TAK Kelompok 2
TAK Kelompok 2
TAK Kelompok 2
Disusun Oleh :
Kelompok 2
SHAFARUDIN
NORNIATI
SUTRI DEWI KUMAMA
i
PROGRAM TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK
1. Dasar Pemikiran
Klien yang dirawat di rumah sakit jiwa atau ruang jiwa umumnya dengan
keluhan tidak dapat diatur di rumah, misalnya amuk, diam saja, tidak mandi,
keluyuran, mengganggu orang lain dan sebagainya. Setelah berada dan dirawat di
rumah sakit, hal yang sama sering terjadi banyak klien diam, menyendiri tanpa
ada kegiatan. Hari – hari perawatan dilalui dengan makan, minum obat dan tidur.
Ada di antara klien yang dengan inisiatif sendiri mencari perubahan situasi
dengan jalan – jalan di rumah sakit namun ada diantara mereka yang tidak tahu
jalan pulang sehingga jika tertangkap ia dicap sebagai klien yang melarikan diri
kemudian dimasukan lagi ke dalam ruang isolasi. Apa sebenarnya yang
dilakukan klien??
Terapi aktivitas kelompok merupakan salah satu tindakan keperawatan untuk
klien gangguan jiwa. Terapi ini adalah terapi yang pelaksanaannya merupakan
tanggung jawab penuh dari seorang perawat. Oleh karena itu seorang perawat
khususnya perawaat jiwa haruslah mampu melakukan terapi aktivitas kelompok
secara tepat dan benar.
Untuk mencapai hal tersebut di atas perlu dibuat suatu pedoman pelaksanaan
terapi aktivitas kelompok seperti terapi aktivitas kelompok sosialisasi, penyaluran
energi, stimulasi sensori dan orientasi realitas.
2. Tujuan
Terapi aktivitas kelompok adalah suatu upaya untuk memfasilitasi
psikoterapis terhadap sejumlah klien pada waktu yang sama untuk memantau dan
meningkatkan hubungan interpersonal antar anggota.
Secara umum tujuan terapi aktivitas kelompok adalah meningkatkan
kemampuan uji realitas melalui komunikasi dan umpan balik dengan atau dari
orang lain, melakukan sosialisasi, meningkatkan kesadaran terhadap hubungan
reaksi emosi dengan tindakan atau perilaku denfensif, dan meningkatkan
motivasi untuk kemajuan fungsi kognitif dan afektif. Secara khusus tujuannya
adalah meningkatkan identitas diri, menyalurkan emosi secara konstruktif,
meningkatkan ketrampilan hubu ngan interpersonal atau social.
2
Di samping itu tujuan rehabilitasinya adalah meningkatkan ketrampilan
ekspresi diri, social, meningkatkan kepercayaan diri, empati, meningkatkan
pengetahuan dan kemampuan pemecahan masalah.
3. Karakteristik Pasien
Berdasarkan pengamatan dan kajian status klien maka karakteristik klien
yang dilibatkan dalam terapi aktivitas kelompok ini adalah klien dengan masalah
keperawatan seperti resiko mencederai diri sendiri, orang lain dan lingkungan,
perilaku kekerasan, defisit perawatan diri, isolasi social : menarik diri, dan
perubahan persepsi sensori.
4. Landasan Teori
a. Model Terapi Aktivitas Kelompok
1) Focal conflic model
Dikembangkan berdasarkan konflik yang tidak disadari dan
berfokus pada kelompok individu. Tugas leader adalah membantu
kelompok memahami konflik dan membantu penyelesaian masalah. Misal
; adanya perbedaan pendapat antar anggota, bagaimana masalah
ditanggapi anggotadan leader mengarahkan alternatif penyelesaian
masalah.
2) Model komunikasi
Dikembangkan berdasarkan teori dan prinsip komunikasi, bahwa
tidak efektifnya komunikasi akan membawa kelompok menjadi tidak
puas. Tujuan membantu meningkatkan ketrampilan interpersonal dan
social anggota kelompok. Tugas leader adalah memfasilitasi komunikasi
yang efektif antar anggota dan mengajarkan pada kelompok bahwa perlu
adanya komunikasi dalam kelompok, anggota bertanggung jawab
terhadap apa yang diucapkan, komunikasi pada semua jenis : verbal, non
verbal, terbuka dan tertutup, serta pesan yang disampaikan harus
dipahami orang lain.
3) Model interpersonal
Tingkah laku (pikiran, perasaan dan tindakan) digambarkan
melalui hubungan interpersonal dalam kelompok. Pada model ini juga
menggambarkan sebab akibat tingkah laku anggota merupakan akibat dari
tingkah laku anggota yang lain. Terapist bekerja dengan individu dan
3
kelompok, anggota belajar dari interaksi antar anggota dan terapist.
Melalui proses ini, tingkah laku atau kesalahan dapat dikoreksi dan
dipelajari.
