OKSIDI
OKSIDI
OKSIDI
ANALISA OKSIDIMETRI/REDUKTOMETRI
Disusun Oleh:
Kelompok III (A7)
Asnadia NIM.190140011
Nur Khairani NIM.190140082
M. Irvan Maulana Lubis NIM.190140087
Nicky Arwita NIM.190140091
Ayu Lidya Panjaitan NIM.190140102
Sri Wiyani NIM.190140110
Zikri Husni Siagian NIM.190140112
2.3 Reagensia yang Lazim pada Penerapan Titrasi Okidasi dan Reduksi
dalam Zat Pengoksidasi
2.3.1 Natrium dan Hidrogen
Hidrogen peroksida merupakan zat pengoksida dengan potensial standar
positif yang benar.
2.3.2 Kalium dan Amonium Peroksida Sulfat
Ion peroksida sulfat merupakan zat pengoksidasi yang ampuh dalam
larutan asam.
4.1 Hasil
Adapun hasil yang didapat dalam percobaan ini ditunjukkan pada Tabel
4.1.
Tabel 4.1 Hasil percobaan analisa Oksidimetri/Reduktometri
No Cara kerja Hasil pengamatan
1. Masukkan FeCl2 2ml + 3 ml Saat campuran ditambahkan KI 20%
HCl + 5 ml KI 20% kedalam campuran berwarna coklat , kemudian
Erlenmeyer. setelah dihomogenkan menjadi kuning .
2. Tambahkan 1gram N2HCO3 ke Terbentuknya CO2 dalam campuran.
dalam erlenmeyer kemudian
tutup dengan aluminium foil.
3. Lalu campuran didiamkan Terdapat endapan berwarna kuning
salama 10 menit kecoklatan pada erlenmeyer
4. Kemudian campuran Campuran berubah warna menjadi
ditambahkan dengan 3 tetes kecoklatan.
amilum.
5. Lalu campuran dititirasi Campuran berubah warna menjadi
dengan tio (Na2S2O3) 0,2 N kuning dan menghasilkan volume titiran
sampai end point. 0,5 ml.
6. Tambahkan lagi 3 tetes amilum Warna cenderung menjadi kuning
7. Dititrasi kembali dengan tio 0,2 Terdapat endapan, campuran warna
N sampai end point. menjadi bening dan menghasilkan
volume titran 1,9 ml.
4.2 Pembahasan
Berdasarkan hasil praktikum yang telah diperoleh, 2 ml larutan FeCl2
ditambahkan dengan 3 ml HCl 5 ml KI 20% dan 1 gram NaOHCO3,
menghasilkan larutan yang berwarna kuning. Pada campuran tersebut ada
penambahan 3 ml HCl dilarutan tersebut, penambahan HCl tersebut sebelum
dititrasi dimaksudkan agar suasana larutan asam, sebab larutan yang terdiri dari
kalium iodida berada berada pada kondisi netral atau memiliki tingkat keasaam
yang rendah, pemberian NaHCO3 juga dimaksudkan untuk mengusir oksigen dari
wadah karena CO2 lebih berat dan mencegah kontak O2 dengan larutan.
Kemudian larutan dititrasi dengan tio dan volume titrasinya 1,9 ml
menghasilkan warna bening. Hal ini disebabkan karena adanya HCl pada larutan
tersebut. Selanjutnya penambahan amilum sehingga berubah warna menjadi
kecoklatan, kecoklatan ini ada karena amilum beraksi dengan I2 dan amilum
merupakan indicator warna yang berfungsi sebagai indikator warna yang
berfungsi sebagai indikator untuk perubahan warna larutan. Penambahan amilum
dilakukan menjelang titrasi, karena kompleks I2 yang akan terabsorbsi oleh
amilum jika ditambah amilum pada titrasi ukuran ukuran kedua titrasi dilakukan
pada kondisi asam untuk mengambil, menghindari terjadinya hidrolisis amilum.
Ion Fe telah mengalami reduksi-oksidasi. Selanjutnya tahap akhir adalah larutan
titrasi dengan thio 0,2 N sehingga berubah warna menjadi kuning, warna berubah
karena telah mencapai titik equivalen. Fungsi titrasi untuk mendapatkan
kesetimbangan pada larutan, ini membuktikan bahwa sampel tersebut ion Fe telah
mengalami reduksi, jadi proses reduksi ditandai dengan perubahan warna .
Dari percobaan yang telah dilakukan, dapat diketahui bahwa larutan
mengalami reaksi oksidimetri. Hal ini dapat diketahui dengan munculnya
gelembung gas yang merupakan CO2 dari hasil pelepasan electron
(oksidasi).Sehingga, setelah melalaui proses perhitungan di dapatkan kadar FeCl2
adalah 4,445% dan kadar Fe adalah 1,96% kadar Fe lebih kecil dibandingkan
kadar FeCl2 dikarenakan pada Fe telah mengalami hilang oksidasi.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang didapatkan dari percobaan ini :
1. Titrasi adalah suatu prosedur yang digunakan dalam kimia untuk
penentuan konsentrasi atau kadar suatu zat yang tidak diketahui kadarnya
dengan menggunakan zat yang tidak diketahui kadarnya dengan
menggunakan zat yang telah diketahui kadarnya.
2. Titrasi dilakukan dengan menggunakan metode analisa iodometri yaitu
metode titrasi redoks yang mellibatkan iodin dan Na2S2O3.
3. Dalam percobaan adanya perubahan warna yang terjadi pada campuran
adanya redoks oksidasi.
4. Dalam percoabaan, adanya gelembung gas yang dihasilkan dari
penambahan NaHCO3 pada campuran menandakan bahwa reaksi tersebut
adalah reaksi reduksi.
5. Terjadinya perubahan warna karena telah terjadinya reaksi kimia yaitu
dengan terbentuk endapan.
6. Volume titrasi pertama sebanyak 1,9 ml dengan hasil warna menjadi
bening.
7. kadar FeCl2 dalam sampel yaitu 4,445%.
8. Kadar Fe dalam sampel yaitu 1,96%.
5.2 Saran
Dari praktikum yang telah dilakukan terdapat saran yang diantaranya
adalah:
1. Ketelitian pada saat melakukan penitrasian mencapai and point
2. Keakuratan data pada saat perhitungan kadar % FeCl2 dan % Fe yang
terkandung dalam sampel yang digunakan.
3. Fokus dalam mengamati percobaan tahap demi tahap.
DAFTAR PUSTAKA
Harjadi,W.1998.Ilmu Kimia Analitik Dasar. Jakarta : PT Gramedia
Jerome,L Resemberg.1980.Kimia Dasar Edisi Ke-VI. Jakarta : Erlangga
Keenan,A.L, Hadjana Pudjan, PH.D.1992.Kimia untuk Universitas Jilid I. Jakarta:
Erlangga
LAMPIRAN B
PERHITUNGAN
% Fe = x % FeCl2
l2
56
= x 11,43%
27
= 0,44 x 11,43%
= 0,04%
% FeCl2 > % Fe
11,43 % > 0,04%
LAMPIRAN C
TUGAS DAN PERHITUNGAN