Modul 13 Napza

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 14

MODUL KEPERAWATAN HIV/AIDS

(NCA 423)

MODUL SESI 13
Terapi Kelompok Pada Klien Dengan Penyalahgunaan NAPZA

DISUSUN OLEH
Ns. Megawati., M. Kep., Sp. Kep., M.B

UNIVERSITAS ESA UNGGUL


TAHUN 2020

http://esaunggul.ac.id 0/
14
A. Kemampuan Akhir Yang Diharapkan

Setelah mempelajari modul ini, diharapkan mahasiswa mampu memahami dan


menjelaskan
1. Pengertian terapi kelompok
2. Jenis-jenis aktivitas kelompok
3. Pedoman pelaksanaan TAK

B. Uraian
Penanganan pada pasien dengan ketergantungan/ penyalahgunaan NAPZA, dapat
dimulai dengan detoksifikasi dan pengobatan rawat inap dan ditindaklanjuti dengan
perawatan rawat jalan dan berbagai tindakan perawatan setelahnya seperti
pertemuan kelompok dukungan dan janji konseling yang dijadwalkan secara teratur.

Bila pasien masih di bawah pengaruh zat dan / atau akan memerlukan beberapa
tingkat manajemen detoksifikasi, dia menjalani detoksifikasi sebelum elemen
perawatan lain dilakukan, termasuk terapi aktivitas kelompok.

Terapi aktivitas kelompok untuk penyalahgunaan zat dilakukan oleh terapis terlatih
dengan menggunakan intervensi berdasarkan prinsip psikologis. Terapi aktivitas
kelompok bagi pasien dengan penyalahgunaan / ketergantungan NAPZA
memberikan beberapa keuntungan, seperti pengembangan dukungan sosial,
kemampuan untuk belajar dari orang lain, kemampuan untuk berbagi informasi, dan
perasaan kebersamaan sehingga seseorang tidak merasa sendirian dalam masalah
mereka sendiri dengan gangguan penyalahgunaan NAPZA.

1. Pengertian terapi kelompok


Ada beberapa pengertian tentang aktivitas kelompok diantaranya yaitu

http://esaunggul.ac.id 1/
14
a. Terapi aktivitas kelompok adalah terapi yang dilakukan oleh kelompok
pasien dengan cara bermusyawarah anatar pasien dimana dalam
musyawarah tersebut dipimpin oleh ahli terapis.
b. Terapi aktivitas kelompok adalah usaha dalam mengupayakan seorang
psikoterapis kepada sejumlah pasien untuk meningkatkan dan
memperbaiki hubungan interpersonal dalam waktu bersamaan
c. Terapi aktifitas kelompok adalah cara penyembuhan pada saat seorang
pasien yang menemui ahli terapis dalam rancangan waktu tertentu demi
upaya untuk memicu kesadaran pada diri sendiri
d. Terapi aktivitas kelompok adalah terapi modalitas yang dilakukan
perawat kepada sekelompok klien yang mempunyai masalah
keperawatan yang sama. Aktivitas yang digunakan sebagai terapi, dan
kelompok digunakan sebagai target asuhan. Di dalam kelompok terjadi
dinamika interaksi yang saling bergantung, saling membutuhkan dan
menjadi laboratorium tempat klien berlatih perilaku baru yang adaptif
untuk memperbaiki perilaku lama yang maladaptif.
e. Terapi aktivitas kelompok adalah salah satu terapi modalitas yang
merupakan upaya untuk memfasilitasi perawat atau psikoterapis
terhadap sejumlah pasien pada waktu yang sama. Tujuan dari terapi
aktivitas adalah untuk memantau dan meningkatkan hubungan
interpersonal antar anggota

Manfaat terapi aktivitas kelompok


Manfaat terapi aktivitas kelompok bagi pasien dengan penyalahgunaan
/ketergantungan NAPZA, adalah: meningkatkan kemampuan uji realitas (reality
testing) melalui komunikasi dan umpan balik dengan atau dari orang lain,
melakukan sosialisasi, membangkitkan motivasi untuk kemajuan fungsi kognitif
dan afektif, meningkatkan identitas diri, menyalurkan emosi secara konstruktif,
meningkatkan ketrampilan hubungan interpersonal atau sosial.

