Makalah Masalah Pendidikan
Makalah Masalah Pendidikan
Makalah Masalah Pendidikan
MAKALAH
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pengantar Ilmu Pendidikan
Dosen Pengampu:
Sony Zulfikasari,S.Pd.,M.Pd
Disusun oleh:
(4201418049)
2019
i
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat serta anugerah-Nya, sehingga saya mampu untuk
menyelesaikan makalah ini dengan judul “Masalah-Masalah Pendidikan di
Indonesia” dengan lancer dan dapat diajukan sebagai salah satu tugas mata kuliah
Pengantar Ilmu Pendidikan. Tak lupa shalawat serta salam saya curahkan kepada
Nabi Muhammad SAW yang telah membawa umatnya ke alam yang berilmu
pengetahuan seperti saat sekarang ini.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL………………………………….………….… i
KATA PENGANTAR…………..…………………………………. ii
BAB I PENDAHULUAN………………………………………….. 1
BAB II PEMBAHASAN…………………………………………… 2
3.1 Kesimpulan…………………………………………….…….…. 11
3.2 Saran……………………………………………….…………… 11
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………. 12
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Tujuan penyusunan makalah ini adalah sebagai berikut:
Untuk mengetahui pengertian dari pendidikan
Untuk mengetahui masalah pokok pendidikan di Indonesia
Untuk mengetahui solusi terhadap masalah pendidikan di Indonesia
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
Pendidikan adalah proses yang dilakukan seumur hidup (life-long)
yang dimulai dari seseorang lahir hingga kematiannya, yang
membuat seseorang bersemangat dalam mewujudkan warga negara
yang ideal dan mengajarkannya bagaimana cara memimpin dan
mematuhi yang benar. Plato pun menambahkan bahwa pendidikan
tidak hanya menyediakan ilmu pengetahuan dan kemampuan akan
tetapi nilai, pelatihan insting, membina tingkah laku dan sikap
yang benar. Pendidikan yang sejati (true education), akan memiliki
kecenderung terbesar dalam membentuk manusia yang beradab dan
memanusiakan manusia dalam hubungan mereka bermasyarakat
dan mereka yang berada dalam perlindungannya.
Comenius
Pada abad pertengahan, bahwa pendidikan adalah proses dimana
individu mengembangkan kualitasnya terhadap agama, ilmu
pengetahuan dan moralnya, yang membuatnya mampu mengklaim
dirinya sebagai manusia.
Martinus Jan Langeveld
Pendidikan adalah upaya menolong anak untuk dapat melakukan
tugas hidupnya secara mandiri supaya dapat bertanggung jawab
secara susila. Pendidikan merupakan usaha manusia dewasa dalam
membimbing manusia yang belum dewasa menuju kedewasaan.
Gunning dan Kohnstamm
Pendidikan adalah proses pembentukan hati nurani. Sebuah
pembentukan dan penentuan diri secara etis yang sesuai dengan
hati nurani
3
banyak lagi faktor-faktor lainnya di luar sistem persekolahan yang
berkaitan dengan mutu hasil belajar tersebut.
Berdasarkan kenyataan tersebut maka penanggulangan masalah
pendidikan juga sanggat kompleks, menyangkut banyak komponen dan
melibatkan banyak pihak.
Pada dasarnya ada dua masalah pokok yang di hadapi oleh dunia
pendidikan di tanah air kita yaitu :
a. Bagaimana semua warga Negara dapat menikmati kesempatan
pendidikan
b. Bagaimana pendidikan dapat membekali peserta didik dengan
keterampilan kerja yang mantap untuk dapat terjun ke dalam kancah
kehidupan bermasyarakat.
Dari kedua masalah pokok tersebut, maka permasalahan pokok
yang pertama yaitu mengenai masalah pemerataan pendidikan dan
masalah pokok yang ke kedua menyangkut masalah mutu, efisiensi dan
relevansi pendidikan.
4
Sejak awal perhatian terhadap pemerataan pendidikan telah
mulai digancarkan secara yuridis. Bagi anak-anak usia sekolah,
mendapatkan kesempatan untuk mengenyam pendidikan terutama
SD merupakan hal yang sangat penting. Diharapkan mereka dapat
memperoleh bekal dasar seperti kemampuan membaca, menulis dan
berhitung sehingga mampu mengikuti perkembangan bangsa.
