKA) hal ini terjadi karena mesin rusak
sehingga harus dilakukan revisi kembali. Setelah dilakukan revisi dua kali maka
sudah tidak ada lagi data yang berada diluar batas kendali. Berdasarkan hasil data
diatas dapat dilihat bahwa perusahaan masih memerlukan perbaikan proses karena
masih terdapat data yang berada diluar batas kendali yang disebabkan karena
karena peta kendali ini berguna untuk memberitahukan kapan suatu proses
banyak gangguan produksi dan sering kali dapat meningkatkan kualitas produk,
77
5.2 Analisa Diagram Pareto
untuk mengetahui sebab-sebab yang mempunyai dampak paling besar. Dari tabel
4.4 dapat dilihat persentase penyimpangan atau cacat tertinggi pada produk Okky
Jelly Drink rasa jeruk selama bulan Oktober – Desember 2010 adalah seal miring
sebesar 29,2 %, kemudian kurang isi sebesar 22,2 %, bocor halus sebesar 21,0 %,
expired date sebesar 15,2 %, cup terpotong sebesar 4,6 %, nata tidak standar
sebesar 4,4 %, cup penyok sebesar 2,6 %, kurang pres sebesar 0,5 %, dan
kontaminan sebesar 0,3 %. Pada tabel 4.4 dapat dilihat tingkat persentase
penyimpangan atau cacat produk Okky Jelly Drink rasa jeruk dari tingkat terbesar
Dari pesentase data cacat pada diagram pareto maka dapat dilihat bahwa
seal miring merupakan jenis cacat yang paling banyak terjadi selama bulan
Oktober – Desember 2010 sebesar 29,2 %. Cacat tersebut harus segera diatasi dan
dicari pemecahannya dengan diagram sebab akibat. Berikut ini akan diuraikan
mengenai cacat yang terjadi pada seal miring, setelah pengamatan langsung
ditempat kerja, dapat disebabkan oleh 6 faktor, yaitu manusia, mesin, material,
1. Manusia
cara kerja kurang serius dan kurang teliti. Skill karyawan juga
78
berpengaruh terhadap kesalahan ini dikarenakan seperti adanya
2. Mesin
3. Material
4. Metode
5. Energi
6. Environment
cacat yang terjadi terutama penyimpangan atau cacat tertinggi yang terjadi pada
seal miring. Dalam pengolahan diatas perlu dilakukan rencana perbaikan terhadap
1. Manusia
79
ketelitian, disiplin, dan tanggung jawab yang tinggi dalam melakukan
2. Mesin
dan teratur, karena dengan kondisi mesin yang baik maka proses
yang baik.
3. Material
Material yang akan diproses harus diperiksa terlebih dahulu dari segi
4. Metode
dari atasan.
5. Energi
80
6. Environment
81
BAB VI
6.1 Kesimpulan
SEJATI serta analisa yang dilakukan maka dapat ditarik kesimpulan sebagai
berikut :
1. Jenis cacat yang tertinggi pada produk Okky Jelly Drink rasa jeruk
material berupa seal yang kurang presisi yang dipasok oleh supplier
yang baru, dan penyebab utama dari mesin adalah pemasangan seal
ini.
82
6.2 Saran
perusahaan adalah :
1. Genset harus selalu diperiksa dan selalu siap supaya bila terjadi listrik
langsung.
motivasi para pekerja. Terapkan istirahat yang cukup (10 menit) setelah
dua jam bekerja, pemberian vitamin bagi para pekerja, lakukan pemilihan
(SOP) yang berlaku dan perlu ada pengawasan dari atasan agar SOP dapat
5. Sebaiknya bahan baku sebelum diproses, perlu diteliti dengan baik agar
tidak terdapat material yang tidak presisi maupun yang kurang memenuhi
83
7. Kebersihan dan kerapihan lingkungan kerja sebaiknya diperhatikan dan
bekerja.
tepat, hal ini dimungkinkan karena mesin sealling tersebut yang sudah
berumur lama sehingga terjadi keausan pada mesin tersebut sehingga ada
baok nya apabila mesin tersebut diganti dengan yang baru sehingga dapat
84
DAFTAR PUSTAKA
Jakarta, 2003.