Materi Obligasi - M.fadli

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 11

MATERI OBLIGASI

1. Pengertian Obligasi
obligasi adalah sertifikat atau surat berharga yang isinya adalah kontrak antara investor
selaku pemegang obligasi dengan perusahaan penerbit obligasi yang menyatakan bahwa
pemegang obligasi telah meminjamkan sejumlah dana kepada perusahaan penerbit
obligasi. Perusahaan penerbit obligasi sebagai peminjam dana, berkewajiban untuk
membayar sejumlah bunga secara berkala sesuai dengan tempo yang telah ditetapkan dan
juga melunasi pokok pinjaman ketika tanggal jatuh tempo obligasi. Utang obligasi
umumnya diterbitkan oleh pemerintah dan perusahaan swasta yang membutuhkan dana
dari luar perusahaan.

2. Jenis-jenis Obligasi
 Obligasi Suku Bunga Tetap

Obligasi suku bunga tetap biasanya memiliki kupon bunga tertentu dengan biaya tetap dan
dibayar secara berkala sepanjang masa berlaku obligasi. Dimana kupon tersebut wajib
diperhatikan karena berlaku terhadap besaran tetap ketika obligasi berlaku.

 Obligasi Suku Bunga Mengambang (Floating Rate Note)

Obligasi jenis ini juga memiliki kupon, namun bunga yang dibayarkan mengacu pada
indeks pasar uang seperti LIBOR dan Euribor. Jadi besaran biaya dapat berubah sewaktu-
waktu. Spread nya tetap konstant karena hampir semua FRN memiliki kupon triwulan yaitu
mereka membayar setiap tiga bulan.

 Obligasi Berimbal Hasil Tinggi (Junk Bond)

Obligasi yang satu ini memiliki peringkat dibawah peringkat investasi yang akan diberikan
oleh lembaga pemerintah kredit. Maka dari itu jenis obligasi ini memiliki resiko yang
cukup tinggi, sehingga banyak investor yang mengharapkan suatu imbalan yang lebih
tinggi.

 Obligasi Tanpa Bunga


Obligasi ini lebih dikenal dengan Zero Coupon Bond, yakni jenis obligasi yang tidak
memberikan pembayaran bunga. obligasi jenis ini diperdagangkan dengan pemberian
potongan harga yang didapat dari nilai pari. Pemegang obligasi menerima secara penuh
pokok hutang pada saat jatuh tempo.

 Obligasi Inflasi

Obligasi ini juga lebih dikenal dengan istilah Inflation Linked Bond, yakni obligasi yang
pokok hutangnya mengacu pada indeks inflasi. Bunga yang dibayarkan pada obligasi ini
cenderung lebih rendah jika dibanding obligasi suku bunga tetap, namun dengan
berkembangnya nilai pokok utang sejalan dengan inflasi, maka pembayaran obligasi akan
ikut meningkat.

 Obligasi Indeks Berbasis Ekuiti

Obligasi jenis ini mengacu pada indeks yang merupakan indikator bisnis seperti
penghasilan, nilai tambah, ataupun indeks nasional seperti beberapa produk domestic
obligasi yang berbeda dari keamanan pendapatan tetap standar karena pembayaran akhir
didasarkan pada pengembalian ekuitas yang mendasarinya, yang dapat berupa satu saham,
satu keranjang saham, atau indeks ekuitas.

 Obligasi Subordinasi

Obligasi yang memiliki peringkat prioritas lebih rendah dibanding obligasi lainnya,
sehingga menimbulkan adanya likuidasi. Hal inilah yang kemudian menjadikan hierarki
dari para kreditur. Seperti, adanya pembayaran dari likuidator, pembayaran pajak, dan lain
sebagainya. Pemegang obligasi yang pembayarannya diutamakan adalah mereka yang
memiliki tanggal penerbitan paling awal dibanding yang lainnya, sehingga disebut obligasi
senior. Setelah obligasi tersebut dilunasi, obligasi subordinasi lainya pun dilakukan.
Obligasi subordinasi memiliki resiko yang lebih tinggi, sehingga memiliki peringkat kredit
yang lebih rendah.