Permasalahan Pemerataan dapat terjadi karena kurang
tergorganisirnya koordinasi antara pemerintah pusat dengan
pemerintah daerah, bahkan hingga daerah terpencil. Hal ini
menyebabkan terputusnya komunikasi antara pemerintah pusat
dengan daerah. Sehingga menyebabkan kontrol pendidikan yang
dilakukan pemerintah pusat dan daerah tidak menjangkau daerah-
daerah terpencil. Jadi hal ini akan mengakibatkan mayoritas
penduduk Indonesia yang dalam usia sekolah, tidak dapat
mengenyam pelaksanaan pendidikan sebagaimana yang diharapkan.
5
jawab, warga Negara yang cinta pada tanah air dan memiliki rasa
kesetiakawanan social. Dengan demikian keluaran tersebut
diharapkan mampu mewujudkan diri sebagai manusia-manusia
pembangunan yang dapat membangun dirinya dan juga lingkungan
Terkadang orang-orang melakukan penilaian salah terhadap
mutu pendidikan. Banyak yang berpendapat bahwa mutu pendidikan
dapa dinilai melalui hasil akhir belajar siswa, misalkan saja nilai UN
(Ujian Nasional). Sesungguhnya mutu pendidikan yang baik hanya
akan didapatkan oleh seseorang setelah melalui proses belajar yang
baik pula. Memahami dan mengikuti dengan baik proses belajar
sehingga diharapkan dapat menunjukkan hasil belajar yang bermutu.
Meskipun hasil tes akhir terlihat memuaskan dari segi nilai, namun
jika tidak mengikuti proses dengan baik maka hal hasil tidak akan
tercipta keluaran yang berumutu secara pribadi masing-masing.
Sehingga proses suatu pendidikan sangat menentukan mutu
pendidikan.
Masalah mutu pendidikan yang harus disoroti dan diusahan
penanggulangannya di Indonesia adalah masalah pemerataan mutu
pendidikan teruama antara daerah perkotaan dan daerah pedesaan.
Pemerataan ini sangat penting adanya agar peningkatan mutu
pendidikan dirasakan oleh semua siswa di berbagai pelosok tanah air
sehingga nantinya memberi dampak posiif terhadap munculnya
banyak keluaran yang professional di tanah air ini.
6
Pengangkatan yang dimaksud disini adalah pengangkatan
tenaga kependidikan untuk memenuhi kebutuhan dilapangan. Namun
masalah yang terjadi dalam pengangkatan ini adalah kesenjangan
antara tenaga yang berlomba-lomba untuk mendapakan
pengangkatan dengan kuota pengangkatan yang sangat terbatas.
Kebutuhan lapangan tidak mampu menampung semua tenaga
kependidikan yang ada sehingga hal ini berarti keberadaan tenaga
tersebut tidak dapat segera difungsikan.
Begitu pula dengan masalah penempatan, di Indonesia
masalah penempatan guru masih saja terjadi dalam lingkungan
pendidikan. Seringkali ditemukan bahwa seorang guru mengajar
suatu bidang studi yang tidak sesuai dengan lulusannya. Hal ini juga
dikarenakan oleh masalah jatah pengangkatan yang kurang efisien
sehingga ada sekolah dengan jumlah guru bidang studi tertentu
berlebihan namun kekurangan guru untuk suatu bidang studi.
Sehingga kebberadaan guru yang berlebihan akan dialokasikan oleh
sekolah untuk mengajarkan bidang studi yang gurunya kurang
meskipun diluar kewenangan guru tersebut. Misalkan saja guru IPA
harus mengajarkan budi pekerti atau agama. Hal ini tentu
menunjukkan bahwa kurangnya efisiensi dalam pemanfaatan atau
memfungsikan tenaga kependidikan.
Jika ditinjau dari masalah pengembangan tenaga
kependidikan maka kaitannya adalah penanganan pengembangan
tenaga pelaksana di lapangan sangat lambat. Sebagai salah satu
contohnya yaitu kesiapan tenaga kependidikan dalam menyambut
kurikulum baru. Meskipun ada suatu pembekalan namun para tenaga
kependidikan seringkali beranggapan bahwa perubahan kurikulum
terlalu cepat dan tidak dibarengi oleh kesiapan dari tenaga pendidik.
