Raihan Mahfuzh - 043457544 - Asip4205 - Tugas 3
Raihan Mahfuzh - 043457544 - Asip4205 - Tugas 3
Raihan Mahfuzh - 043457544 - Asip4205 - Tugas 3
Disusun Oleh:
Kegiatan penyusutan secara garis besar dibedakan dengan dua cara, yakni6
(1) penyusutan pada masa tertib arsip yang dikaitkan dengan keseluruhan sistem
4
Sudjono, 2014, op. cit., hlm. 1.6.
5 Ibid., hlm. 1.11.
6 Sumrahyadi, 2020, Manual Kearsipan, hlm. 8.7.
melalui pemanfaatan JRA. (2) Penyusutan pada masa transisi di mana prosedur
ini ditempuh, di samping instansi belum mempunyai JRA juga tidak mempunyai
program penyusutan secara periodik.
Pengertian JRA menurut ARMA merupakan salah satu komponen dari
program manajemen arsip yang memberikan keterangan lamanya arsip harus
disimpan dan prosedur khusus untuk penyusutan arsip.7 Kegiatan penyusutan
dengan memanfaatkan JRA ini meliputi beberapa langkah, sebagai berikut:
a. Pemeriksaan
Pemeriksaan dilakukan guna mengetahui informasi terkait apakah
arsip yang akan dipindahkan tersebut memang sudah benar-benar
sudah inaktif atau belum. Pemeriksaan ini dilakukan dengan cara
melihat masa simpan arsip tersebut pada kolom retensi arsip aktif di
dalam JRA. Kegiatan pemeriksaan ini juga meliputi kegiatan lainnya
seperti penyatuan file yang memiliki keterkaitan menjadi satu seri arsip
tanpa mengubah pola penataan semula.
b. Pendaftaran
Setelah pemeriksaan telah dilakukan maka arsip tersebut perlu
didaftarkan mulai dari judul seri, tahun, volume, kondisi, sistem
penyimpanannya.
c. Penataan Arsip
Langkah ini dilakukan untuk menjaga sistem/pola penyimpanannya
yang diterapkan sebelumnya pada arsip tidak berubah ketika
dipindahkan ke pusat arsip.
7
Sumrahyadi, 2019, Perancangan Jadwal Retensi Arsip, hlm. 1.16.
8 Sumrahyadi, 2020, op. cit., hlm. 9.24.
d. Pembuatan Berita Acara
Berita acara dalam kaitannya dengan pemindahan arsip inaktif ini
digunakan sebagai bukti pemindahan arsip dari satu unit ke unit
lainnya yang ada pada organisasi.
e. Pelaksanaan Pemindahan
Langkah terakhir yakni pelaksanaan pemindahan arsip inaktif ke pusat
arsip. Karena segala sesuatu yang berkaitan dengan pemindahan arsip
telah dipersiapkan maka pemindahan dapat dilakukan dengan baik.
2. Pemusnahan Arsip
9
Ibid., hlm. 9.25.
d. Pelaksanaan Pemusnahan
Pelaksanaan pemusnahan arsip dapat dilakukan dengan beberapa cara
seperti dibakar, dicacah (shredder machine), atau dengan membuatnya
menjadi bubur kertas (sehingga dapat di daur ulang).
10
Ibid., hlm. 9.28.
11 Sudjono, 2014, op. cit., hlm. 7.13.
setiap unit kerja, antara lain nama instansi, alamat instansi, nomor surat,
asal arsip, kurun waktu, jumlah arsip, jenis media, sistem penataan dan
keterangan lainnya.
2. Pembenahan
Setelah hasil survei dituangkan ke dalam proposal kemudian juga
telah disetujui oleh pimpinan organisasi dan segala persiapan peralatan
dan perlengkapan telah dilakukan. Maka langkah selanjutnya adalah
pembenahan arsip. Kegiatan ini dilakukan dengan beberapa langkah,
sebagai berikut:
a. Identifikasi arsip
Arsip sebagai rekaman informasi merupakan cerminan
pelaksanaan tugas dan fungsi organisasi yang bersangkutan.12
Fungsi dalam sebuah organisasi umumnya terbagi menjadi
dua, yakni fungsi substantif yang menangani masalah tugas
pokok, dan fungsi fasilitatif sebagai penunjang pelaksanaan
tugas pokok. Maka dalam melakukan identifikasi arsip harus
memahami tatalaksanaan, sejarah perkembangan, sistem
penataan yang pernah digunakan organisasi.
b. Pengaturan Kembali (Rekonstruksi) & Pemilahan
Tahap ini dimaksudkan untuk mengembalikan penataan arsip
sesuai dengan penataan aslinya, yang dilaksanakan dengan
cara mengatur susunan arsip pada setiap file (berkas),
mengatur susunan setiap file dalam setiap seri, dan mengatur
setiap seri arsip yang satu dengan seri arsip yang lainnya. Dan
memisahkan antara arsip dengan non-arsip.
c. Pendeskripsian Arsip
Pendeskripsian arsip merupakan kegiatan merekam informasi
setiap seri arsip yang memuat isi informasi seri, tahun seri,
tingkat keaslian, bentuk redaksi, dan kondisi fisik.
III. Penutup
3.1 Kesimpulan