Terapi aktivitas juga dapat bermanfaat dalam rangka meningkatkan rehabilitasi


pasien, diantaranya: meningkatkan keterampilan ekspresi diri, meningkatkan
keterampilan sosial, meningkatkan kemampuan empati, meningkatkan
kemampuan atau pengetahuan pemecahan masalah.

http://esaunggul.ac.id 2/
14
1. Jenis-jenis aktivitas kelompok
Terapi Aktivitas Kelompok secara umum terdiri dari 5 yaitu :
a. Terapi Aktivitas Kelompok Stimulasi Kognitif atau Persepsi
Terapi aktifitas kelompok stimulus kognitif/persepsi adalah terapi yang bertujuan
untuk membantu klien yang mengalami kemunduran orientasi, menstimuli
persepsi dalam upaya memotivasi proses berfikir dan afektif serta mengurangi
perilaku maladaptif
Tujuan :
Meningkatkan kemampuan orientasi realita
Meningkatkan kemampuan memusatkan perhatian
Meningkatkan kemampuan intelektual
Mengemukakan pendapat dan menerima pendapat orang lain
Mengemukakan perasaanya
Karakteristik :
Penderita dengan gangguan persepsi yang berhubungan dengan nilai-nilai
Menarik diri dari realitas
Inisiasi atau ide-ide negative
Kondisi fisik sehat, dapat berkomunikasi verbal, kooperatif dan mau mengikuti
kegiatan

b. Terapi Aktivitas Kelompok Stimulasi Sensori


Terapi aktifitas kelompok untuk menstimulasi sensori pada penderita yang
mengalami kemunduran fungsi sensoris. Teknik yang digunakan meliputi
fasilitasi penggunaan panca indera dan kemampuan mengekpresikan stimulus
baik dari internal maupun eksternal.
Tujuan :
Meningkatkan kemampuan sensori
Meningkatkan upaya memusatkan perhatian
Meningkatkan kesegaran jasmani
Mengekspresikan perasaan

http://esaunggul.ac.id 3/
14
c. Terapi Aktivitas Kelompok Orientasi Realitas
Terapi aktifitas kelompok orientasi realitas adalah pendekatan untuk
mengorientasikan klien terhadap situasi nyata (realitas). Umumnya dilaksanakan
pada kelompok yang menghalami gangguan orientasi terhadap orang, waktu dan
tempat. Teknik yang digunakan meliputi inspirasi represif, interaksi bebas
maupun secara didaktik.
Tujuan :
Penderita mampu mengidentifikasi stimulus internal (fikiran, perasaan, sensasi
somatik) dan stimulus eksternal (iklim, bunyi, situasi alam sekitar)
Penderita dapat membedakan antara lamunan dan kenyataan
Pembicaraan penderita sesuai realita
Penderita mampu mengenali diri sendiri
Penderita mampu mengenal orang lain, waktu dan tempat
Karakteristik :
Penderita dengan gangguan orientasi realita (GOR); (halusinasi, ilusi, waham,
dan depresonalisasi ) yang sudah dapat berinteraksi dengan orang lain
Penderita dengan GOR terhadap orang, waktu dan tempat yang sudah dapat
berinteraksi dengan orang lain
Penderita kooperatif
Dapat berkomunikasi verbal dengan baik
Kondisi fisik dalam keadaan sehat

d. Terapi Aktivitas Kelompok Sosialisasi


Kegiatan sosialisasi adalah terapi untuk meningkatkan kemampuan klien dalam
melakukan interaksi sosial maupun berperan dalam lingkungan sosial. Sosialisasi
dimaksudkan memfasilitasi psikoterapis untuk :
Memantau dan meningkatkan hubungan interpersonal
Memberi tanggapan terhadap orang lain
Mengekspresikan ide dan tukar persepsi
Menerima stimulus eksternal yang berasal dari lingkungan