4) Model psikodrama
Dengan model ini dapat memotivasi anggota kelompok untuk
berakting sesuai dengan peristiwa yang baru terjadi atau peristiwa yang
lalu, sesuai peran yang diperagakan. Anggota diharapkan dapat
memainkan peran sesuai peristiwa yang pernah dialami.
b. Metoda
1) Kelompok didaktik
2) Kelompok social terapeutik
3) Kelompok insipirasi represif
4) Psikodrama
5) Kelompok interaksi bebas
c. Fokus Terapi Aktivitas Kelompok
1) Orientasi realitas
Maksudnya adalah memberikan terapi aktivitas kelompok yang
mengalami gangguan orientasi terhadap orang, waktu dan tempat. Tujuan
adalah klien mampu mengidentifikasi stimulus internal (pikiran, perasaan,
sensasi somatic) dan stimulus eksternal (iklim, bunyi, situasi alam
sekitar), klien dapat membedakan antara lamunan dan kenyataan,
pembicaraan klien sesuai realitas, klien mampu mengenal diri sendiri dan
klien mampu mengenal orang lain, waktu dan tempat. Karakteristik klien
: gangguan orientasi realita (GOR), halusinasi, waham, ilusi dan
depersonalisasi yang sudah dapat berinteraksi dengan orang lain, klien
kooperatif, dapat berkomunikasi verbal dengan baik, dan kondisi fisik
dalam keadaan sehat.
2) Sosialisasi
Maksudnya adalah memfasilitasi psikoterapist untuk memantau
dan meningkatkan hubungan interpersonal, memberi tanggapan terhadap
orang lain, mengekspresikan iden dan tukar persepsi dan menerima
stimulus eksternal yang berasal dari lingkungan. Tujuan meningkatkan
hubungan interpersonal antar anggota kelompok, berkomunikasi, saling
memperhatikan, memberikan tanggapan terhadap orang lain,
mengekspresikan ide serta menerima stimulus eksternal. Karakteritistik
4
klien : kurang berminat atau tidak ada inisiatif untuk mengikuti kegiatan
ruangan, sering berada di tempat tidur, menarik diri, kontak social kurang,
harga diri rendah, gelisah ,curiga, takut dan cemas, tidak ada inisiatif
memulai pembicaraan, menjawab seperlunya, jawaban sesuai pertanyaan,
dan dapat membina trust, mau berinteraksi dan sehat fisik.
3) Stimulasi persepsi
Maksudnya adalah membantu klien yang mengalami kemunduran
orientasi, stimulasi persepsi dalam upaya memotivasi proses berpikir dan
afektif serta mengurangi perilaku mal adaptif. Tujuan meningkatkan
kemampuan orientasi realita, memusatkan perhatian, intelektual,
mengemukakan pendapat dan menerima pendapat orang lain dan
mengemukakan perasaannya. Karakteristik klien : gangguan persepsi
yang berhubungan dengan nilai – nilai, menarik diri dari realita, inisiati
atau ide – ide yang negatif, kondisi fisik sehat, dapat berkomunikasi
verbal, kooperatif dan mengikuti kegiatan.
4) Stimulasi sensori
Maksudnya adalah menstimulasi sensori pada klien yang
mengalami kemunduran sensoris. Tujuan meningkatkan kemampuan
sensori, memusatkan perhatian, kesegaran jasmani, dan mengekspresikan
perasaan.
5) Penyaluran energi
Maksudnya adalah untuk menyalurkan energi secara konstruktif.
Tujuan menyalurkan energi dari destruktif menjadi konstruktif,
mengekspresikan perasaan dan meningkatkan hubungan interpersonal.
d. Tahap – tahap dalam terapi aktivitas kelompok.
Menurut Yalom yang dikutip oleh Stuart dan Sundeen, 1995, fase – fase
dalam terapi aktivitas kelompok adalah sebagai berikut :
1) Pre kelompok
Dimulai dengan membuat tujuan, merencanakan, siapa yang
menjadi leader, anggota, dimana, kapan kegiatan kelompok tersebut
dilaksanakan, proses evaluasi pada anggota dan kelompok, menjelaskan
sumber – sumber yang diperlukan kelompok seperti proyektor dan jika
memungkian biaya dan keuangan.
2) Fase awal
5
Pada fase ini terdapat 3 kemungkinan tahapan yang terjadi yaitu
orientasi, konflik atau kebersamaan.
3) Orientasi.
Anggota mulai mengembangkan system social masing – masing, dan
leader mulai menunjukkan rencana terapi dan mengambil kontrak dengan
anggota.
4) Konflik
Merupakan masa sulit dalam proses kelompok, anggota mulai
memikirkan siapa yang berkuasa dalam kelompok, bagaimana peran
anggota, tugasnya dan saling ketergantungan yang akan terjadi.
5) Kebersamaan
Anggota mulai bekerja sama untuk mengatasi masalah, anggota mulai
menemukan siapa dirinya.
e. Fase kerja
Pada tahap ini kelompok sudah menjadi tim. Perasaan positif dan
engatif dikoreksi dengan hubungan saling percaya yang telah dibina,
bekerjasama untuk mencapai tujuan yang telah disepakati, kecemasan
menurun, kelompok lebih stabil dan realistic, mengeksplorasikan lebih jauh
sesuai dengan tujuan dan tugas kelompok, dan penyelesaian masalah yang
kreatif.
f. Fase terminasi
Ada dua jenis terminasi (akhir dan sementara). Anggota kelompok mungkin
mengalami terminasi premature, tidak sukses atau sukses.
g. Peran Perawat dalam terapi aktivitas kelompok.
1) Mempersiapkan program terapi aktivitas kelompok.
2) Sebagai leader dan co leader
3) Sebagai fasilitator
4) Sebagai observer
5) Mengatasi masalah yang timbul pada saat pelaksanaan