Kesiapan ini kurang dikarenakan pengembangannya dilapangan juga
sangat lambat yaitu berupa penggalakan penyuluhan, latihan,
lokakarya serta penyebaran buku panduan baru yang kurang cepat
dalam pelaksanaannya. Sehingga masih ada istilah keterlambatan.
Keputusan untuk memberlakukan kurikulum ini pun menjadi
perbincangan pro dan kontra sehingga memerlukan waktu lama
untuk menyepakatinya. Sehingga hal ini dianggap bahwa proses
pendidikan kurang efektif dan efisien.
Masalah efisiensi dalam penggunaan sarana dan prasarana
sering juga terjadi dalam dunia pendidikan. Kurangnya perencanaan
dalam pengadaan sarana dan prasarana dapat menjadi satu factor
penyebabnya. Sebagai salah satu contoh yaitu adanya pengadaan
sarana pembelajaran tanpa dibarengi dengan pembekalan
kemampuan dan keterampilan dari pemakai.
7
4. Masalah Relevasi Pendidikan
Sesuai dengan tujuan dari pendidikan ialah menyiapkan
sumber daya manusia untuk pembangunan. Oleh karena itu sistem
pendidikan harus dapat menghasilkan luaran yang sesuai dengan
kebutuhan pembangunan. Jika hal itu tidak dapat teratasi maka telah
mencakup masalah relevansi pendidikan.
Masalah relevensi adalah masalah yang timbul karena tidak
sesuainya sistem pendidikan dengan keperluan pembangunan
nasional. Masalah ini berkenaan dengan rasio antara tamatan yang
dihasilkan satuan pendidikan dengan yang diharapkan satuan
pendidikan di atasnya atau indtitusi yang membutuhkan tenaga kerja,
baik secara kuantitatif maupun secara kualitatif.
Masalah relevansi terlihat dari banyaknya lulusan dari
satuan pendidikan tertentu yang tidak siap secara kemampuan
kognitif dan teknikal untuk melanjutkan ke satuan pendidikan di
atasnya. Masalah relevansi juga dapat diketahui dari banyaknya
lulusan dari satuan pendidikan tertentu, yaitu sekolah kejuruan dan
pendidikan tinggi yang belum atau bahkan tidak siap untuk bekerja.
Pendidikan merupakan faktor penunjang bagi pembangunan
ketahanan nasional. Oleh sebab itu, perlu keterpaduan di dalam
perencanaan dan pelaksanaan pendidikan dengan pembangunan
nasional tersebut. Sebagai contoh pendidikan di sekolah harus di
rencanakan berdasarkan kebutuhan nyata dalam pembangunan
nasional kedepannya yang telah terencana, serta memperhatikan ciri-
ciri ketenagaan yang di perlukan sesuai dengan keadaan lingkungan
di wilayah-wilayah lingkungan tertentu.
Luaran pendidikan dalam hal ini diharapkan dapat mengisi
beraneka ragam sektor pembangunan seperti produksi, sektor jasa
dan lain-lain baik dari segi jumlah maupun dari segi kualitas. Jika
sistem pendidikan mampu memmenuhi segala tuntutan
pembangunan nasional tersebut maka relevansi pendidikan dianggap
tinggi.
8
1) Membangun gedung sekolah seperti SD Inpres dan atau
ruangan belajar.
2) Menggunakan gedung sekolah untuk double shift (sistem
bergantian pagi dan sore)
b. Cara inovatif
1) Sistem pamong (pendidikan oleh masyarakat, orang tua, dan
guru) atau Inpacts system (Instructionar Management by
parent, community and, teacher). sistem tersebut dirintis di
solo dan didiseminasikan ke beberapa provinsi.
2) SD kecil pada daerah terpencil.
3) Sistem Guru Kunjung.
4) SMP Terbuka (ISOSA _ In School Out off School
Approach),
5) Kejar Paket A dan B.
6) Belajar Jarak Jauh, seperti Universitas Terbuka.
2. Solusi Masalah Mutu Pendidikan
Meskipun untuk tiap-tiap jenis dan jenjang pendidikan
masing-masing memiliki kekhususan, namun pada dasarnya
pemecahan masalah mutu pendiidkan bersasaran pada perbaikkan
kualitas komponen pendidikan serta mobilitas komponen-komponen
tersebut. Upaya tersebut pada gilirannya diharapkan dapat
meningkatkan kualitas proses pendidikan dan pengalaman belajar
peserta didik, dan menghasilkan hasil pendidikan.