Tujuan umum :

http://esaunggul.ac.id 4/
14
Mampu meningkatkan hubungan interpersonal antar anggota kelompok,
berkomunikasi, saling memperhatikan, memberi tanggapan terhadap orang lain,
mengekpresikan ide serta menerima stimulus eksternal.
Tujuan khusus :
Penderita mampu menyebutkan identitasnya
Menyebutkan identitas penderita lain
Berespon terhadap penderita lain
Mengikuti aturan main
Mengemukakan pendapat dan perasaannya

Karakteristik :
Penderita kurang berminat atau tidak ada inisiatif untuk mengikuti kegiatan
ruangan
Penderita sering berada ditempat tidur
Penderita menarik diri, kontak sosial kurang
Penderita dengan harga diri rendah
Penderita gelisah, curiga, takut dan cemas
Tidak ada inisiatif memulai pembicaraan, menjawab seperlunya, jawaban sesuai
pertanyaan
Sudah dapat menerima trust, mau berinteraksi, sehat fisik

e. Terapi altivitas penyaluran energy


Penyaluran energi merupakan teknik untuk menyalurkan energi secara kontruktif
dimana memungkinkan penembanghan pola-pola penyaluran energi seperti
katarsis, peluapan marah dan rasa batin secara konstruktif dengan tanpa
menimbulkan kerugian pada diri sendiri maupun lingkungan.
Tujuan :
Menyalurkan energi; destruktif ke konstrukstif.
Mengekspresikan perasaan
Meningkatkan hubungan interpersonal

Pada penderita penyalahgunaan NAPZA dapat dilakukan terapi aktivitas


kelompok sosialisasi (TAKS), dimana terapi TAKS terdiri dari delapan aspek
yaitu:

http://esaunggul.ac.id 5/
14
1) Struktur Kelompok
Struktur kelompok menjelaskan batasan komunikasi, proses pengambilan
keputusan dan hubungan otoritas dalam kelompok. Struktur kelompok
menjaga stabilitas dan membantu pengaturan pola perilaku dan interaksi.
Struktur dalam kelompok diatur dengan adanya pemimpin dan anggota, arah
komunikasi dipandu oleh pemimpin, sedangkan keputusan diambil secara
bersama.
2) Besaran Kelompok
Jumlah anggota kelompok yang nyaman adalah kelompok kecil yang
anggotanya berkisar antara 5-12 orang. Jumlah anggota kelompok kecil
menurut Keliat dan Akemat (2005) adalah 7-10 orang, sedangkan menurut
Rawlins, Williams, dan Beck (dalam Keliat dan Akemat, 2005) adalah 5-10
orang. Anggota kelompok terlalu besar akibatnya tidak semua anggota
mendapat kesempatan mengungkapkan perasaan, pendapat, dan
pengalamannya, jika terlalu kecil tidak cukup variasi informasi dan interaksi
yang terjadi. Pada penelitian yang telah digunakan adalah menurut teori Keliat
dan Akemat yaitu sebanyak 10 orang.
3) Lamanya Sesi
Waktu optimal untuk satu sesi adalah 20-45 menit bagi fungsi kelompok yang
rendah dan 60-120 menit bagi fungsi kelompok yang tinggi (Keliat, 2005).
Biasanya dimulai dengan pemanasan berupa orientasi, kemudian tahap kerja,
dan finishing berupa terminasi. Banyaknya sesi tergantung pada tujuan
kelompok, dapat satu kali atau dua kali perminggu; atau dapat direncanakan
sesuai dengan kebutuhan.
4) Komunikasi
Tugas pemimpin kelompok yang terpenting adalah mengobservasi dan
menganalisa pola komunikasi dalam kelompok. Pemimpin menggunakan
umpan balik untuk memberi kesadaran pada anggota kelompok terhadap
dinamika yang terjadi.
5) Peran Kelompok
Pemimpin perlu mengobservasi peran yang terjadi dalam kelompok. Ada tiga
peran dan fungsi kelompok yang ditampilkan anggota kelompok dalam kerja
kelompok, yaitu maintenance roles, task roles, dan individual role. Maintence
role, yaitu peran serta aktif dalam proses kelompok dan fungsi kelompok. Task