 Obligasi Abadi

Obligasi ini tidak memiliki masa jatuh tempo, atau ada juga yang memiliki masa jatuh
tempo namun dengan jangka waktu yang sangat panjang. Obligasi jenis ini dilihat
berdasarkan dari nilai tunai obligasi yang ada pada saat itu yang nilai pokoknya hampir
mendekati nol.

 Obligasi Atas Unjuk

Obligasi atas unjuk adalah surat resmi yang tidak memiliki nama pemegang. Sehingga
siapapun yang memegang surat obligasi tersebut dapat menuntut dilakukannya
pembayaran atas obligasi yang dipegangnya. Obligasi jenis ini biasanya diberi nomor urut
dan didaftarkan demi menghindari pemalsuan, akan tetapi dapat diperjualbelikan layaknya
uang tunai. Sayangnya, obligasi jenis ini sering disalah gunakan dan berisiko terhadap
kehilangan dan pencurian.

 Obligasi Tercatat

Obligasi tercatat memiliki nama kepemilikan yang telah terdaftar dan dicatat oleh penerbit
atau lembaga. Semua jenis pembayaran baik bunga dan yang lainnya akan ditransfer
langsung kepada pemegang obligasi tersebut.

3. Jenis Obligasi Jika Dilihat Dari Sisi Penerbit Obligasi

 Corporate Bonds

Obligasi ini diterbitkan oleh perusahaan, baik perusahaan swasta maupun perusahaan
pemerintah Badan Usaha Milik Negra (BUMN). Atau biasanya orang juga menyebut nya
dengan obligasi berupa surat utang yang diterbitkan oleh korporasi.

 Government Bonds

Obligasi ini diterbitkan oleh Pemerintah. Nah, seperti yang telah dijelaskan sebelumnya,
obligasi pemerintah, seperti ORI, bisa diperoleh melalui agen penjual. ORI pertama kali
diterbitkan pada tahun 2006.

 Municipal Bonds

Nah, inilah jenis obligasi lainnya, yaitu municipal bonds. Obligasi ini juga diterbitkan oleh
Pemerintah, namun lebih khusus ke Pemerintah Daerah. Biasanya, penerbitan obligasi oleh
Pemerintah Daerah berorientasi pada kepentingan publik.
4. Manfaat Obligasi

 Dijamin oleh Undang – Undang

Setiap obligasi yang telah diterbitkan oleh pemerintah akan dijamin oleh Undang Undang.
Karena dalam Undang Undang telah disebutkan bahwa pemerintah Indonesia akan
menjamin pembayaran pokok beserta bunga berdasarkan ketentuan waktu yang berlaku.

 Proses pencarian cepat dan fleksibel

Nasabah atau investor bisa melakukan pencarian obligasi pada waktu yang sesuai dengan
harga di pasar. Kemudian juga dapat melakukan transaksi jual beli obligasi dengan
mekanisme sekunder. Namun hal itu tidak berlaku pada obligasi sukuk tabungan / ST serta
saving bonds retail / SBR.

 Pendapatan secara berkala

Setiap nasabah / investor akan memperoleh pendapatan secara berkala yang berbentuk
kupon. Kupon itu dapat dibayarkan secara langsung ke rekening Nasabah. Jumlah
nominalnya sesuai dengan ketentuan yang telah disepakati di awal.

 Mempunyai resiko rendah

Ada suatu cara untuk meminimalkan resiko kerugian saat melakukan investasi obligasi.
Cara tersebut yaitu dengan memprediksikan risiko kredit pada awal sebelum melakukan
kontrak. Besarnya prediksi kredit bisa dilihat dengan bentuk peringkat / rating. Peringkat /
rating itu dapat dimanfaatkan untuk mengukur kemampuan serta kondisi finansial emiten
dengan tujuan untuk mengembalikan dana pinjaman yang disertai dengan pembayaran
kupon / bunga dengan penuh berdasarkan kontrak. Peringkat / rating tersebut juga dapat
dengan mudah dihitung melalui finata. Dengan software keuangan usaha finata ini dapat
melakukan prediksi atas rating / peringkat dengan tepat. Sehingga dapat membuat
keputusan dengan tepat.

