Muhammad Ridho Farmakologi

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 3

Nama :Muhammad Ridho

Prodi : DIV Keperawatan

Nim : P07120216072

1. yang dimaksud Dengan Hangover akibat Pemakaian Hopnotik ? Apa


implikasi dalam Keperawatan ?
Jawab:
Hangover adalah rasa mengantuk yang tersisa yang mengakibatkan
gangguan waktu beraktivitas. Hipnotik dengan masa kerja sedang dan
panjang sering kali menimbulkan hangover obat.Hati
membiotransformasikan obat ini menjadi bentuk yang aktif yang menetap
dalam tubuh,sehingga menimbulkan rasa mengantuk.
2. Apa efek samping serius dari pemakaian analgesic narkotik
Jawab:
Morphine
a. Efek Samping : Idiosinkrasi dan Alergi, Mual dan Muntah,
timbulnya eksitasi tremor,
b. Codein
Efek Samping : Sedasi, Depresi Pernapasan, efek terhadap GI,
Kecanduan.
c. Petidin
Efek Samping : Menyebabkan depresi pernapasan dan kecanduan.
d. Metadon
Efek Samping : Perasaan ringan, pusing, kantuk, fungsi mental
terganggu, berkeringat, pruritis, mual dan muntah
3. Apa nama obat yang dipakai untuk mengobati status epileptikus? Dengan
cara apa obat-obat itu harus diberikan?
Jawab :
a. DIAZEPAM
Diazepam bekerja sebagai anti-kejang dengan menekan semua
level pembentukan aktivitas listrik otak (misalnya, sistem limbik
dan retikuler). Diazepam diduga menekan aktivitas listrik otak
melalui peningkatan aktivitas GABA.
Dosis diazepam bisa spesifik secara individual dan perlu hati-hati
untuk menghindari efek samping. Tidak ada dosis maksimal
benzodiazepin untuk mengelola kejang.
Dosis Dewasa Diazepam:
0,2 mg/kgBB diberikan 5-10 mg IV P10-20 menit.
b. LORAZEPAM
Dosis Dewasa Lorazepam : 0,1 mg/kgBB IV, diberikan perlahan-
lahan sebesar 2 mg/menit, tidak ada dosis maksimum
benzodiazepin, tapi coba beralih ke obat yang lain setelah 10 mg
total dosis.
Dosis Remaja Lorazepam :
0,1 mg/kgBB IV perlahan selama 2-5 menit, ulangi dalam 10-15
menit bila diperlukan. Jangan melebihi 4 mg/dosis.
c. MIDAZOLAM
Midazolam adalah obat alternatif dalam tatalaksana status
epileptikus refrakter. Karena midazolam larut dalam air, efek obat
dapat bertahan sekitar 3 kali lebih lama dari diazepam ke puncak
efek EEG. Dengan demikian, dokter harus menunggu 2-3 menit
untuk mengevaluasi efek obat midazolam sebelum memulai
prosedur atau mengulangi dosis.
Dosis Dewasa Midazolam :
0,1 mg/kgBB IV perlahan-lahan sebesar 2mg/menit, tidak ada
dosis maksimum set benzodiazepin, tapi coba beralih ke agen
yang lain setelah 10 mg dosis.
Loading dosis (sebelum infus kontinu): 0,2 mg/kgBB IV;
continuous infus 0,05-2 mg/kgBB/jam atau 10-15 mg IM (ketika
akses lainnya sulit). Intubasi mungkin diperlukan.
d. FENITOIN (DILANTIN)
Fenitoin bekerja di korteks motor, dimana obat ini dapat
menghambat penyebaran aktivitas kejang. Aktivitas listrik di pusat
batang otak yang bertanggung jawab untuk fase tonik dari kejang
grand mal juga dapat dihambat.
Dosis Dewasa Fenitoin:
Loading Dosis : 18-20 mg/kgBB (PO/IV)
Untuk memperkecil risiko hipotensi, maka pemberian harus
perlahan. Dosis parenteral, sebaiknya tidak melebihi 50 mg/menit
(hipotensi dan aritmia dapat terjadi).
Jika status epileptikus berlanjut, maka dosis dapat ditingkatkan
total 30 mg/kgBB.

4. Jelaskan efek samping yang dapat timbul pada pemakaian obat adrenergic?
jawab :
Efek samping yang sering timbul pada obat adrenergic adalah hipertensi,
takikardi, palpitasi, aritmia, tremor, pusing, kesulitan berkemih, mual dan
muntah.

5. Jelaskan indikasi pemakaian anti adrenergic (Tolazolin)?


jawab :
Gangguan pembuluh darah tepi (raynaud), Hipertensi
6. Sebutkan dan berikan contoh 7 jenis kerja obat adrenergic?
jawab :
a. Perangsang perifer terhadap otot polos pembuluh darah kulit dan
mukosa, dan terhadap kelenjar liur dan keringat.
b. Penghambatan perifer terhadap otot polos usus, bronkus, dan
pembuluh darah otot rangka.
c. Perangsangan jantung, dengan akibat peningkatan denyut jantung
dan kekuatan konstraksi.
d. Perangsangan SSP, misalnya perangsangan pernapasan,
peningkatan kewaspadaan, aktivitas psikomotor dan pengurangan
nafsu makan.
e. Efek metabolic, misalnya peningkatan glikogenesis di hati dan otot,
liposis dan pelepasan asam lemak bebas dari jaringan lemak.
f. Efek endokrin, misalnya mempengaruhi efek insulin, rennin dan
hormone hifofisis.
g. Efek prasinaptik, dengan akibat hambatan atau peningkatan
penglepasan neurotransmitter NE dan Ach.

Anda mungkin juga menyukai