http://esaunggul.ac.id 6/
14
roles, yaitu fokus pada penyelesaian tugas. Individual roles adalah self-
centered dan distraksi pada kelompok (Keliat, 2005)
6) Kekuatan Kelompok
Kekuatan (power) adalah kemampuan anggota kelompok dalam
mempengaruhi berjalannya kegiatan kelompok. Untuk menetapkan kekuatan
anggota kelompok yang bervariasi diperlukan kajian siapa yang paling banyak
mendengar dan siapa yang membuat keputusan dalam kelompok.
7) Norma Kelompok
Norma adalah standar perilaku yang ada dalam kelompok. Pengharapan
terhadap perilaku kelompok pada masa yang akan datang berdasarkan
pengalaman masa lalu dan saat ini. Pemahaman tentang norma kelompok
berguna untuk mengetahui pengaruhnya terhadap komunikasi dan interaksi
dalam kelompok. Kesesuaian perilaku anggota kelompok dengan normal
kelompok, penting dalam menerima anggota kelompok. Anggota kelompok
yang tidak mengikuti norma dianggap pemberontak dan ditolak anggota
kelompok lain.
8) Kekohesifan
Kekohesifan adalah kekuatan anggota kelompok bekerja sama dalam mencapai
tujuan. Hal ini mempengaruhi anggota kelompok untuk tetap nyaman dalam
kelompok. Apa yang membuat anggota kelompok tertarik dan puas terhadap
kelompok tersebut, perlu diidentifikasi agar kehidupan kelompok dapat
dipertahankan.

2. Pedoman pelaksanaan TAK


Pelaksanaan TAKS dapat dilakukan oleh salah satu terapis yang sudah mendapat
pelatihan/ terlatih, ahli terapis dapat beasal dari berbagai profesi seperti : Dokter,
Psikiater, Psikolog, Perawat, Fisioterapis, Speech teraphis, Occupational teraphis,
Sosial worker

Tahapan dalam pelaksanaan terapi aktivitas kelompok adalah sebagai berikut :


A. Pre kelompok
Dimulai dengan membuat tujuan, merencanakan, siapa yang menjadi leader,
anggota, dimana, kapan kegiatan kelompok tersebut dilaksanakan, proses
evaluasi pada anggota dan kelompok, menjelaskan sumber – sumber yang

http://esaunggul.ac.id 7/
14
diperlukan kelompok seperti proyektor dan jika memungkian biaya dan
keuangan.

B. Fase awal
Pada fase ini terdapat 3 kemungkinan tahapan yang terjadi yaitu orientasi, konflik
atau kebersamaan.
a) Orientasi.
Anggota mulai mengembangkan system social masing – masing, dan leader
mulai menunjukkan rencana terapi dan mengambil kontrak dengan anggota.
b) Konflik
Merupakan masa sulit dalam proses kelompok, anggota mulai memikirkan
siapa yang berkuasa dalam kelompok, bagaimana peran anggota, tugasnya dan
saling ketergantungan yang akan terjadi.
c) Kebersamaan
Anggota mulai bekerja sama untuk mengatasi masalah, anggota mulai
menemukan siapa dirinya.

C. Fase kerja
Pada tahap ini kelompok sudah menjadi tim. Perasaan positif dan engatif
dikoreksi dengan hubungan saling percaya yang telah dibina, bekerjasama
untuk mencapai tujuan yang telah disepakati, kecemasan menurun,
kelompok lebih stabil dan realistis, mengeksplorasikan lebih jauh sesuai
dengan tujuan dan tugas kelompok, dan penyelesaian masalah yang kreatif.