Upaya pemecahan masalah masalah mutu pendidikan dalam
garis besarnya meliputi hal-hal yang bersifat sebagai fisik dan lunak,
personalia, dan manajemen. Sebagai berikut:
1) Seleksi yanglebih rasional terhadap masukan mentah, khususnay
untuk Slta dan PT.
2) Pengembanagn kemanpuan tenaga kependidikan melalui studi
lanjut.
3) Penyempurnaaan kurikulum.
4) Pengembanagan prasarana yang menciptakan lingkungan yang
tenteram untuk belajar.
5) Penyempurnaan sarana belajar seperti buku paket, media
pembelajaran.
6) Peniungkatan adminisrasi manajemen khususnya yang mengenai
anggaran.
7) Kegiatan pengendalian mutu.
Dari keempat macam masalah pendidikan tersebut masing-
masing dikatakan teratasi jika pendidikan:
9
a) Dapat menyediakan kesempatan pemerataan belajar, artinya
semua warga Negara yang butuh pendidikan dapat ditampung
daalm suatu satuan pendidikan.
b) Dapat mencapai hasil yang bermutu artinya: perencanaan,
pemprosesan pendidikan dapat mencapai hasil sesuai dengan
tujuan yang telah dirumuskan.
c) Dapat terlaksana secara efisien artinya: pemrosesan pendidikan
sesuai dengan rancangan dan tujuan yang ditulis dalam
rancangan.
d) Produknya yang bermutu tersebut relevan, artinya: hasil
pendiidkan sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan
pembangunan.
10
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pengertian Pendidikan| Pendidikan adalah usaha sadar dan
sistematis untuk mencapai taraf hidup atau kemajuan yang lebih baik.
Pengertian pendidikan menurut Undang Undang SISDIKNAS no. 20
tahun 2003, adalah sebagai usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran sedemikian rupa supaya peserta
didik dapat mengembangkan potensi dirinya secara aktif supaya memiliki
pengendalian diri, kecerdasan, keterampilan dalam bermasyarakat,
kekuatan spiritual keagamaan, kepribadian serta akhlak mulia.
Di Indonesia sekarang menganut system pendidikan
nasional,beberapa sistem pendidikan Indonesia yang telah dilaksanakan,
di antaranya adalah Sistem Pendidikan yang berorientasi pada nilai,
sistem pendidikan terbuka, Sistem pendidikan beragam, Sistem
pendidikan yang efisien dalam pengelolaan waktu, Sistem pendidikan
yang disesuaikan dengan perubahan zaman.
Pada dasarnya ada dua masalah pokok yang dihadapi oleh dunia
pendidikan di Indonesia yaitu mengenai bagaimana pengupayaan agar
semua warga Negara dapat menikmati kesempatan pendidikan serta
pendidikan dapat membekali peserta didik dengan keterampilan kerja
yang mantap untuk dapat terjun kedalam kancah kehidupan
bermasyarakat. Jenis-jenis permasalah pokok pendidikan yang
diprioritaskan penanggulangannya di Indonesia yaitu masalah
pemerataan pendidikan, masalah mutu pendidikan, masalah efisiensi
pendidikan dan masalah relevansi pendidikan.
3.2 Saran
Adapun saran yang dapat penulis sampaikan melalui makalah ini
adalah semua pihak harus bekerjasama dalam upaya penanggulangan
permasalahan pokok pendidikan. Untuk meminimalisir dampak negaif
yang disebabkan oleh permasalahan pokok tersebut maka harus ada
perencanaan yang baik terhadap system pendidikan. Meningkatkan
kualitas pendidik dalam usaha peningkatan mutu pendidikan. Serta
penyediaan sarana dan prasarana yang lebih efektif dan efisien.
Sebagai mahasiswa khususnya calon pendidik, kita harus
menyadari dan memahami berbagai macam permasalahan pendidikan
yang terjadi dilapangan sehingga dapat merumuskannya serta mencari
alternatif pemecahannya. Jadilah, Mahasiswa sekaligus Calon Pendidik
yang peka terhadap berbagai permasalahan pendidikan.
11
DAFTAR PUSTAKA
12