 Capital gain dan kupon


Setiap kontrak obligasi memiliki bunga yang harus dibayar dari emiten ke investor / pihak
yang memberi dana. Bunga di dalam kontrak obligasi disebut dengan kupon obligasi.
Kupon obligasi mempunyai suku bunga yang jauh lebih tinggi daripada deposito. Besarnya
kupon obligasi dapat mencapai ± 6% – 12%. Kupon obligasi juga mempunyai tingkat
profitabilitas sendiri serta dapat dijadikan sebagai pendapatan tetap / passive income dalam
bentuk cash flow dari kupon obligasi tersebut.

 Dapat dikonversi

Keuntungan pada obligasi hanya berlaku pada obligasi konversi. Obligasi konversi ini
dapat diubah dan dikonversikan menjadi bentuk saham di dalam suatu perusahaan penerbit
obligasi oleh pihak pemegang obligasi / pemberi dana. Sehingga dapat dimanfaatkan untuk
memperoleh keuntungan dan manfaat tersendiri. Selain itu juga dapat dimanfaatkan
sebagai promosi emiten terhadap para investor / pemberi dana supaya dapat membuat
penjualan obligasi meningkat.

5. Karakteristik Obligasi

 Nilai Obligasi (jumlah dana yang dipinjam)

Dalam penerbitan obligasi, maka perusahaan akan dengan jelas menyatakan jumlah dana yang
dibutuhkan yang dikenal dengan istilah “jumlah emisi obligasi”. Penentuan besar kecilnya jumlah
penerbitan obligasi berdasarkan aliran arus kas perusahaan, Kebutuhan, serta kinerja bisnis
perusahaan.

 Jangka Waktu Obligasi

Setiap obligasi mempunyai masa jatuh tempo atau berakhirnya masa pinjaman (maturity). Secara
umum masa jatuh tempo obligasi adalah 5 tahun. Ada yang 1 tahun, adapula yang 10 tahun.
Semakin pendek jangka waktu obligasi maka akan semakin diminati oleh investor, karena
dianggap risikonya kecil.

 Principal dan Coupon Rate

Nilai prinsipal obligasi adalah sejumlah uang yang disetujui oleh penerbit obligasi agar dibayarkan
kepada pemegang obligasi pada masa jatuh tempo. Jumlah ini biasa berhubungan dengan
redemption value, maturity value, par value or face value. Coupon rate juga disebut nominal rate,
adalah tingkat bunga yang disetujui penerbit untuk dibayar kepada pemegang obligasi setiap tahun.

6. Jadwal Pembayaran

Kewajiban pembayaran kupon obligasi oleh perusahaan penerbit, dilakukan secara berkala sesuai
dengan kesepakatan sebelumnya, bisa dilakukan triwulan, semesteran, atau tahunan.

7. Mekanisme Obligasi

 Mekanisme Penjualan Obligasi di Pasar Perdana

Pasar perdana atau primary market adalah pasar yang memperdagangkan obligasi yang baru
dikeluarkan emiten. Harga obligasi yang dipasarkan di pasar perdana adalah pasar nominal sesuai
dengan yang tertulisdalam surat obligsi.

 Mekanisme Penjualan Obligasi di Pasar Sekunder

Pengertian pasar sekunder (secondary market) adalah penjualan obligasi yang dilakuakan oleh
emiten setelah selesainya periode penjualan saham melalui pasar perdana. Dengan berakhirnya
periode pemasaran obligasi melalui pasar perdana maka tugas underwriter adalah menyampaikan
laporan kepada Bapepam tentang jumlah obligasi yang terjual dan yang belum terjual. Laporan
tersebut dilakukan bersamaan dengan dilakukannya pencatatan (listing) obligasi tersebut di bursa
efek, dan membayar biaya listing

8. Risiko Obligasi

 Interest-Rate Risk

Harga dari sebuah obligasi akan berubah pada arah yang berlawanan dari perubahan tingkat bunga.
Jika tingkat suku bunga naik, maka harga obligasi akan turun. Begitu pula sebaliknya, jika suku
bunga turun maka harga obligasi akan naik. Jika seorang investor harus menjual obligasi sebelum
jatuh tempo, peningkatan tingkat suku bunga bermakna bahwa investor akan mengalami capital
loss (missal investor menjual obligasi dibawah harga beli). Risiko jenis ini dikenal dengan interest-
rate risk atau market risk. Risiko ini merupakan risiko yang pada umumnya dialami oleh investor
pada pasar obligasi.