D. Tahap Kerja
Pada tahap ini pelaksanaan TAKS dimulai, kegiatan yang akan dilakukan
seperti dalam awal kegiatan adalah dengan perkenalan, beberapa aktivitas
dapat dilakukan dalam tahap perkenalan, tergantung dari proposal yang
sudah diajukan, sebagai contoh adalah dengan menggunakan musik dan
bola, kegiatan ini dilakukan dengan cara:

1. Terapis terlebih dahulu menjelaskan cara permainan, setelah semua


peserta memahami, terapis akan memberikan bola kepada peserta dan
menghidupkan musik, bola akan berpindah antar peserta, kemudian

http://esaunggul.ac.id 8/
14
terapis mematikan musik dan peserta yang memegang bola saat musik
dimatikan akan memperkenalkan diri dimulai dengan salam, kemudian
nama lengkap, nama panggilan, hobi, asal, dan biasanya hal ini akan
dimulai oleh terapis terlebih dahulu.
2. Selanjutnya peserta akan menuliskan nama panggilan di papan nama/
kertas yang ditempel/ dipakai, kegiatan ini dilakukan sampai semua
peserta mendapat giliran.
3. Terapis memberikan pujian atas keberhasilan yang telah dicapai, dapat
disertai dengan tepuk tangan.

E. Fase terminasi
Ada dua jenis terminasi (akhir dan sementara). Anggota kelompok mungkin
mengalami terminasi premature, tidak sukses atau sukses.
Pada tahap terminasi dilakukan evaluasi, bagaimana perasaan dari peserta
setelah mengikuti kegiatan TAKS, serta memberikan pujian atas
keberhasilan kelompok.

Pada tahap terminasi juga dibuat rencana tindak lanjut, yaitu menganjurkan
tiap pseserta untuk dapat melakukan kegiatan dengan orang lain disekitar,
serta memasukkan sebagai salah satu agenda harian aktivitas yang
dilakukan.
Selanjutnya dilakukan kontrak untuk pertemuan berikutnya yaitu tahap
berkenalan dengan anggota kelompok, kemudian disepakati untuk tempat
dan waktu

Ini merupakan salah satu contoh kegiatan untuk TAKS sesi 1 yaitu
memperkenalkan diri, , evaluasi dokumentasi dilakukan pada tahap kerja,
yaitu menilai bagaimana kemampuan pasien baik secara verbal maupun non
verbal, kemudian di dokumentasikan untuk dinilai tahap perkembangan
selanjutnya

Terapi aktivitas kelompok sosialisasi ini terdiri dari 7 sesi : kemampuan


memperkenalkan diri, kemampuan berkenalan, kemampuan bercakap-cakap,
kemampuan bercakap-cakap topik tertentu, kemampuan bercakap-cakap

http://esaunggul.ac.id 9/
14
masalah pribadi, kemampuan bekerja sama dan kemampuan menyampaikan
pendapat.

Peran perawat dalam pelaksanaan terapi aktivitas kelompok adalah :


a. Mempersiapkan program terapi aktivitas kelompok
Sebelum melaksanakan terapi aktivitas kelompok, perawat harus
terlebih dahulu, membuat proposal. Proposal tersebut akan dijadikan
panduan dalam pelaksanaan terapi aktivitas kelompok, komponen yang
dapat disusun meliputi : deskripsi, karakteristik klien, masalah
keperawatan, tujuan dan landasan teori, persiapan alat, jumlah perawat,
waktu pelaksanaan, kondisi ruangan serta uraian tugas terapis.
b. Tugas sebagai leader dan coleader
Meliputi tugas menganalisa dan mengobservasi pola-pola komunikasi
yang terjadi dalam kelompok, membantu anggota kelompok untuk
menyadari dinamisnya kelompok, menjadi motivator, membantu
kelompok menetapkan tujuan dan membuat peraturan serta
mengarahkan dan memimpin jalannya terapi aktivitas kelompok.
c. Tugas sebagai fasilitator
Sebagai fasilitator, perawat ikut serta dalam kegiatan kelompok sebagai
anggota kelompok dengan tujuan memberi stimulus pada anggota
kelompok lain agar dapat mengikuti jalannya kegiatan.
d. Tugas sebagai observer
Tugas seorang observer meliputi : mencatat serta mengamati respon
penderita, mengamati jalannya proses terapi aktivitas dan menangani
peserta/anggota kelompok yang drop out.
e. Tugas dalam mengatasi masalah yang timbul saat pelaksanaan terapi
Masalah yang mungkin timbul adalah kemungkinan timbulnya sub
kelompok, kurangnya keterbukaan, resistensi baik individu atau
kelompok dan adanya anggota kelompok yang drop out. Cara
mengatasi masalah tersebut tergantung pada jenis kelompok terapis,
kontrak dan kerangka teori yang mendasari terapi aktivitas tersebut.
f. Program antisipasi masalah
Merupakan intervensi keperawatan yang dilakukan untuk
mengantisipasi keadaan yang bersifat darurat (emergensi dalam terapi)

http://esaunggul.ac.id 10 /
14
yang dapat mempengaruhi proses pelaksanaan terapi aktivitas
kelompok.