 Reinvestment Risk

Variabilitas pada tingkat reinvestment akibat adanya perubahan pada tingkat bunga pasar
dinamakan reinvestment risk.

 Call Risk

Sebagian perusahaan menetapkan untuk menarik atau membeli obligasi yang diterbitkannya pada
harga dan waktu tertentu. Hal ini menyebabkan investor akan mengalami call risk dimana pada
tanggal tertentu perusahaan penerbit obligasi akan menarik kembali obligasinya.

 Default Risk

Default Risk juga berkaitan dengan risiko gagal bayar, artinya risiko penerbit obligasi yang
mengalami kebangkrutan. Akibat adanya risiko ini, obligasi yang memiliki Default Risk dalam
perdagangan di pasar obligasi mempunyai harga yang rendah dibandingkan dengan U.S Treaasury
securities. Dilain pihak, obligasi ini dalam perdagangan di pasar obligasi memiliki yield yang lebih
besar dari treasury bond.

 Inflation Risk

Peningkatan Inflation risk atau purchasing power risk disebabkan oleh bervariasinya nilai aliran
kas yang diterima oleh investor akibat dampak adanya security due inflasi. Contohnya jika investor
membeli obligasi pada coupon rate sebesar 7%, tetapi tingkat inflasi adalah 8%, maka purchasing
power aliran kas secara nyata akan dikuran

 Exchange-Rate Risk

Obigasi yang diperdagangkan denominasi valuta asing, memiliki nilai yang tidak dapat diketahui
dengan pasti. Nilai obligasi dalam mata uang acto baru dapat diketahui ketika pembayaran kupon
atau nilai pokok pinjaman terjadi.
 Liquidity Risk Liquidity Atau Marketable Risk

bergantung pada kemudahan suatu obligasi untuk dijual kembali sebesar nilai obligasinya.

 Volatility Risk

Harga suatu jenis obligasi tertentu bergantung pada tingkat suku bunga dan actor-faktor lainnya
yang mempengaruhi nilai obligasi tersebut. Perubahan pada actor-faktor tersebut berpengaruh
pada harga obligasi. Risiko jenis ini dikenal dengan volatility risk.

9. Tahap Dan Cara Membeli Obligasi

 Membuka Rekening

Tahap awal yang harus dilakukan dalam proses transaksi obligasi adalah memilih perusahaan
sekuriats yang memiliki divisi fixed income yang menangani pembelian dan penjualan obligasi.
Pilih perusahaan dengan pengalaman, tim yang solid baik trader/ dealer ataupun riset serta fee
yang kompetitif.

 Pahami Produk Obligasi

Pada tahap ini, investor dianjurkan untuk mempelajari seluk beluk informasi yang dibutuhkan
mengenai obligasi, baik mengenai investasinya sendiri, potensi risiko yang terkandung maupun
potensi keuntungannya. Hal ini dapat diperoleh dengan mempelajarinya secara mandiri, bertanya
kepada bagian riset perusahaan sekuritas, di mana Anda membuka rekening atau melalui internet.

 Lakukan Analisis

Analisis dilakukan, agar keputusan yang diambil sesuai dengan apa yang diinginkan, yaitu
kestabilan pendapatan. Aspek-aspek yang dibutuhkan seperti kupon, jangka waktu, nilai
penerbitan dan peringkat. Latar belankang serta profil penerbit juga menjadi pertimbangan sendiri.
Dengan informasi yang lengkap, diharapkan keputusan yang diambil tidak menimbulkan kerugian
yang cukup besar. Dianjurkan untuk membanding antara obligasi sejenis.