Dari rangkaian tugas diatas, peranan ahli terapi utamanya adalah sebagai
fasilitator. Idealnya anggota kelompok sendiri adalah sumber primer
penyembuhan dan perubahan. Iklim yang ditimbulkan oleh kepribadian ahli
terapi adalah agen perubahan yang kuat. Ahli terapi lebih dari sekedar ahli
yang menerapkan tehnik; ahli terapi memberikan pengaruh pribadi yang
menarik variable tertentu seperti empati, kehangatan dan rasa hormat

Peran perawat dalam terapi aktivits kelompok adalah sebagai leader/co


leader, sebagai observer dan fasilitator serta mengevaluasi hasil yang dicapai
dalam kelompok. Untuk memperoleh kemampuan sebagai leader/co leader,
observer dan fasilitator dalam kegiatan terapi aktivitas kelompok, perawat
juga perlu mendapat latihan dan keahlian yang professional

3. Link e- Journal
https://doi.org/10.3389/fpsyg.2019.01928
Sebuah penelitian yang dilakukan di china pada tahun 2019, yaitu untuk melihat
sejauh mana aktivitas fisik dapat menurunkan keinginan seorang yang
ketergantungan NAPZA untuk mengurangi keinginanya dengan judul:

Effect of Physical Activity on Drug Craving of Women With Substance Use


Disorder in Compulsory Isolation: Mediating Effect of Internal Inhibition

Penelitian dilakukan terhadap 487 pasien wanita yang ketergantungan obat yang
sedang dilakukan rehabilitasi. Hasilnya menunjukkan bahwa Aktivitas fisik
memiliki efek positif dalam menghambat ketergantungan akan narkoba di antara
pecandu narkoba, sementara aktivitas intensitas sedang lebih kondusif untuk
meningkatkan penghambatan dari individu.,

http://esaunggul.ac.id 11 /
14
Soal Pilihan Ganda

1. Terapi aktivitas kelompok merupakan salah satu terapi pada penderita


penyalahgunaan NAPZA
a. Sebelum proses detoksifikasi
b. Saat detoksifikasi
c. Setelah proses detoksifikasi
2. Terapi aktivitas kelompok yang bertujuan untuk meningkatkan persepsi sensori
yaitu
a. Terapi aktivitas kelompok sosialisasi
b. Terapi aktivitas kelompok orientasi realitas
c. Terapi aktivitas kelompok sensori persepsi
3. Langkah awal pelaksanaan terapi aktivitas kelompok adalah
a. Membuat proporsal
b. Melakukan sosialisasi
c. Menentukan tempat aktivitas
4. Pelaksanaan terapi aktivitas kelompok perawat berperan sebagai
a. Peserta
b. Fasilitator
c. Ketua kelompok

http://esaunggul.ac.id 12 /
14
5. Pada tahap apa dilakukan observasi dan pendokumentasi respon pasien baik
secara verbal maupun non verbal
a. Fase awal
b. Fase kerja
c. Fase terminasi

Daftar Pustaka

https://www.oxfordtreatment.com/
Keliat, B. A., & Prawirowiyono, A. (2014). Keperawatan Jiwa Terapi Aktivitas
Kelompok. (B. Angelina, Ed.). Jakarta: EGC.
Kun W, et all (2019).Effect of Physical Activity on Drug Craving of Women With
Substance Use Disorder in Compulsory Isolation: Mediating Effect of Internal
Inhibition .JOURNAL=Frontiers in Psychology. Vol 10

http://esaunggul.ac.id 13 /
14

Anda mungkin juga menyukai