 Memberikan Amanat Beli

Setelah melalui analisis, Anda memperoleh jenis obligasi yang ingin dibeli. Tahap selanjutnya
adalah memberikan amanat pembelian kepada trader atau broker obligasi yang telah kita pilih.
Pihak trader akan melakukan pembelian obligasi sesuai dengan jenis serta harga yang diinginkan.
Misalkan, pembeli akan melakukan pembelian obligasi ASII (Astra International) tahun 2002
dengan harga 105 atau harga premium. Biasanya nilai pari atau nominal adalah sebesar Rp 100.

 Siapkan Dana

Membeli obligasai membutuhkan dana yang tidak sedikit. Satuan pembelian obligasi biasanya
bernilai Rp 1 miliar, sehingga sulit bagi investor individu untuk dapat ikut berinvestasi dalam
obligasi. Namum, ada juga yang menawarkan satuan bernilai Rp 50 juta atau Rp 100 juta.

Setelah amanat pembelian di ajukan, sebaiknya dana tersebut sudah dialokasikan. Jangan sampai
Anda dikenakan penalty, karena keterlambatan dalam pembayaran. Selain itu, penempatan dana
tunai yang serba mendadak mungkin bisa mengganggu kelancaran aliran arus kas keuangan Anda
dan keluarga.

 Penyelesaian Pembayaran Obligasi

Pembayaran dana pembelian obligasi dilakukan melalui transfer ke rekening perusahaan sekuritas
tersebut. Setelah pembayaran selesai, maka Anda sebagai pembeli tinggal menunggu proses
settlement atas transaksi tersebut. Obligasi yang telah Anda beli akan tercantum di dalam rekening
perusahaan sekuritas yang tercatat di KSEI (Kustodian Sentral Efek Indonesia).

 Lakukan Analisis

Analisis dilakukan, agar keputusan yang diambil sesuai dengan apa yang diinginkan, yaitu
kestabilan pendapatan. Aspek-aspek yang dibutuhkan seperti kupon, jangka waktu, nilai
penerbitan dan peringkat. Latar belankang serta profil penerbit juga menjadi pertimbangan sendiri.
Dengan informasi yang lengkap, diharapkan keputusan yang diambil tidak menimbulkan kerugian
yang cukup besar. Dianjurkan untuk membanding antara obligasi sejenis.

 Memberikan Amanat Beli

Setelah melalui analisis, Anda memperoleh jenis obligasi yang ingin dibeli. Tahap selanjutnya
adalah memberikan amanat pembelian kepada trader atau broker obligasi yang telah kita pilih.
Pihak trader akan melakukan pembelian obligasi sesuai dengan jenis serta harga yang diinginkan.
Misalkan, pembeli akan melakukan pembelian obligasi ASII (Astra International) tahun 2002
dengan harga 105 atau harga premium. Biasanya nilai pari atau nominal adalah sebesar Rp 100.

 Siapkan Dana

Membeli obligasai membutuhkan dana yang tidak sedikit. Satuan pembelian obligasi biasanya
bernilai Rp 1 miliar, sehingga sulit bagi investor individu untuk dapat ikut berinvestasi dalam
obligasi. Namum, ada juga yang menawarkan satuan bernilai Rp 50 juta atau Rp 100 juta.

Setelah amanat pembelian di ajukan, sebaiknya dana tersebut sudah dialokasikan. Jangan sampai
Anda dikenakan penalty, karena keterlambatan dalam pembayaran. Selain itu, penempatan dana
tunai yang serba mendadak mungkin bisa mengganggu kelancaran aliran arus kas keuangan Anda
dan keluarga.

 Penyelesaian Pembayaran Obligasi

Pembayaran dana pembelian obligasi dilakukan melalui transfer ke rekening perusahaan sekuritas
tersebut. Setelah pembayaran selesai, maka Anda sebagai pembeli tinggal menunggu proses
settlement atas transaksi tersebut. Obligasi yang telah Anda beli akan tercantum di dalam rekening
perusahaan sekuritas yang tercatat di KSEI (Kustodian Sentral Efek Indonesia).

10. Contoh Bentuk Obligasi

Anda mungkin juga menyukai